Bimtek BB JBT Bjm-23
Bimtek BB JBT Bjm-23
TEKNIS
PELAKSANAAN
BANGUNAN BAWAH
JEMBATAN
1. BANGUNAN ATAS
2. BANGUNAN BAWAH
1. BANGUNAN ATAS
2. BANGUNAN BAWAH
3. BANGUNAN
PELENGKAP
4. PELENGKAP.
DEFINISI BAGIAN JEMBATAN
gaya dalam.
5. Melakukan perhitungan mekanika teknik untuk mendapatkan gaya-
dalam tersebut.
6. Menentukan dimensi akhir dan penulangan berdasarkan gaya-gaya
PENENTUAN JARAK
ANTAR KEPALA
JEMBATAN
Kepala jembatan
L
Muka Air Banjir
a a b
L
U • Bukan sungai limpasan banjir
n
t
L u
k
L Kb
o
n
d
i
s
TYPE TYPE KEPALA JEMBATAN
PRADESAIN KEPALA JEMBATAN
Bahan Kepala Jembatan : Pasangan batu kali : Type Gravitasi
: Beton bertulang:Type T dan Type T dengan penopang
GAYA –GAYA YANG BEKERJA PADA KEPALA JEMBATAN
BEBAN REM
- erja pada permukaan lantai Berdasarkan SNI 1725:2016
Bek /lajur lau lintas searah . erja halaman 47, Gaya rem harus diambil
/arah horizontal pada yang terbesar dari :
- permukaan lantai jembatan ,
Bek yang selanjudnya beban 25% dari berat gandar truk desain
didistribusikan ke struktur atau,
penahan ( pilar dan kepala 5% dari berat truk rencana
jembatan ). ditambah beban lajur terbagi rata
- Peninjauannya harus disertakan BTR. Gaya ini harus diasumsikan
jdengan pengaruh beban lalu untuk bekerja secara horizontal
- Pe lintas. pada jarak 1800 mm diatas
- Besarnya beban rem tergantung permukaan lantai jembatan.
lpada bentang jembatan
- Bes
P Rol
P
Sendi q Sendi q Rol
L1 L2 L1
Gaya –gaya yang bekerja
pada kepala jembatan
BENTUK STANDAR KEPALA ABUTMEN DAN PILAR
PILAR
JEMBATAN
KRITERIA
DESAIN PILAR JEMBATAN
• Tidak ditempatkan ditengah aliran air sungai
• Jika pilar ditempatkan pada aliran sungai
pilar
makadibuat sepipih mungkin dan sejajar dengan
arah aliran air
• Bentuk disarankan bulat atau lancip
menggunaka
• Untuk pilar tunggal.
daerah rawan gempa diupayakan untuk tidak
B. Aksi Lingkungan
• Beban Angin ( Bekerja pada struktur atas)
• Beban Tumbukan Kendaraan
• Beban Tumbukan Kapal
• Beban Air Mengalir
• Beban Tumbukan Benda Hanyutan
• Beban Gempa
C. Beban Khusus
- Beban Sentripugal
- Rangkak dan susut ( bekerja pada jembatan yang monolit)
PILAR JEMBATAN
• Fungsi : - Penopang struktur atas
- menyalurkan berat struktur atas ke Pondasi/ tanah
M .(V ) 2
TEF a d (KN)
h
0,6h
CD = Koefisien seret : - pilar dinding lancip = 0,8
- Pilar dinding segi empat = 1,4
- Pilar dinding bulat = 0,7
- pilar bulat = 0,7
Untuk menahan dan meruduksi energi tumbuk kapal, maka pada pilar
dan Pylon dipasang vender. Vender dapat dipasang terpisah dengan
pilar/pylon atau menyatu dengan pilar/pylon.
Tumbukan kapal dari depan diperhitungkan ekuivalen dengan gaya
tumbukan statis pada obyek yang kaku dengan rumus berikut :
Untuk menahan
tumbukan ini diperlukan
fender terpisah yang
dipasang didepan pilar
atau pylon jembatan.
Untuk kapal yang membentur pilar atau pylon dari arah
samping dapat digunakan rumus sebagai berikut :
C x0, 5W (V )
2
E H
g
C x0, 5W (V )2
E H g
w DWT Wa
1
Wa 4 d 2 Lpp .a
1.03
a
t
m3
g = 9.81 m
dt 2
TEBEL FENDER KARET TYPE V
BEBAN GEMPA (EQ): EQ
1, 2.A.S
Csm 2 dengan syarat
sm C 2,
5.A
T 3
E Q Gaya gempa horizontal
C
Wsmt = Koefisien
(DL+SDL)respons
+ ( LL gempa
x EQ ) elastis,
(kN)= Faktor modifikasi respons
R d
3EI
K
P
h3 12EI
K2 n
h2 h3
2 1 1
12EI
h1 K n 1 2
1 1
1
GAYA SENTRIFUGAL ( TTR)
Jembatan yang dibangun melengkung arah
horizontal harus diperhitungkan adanya gaya
sentrifugal kearah luar lengkung jembatan dan
bekerja di permukaan lantai jembatan setinggi
1,8 m. Beban ini bekerja bersam-sama
dengan beban D atau T
g.Rl
dimana : TR
Berat gandar
truk rencana
(KN )
KOMBINASI BEBAN DAN FAKTOR BEBAN
Keterangan:
MS = beban mati ( berat sendiri struktur) EWL = Beban angin pada
kendaraan
MA = beban mati tambahan ( berat sendiri non EWS = Beban angin pada struktur
struktur)
PR = gaya prategang TP = beban pejalan kaki
TT = beban truk EQ = Gaya gempa
TD = beban lajur D EU = Beban arus air dan
hanyutan
TB = Gaya akibat rem
1. Data Perencanaan
Bangunan Atas : Balok Beton Prategang
Kelas : A
Bangunan Bawah : Abutment Dinding Penuh arah Agrabinta
Pondasi : Tiang Pancang Pipa Baja Dia. 40 cm
TOH
o
d l = 0.50 m Ka = 0.33
m= 2.00 m Kea = 0.40
-1
s n = 0.50 m eBA= 0.00 m
t q r
Mutu beton :
l m n Pier = 250.00 kg/cm2 gbeton = 2.50 t/m3
B 600.00 kg/cm2 1.80 t/m3
T.Pancang = gtanah =
Lp
Oprit f = 30.00 derajad
Mutu baja = 2400.00 kg/cm2
1. Abutment.
No FAKTOR PANJANG LEBAR TINGGI VOLUME x y Sy Sx
3 4 4
BENTUK (m) (m) (m) (m ) (m) (m) (m ) (m )
1. 1.00 19.00 0.25 0.50 2.375 (0.575) 4.750 (1.366) 11.281
2. 1.00 19.00 0.45 2.10 17.955 (0.675) 3.450 (12.120) 61.945
3. 1.00 19.00 1.20 0.50 11.400 0.150 2.650 1.710 30.210
4. 1.00 19.00 0.60 0.70 7.980 0.000 1.550 0.000 12.369
5. 0.50 19.00 0.60 0.50 2.850 (0.500) 2.233 (1.425) 6.365
6. 0.50 19.00 0.45 0.50 2.138 0.450 2.233 0.962 4.774
7. 0.50 19.00 1.20 0.50 5.700 (0.717) 0.867 (4.085) 4.940
8. 0.50 19.00 1.20 0.50 5.700 0.683 0.867 3.895 4.940
9. 1.00 19.00 3.00 0.70 39.900 0.000 0.350 0.000 13.965
10. 1.00 19.00 0.60 0.50 5.700 0.000 0.950 0.000 5.415
11 1.00 19.00 0.60 0.50 5.700 0.000 0.350 0.000 1.995
3
Berat Vol. = 2.500 t/m (12.428) 156.204
3
Volume 95.998 m .
Berat Total, Va 239.994 t
Xo = (0.13) m.
Yo = 1.63 m. Ma = (31.071) t m
1. Data Perencanaan
Bangunan Atas : Balok Beton Prategang
Kelas : A
Bangunan Bawah : Pilar 1
Type Pier : Dua Kolom 1
Pondasi : Tiang Pancang Pipa Baja Dia. 40 cm
Pier : Pondasi :
Panjang Pier (L) = 10.00 m Diameter Tiang (D) = 0.400 m
Tebal Dinding = 1.20 m Tebal = 0.100 m
Lebar Pier (B) = 4.00 m Berat Tiang/meter = 0.236 ton
Tinggi Pier (H) = 7.01 m Panjang Tiang (LP) = 25.000 m
Lebar Pavement (P)= 14.000 m
e f e
a = 0.800 m h = 0.500 m
P h P x b = 0.500 m i = 0.400 m
i
c = 0.500 m m= 1.500 m
1 a d = 1.000 m n = 0.500 m
2 2 e = 0.425 m H = 3.810 m
3 b
f = 1.400 m Ht = 6.610 m
x= 0.875 m
- Pier
FAKTOR PANJANG LEBAR TINGGI VOLUME x y Sy Sx
No 3 4 4
BENTUK (m) (m) (m) (m ) (m) (m) (m ) (m )
1. 1.00 19.00 2.25 0.80 34.200 0.000 6.210 0.000 212.382
2. 0.50 19.00 1.40 0.50 13.300 0.000 5.643 0.000 75.056
3.
4.
1.00
1.00
19.00
18.00
1.40
1.40
0.50
3.81
13.300
96.012
0.000
0.000
5.560
3.405
0.000
0.000
73.948
326.921
CON
5.
6.
1.00
0.50
20.00
20.00
4.00
1.30
0.50
0.50
40.000
13.000
0.000
0.000
0.500
1.167
0.000
0.000
20.000
15.167
TOH
7. 1.00
Berat Vol. =
20.00
2.500 t/m
3
1.40 0.50 14.000 0.000 1.250 0.000
0.000
17.500
740.974
-2
3
Volume 223.812 m.
Berat Total, Va 559.530 t
Xo = 0.00 m.
Yo = 3.31 m. Ma = 0.000 t m
PELUANG
BANGUNAN BAWAH
STANDAR : 90 %
KHUSUS : 10 %
DISTRIBUSI JEMBATAN BERDASARKAN
BENTANG
47
METODA
PELAKSANAAN
Bagan Alir
Metode
Pelaksanaan
Kepala Jembatan
(Abutment)
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN KEPALA JEMBATAN
(ABUTMENT)
Pengajuan Persiapan Kerja Galian Footing Abutment Pekerjaan Pembuatan Pasir Urugan dan
Lantai Kerja (Lean Concrete)
Pekerjaan Mobilisasi
Pekerjaan Penulangan Footing Kepala
Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Jembatan
Bowplank Pekerjaan Bekisting (Formwork) Footing
Kepala Jembatan
Pekerjaan Pengecoran Footing Kepala
Jembatan
Pekerjaan Finishing dan Curing Footing
Kepala Jembatan
Pekerjaan Penulangan Badan dan Kepala
Abutment
Pekerjaan Bekisting (Formwork) Badan
dan Kepala Abutment
Pekerjaan Pengecoran Badan dan Kepala
Abutment
Pekerjaan Wing Wall
Pekerjaan Finishing dan Curing Badan
dan Kepala Abutment
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN KEPALA JEMBATAN (ABUTMEN)
1.Pekerjaan Persiapan
2.Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Struktur
4. Pembongkaran
Bekisting
5. Finishing.
RINCIAN KEGIATAN ABUTMEN
PEKERJAAN PERSIAPAN:
1. Mobilisasi personil, pakaian APD dan peralatan
tanah.
2. Pengukuran sesuai Gambar Kerja.
3. Pengamanan lereng sekitar galian/timbunan tanah.
4. Pembuatan Jalan kerja pekerja dan alat2 berat,
5. Pematokan tepi-tepi Dasar Abutmen atau Pile cap.
PEKERJAAN TANAH:
1. Pekerjaan galian tanah/ batuan sesuai
Gambar,
2. Dasar galian harus rata, lebar dilebihkan
untuk Bekisting,
3. Pengukuran final posisi Abutmen, sebelum
pengecoran.
PEKERJAAN STRUKTUR
1.
Pekerjaan Urugan pasir , dan beton Lantai kerja mutu 10-15 Mpa untuk Landasan Abutmen,
2.
Pemasangan Bekisting dan perancah untuk menahan kestabilan bentuk selama pengecoran beton,
3.
Pemasangan tulangan untuk Footing/Kaki Abutmen periksa sesuai Gambar: Diameter, jarak tulangan,
arah memanjang, arah pendek, Sambungan, Kawat bendrat, Tulangan kolom Penyaluran, dsb.
4.
Pengecoran selalu dengan Vibrator , diusahakan menerus sampai Kaki Abutmen selesai.
5.
Curing beton dapat dilakukan dengan menggunakan penyiraman air dan curing compound.
6.
Tahap berikutnya Pekerjaan bekisting dan penulangan untuk bagian badan dan kepala abutment,
7.
Pengecoran badan abutment dilakukan sampai Landasan Kepala Abutmen, dan sekaligus pada bagian
korbel, kemudian Backwall.
8.
Pekerjaan wing wall dapat dilakukan bersamaan atau setelah pengecoran badan dan kepala abutment
selesai dengan syarat bahwa harus disediakan penyaluran tulangan untuk bagian wing wall
9.
Curing pada badan dan kepala abutment segera dilaksanakan setelah bekisting (formwork) dibuka dan
dapat dilakukan dengan menggunakan penyiraman air serta curing compound
10.
Lama proses perawatan harus dilakukan sesuai dengan rencana. Perawatan dan waktu pembongkaran
bekisting harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan
Bagan Alir Metode
Pelaksanaan Pilar
Jembatan
PILAR JEMBATAN
Pengajuan Persiapan Kerja Galian Poer Pile Cap Pekerjaan Pembuatan Pasir Urugan dan
Pekerjaan Mobilisasi Lantai Kerja (Lean Concrete)
Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Pekerjaan Bekisting (Formwork) Poer (Pile
Bowplank Cap)
Pekerjaan Penulangan Poer (Pile Cap)
Pekerjaan Pengecoran Poer (Pile Cap)
Pekerjaan Finishing dan Curing Poer (Pile
Cap)
Pekerjaan Penulangan Pier Kolom
Pekerjaan Bekisting Pier Kolom
Pekerjaan Pengecoran Pier Kolom
Pekerjaan Penulangan Kepala Pilar
Pekerjaan Bekisting Kepala Pilar
Pekerjaan Pengecoran Kepala Pilar
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PILAR JEMBATAN
KONDISI KERING
58
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PILAR JEMBATAN
KONDISI BERAIR
60
TERIMAKASIH
61
ACUAN PERANCANGAN