ISABELLA RUMAJAR
17014050
PERKERASAN LENTUR (Flexible pavement)
Perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran beraspal sebagai lapis permukaan serta
bahan berbutir sebagai lapisan di bawahnya. Sehingga lapisan perkerasan tersebut mempunyai
flexibilitas/kelenturan yang dapat menciptakan kenyaman kendaraan dalam melintas diatasnya.
Perlu dilakuan kajian yang lebih intensif dalam penerapannya dan harus juga memperhitungkan
secara ekonomis, sesuai dengan kondisi setempat, tingkat keperluan, kemampuan pelaksanaan dan
syarat teknis lainnya, sehingga konstruksi jalan yang direncanakan itu adalah yang optimal.
PERKERASAN LENTUR (Flexible pavement)
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :
Agregat adalah material granural, misalnya pasir, kerikil, batu pecah, dan kerak tungku besi, yang dipakai bersama-
sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu semen hidraulik atau adukan. Agregat diperoleh dari
sumber daya alam yang telah mengalami pengecilan ukuran secara alamiah melalui proses pelapukan dan aberasi yang
berlangsung lama. Atau agregat dapat juga diperoleh dengan memecah batuan induk yang lebih besar. Agregat
dibedakan menjadi 2 jenis sesuai dengan ukuran butiran yaitu sebagai berikut :
1. Agregat kasar
Agregat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu, dan mempunyai ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir maksimum yang diizinkan tergantung pada
maksud pemakaian. Agregat kasar adalah salah satu material yang digunakan untuk pembuatan lapis pondasi pada
struktur
• 13perkerasan jalan. Agregat kasar terdiri dari agregat kelas A dan agreagt kelas B. Kelas ini menunjukan kualitas serta
besar butiran dari agregat tersebut juga kelasagregat menentukan pemakaian material ini pada lapis perkerasan jalan
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR
material lain yang memiliki peran yangsangat penting adalah agregat. Pada campuran
beraspal,agregat memberikan kontribusi 90 – 95% terhadap berat campuran sehingga sifat - sifat
agregat merupakan salah satu faktor penentu dari kinerja campuran tersebut untuk tujuan ini,sifat
agregat yang harus diperiksa antara lain :
1. Ukuran butir
ukuran agregat dalam suatu campuran beraspalterdistribusi dari yang berukuran besar sampai yang
kecil.Semakin besar ukuran maksimum agregat yang dipakai semakin banayak variasi ukurannya
dalam campuran tersebut.
2. Gradasi
Gradasi agregat ditentukan oleh analisis saringan,dimana contoh agregat harus memenuhi satu set
saringan. Gradasi agregat dapat dibedakan atas beberapa jenis, diantaranya
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR
a. Gradasi seragam (uniform graded ) atau gradasi terbuka (open graded ) adalah gradasi agregat
denganukuran hampir sama. Eradasi seragam disebut jugagradasi terbuka atau open graded karena
hanya mengandung sedikit agregat halus sehingga terdapat banyak rongga ruang kosong antar
agregat. Campuran beraspal yang dibuat dengan gradasi ini bersifat porous atau memiliki
permeabilitas yang tinggi, stabilitasrendah, dan memiliki berat isi yang kecil
b. Gradasi rapat (dense graded ) adalah gradasi agregat di mana terdapat butiran dari agregat kasar
sampaihalus sehingga sering juga disebut gradasi menerus,atau gradasi baik (well graded ).
Campuran dengan gradasi ini memiliki stabilitas yang tinggi, agak kedapair, dan memiliki berat isi
yang besar.
c. Gradasi senjang (gap graded ) adalah gradasi agregatdi mana ukuran agregat yang ada tidak
lengkap atauada fraksi agregat yang tidak ada atau jumlahnya, sedikit sekali. Campuran agregat
dengan gradasi inimemiliki kualitas peralihan dari kedua gradasi yangdisebutkan diatas. Pada
praktikum yang telah dilakukan menggunakanspesifikasi gradasi agregat
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR
Gradasi agregat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel
3. Kebersihan Agregat
Dalam spesifikasi biasanya memasukkan syarat kebersihan agregat, yaitu dengan
memberikan suatu batasan jenis dan jumlah material yang tidak diinginkan (seperti
tanaman, partikel lunak, lumpur dan lain sebagainya) yang berada dalam atau melekat pada
agregat. Agregat yang kotor akan memberikan pengaruh yang jelek pada kinerja perkerasan,
seperti berkurangnya ikatan antara aspal dengan agregat yang disebabkan karena banyaknya
kandungan empung pada agregat tersebut.
4. Kekerasan
Semua agregat yang digunakan harus kuat, mampu menahan abrasi dan degradasi selama
proses produksi danoperasionalnya di lapangan. Agregat yang akan digunakansebagai lapis
permukaan perkerasan harus lebih keras(lebih tahan) dari pada agregat yang digunakan
untuk lapis basahnya. Hal tersebut disebabkan karena lapisan permukaan perkerasan akan
menerima dan menahantekanan dan benturan akibat beban lalu lintas paing besar. Oleh
karena itu, kekuataan agregat terhadap beban merupakan suatu persyaratan yang mutlak
harus dipenuhi oleh agregat yang akan digunakan sebagai bahan jalan.
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR
5. Bentuk butir
Agregat bentuk partikel agregat yang bersudut memberikanikatan antara agregat (agregat
interlocking ) yang baik yang dapat menahan perpindahan (displacement ) agregat yang mungkin
terjadi. Agregat yang bersudut tajam, berbentuk kubikal dan agregat yang memiliki lebih dari
0 bidang pecah akan menghasilkan ikatan antar agregat yang paling baik. Dalam campuran beraspal,
penggunaan agregat yang bersudut saja atau bulat saja tidak akan menghasilkan campuran beraspal
yang baik. Kombinasi pengunaan kedua bentuk partikel agregat ini sangatlah dibutuhkan untuk
menjamin kekuatan pada struktur perkerasan dan workability yang baik dari campuran tersebut.
6. Tekstur Permukaan Agregat
Permukaan agregat yang kasar akan memberikankekuatan pada campuran beraspal karena
kekerasan permukaan agregat dapat menahan agregat tersebut dari pergeseran atau perpindahan.
Kekasaran permukaan agregat juga akan memberikan tahanan geser yang kuat pada roda kendaraan
sehingga akan meningkatkan keamanan kendaraan terhadap slip. Selain itu, film aspal lebih mudah
merekat pada permukaan yang kasar sehingga akan menghasilkan ikatan yang baik antara aspal dan
agregat dan pada akhirnya akan menghasilkan campuran beraspal kuat.
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR
Pengujian agregat
Pengujian agregat yang diperlukan untuk mendapatkan agregat yang baik adalah sebagai
berikut
• a)Pengujian analisa saringan (gradasi)
Gradasi agregat adalah pembagian ukuran butiran yang dinyatakan dalam persen dari
berattotal. Tujuan utama pekerjaan analis ukuran butir agregat adalah untuk pengontrolan
gradasi agar diperoleh konstruksi campuran yang bermututinggi. Suatu lapisan yang
semuanya terdiri dariagregat kasar dengan ukuran yang kira-kira samamengandung rongga
udara sekitar 35% apabila lapisan tersebut terdiri atas agregat kasar, sedang,dan halus
dengan perbandingan yang benar akandihasilkan lapisan agregat yang lebih padat dan
rongga udara yang kecil.
• b) Berat jenis dan penyerapan
Pengujian tersebut bertujuan untuk mengetahui berat jenis dan penyerapan agregat.
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR
• c) Uji Keausan
Pada pekerjaan jalan, agregat akanmengalami proses tambahan seperti pemecahan, pengikisan akibat
cuaca, pengausan akibat lalulintas. Euna mengatasi hal tersebut, agregat harusmempunyai daya tahan
yang cukup terhadap pemecahan ( crushing ), penurunan (degradation),dan penghancuran
(disintegration). Agregat pada atau di dekat permukaan perkerasan memerlukan kekerasan dan
mempunyai daya tahan terhadap pengausan yang lebih besar dibandingkan dengan agregat yang
letaknya pada lapisan lebih ba$ahkarena bagian atas perkerasan menerima beban terbesar.
• d) Pengujian setara pasir
Agregat yang digunakan sebagai bahan jalanharus bersih, bebas dari Jat%Jat asing, sepertitumbuhan,
butiran lunak, gumpalan tanah liat(lempung), atau lapisan tanah liat (lempung). Pengujian setara pasir
(sand esuivalent test ) dilakukan untuk menentukan perbandingan relatif dari bagian yang dapat
merugikan (seperti butiranlunak dan lempung) terhadap bagian agregat yanglolos saringan no.5.
• e)Pemeriksaan gumpalan lempung dan butiran yangmudah pecah dalam agregat butiran agregat jika
terkena air akan mudah pecah sehingga lebih baik tidak digunakan, karena jika perkerasan jalan
tergenang air, selain mudah pecah biasanya menunjukkan suatu kecenderungan bahwa butiran ini
mengandung lempung.
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR
CAMPURAN
Campuran beraspal panas terdiri atas kombinasi agregat, bahan pengisi (bila diperlukan), dan aspal
yang dicampur secara panas pada temperatur tertentu. Komposisi bahan dalam campuran beraspal
panas terlebih dahulu harus direncanakan sehingga setelah terpasang diperoleh perkerasan aspal yang
memenuhi kriteria sebagai berikut
a)Stabilitas yang cukup
Sehingga mampu mendukung beban lalu lintas yang mele$atinya tanpa mengalami deformasi
permanen dan deformasi plastis selama umur rencana.
b) Durabilitas yang cukup.
Sehingga mempunyai keawetan yang cukup akibat pengaruh cuaca dan beban lalu lintas.
c) Kelenturan yang cukup.
Sehingga harus mampu menahanlendutan akibat beban lalu lintas tanpa mengalami retak.
d) Cukup kedap air.
Sehingga tidak ada rembesan air yang masuk ke lapis pondasi di basahnya.
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR
Penggunaan aspal pada perkerasan jalan harus disesuaikandengan kondisi, situasi, dan jenis perkerasan
yang dipakai. Aspal biasanya mempunyai angka penetrasi 40/50 , 60/70, 80/100. Semakin besar angka
penetrasi, maka semakin lembek aspal tersebut. Aspal pada lapis perkerasan jalan berfungsi sebagai
bahan ikat antar agregat untuk membentuk suatu campuran yang kompak, sehingga akan memberikan
kekuatan yang lebih besar dari kekuatan masing-masing agregat. Aspal yang digunakan pada penelitian
ini merupakan hasil penyulingan minyak mentah produksi Shell.
Jenis-jenis aspal buatan hasil penyulingan minyak bumi teridri dari :
1. Aspal keras
Aspal keras merupakan aspal hasil destilasi yang bersifat viskoelastis sehingga akan melunak dan
mencair bila mendapat cukup pemanasan dan sebaliknya.
2. Aspal cair
Aspal cair merupakan aspal hasil dari pelarutan aspal keras dengan bahan pelarut berbasis minyak.
3. Aspal emulsi
Aspal emulsi dihasilkan melalui proses pengemulsian aspal keras. Pada proses ini partikel-partikel aspal
padat dipisahkan dan didispersikan dalam air.
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR
Campuran
Komposisi Umum Campuran
Campuran untuk Lapis Aspal Beton pada dasarnya terdiri dari agregat kasar, agregat halus
dan aspal. Masing-masing fraksi agregat terlebih dulu harus diperiksa gradasinya dan
selanjutnya digabungkan menurut perbandingan yang akan menghasilkan agregat campuran
yang memenuhi gradasi pada Tabel 2. Kedalam agregat campuran tersebut ditambahkan
aspal secukupnya sehingga diperoleh campuran yang memenuhi persayaratan dalam
Petunjuk ini
Kadar Aspal Dalam Campuran
Kadar aspal yaitu persentase berat aspal, terhadap berat campuran berkisar antara 4 sampai
7 persen. Kadar aspal yang tepat harus ditentukan berdasarkan pengujian cara Marshall
(PC.0202-76 MPBJ) sehingga didapatkan campuran yang memenuhi persyaratan
sebagaimana disebutkan pada butir 2.2.5.
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR
Kotak Penimbang atau Hoper Kotak penimbang atau hoper harus mempunyai kapasitas
yang cukup untuk menampung satu takaran penuh (full batch) tanpa perlu diratakan
dengan tangan atau tanpa meluap dan harus dilengkapi dengan alat yang dapat
menimbang agregat secara teliti dari setiap bin. d. Unit Pengaduk (Mixer Unit) Instalasi
Pencampur harus mempunyai pengaduk takaran (batch mixer) yang terdiri dari jenis ruang
pengaduk ganda (twin pugmill) dan mampu memproduksi campuran seragam yang masih
dalam batas toleransi campuran keija.
Ruang pengaduk harus dilengkapi secukupnya dengan pedal-pedal pengaduk. Ruang
bebas antara pedal-pedal dengan bagian-bagian lain pada unit pengaduk tidak boleh lebih
dari 2 cm. Ruang pengaduk harus dioperasikan pada kecepatan sedemikian rupa sehingga
menghasilkan campuran yang seragam. Untuk mengendalikan siklus pengadukan, unit
pengaduk harus dilengkapi dengan pengunci waktu (time lock) yang diteliti. Selama dalam
pengadukan kering, pengunci waktu harus dapat mengunci ember aspal dan selama masa
pengadukan kering dan basah harus dapat mengunci unit pengaduk.
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR
a. Alat Penghampar (Spreader)Alat penghampar harus berjenis yang dapat bergerak sendiri yang
dilengkapi dengan baik penampung, ulir penyebar, sepatu yang dapat diatur (adjustable screeds), pelat
pemadat (tamper) atau sepatu getar (vibratory screeds), dan peralatan pengatur
ketebalan/kemiringan/ketinggian (equalizing devices), serta mampu menghampar campuran panas
tanpa terjadi sobekan, sungkur, segregasi, alur atau catat-catat lainnya, dan dapat memberikan kerataan
permukaan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
b. Alat Pemadat Alat pemadat harus terdiri dari jenis roda besi dan jenis roda karet yang bermesin. Alat
pemadat roda besi Tandem roda dua, Tandem roda tiga dan roda karet, masing-masing harus
mempunyai berat minimum 8 ton, 12 ton dan 15 ton. Alat pemadat harus cocok untuk pemadatan
campuran panas dan harus mampu berbalik arah tanpa terjadi kejut (backlash). Untuk mencegah
melekatnya campuran pada roda pemadat, maka roda pemadat harus dilengkapi dengan pisau
pembersih (scrapers), tangki air dan batang penyemprot.
c. Timbangan Truk ( T rack Scales) Timbangan truk yang biasanya dipasang di lokasi pencampur, harus dari
jenis batang standar (Standard beam type), mempunyai kapasitas yang cukup untuk menimbang semua
jenis truk yang digunakan dalam pengangkutan campuran, dan mampu menimbang secara teliti pada
pembebanan antara 10 kg sampai beban total. Untuk memeriksa ketelitian timbangan, harus
disediakan beban-beban standar.
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR
2. Keawetan (Durability)
Keawetan adalah kemampuan perkerasan jalan untuk mencegah terjadinya perubahan pada
aspal dari kehancuran agregat dan mengelupasnya selaput aspal pada batuan agregat akibat
cuaca, air, suhu udara dan keausan akibat gesekan dengan roda kendaraan.
3. Kelenturan (Flexibility)
Kelenturan adalah kemampuan perkerasan jalan untuk menyesuaikan diri akibat penurunan
(konsolidasi/settlement) dan pergerakan dari pondasi atau tanah dasar, tanpa terjadi retak.
Penurunan terjadi akibat dari repetisi beban lalu lintas ataupun akibat beban sendiri tanah
timbunan yang dibuat di atas tanah asli.
4. Ketahanan Terhadap Kelelahan (Fatique Resistance)
Ketahanan terhadap kelelahan adalah kemampuan perkerasan jalan untuk menerima
lendutan berulang akibat repetisi beban, tanpa terjadinya kelelahan berupa alur dan retak.
Hal ini dapat tercapai jika menggunakan kadar aspal yang tinggi.
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR
Uji Marshall
Rancangan campuran berdasarkan metode Marshall ditemukan oleh Bruce
Marshall. Pengujian Marshall bertujuan untuk mengukur daya tahan
(stabilitas) campuran AGREGAT DAN ASPAL terhadap kelelehan plastis (flow).
Flow didefinisikan sebagai perubahan deformasi atau regangan suatu
campuran mulai dari tanpa beban, sampai beban maksimum.
Alat Marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan Proving ring
(cincin penguji) berkapasitas 22,2 KN (5000 lbs) dan flowmeter. Proving
ring digunakan untuk mengukur nilai stabilitas, dan flowmeter untuk
mengukur kelelehan plastis atau flow. Benda uji Marshall Standart
berbentuk silinder berdiamater 4 inchi (10,16 cm) dan tinggi 2,5 inchi (6,35 cm).
METODE PENGUJIAN ASPAL dan AGREGAT
PADA PERKERASAN LENTUR
Parameter Pengujian Marshall
Sifat-sifat campuran beraspal dapat dilihat dari parameter-parameter
pengujian marshall antara lain :
a. Stabilitas Marshall
Nilai stabilitas diperoleh berdasarkan nilai masing-masing yang
ditunjukkan oleh jarum dial. Stabilitas merupakan merupakan yang menunjukkan batas
maksimum beban diterima oleh suatu campuran
beraspal saat terjadi keruntuhan yang dinyatakan dalam kilogram. Nilai stabilitas yang terlalu
tinggi akan menghasilkan perkerasan yang terlalu kaku sehingga tingkat keawetannya berkurang.
b. Kelelehan (Flow)
Seperti halnya cara memperoleh nilai stabilitas, nilai flow merupakan nilai dari masing-masing
yang ditunjukkan oleh jarum dial (dalam satuan mm). Suatu campuran yang memiliki kelelehan
yang rendah akan lebih kaku dan cenderung untuk mengalami retak dini pada usia
pelayanannya.
METODE PENGUJIAN ASPAL dan AGREGAT
PADA PERKERASAN LENTUR
https://www.academia.edu/31941816/Pengujian_Aspal_dan_Agregat_Perkerasan_Jalan_Raya.doc
https://www.bing.com/search?q=METODE+PENGUJIAN+ASPAL+PADA+PERKERASAN+LENTUR&qs=n
&form=QBRE&sp=-1&pq=metode+pengujian+aspal+pada+perkerasan+lentur&sc=0-45&sk=&cvid=4
D3D53BF57644E83894A4BABFFF67F4B
https://zanius.blogspot.com/2012/03/perkerasan-jalan.html