BARU LAHIR
Ns. Neneng FN , M.Biomed
Ikterus pada bayi baru
lahir
adalah meningginya kadar bilirubin di dalam
jaringan ekstravaskuler sehingga kulit,mukosa dan
alat tubuh lainnya berwarna kuning.
• Bisa:
Fisiologis 25 – 50 % neonatus CB,>>KB
Transportasi
Bilirubin Indirek berikatan Albumin, bil di transfer
melalui membran sel ke dlm hepatosit sedangkan
albumin tidak. Di dlm sel bil akan berikatan tu
ligandin protein Y dan sebagian kecil dengan
protein Z
• Konyugasi
Di dalam sel hepar dikonyugasi bil
diglikoronidase dengan bantuan enzim
Glukoronil transferase Bil direk yang larut
dalam air di eksresi
• Eksresi
bil direk di eksresi dengan cepat ke sistem
empedu ke usus. Di dalam usus tidak di
absorpsi, sebagian kecil dihidrolisis menjadi
bil indirek dan direabsorpsi (silklus
enterohepatik) dg bantuan enzim Beta-
glukoronidase
Etiologi
1. Produksi yang berlebihan
2. Gangguan dalam proses ‘up take’ dan konjugasi
hepar
3. Gangguan transportasi
4. Gangguan dalam ekskresi
Penatalaksan
aan menentukan kemungkinan penyebab
1. Pendekatan
2. Pencegahan
3. Mengatasi hiperbilirubinemia
4. Pengobatan umum
5. Tindak lanjut
Pendekatan menentukan
kemungkinan penyebab
• 24 jam pertama
1. Inkompatibilitas gol darah Rh,ABO,dll
2. Infeksi intrauterin (virus, toksoplasma,dll
3. Defisiensi G-6-PD
• TINDAK LANJUT
1. Penilaian berkala pertumbuhan dan
perkambangan
2. Penilaian berkala pendengaran
3. Fisoterapi dan rehabilitasi bila terdapat gejala
sisa
Terapi sinar pada ikterus
neonatal
Terapi sinar dilakukan terhadap penderita :
1. Setiap saat apabila bilirubin indirek lebih dari
10 mg%
2. Pra-transfusi tukar
3. Pasca-transfusi tukar
4. Terdapat ikterus pada hari pertama yang
disertai dengan proses hemolisis
Tata cara/perawatan bayi dengan
terapi sinar
1. Diusahakan agar bagian tubuh bayi yang kena sinar dapat
seluas mungkin dengan membuka pakaian bayi
2. Kedua mata dan gonad ditutup dengan penutup yang dapat
memantulkan cahaya
3. Bayi diletakkan 8 inci dibawah sinar lampu. Jarak ini dianggap
jarak yang terbaik untuk mendapatkan energi yang optimal
4. Posisi bayi sebaiknya diubah-ubah setiap 18 jam agar bagian
tubuh yang terkena cahaya dapat menyeluruh
5. Suu bayi diukur secara berkala 4-6 jam/kali
6. Kadar bilirubin diperiksa setiap 8 jam atau sekurang-
kurangnya sekali dalam 24 jam
7. Hemoglobin juga harus diperiksa secara berkala terutama
pada penderita dengan hemolisis
8. Perhatikan hidrasi bayi, bila perlu konsumsi cairan bayi
dinaikkan
9. Lamanya terapi sinar dicatat
Komplikasi terapi
1. sinar
Peningkatan ‘insensible water loss’ pada bayi
2. Frekuensi defekasi yang meningkat
3. Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut ‘flea bite
rash’ didaerah muka, badan dan ekstremitas
4. Gangguan retina
5. Gangguan pertumbuhan
6. Kenaikan suhu
7. Beberapa kelainan lain seperti gangguan minum, letargi,
iritabilitas kadang-kadang ditemukan pada penderita
8. Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belum
diketahui secara pasti ialah kelainan gonad, terjadinya
hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain