Anda di halaman 1dari 29

Referat

Batu Saluran Kemih

Pembimbing : dr. Budi Widarta, Sp. Rad


Oleh : Barnard M. Syaifudin
NIM : 201820401011126
Introduction
Gangguan aliran
urine

Pengendapan
Urolithiasis Infeksi saluran
substansi yang
kemih
terdapat pada air
kemih

Gangguan
metabolik

2
BSK (Definisi)
 Batu Saluran Kemih (BSK)  penyakit dimana didapatkan material keras seperti batu
yang terbentuk di sepanjang saluran kemih baik saluran kemih atas (ginjal dan ureter)
dan saluran kemih bawah (buli-buli dan uretra) yang dapat menyebabkan nyeri,
perdarahan, penyumbatan aliran kemih dan infeksi.Batu ini bisa terbentuk di dalam
ginjal (batu ginjal) maupun di dalam buli-buli (batu buli-buli). Batu ini terbentuk dari
pengendapan garam kalsium, magnesium, asam urat dan sistein (Chang E, 2009).

3
Sistem Saluran Kemih

4
Sistem Saluran Kemih Atas

5
Sistem Saluran Kemih Atas
 Ginjal  Fungsi ginjal adalah mengatur komposisi dan volume cairan ekstrasel.
 Ginjal memerankan berbagai fungsi tubuh yang sangat penting bagi kehidupan, yakni
menyaring (filtrasi) sisa hasil metabolisme dan toksin darah, serta mempertahankan
homeostasis cairan dan elektrolit tubuh, yang kemudian dibuang melalui air kemih.
Fungsi tersebut diantaranya:
1) mengontrol sekresi hormon aldosteron dan ADH (anti diuretic hormone) yang
berperan dalam mengatur jumlah cairan tubuh;
2) mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D; serta
3) menghasilkan beberapa hormon,antara lain: eritropoietin yang berperan dalam
pembentukan sel darah merah,renin yang berperan dalam mengatur tekanan
darah,serta hormon prostaglandin yang berguna dalam berbagai mekanisme tubuh

6
Sistem Saluran Kemih Atas
 Ureter  Ureter adalah organ berbentuk saluran kecil yang berfungsi mengalirkan
air kemih dari pielum (pelvis) ginjal ke dalam buli-buli.
 Jika karena suatu sebab terdapat sumbatan pada lubang ureter sehingga menyumbat
aliran air kemih, otot polos ureter akan berkontraksi secara berlebihan, yang
bertujuan untuk mendorong atau mengeluarkan sumbatan itu dari saluran kemih.
Kontraksi itu dirasakan sebagai nyeri kolik yang datang secara berkala, sesuai dengan
irama peristaltik ureter

7
Sistem Saluran Kemih Bawah
 Buli-buli   Buli-buli atau vesika urinaria adalah organ berongga yang terdiri atas 3
lapis otot detrusor yang saling beranyaman, yakni (1) terletak paling dalam adalah
otot longitudinal, (2) ditengah merupakan otot sirkuler, dan (3) paling luar
merupakan otot longitudinal.
 Buli-buli berfungsi menampung air kemih dari ureter dan kemudian mengeluarkannya
melalui uretra dalam mekanisme miksi (berkemih). Dalam menampung air kemih,
buli-buli mempunyai kapasitas maksimal, yang volumenya untuk orang dewasa lebih
kurang adalah 300-450 ml

8
Sistem Saluran Kemih Bawah
 Uretra  Uretra merupakan saluran yang menyalurkan air kemih ke luar dari buli-buli
melalui proses miksi.
 Katup uretra interna terdiri atas otot polos yang dipersarafi oleh sistem simpatik
sehingga pada saat buli-buli penuh, katup ini terbuka. Panjang uretra wanita kurang
lebih 3-5 cm, sedangkan uretra pria dewasa kurang lebih 23-25 cm

9
Teori penyebab pembentukan saluran kemih
 Teori vaskuler 
1) Hipertensi  turbulensi aliran pada papilla ginjal  pengendapan ion-ion kalsium
papilla (Renal Plaques)
2) Kolesterol  agregasi dengan kristal kalsium oksalat dan kalsium fosfat

 Teori fisiko-kimiawi 
1) Teori epitaksi dimana kristal menempel dengan kristal lain yang berbeda sehingga
akan menjadi batu campuran
2) Teori supersaturasi terjadi apabila kelarutan suatu produk tinggi dibandingkan titik
endapnya kristal  batu
3) Teori kombinasi
4) Infeksi  kuman  batu struvite diakibatkan ph > 7
5) Matrik  protein yang berasal dari pemecahan mitokondria sel tubulus renalis yang
berbentuk laba-laba

10
Klasifikasi batu saluran kemih
 Batu kalsium Batu Kalsium ini jenis batu yang banyak dijumpai dan merupakan tampilan
ion yang besar dalam kristal kemih

 Batu asam urat  Batu asam urat merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih.Di
antara 75-80% batu asam urat terdiri atas asam urat murni dan sisanya merupakan
campuran kalsium oksalat

 Batu struvite  Sekitar 10-15% dari total, terdiri dari magnesium ammonium fosfat (batu
struvit) dan kalsium fosfat  bakteri pemecah urea

 Batu sistin  Lebih kurang 1-2% dari seluruh BSK  Bersifat radioopak karena mengandung
sulfur

 Batu xantin  Batu Xantin sangat jarang terjadi bersifat herediter karena defisiensi xantin
oksidase. Namun bisa bersifat sekunder karena pemberian alopurinol yang berlebihan.
Enzim normalnya dikatalisasi dan dioksidasi dari hypoxantin menjadi xantin dan dari xantin
kemudian diproses menjadi asam urat. Gambaran batunya biasanya adalah radiolusen dan
berwarna kuning
11
Manifestasi Klinis Batu Saluran Kemih
1) Nyeri kolik
2) Mual dan muntah
3) Demam
4) Hematuria dan kristaluria
5) Infeksi

12
Pencitraan BNO-IVP
1) CT  non kontras
2) USG
3) KUB radiography  BNO-IVP
4) MRI

13
Pencitraan BNO IVP
 Untuk mendapatkan gambaran radiologi dari letak anatomi dan fisiologi serta
mendeteksi kelainan patologis dari ginjal, ureter,dan buli-buli. Selain itu BNO-IVP
dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu non opak yang tidak dapat
terlihat oleh foto polos abdomen. Jika BNO-IVP belum dapat menjelaskan keadaan
sistem saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi ginjal, sebagai penggantinya
adalah pemeriksaan pielografi retrograde (Purnomo BB, 2011).

14
Pencitraan BNO IVP

Gambar 2.3. Foto BNO


Gambar 2.4. Foto BNO
dengan persiapan pasien yang
dengan persiapan pasien yang
baik (tidak tampak visualisasi
kurang baik (tampak
udara / faeces di rongga
visualisasi udara / feses di
abdomen) Sumber : Radiologi
rongga abdomen) Sumber :
Diagnostik FK UI
Radiologi Diagnsotik FK UI

15
Pencitraan BNO IVP
 Persiapan BNO-IVP
1) Pemeriksaan ureum kreatinin (Kreatinin maksimum 2)
2) Malam sebelum pemeriksaan pasien diberi laksansia untuk membersihkan kolon dari
feses yang menutupi daerah ginjal
3) Pasien tidak diberi minum mulai jam 22.00 malam sebelum pemeriksaan untuk
mendapatkan keadaan dehidrasi ringan
4) Keesokan harinya pasien harus puasa, mengurangi bicara dan merokok untuk
menghindari gangguan udara usus saat pemeriksaan
5) Pada bayi dan anak diberi minum yang mengandung karbonat untuk mendistensikan
lambung dan gas
6) Pada pasien rawat inap dapat dilakukan lavement(klisma)
7) Skin test subkutan untuk memastikan bahwa penderita tidak alergi terhadap
penggunaan kontras (Nurlela Budjang, 2010)

16
Pencitraan BNO IVP
 Pelaksanaan BNO-IVP
1) Pasien diminta mengosongkan buli-buli
2) Dilakukan foto BNO
3) Injeksi kontras IV (setelah cek tensi dan cek alergi), beberapa saat dapat terjadi
kemerahan, rasa asin di lidah, sakit kepala ringan, gatal, mual dan muntah (Radiologi
Diagnostik FK USU, 2010).
4) Diambil foto pada menit ke-5, 15, 30 dan 45
5) Menit ke-5 : menilai nefrogram dan mungkin sistem pelviokalises (SPC)
6) Menit ke-15 : menilai sistem pelviokalises sampai dengan kedua ureter
7) Menit ke-30 : Menilai ureter dengan buli-buli
8) Menit ke-45 : menilai buli-buli (Nurlela Budjang, 2010).

17
Pencitraan BNO IVP

Gambar 2.6. Foto menit ke-5 


Gambar 2.5. Foto BNO-IVP
polos  Evaluasi : menilai nefrogram
dan mungkin sistem
pelviokalises (SPC)

18
Pencitraan BNO IVP

Gambar 2.7. Foto menit ke- Gambar 2.8. Foto menit ke-
15  30 
Evaluasi : menilai sistem Evaluasi : Menilai ureter
pelviokalises sampai dengan dengan buli-buli
kedua ureter
19
Pencitraan BNO IVP

Gambar 2.7. Foto menit ke- Gambar 2.7. Foto post void
60  Evaluasi : Menilai buli-buli
Evaluasi : menilai buli-buli dan ren erect

20
Pemeriksaan Laboratorium
 Dilakukannya pemeriksaan urin rutin untuk melihat adanya eritrosuria, leukosituria,
bakteriuria, pH urin dan kultur urin. Pada pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat
hemoglobin, leukosit, ureum dan kreatinin.
 Pada hasil urinalisis bila pH >7,5 : lithiasis disebabkan oleh infeksi
 dan bila pH <5,5 : lithiasis karena asam urat.

21
Penatalaksanaan
 Medikamentosa  Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm,
karena diharapkan batu dapat keluar secara spontan.Terapi yang diberikan bertujuan untuk
mengurangi nyeri, memperlancar aliran air kemih dengan pemberian diuretikum, dan minum
banyak supaya dapat mendorong batu keluar dari saluran kemih (Purnomo BB, 2011).
 ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithoripsy)  ESWL banyak digunakan dalam penanganan BSK.
Prinsip dari ESWL adalah memecah batu di saluran kemih dengan menggunakan gelombang kejut
yang dihasilkan oleh mesin luar tubuh.
 Endourologi 
1. PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) adalah usaha untuk mengeluarkan batu yang berada di
dalam saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kalises melalui insisi pada
kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.
2. Litotripsi adalah tindakan memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukkan alat
pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan evakuator Ellik.
3. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi adalah tindakan memasukkan alat ureteroskopi per-uretram
guna melihat keadaan ureter atau sistem pielokaliks ginjal. Dengan memakai energi tertentu, batu
yang berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan
ureteroskopi atauureterorenoskopi ini.
4. Ekstraksi Dormia adalah tindakan mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui
keranjang Dormia (Basuki B.Purnomo, 2011).

22
Penatalaksanaan
 Bedah Laparoskopi  Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu saluran kemih
saat sedang berkembang.Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter
 Bedah terbuka  pielolitotomi atau nefrolitotomi untuk mengambil batu pada saluran
ginjal, dan ureterolitotomi untuk batu di ureter. Tidak jarang pasien harus menjalani
tindakan nefrektomi atau pengambilan ginjal karena ginjalnya sudah tidak berfungsi
dan berisi nanah (pionefrosis), korteksnya sudah sangat tipis, atau mengalami
pengkerutan akibat BSK yang menimbulkan obstruksi dan infeksi yang menahun

23
24
Pencegahan
 Pencegahan urolithiasis dapat dilakukan dan dibedakan bergantung pada komposisi
batu:
 Batu asam urat: pengaturan diet rendah purin dan pemberian allopurinol sebagai
pengontrol kadar asam urat dalam darah
 Batu kalsium fosfat: melakukan pemeriksaan ekskresi kalsium dalam urin dan nilai
kalsium darah. Nilai yang melebihi normal dapat menandakan etiologi primer seperti
hiperparatiroidisme
 Batu kalsium oksalat: sumbernya dapat berasal dari eksogen maupun endogen.
Makanan yang banyak mengandung oksalat adalah bayam, teh, kopi dan coklat. Selain
itu, hiperkalsemia dan hiperkalsiuria dapat disebabkan penyakit lain, seperti
hiperparatiroidisme dan kelebihan vitamin D.
 Pada umumnya pembentukan batu juga dapat dihindarkan dengan cara asupan cairan
yang mencukupi, aktivitas yang cukup dan mengontrol beberapa kadar zat dalam urin.
Pada keadaan infeksi, pencegahan pembentukkan batu dapat dilakukan dengan cara
mengobati infeksi yang ada dengan antibiotic dan asupan cairan yang banyak.

25
Komplikasi
 Obstruksi ureter yang dapat menyebabkan hidroureter hingga hidronefrosis.
 Urin yang statis karena penyumbatan ginjalpun dapat menjadi media yang baik untuk
berkembangnya bakteri hingga dapat menyebabkan infeksi hingga urosepsis.
 Pada keadaan tertentu pyonefrosis juga dapat terjadi pada batu saluran kemih bagian
atas.
 Perjalan pengeluaran batu juga dapat menimbulkan trauma pada ureter hingga dapat
membetuk striktur ureter.
 Dalam jangka waktu yang lama batu dapat mengiritasi mukosa vesika urinaria secara
kronis, hingga dapat menyebabkan komplikasi karsinoma sel skuamosa.

26
Prognosis
 Prognosis batu ginjal tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, dan
adanya infeksi serta obstruksi. Makin besar ukuran suatu batu, makin buruk
prognosisnya. Letak batu yang dapat menyebabkan obstruksi dapat mempermudah
terjadinya infeksi.
 Pada pasien dengan batu yang ditangani dengan ESWL, 60% dinyatakan bebas dari
batu, sisanya masih memerlukan perawatan ulang karena masih ada sisa fragmen batu
dalam saluran kemihnya. Pada pasien yang ditangani dengan PNL, 80% dinyatakan
bebas dari batu, namun hasil yang baik ditentukan pula oleh pengalaman operator

27
Urolithiasis
Urolithiasis adalah
adalah keadaan
keadaan dimana
dimana adanya
adanya batu
batu pada
pada saluran
saluran kemih
kemih
dimulai dari ginjal, ureter, vesika urinaria hingga uretra
dimulai dari ginjal, ureter, vesika urinaria hingga uretra

Komplikasi
Komplikasi batu
batu saluran
saluran kemih
kemih yang
yang sering
sering tejadi
tejadi adalah
adalah
penyumbatan
penyumbatan total
total dari
dari saluran
saluran sehingga
sehingga menyebabkan
menyebabkan flow
flow back
back
pada urin
pada urin

Conclusion
Gejala
Gejala yang
yang terdapat
terdapat pada
pada urolithiasis
urolithiasis adalah
adalah antara
antara lain
lain
Obstructive
Obstructive Lower Urinary Track Syndrome, mual muntah,
Lower Urinary Track Syndrome, mual muntah, demam,
demam,
nyeri
nyeri kolik
kolik pada
pada pinggang,
pinggang, hematuria
hematuria dan
dan sensasi
sensasi keluarnya
keluarnya pasir
pasir
saat
saat berkemih.
berkemih.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan urolithiasis
urolithiasis antara
antara lain
lain adalah
adalah dengan
dengan medika
medika mentosa
mentosa
ataupun intervensi bedah.
ataupun intervensi bedah.

28
Jazaakumulloohu
Khoyroon
Surabaya, Agustus 2019

29

Anda mungkin juga menyukai