Anda di halaman 1dari 13

HIERARKI HUKUM

PERAN PPAT
Oleh :
Rocki Evika ishak
UUD 1945
Pembukaan UUD 1945, Alinea 3:
"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam
suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada, dst”

Pasal 33:
“Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
UU NO.5 Tahun 1960
Menurut sejarahnya dapat dibagi menjadi 2 fase;
Fase pertama, Hukum Agraria sebelum
diberlakukannya UUPA no.5 th 1960, yaitu hukum
agraria adat, dan hukum agraria Barat(Hukum Agraria
sesuai dengan UU Pokok Tentang Tanah 1870)
Fase ke-dua, Hukum Agraria setelah diberlakukannya
UUPA no.5 thn 1960 pada tanggal 24 September 1960.
Dengan diberlakuannya UUPA tahun 1960 maka
berakirlah dualisme hukum agraria menjadi Unifikasi
Hukum Agraria Nasional dg UUPA no.5 th 1960.
Hak Atas Tanah Menurut
UUPA no.5 Th 1960
1. Hak Milik, adalah hak yang terpenuh, terkuatdan paling tinggi, yang
memberikan kebebasan bg pemiliknya untk mengusahakan dlm batas2
tertentu sesuai dengan UU dan peraturan, karena hak milik jg mempunyai
fungsi sosial dan penggunaannya tdk boleh menggangu ktertiban n
kpntingan umum.
2. Hak guna usaha, adalah hak yang diberikan kepada pemegangnya untk
mengusahakan tanah negara utk kegiatan pertanian saja baik dlm arti luas
dan sempit.
3. Hak guna bangunan, hak yang diberikan kpd pemegangnya untuk
mendirikan bangunan di atas tanah orang lain atau tanah yang dikuasai
negara dlm jangka wktu yang ditentukan.
4.Hak pakai, adalah hak yang diberikn kepada pemegangnya utk
mengusahakan tanah orang lain utk kepetingan apa saja sesuai dengan
perjajian.
5. Hak sewa bangunan, hak yang diberikan kpd
pemegangnya utk mendirikan bangunan di atas tanah
orang lain sesuai dengan perjanjian.
6. Hak gadai, hak sementara yang diberikan oleh debitur
kepada kerditur untuk mengusahakan tanahnya selama
hutangnya belum dapt dilunasi.
7. Hak bagi hasil
8. Hak menumpang
UUPA NO.5 Th 1960
Pendaftaran tanah
PP No.24 Th 1997
Pendaftaran Tanah (Pasal 1 angka 1)

“Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah


secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur,
meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan
penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis,
dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang
tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk
pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang
tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan
rumah susun serta hak tertentu yang
membebaninya.Pendaftaran Tanah”
(Pasal 5, 6PP No.24 Th 1997)
“Pelaksanaan Pendaftaran Tanah oleh Kepala Kantor
Pertanahan.”

“Dalam pelaksanaan pendaftaran tanah, Kepala Kantor


Pertanahan dibantu oleh PPAT dan Pejabat lain.”
Pejabat Pembuat Akta Tanah
Pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat
akta-akta tanah tertentu. Peran PPAT dalam pendaftaran
tanah adalah membantu Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten dalam kegiatan pemeliharaan data
pendaftaran tanah berupa akta pemindahan hak atas
tanah.
Pembuktian Pendaftaran Peralihan Hak hanya dapat
dibuktikan dengan akta PPAT :
Akta Jual Beli
Akta Tukar Menukar
Akta Hibah
Akta Pemasukan dalam Perusahaan
Akta Pembagian Hak Bersama
Akta pemberian HGB atau HP atas tanah Hak Milik
Akta Pemberian Hak Tanggungan
Akta Pemberian Kuasa Membebankan Hak
Tanggungan
Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 
Pasal 96
(1) Bentuk-bentuk akta yang dipergunakan di dalam pembuatan akta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1) dan (2) dan cara pengisiannya adalah sebagaimana
tercantum dalam lampiran 16 s/d 23 dan terdiri dari bentuk:
a.Akta Jual Beli (lampiran 16);
b.Akta Tukar Menukar (lampiran 17);
c.Akta Hibah (lampiran 18);
d.Akta Pemasukan Ke Dalam Perusahaan (lampiran 19);
e.Akta Pembagian Hak Bersama (lampiran 20);
f.Akta Pemberian Hak Tanggungan (lampiran 21);
g.Akta Pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai Atas Tanah Hak Milik (lampiran
22).
h.Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (lampiran 23);
(2) Pembuatan akta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1) dan (2) harus
dilakukan dengan menggunakan formulir sesuai dengan bentuk sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) yang disediakan.
(3) Pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
95 ayat (1) dan pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 95 ayat (2) tidak dapat dilakukan berdasarkan akta yang pembuatannya
melanggar ketentuan pada ayat (2).
PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN
2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN
PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai