Anda di halaman 1dari 22

Jessy Maulani

KONSTIPASI
Defenisi : Gangguan BAB yg ditandai dengan feses
yang sedikit, keras, jarang dan sukar.

Parameter yang sering digunakan :

1. Frekuensi < 3 x/ minggu N : 1-2 sehari atau 2 hari sekali


2. Berat < 30 gr hari N : 200 gr
3. Konsistensi keras
4. Straining anal & lower abd. discomfort dan perasaan tidak puas defekasi
5.  waktu transit di colon

Konstipasi >< Diarea


Etoloi
Konstipasi pada umumnya terjadi akibat dari rendahnya
konsumsi serat atau penggunaan obat-obat yang dapat
menimbulkan konstipasi.
Jika konstipasi disebabkan oleh suatu penyakit, maka
penyakitnya harus diobati.

Jika tidak ditemukan penyakit lain sebagai penyebabnya,


pencegahan dan pengobatan terbaik untuk konstipasi adalah
gabungan dari olah raga, makanan kaya serat dan penggunaan
obat-obatan yang sesuai untuk sementara waktu.

Sayur-sayuran, buah-buahan dan gandum merupakan sumber


serat yang baik.
Supaya bisa bekerja dengan baik, serat harus dikonsumsi
bersamaan dengan sejumlah besar cairan.
Klasifikasi Konstipasi

a. Konstipasi Primer
Bisa dibagi menjadi 3
- Konstipasi Transit Normal
- Konstipasi Transit Lambat
- Disfungsi Anorektal
b. Konstipasi Sekunder
Dapat disebabkan oleh psikologis dan faktor
obat
Penyakit atau kondisi yang dapat menimbulkan
konstipasi :
a. Gangguan Saluran Pencernaan :
1. Obstruksi gastroduodenal akibat ulcer atau kanker
2. Irritable Bowel Syndrome
3. Hemorrhoids, anal fissures
4. Diverticulities
5. Ulcerative proctitis
6. Tumor

b. Gangguan Metabolisme dan Endokrin


1. Diabetes Melitus
2. Hipotiroidism
3. Panhipopituitarism
4. Peokromositoma
5. Hiperkalsemia
c. Kehamilan
d. Konstipasi Neurogenik
1. Head Trauma
2. Central Nervous system tumors
3. Stroke
4. Parkinson’s disease
e. Konstipasi Psikogenik
1. Gangguan psikiatri
2. Inappropriate bowel habits
f. Obat-obat yang menginduksi konstipasi
1. Analgesik
- Penghmbat sintesis prostaglandin
- Opiat
2. Antikolinergik
- Antihistamin
- Antiparkinson
- Fenotiazin
3. Antidepresan trisiklik
4. Antasida yang mengandung kalsium
karbonat atau alumunium hidroksida.
5. Barium Sulfat
6. Blok kanal kalsium
7. Klonidin
8. Diuretik
9. Ganglion Blokers
10. Preparat Besi
11. Muscle Blockers (d-tubokurarin,
suksinilkolin)
12. Polistiren sodium sulfonat
Manifestasi Klinik
 Pasien mengeluh tentang rasa tidak nyaman dan
kembung pada perut, pergerakan usus yang hilang
timbul , feses dengan ukuran kecil, perasaan penuh,
atau kesulitan dan sakit pada saat mengeluarkan
feses.
 Implikasi dari konstipasi dapat bervariasi mulai dari
rasa tidak nyaman sampai gejala kanker usus besar
atau penyakit serius lainnya.
 Terapi pasien dengan mengetahui frekuensi
pergerakan usus dan tingkat keparahan konstipasi,
makanan, penggunaan laksatif, penggunaan obat-
obat yang dapat menyebabkan konstipasi.
Terapi Konstipasi
Terapi non farmakologi konstipasi
 Minum air yang lebih
 Makan makanan yang berserat tinggi
 Konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran
 Hindari makanan yang terlalu berlemak
 Jauhi stress, kerana bisa mempengaruhi system hormone
 Latihan otot rektum untuk BAB setiap hari.
 Berhati-hati penggunaan obat yang mengakibatkan konstipasi
seperti, antasida (aluminium), zat besi, obat antidiare dari
golongan narkotik dsb.
 Sebaiknya hindari dari minum susu sapi dalam jumlah yang banyak.
 Latihan jasmani yang teratur dan regular bisa membantu
menstimulasi peristalsis.
Golongan obat-obat
pencahar

Bahan-Bahan
Osmotik
Bulking Agents
Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan
metilselulosa) bisa menambahkan serat pada tinja.
Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi alami
usus dan tinja yang berserat lebih lunak dan lebih mudah
dikeluarkan.
Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang
paling aman untuk merangsang buang air besar yang
teratur.
Pada mulanya diberikan dalam jumlah kecil.
Dosisnya ditingkatkan secara bertahap, sampai dicapai
keteraturan dalam buang air besar.
Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu
minum banyak cairan.
Derivat bulk-forming laxatives dari sumber
alami maupun sintetik mempunyai cara kerja
yang sama yakni memperlancar kontraksi
usus melalui peningkatan volume feces,
membuat frekuensi defekasi lebih sering dan
mudah.
Keuntungan penggunaan bulk-forming laxatives
adalah :
 Bulk-forming laxatives tidak diserap dari usus ke
seluruh tubuh sehingga aman untuk penggunaan
jangka panjang dan juga aman untuk pasien usia
lanjut yang mengalami konstipasi.
 Bulk-forming laxatives dapat digunakan pada pasien
dengan kondisi iritasi anus, diverticulosis, dan pasca
colostomi.
 Beberapa bulk-forming laxatives seperti guar gum
dapat digunakan sebagai suplemen serat pada
pasien dengan diet yang kekurangan serat, karena
konsumsi serat tinggi dapat membantu mengontrol
berat badan dan secara bertahap mampu
menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Pelunak Tinja (Emolient)

Obat ini mempunyai efek sebagai surfaktan


dengan membantu pencampuran air dan
lemak yang terdapat dalam saluran cerna,
meningkatkan sekresi air dan elektrolit di
usus kecil dan usus besar. Emolient
menghasilkan feses yang lunak dalam 1-3
hari.
Minyak Mineral.

 Minyak mineral akan melunakkan tinja dan


bekerja melapisi feses sehingga
memudahkannya keluar dari tubuh.
 Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan
dari vitamin yang larut dalam lemak. Dan jika
seseorang yang dalam keadaan lemah
menghirup minyak mineral secara tidak sengaja,
bisa terjadi iritasi yang serius pada jaringan paru-
paru.
 Selain itu, minyak mineral juga bisa merembes
dari rektum.
Bahan Osmotik.
 Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus
besar, sehingga tinja menjadi lunak dan mudah dilepaskan.
 Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding usus besar dan
merangsang kontraksi.
 Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat, sulfat dan magnesium)
atau gula (laktulosa dan sorbitol).
 Beberapa bahan osmotik mengandung natrium, menyebabkan retensi
(penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal jantung,
terutama jika diberikan dalam jumlah besar.
 Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian
diserap ke dalam aliran darah dan berbahaya untuk penderita gagal
ginjal.
 Pencahar ini pada umumnya bekerja dalam 3 jam dan lebih baik
digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan.
 Bahan ini juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum
pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan dan sebelum
kolonoskopi.
Pencahar Perangsang
 Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus
besar untuk berkontraksi dan mengeluarkan isinya.
 Obat ini mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti
senna, kaskara, fenolftalein, bisakodil.
 Obat ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja
setengah padat, tapi sering menyebabkan kram perut.
 Dalam bentuk supositoria (obat yang dimasukkan melalui lubang
dubur), akan bekerja setelah 15-60 menit.
 Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan
pada usus besar, juga seseorang bisa menjadi tergantung pada
obat ini sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel
Syndromes).
 Pencahar ini sering digunakan untuk mengosongkan usus besar
sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati
konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat
kontraksi usus besar (misalnya narkotik).

Anda mungkin juga menyukai