Anda di halaman 1dari 62

BIMBINGAN

TEKNIS

PELAKSANAAN
BANGUNAN BAWAH
JEMBATAN

Ir. Djoko Sulistyono,


MSc.
Banjarmasin,
21-23 Agustus 2019
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
(TIU)

Setelah Bimbingan Teknis , peserta diharapkan mampu


memahami fungsi pengawasan dan pelaksanaan
Bangunan bawah jembatan. .

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


(TIK)
Peserta mampu menjelaskan ketentuan umum dan
teknis perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan
Kepala Jembatan dan Pilar Jembatan sebagai bagian
struktur utama Jembatan.
BAGIAN – BAGIAN
KONSTRUKSI JEMBATAN
BAGIAN UTAMA JEMBATAN

1. BANGUNAN ATAS

2. BANGUNAN BAWAH

1. BANGUNAN ATAS
2. BANGUNAN BAWAH

3. BANGUNAN
PELENGKAP
4. PELENGKAP.
DEFINISI BAGIAN JEMBATAN

1.BANGUNAN ATAS : Bagian utama jembatan yang difungsikan


untuk memikul langsung beban kendaraan lalu-lintas, beban
lingkungan kemudian diteruskan ke Bangunan bawah jembatan.
2.BANGUNAN BAWAH : Bagian utama jembatan yang difungsikan
memikul beban dari Bangunan atas, beban lingkungan serta beban
Bangunan DAS (Daerah Aliran Sungai) untuk diteruskan ke Tanah
dasar.
3.BANGUNAN PELENGKAP : Elemen Bangunan jembatan yang
difungsikan sebagai pengaman bagian –bagian utama jembatan.
4.PELENGKAP: Perangkat atau Simbol-symbol untuk memberikan
informasi, agar pengguna jembatan melewati jembatan sesuai
ketentuan .
Sketsa Jembatan dan Ruang Bebas
Elemen Jembatan
KONSEP PERENCANAAN BANGUNAN
BAWAH JEMBATAN
1. Kuat menahan beban berat struktur atas , beban lalu lintas
,beban angin dan beban gempa.
2. Kuat menahan tekanan air mengalir, tumbukan benda hanyutan,
tumbukan kapal, dan tumbukan kendaraan
3. Terletak pada posisi yang Aman, terhindar dari kerusakan akibat
:Kikisan Arus air, penurunan tanah, longsoran global dan gempa
4. Struktural satu-kesatuan dengan pondasi. Tidak bergetar, dan tidak
melendut .
5. Mudah dikonstruksi.
KEPALA JEMBATAN
KRITERIA DESAIN KEPALA JEMBATAN
Kepala jembatan adalah struktur penghubung antara jalan
dengan jembatan dan sekaligus sebagai penopang
struktur atas jembatan.

• Tidak ditempatkan pada belokan luar sungai


• Tidak ditempatkan pada aliran air sungai
• Tidak ditempatkan diatas bidang gelincir lereng
sungai.
• Tidak ditempatkan pada lereng sungai jika
digunakan pondasi dangkal
• Pondasai kepala jembatan diupayakan untuk
ditanam sampai kedalaman pengaruh
penggerusan aliran air sungai
TAHAPAN PERENCANAAN

1. Menentukan letak Kepala jembatan dan pilar, berdasarkan Bentuk


penampang sungai, permukaan air banjir, jenis aliran sungai, dan
statigrafi tanah.
2. Menetukan bentuk dan dimensi awal kepala dan pilar jembatan yang
sesuai dengan ketinggian dan kondisi sungai.
3. Menentukan bentuk pondasi yang sesuai dengan kondisi tanah
kepala dan pilar jembatan
dibawah

jembatan.beban-beban yang bekerja pada kepala dan pilar


4. Menentukan

gaya dalam.
5. Melakukan perhitungan mekanika teknik untuk mendapatkan gaya-

dalam tersebut.
6. Menentukan dimensi akhir dan penulangan berdasarkan gaya-gaya
PENENTUAN JARAK
ANTAR KEPALA
JEMBATAN

Kepala jembatan

L
Muka Air Banjir

a a b
L
U • Bukan sungai limpasan banjir
n
t
L u
k
L Kb
o
n
d
i
s
TYPE TYPE KEPALA JEMBATAN
PRADESAIN KEPALA JEMBATAN
Bahan Kepala Jembatan : Pasangan batu kali :  Type Gravitasi
: Beton bertulang:Type T dan Type T dengan penopang
GAYA –GAYA YANG BEKERJA PADA KEPALA JEMBATAN
BEBAN REM
- erja pada permukaan lantai Berdasarkan SNI 1725:2016
Bek /lajur lau lintas searah . erja halaman 47, Gaya rem harus diambil
/arah horizontal pada yang terbesar dari :
- permukaan lantai jembatan ,
Bek yang selanjudnya beban 25% dari berat gandar truk desain
didistribusikan ke struktur atau,
penahan ( pilar dan kepala 5% dari berat truk rencana
jembatan ). ditambah beban lajur terbagi rata
- Peninjauannya harus disertakan BTR. Gaya ini harus diasumsikan
jdengan pengaruh beban lalu untuk bekerja secara horizontal
- Pe lintas. pada jarak 1800 mm diatas
- Besarnya beban rem tergantung permukaan lantai jembatan.
lpada bentang jembatan
- Bes

P Rol
P
Sendi q Sendi q Rol

Gaya Rem Gaya Rem


Kepala Jembatan Pilar

L1 L2 L1
Gaya –gaya yang bekerja
pada kepala jembatan
BENTUK STANDAR KEPALA ABUTMEN DAN PILAR
PILAR
JEMBATAN
KRITERIA
DESAIN PILAR JEMBATAN
• Tidak ditempatkan ditengah aliran air sungai
• Jika pilar ditempatkan pada aliran sungai
pilar
makadibuat sepipih mungkin dan sejajar dengan
arah aliran air
• Bentuk disarankan bulat atau lancip
menggunaka
• Untuk pilar tunggal.
daerah rawan gempa diupayakan untuk tidak

• ditanam dibawah dasar


Jika menggunakan sungai
pondasi sampaipondasi
dangkal, batas

pengaruh gerusan aliran air sungai.


PEMBEBANAN
Pada Kepala dan pilar Jembatan
A. Beban tetap
• Berat mati dan beban mati tambahan strk atas
• Beban hidup atau beban Lalu lintas termasuk beban Rem
dari str. atas

B. Aksi Lingkungan
• Beban Angin ( Bekerja pada struktur atas)
• Beban Tumbukan Kendaraan
• Beban Tumbukan Kapal
• Beban Air Mengalir
• Beban Tumbukan Benda Hanyutan
• Beban Gempa

C. Beban Khusus
- Beban Sentripugal
- Rangkak dan susut ( bekerja pada jembatan yang monolit)
PILAR JEMBATAN
• Fungsi : - Penopang struktur atas
- menyalurkan berat struktur atas ke Pondasi/ tanah

• Jenis : - Pilar tunggal


- Pilar masif
- Pilar Portal
Bahan : Pasangan batu kali, Beton dan Baja

Pilar tunggal Pilar masif Pilar Perancah / Portal


Pemakaian
h : 5 ~ 15m h : 5 s/d 25 m h : 5 s/d 15 m h : 15 s/d 25 m
TYPE TYPE PILAR JEMBATAN
Pilar Jembatan Pasangan Batu Kali

d = 0,8 ( 0,8 + 0,12 h + 0,025 w ) d

Permukaan air banjir 0,5m = tebal dinding bagian atas pilar

Dinding semakin kebawah semakin


tebal dengan kemiringan 1:20

h = tinggi pilar dari dasar sungai


sampai tumpuan girder.
Lebar Jembatan
w = jarak dua tumpuan antara pilar
dengan kepal jembatan atau antara pilar dengan pilar.
d
Pilar Jembatan Beton Bertulang

Pilar Perancah Pilar Tunggal


Pilar Jembatan Baja
Pilar dari baja digunakan dengan
pertimbangan:

a. Bentuk ramping, hambatan aliran air kecil


b. Mudah dikerjakan
c. Tahan thd beban gempa
GAYA – GAYA PADA PILAR JEMBATAN
BEBAN TUMBUKAN BENDA HANYUTAN (TEF):

TEF Permukaan air banjir

M .(V ) 2
TEF  a d (KN)

M = massa batang kayu = 2 ton


Va = Kecep air permukaan
Va = 1,4 Vs
Jika tidak diketahui ; Va = 3 m/dt
d = lendutan statis : pilar beton masif
= 0,075 m pilar beton
perancah = 0,150 m pilar
baja/kayu perancah = 0,300 m
BEBAN TEKANAN AIR MENGALIR (TEFW):
TEFW = 0,5 CD (Vs)2 AD (kN)

Permukaan air banjir


TEFW

h
0,6h
CD = Koefisien seret : - pilar dinding lancip = 0,8
- Pilar dinding segi empat = 1,4
- Pilar dinding bulat = 0,7
- pilar bulat = 0,7

VS = kecepatan rata-rata = Va :1,4


jika tidak diketahui Va dapat diambil 3
m/dt

AD = Luas bagian yang tertekan air


Proyeksi tegak lurus terhadap aliran
air.
BEBAN TUMBUKAN KENDRAAN (P):
PADA JALAN LAYANG
BEBAN TUMBUKAN KAPAL
• Jembatan yang menyeberangi laut, selat atau sungai yang besar
yang dilewati kapal, pilar dan pylon jembatan harus diperhitungkan
terhadap tumbukan kapal dari depan dan dari arah samping pilar dan
pylon

tumbukan kapal dari arah samping

Untuk menahan dan meruduksi energi tumbuk kapal, maka pada pilar
dan Pylon dipasang vender. Vender dapat dipasang terpisah dengan
pilar/pylon atau menyatu dengan pilar/pylon.
Tumbukan kapal dari depan diperhitungkan ekuivalen dengan gaya
tumbukan statis pada obyek yang kaku dengan rumus berikut :

TS  ( DWT )1/ 2 (12, 5xV )


Keterangan :
TS = gaya tumbukan kapal sebagai gaya statis ekuivalen (t)
DWT = tonase berat mati muatan kapal (t) = berat kargo, bahan
bakar, air dan persediaan
V = kecepatan tumbukan
kapal (m/s)

Untuk menahan
tumbukan ini diperlukan
fender terpisah yang
dipasang didepan pilar
atau pylon jembatan.
Untuk kapal yang membentur pilar atau pylon dari arah
samping dapat digunakan rumus sebagai berikut :

C x0, 5W (V )
2
E H
g

E sin  = Energi kenitik yang diterima oleh fender


Keterangan:
R = Gaya
statis yang
didustribusikan
oleh fender ke
pilar atau pylon
Energi tumbuk kapal yang membentur pilar atau pylon dari
arah samping:
E = energi kinetik Tumbuk Kapal (tm)
CH = koefisien hidrodinamis masa air yang bergerak bersama kapal,
d = Tinggi bagian yang terendam dalam air (Sarat kapal)
W = tonase perpindahan kapal (t), berat total kapal pada beban penuh
Lpp = Panjang bagian yang terendam dalam air

C x0, 5W (V )2
E H g
w  DWT  Wa
1
Wa  4 d 2 Lpp .a

  1.03
a
t
m3
g = 9.81 m
dt 2
TEBEL FENDER KARET TYPE V
BEBAN GEMPA (EQ): EQ

EQ  Csm xWt (kN) Csm  A.R.S


Rd

1, 2.A.S
Csm 2 dengan syarat
sm C  2,
5.A
T 3
E Q  Gaya gempa horizontal
C
Wsmt = Koefisien
(DL+SDL)respons
+ ( LL gempa
x  EQ ) elastis,
(kN)= Faktor modifikasi respons
R d

T = Periode alami struktur ( dt )


S = Koefisien tanah
Koefisien
A tanah
= Akselerasi ( S (PGA)
puncak ) di
batuan dasar (g)

Tanah Teguh Tanah


Menentukan Jenis Tanah dimana bangunan didirikan

JENIS TANAH KEDALAM SIDIMEN TERHADAP TANAH KERAS


( SPT≥40)
(a) Tanah Teguh 0~3M
(b) Tanah Sedang 3,4 ~ 24,4 M
(c) Tanah Lunak ≥ 25 M
PETA
ZONA GEMPA
INDONESIA
Faktor modifikasi respon ( Rd)
Menghitung waktu getar
WTP  DL + DL tambahan + setengah berat pilar ( kN)
WTP
T  2 g  percepatan gravitasi bumi = 9,81 (m/dt 2 )
g.K p
KP = Kekakuan (kN/m
gabungan ) 12EI
KP n h3

h h  n = Jumlah kolom dalam satu pilar


12 EI
K 3
P
h3

3EI
K 
P
h3 12EI
K2  n
h2 h3
2  1 1 
 
12EI
h1 K  n  1 2 
1  1

1
GAYA SENTRIFUGAL ( TTR)
Jembatan yang dibangun melengkung arah
horizontal harus diperhitungkan adanya gaya
sentrifugal kearah luar lengkung jembatan dan
bekerja di permukaan lantai jembatan setinggi
1,8 m. Beban ini bekerja bersam-sama
dengan beban D atau T

TTR bekerja kearah luar


lingkaran
TTR  TR x C (KN )
TTR  TR x f V 2 (KN )

g.Rl
dimana : TR 
Berat gandar
truk rencana
(KN )
KOMBINASI BEBAN DAN FAKTOR BEBAN

Keterangan:
MS = beban mati ( berat sendiri struktur) EWL = Beban angin pada
kendaraan
MA = beban mati tambahan ( berat sendiri non EWS = Beban angin pada struktur
struktur)
PR = gaya prategang TP = beban pejalan kaki
TT = beban truk EQ = Gaya gempa
TD = beban lajur D EU = Beban arus air dan
hanyutan
TB = Gaya akibat rem
1. Data Perencanaan
Bangunan Atas : Balok Beton Prategang
Kelas : A
Bangunan Bawah : Abutment Dinding Penuh arah Agrabinta
Pondasi : Tiang Pancang Pipa Baja Dia. 40 cm

Pier : Diameter Tiang (D) = 0.40 m


Panjang Dinding = 11.00 m Tebal = 0.100 m
Tebal Abutment = 0.6 m Berat Tiang/meter = 0.236 ton
Lebar Abutment (B) = 3.00 m Panjang Tiang (Lp) = 18.00 m
Tinggi Abutment (H) = 5.00 m Lebar Pavement (P)= 14.00 m

2. Sket Gambar Abutment (A-1)


e f g h i j
a = 0.50 m o= 0.60 m
b = 2.10 m p= 0.45 m
c = 0.50 m q= 1.25 m
a d = 0.70 m r= 1.15 m
e = 0.60 m s= 0.50 m
f = 0.20 m t= 0.70 m
b g = 0.25 m u= 0.50 m
B h = 0.45 m x= 1.00 m
i = 0.75 m H= 5.00 m
CON
u
H j = 0.70 m
c
p
k = 0.60 m qs = 1.08 t/m2
k

TOH
o
d l = 0.50 m Ka = 0.33
m= 2.00 m Kea = 0.40

-1
s n = 0.50 m eBA= 0.00 m
t q r
Mutu beton :
l m n Pier = 250.00 kg/cm2 gbeton = 2.50 t/m3
B 600.00 kg/cm2 1.80 t/m3
T.Pancang = gtanah =
Lp
Oprit f = 30.00 derajad
Mutu baja = 2400.00 kg/cm2

1. Abutment.
No FAKTOR PANJANG LEBAR TINGGI VOLUME x y Sy Sx
3 4 4
BENTUK (m) (m) (m) (m ) (m) (m) (m ) (m )
1. 1.00 19.00 0.25 0.50 2.375 (0.575) 4.750 (1.366) 11.281
2. 1.00 19.00 0.45 2.10 17.955 (0.675) 3.450 (12.120) 61.945
3. 1.00 19.00 1.20 0.50 11.400 0.150 2.650 1.710 30.210
4. 1.00 19.00 0.60 0.70 7.980 0.000 1.550 0.000 12.369
5. 0.50 19.00 0.60 0.50 2.850 (0.500) 2.233 (1.425) 6.365
6. 0.50 19.00 0.45 0.50 2.138 0.450 2.233 0.962 4.774
7. 0.50 19.00 1.20 0.50 5.700 (0.717) 0.867 (4.085) 4.940
8. 0.50 19.00 1.20 0.50 5.700 0.683 0.867 3.895 4.940
9. 1.00 19.00 3.00 0.70 39.900 0.000 0.350 0.000 13.965
10. 1.00 19.00 0.60 0.50 5.700 0.000 0.950 0.000 5.415
11 1.00 19.00 0.60 0.50 5.700 0.000 0.350 0.000 1.995
3
Berat Vol. = 2.500 t/m (12.428) 156.204
3
Volume 95.998 m .
Berat Total, Va 239.994 t
Xo = (0.13) m.
Yo = 1.63 m. Ma = (31.071) t m
1. Data Perencanaan
Bangunan Atas : Balok Beton Prategang
Kelas : A
Bangunan Bawah : Pilar 1
Type Pier : Dua Kolom 1
Pondasi : Tiang Pancang Pipa Baja Dia. 40 cm

Pier : Pondasi :
Panjang Pier (L) = 10.00 m Diameter Tiang (D) = 0.400 m
Tebal Dinding = 1.20 m Tebal = 0.100 m
Lebar Pier (B) = 4.00 m Berat Tiang/meter = 0.236 ton
Tinggi Pier (H) = 7.01 m Panjang Tiang (LP) = 25.000 m
Lebar Pavement (P)= 14.000 m

- Skets Gambar Pier (P-1)

e f e
a = 0.800 m h = 0.500 m
P h P x b = 0.500 m i = 0.400 m
i
c = 0.500 m m= 1.500 m
1 a d = 1.000 m n = 0.500 m
2 2 e = 0.425 m H = 3.810 m
3 b
f = 1.400 m Ht = 6.610 m
x= 0.875 m

H 4 H Mutu beton : qs = 1.080 t/m2


Pier = 250.000 kg/cm2 Ka = 0.333
T. Pancang = 600.000 kg/cm2 Kea = 0.397
6 7 6 c
Mutu baja :
5 d Tulangan = 2400.000 kg/cm2 gbeton = 2.500 t/m3
gtanah = 1.800 t/m3
Oprit f = 30.000 derajad
n m m n
B

- Pier
FAKTOR PANJANG LEBAR TINGGI VOLUME x y Sy Sx
No 3 4 4
BENTUK (m) (m) (m) (m ) (m) (m) (m ) (m )
1. 1.00 19.00 2.25 0.80 34.200 0.000 6.210 0.000 212.382
2. 0.50 19.00 1.40 0.50 13.300 0.000 5.643 0.000 75.056
3.
4.
1.00
1.00
19.00
18.00
1.40
1.40
0.50
3.81
13.300
96.012
0.000
0.000
5.560
3.405
0.000
0.000
73.948
326.921
CON
5.
6.
1.00
0.50
20.00
20.00
4.00
1.30
0.50
0.50
40.000
13.000
0.000
0.000
0.500
1.167
0.000
0.000
20.000
15.167
TOH
7. 1.00
Berat Vol. =
20.00
2.500 t/m
3
1.40 0.50 14.000 0.000 1.250 0.000
0.000
17.500
740.974
-2
3
Volume 223.812 m.
Berat Total, Va 559.530 t
Xo = 0.00 m.
Yo = 3.31 m. Ma = 0.000 t m
PELUANG

BANGUNAN BAWAH
STANDAR : 90 %
KHUSUS : 10 %
DISTRIBUSI JEMBATAN BERDASARKAN
BENTANG

47
METODA
PELAKSANAAN
Bagan Alir
Metode
Pelaksanaan
Kepala Jembatan
(Abutment)
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN KEPALA JEMBATAN
(ABUTMENT)

Pekerjaan Pekerjaan Struktur


Persiapan Pekerjaan Tanah
Kepala Jembatan
Abutment Abutment
(Abutment)

 Pengajuan Persiapan Kerja  Galian Footing Abutment  Pekerjaan Pembuatan Pasir Urugan dan
Lantai Kerja (Lean Concrete)
 Pekerjaan Mobilisasi
 Pekerjaan Penulangan Footing Kepala
 Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Jembatan
Bowplank  Pekerjaan Bekisting (Formwork) Footing
Kepala Jembatan
 Pekerjaan Pengecoran Footing Kepala
Jembatan
 Pekerjaan Finishing dan Curing Footing
Kepala Jembatan
 Pekerjaan Penulangan Badan dan Kepala
Abutment
 Pekerjaan Bekisting (Formwork) Badan
dan Kepala Abutment
 Pekerjaan Pengecoran Badan dan Kepala
Abutment
 Pekerjaan Wing Wall
 Pekerjaan Finishing dan Curing Badan
dan Kepala Abutment
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN KEPALA JEMBATAN (ABUTMEN)

1.Pekerjaan Persiapan
2.Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Struktur
4. Pembongkaran
Bekisting
5. Finishing.
RINCIAN KEGIATAN ABUTMEN

PEKERJAAN PERSIAPAN:
1. Mobilisasi personil, pakaian APD dan peralatan
tanah.
2. Pengukuran sesuai Gambar Kerja.
3. Pengamanan lereng sekitar galian/timbunan tanah.
4. Pembuatan Jalan kerja pekerja dan alat2 berat,
5. Pematokan tepi-tepi Dasar Abutmen atau Pile cap.

PEKERJAAN TANAH:
1. Pekerjaan galian tanah/ batuan sesuai
Gambar,
2. Dasar galian harus rata, lebar dilebihkan
untuk Bekisting,
3. Pengukuran final posisi Abutmen, sebelum
pengecoran.
PEKERJAAN STRUKTUR

1.
Pekerjaan Urugan pasir , dan beton Lantai kerja mutu 10-15 Mpa untuk Landasan Abutmen,
2.
Pemasangan Bekisting dan perancah untuk menahan kestabilan bentuk selama pengecoran beton,
3.
Pemasangan tulangan untuk Footing/Kaki Abutmen periksa sesuai Gambar: Diameter, jarak tulangan,
arah memanjang, arah pendek, Sambungan, Kawat bendrat, Tulangan kolom Penyaluran, dsb.
4.
Pengecoran selalu dengan Vibrator , diusahakan menerus sampai Kaki Abutmen selesai.
5.
Curing beton dapat dilakukan dengan menggunakan penyiraman air dan curing compound.
6.
Tahap berikutnya Pekerjaan bekisting dan penulangan untuk bagian badan dan kepala abutment,
7.
Pengecoran badan abutment dilakukan sampai Landasan Kepala Abutmen, dan sekaligus pada bagian
korbel, kemudian Backwall.
8.
Pekerjaan wing wall dapat dilakukan bersamaan atau setelah pengecoran badan dan kepala abutment
selesai dengan syarat bahwa harus disediakan penyaluran tulangan untuk bagian wing wall
9.
Curing pada badan dan kepala abutment segera dilaksanakan setelah bekisting (formwork) dibuka dan
dapat dilakukan dengan menggunakan penyiraman air serta curing compound
10.
Lama proses perawatan harus dilakukan sesuai dengan rencana. Perawatan dan waktu pembongkaran
bekisting harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan
Bagan Alir Metode
Pelaksanaan Pilar
Jembatan
PILAR JEMBATAN

Pilar jembatan adalah suatu


konstruksi beton bertulang yang
bertumpu di atas pondasi. Pilar
terletak di tengah bentang
jembatan. Pilar berfungsi sebagai
pemikul antara bentang tepi dan
bentang tengah bangunan atas
jembatan (SNI 2541, 2008).
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PILAR JEMBATAN
KONDISI KERING

Pekerjaan Pekerjaan Struktur


Persiapan Pilar Pekerjaan Tanah
Pilar Jembatan (Pier)
Jembatan Pilar Jembatan Pada Kondisi Kering

 Pengajuan Persiapan Kerja  Galian Poer Pile Cap  Pekerjaan Pembuatan Pasir Urugan dan
 Pekerjaan Mobilisasi Lantai Kerja (Lean Concrete)
 Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan  Pekerjaan Bekisting (Formwork) Poer (Pile
Bowplank Cap)
 Pekerjaan Penulangan Poer (Pile Cap)
 Pekerjaan Pengecoran Poer (Pile Cap)
 Pekerjaan Finishing dan Curing Poer (Pile
Cap)
 Pekerjaan Penulangan Pier Kolom
 Pekerjaan Bekisting Pier Kolom
 Pekerjaan Pengecoran Pier Kolom
 Pekerjaan Penulangan Kepala Pilar
 Pekerjaan Bekisting Kepala Pilar
 Pekerjaan Pengecoran Kepala Pilar
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PILAR JEMBATAN
KONDISI KERING

58
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PILAR JEMBATAN
KONDISI BERAIR

Pekerjaan Pekerjaan Struktur


Persiapan Pilar Pekerjaan Tanah Pilar Jembatan
Jembatan Pilar Jembatan (Pier) Pada Kondisi
Berair

 Pengajuan Persiapan Kerja  Pekerjaan Cofferdam  Pekerjaan Pembuatan Platform Kepala


 Pekerjaan Mobilisasi Tiang
 Pengeringan (Dewatering)
 Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan  Penulangan Kepala Tiang
Bowplank  Pekerjaan Pengecoran Kepala Tiang
 Pekerjaan Badan Pilar (Pier Coloum)
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PILAR JEMBATAN
KONDISI BERAIR

60
TERIMAKASIH

61
ACUAN PERANCANGAN

1. Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan,( BMS, 1992)


2. Pembebanan Untuk Jembatan (SNI 1725:2016)
3. Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan (SK.SNI
T-12-2004),
4. Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan (SK.SNI
T-03-2005),
5. Standar Perencanaan Ketahan Gempa Untuk
Jembatan (SNI 2833:2008)

Anda mungkin juga menyukai