Anda di halaman 1dari 43

METODE PENGUJIAN AGREGAT DAN ASPAL

PADA PERKERASAN LENTUR

ISABELLA RUMAJAR
17014050
PERKERASAN LENTUR (Flexible pavement)

Perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran beraspal sebagai lapis permukaan serta
bahan berbutir sebagai lapisan di bawahnya. Sehingga lapisan perkerasan tersebut mempunyai
flexibilitas/kelenturan yang dapat menciptakan kenyaman kendaraan dalam melintas diatasnya.
Perlu dilakuan kajian yang lebih intensif dalam penerapannya dan harus juga memperhitungkan
secara ekonomis, sesuai dengan kondisi setempat, tingkat keperluan, kemampuan pelaksanaan dan
syarat teknis lainnya, sehingga konstruksi jalan yang direncanakan itu adalah yang optimal.
PERKERASAN LENTUR (Flexible pavement)

Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)


Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan
mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas
dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang
berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR).
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang
didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain lain.

Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :

• Lapisan tanah dasar, tanah galian.


• Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
• Lapisan tanah dasar, tanah asli.
PERKERASAN LENTUR (Flexible pavement)

Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)


Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah dasar dan di
bawah lapis pondasi atas.

Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :


Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
• Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
• Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas.
• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya daya
dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.
PERKERASAN LENTUR (Flexible pavement)
Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan.

Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :


• Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke lapisan di bawahnya.
• Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda kendaraan.
Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
• Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus).
• Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan
tersebut.
• Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh lapisan di bawahnya.
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR

Agregat adalah material granural, misalnya pasir, kerikil, batu pecah, dan kerak tungku besi, yang dipakai bersama-
sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu semen hidraulik atau adukan. Agregat diperoleh dari
sumber daya alam yang telah mengalami pengecilan ukuran secara alamiah melalui proses pelapukan dan aberasi yang
berlangsung lama. Atau agregat dapat juga diperoleh dengan memecah batuan induk yang lebih besar. Agregat
dibedakan menjadi 2 jenis sesuai dengan ukuran butiran yaitu sebagai berikut :
1. Agregat kasar
Agregat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu, dan mempunyai ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir maksimum yang diizinkan tergantung pada
maksud pemakaian. Agregat kasar adalah salah satu material yang digunakan untuk pembuatan lapis pondasi pada
struktur
• 13perkerasan jalan. Agregat kasar terdiri dari agregat kelas A dan agreagt kelas B. Kelas ini menunjukan kualitas serta
besar butiran dari agregat tersebut juga kelasagregat menentukan pemakaian material ini pada lapis perkerasan jalan
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR

Bentuk permukaan konstruksi agregat pada


lapis pondasi atas tidak boleh memiliki
kerusakan yang bisamembuat agregat tidak
bisamenahan kelembaban dari semua lapis
perkerasan.Untuk ketebalan
minimumagregat kelas A yang digunakan
untuk lapis pondasi tidak boleh kurang dari
1 cm. Ukuran butiran yang lolos saringan
untuk tipe kelas agregat dapat ditunjukkan
pada table berikut ini
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR
Sifat –sifat mekanik agregat
• Daya lekat
Ukuran agregat sangat mempengaruhi kekuatan beton yang diinginkan atau direncanakan.
Tekstur yang lebih kasar akan menyebabkan daya lekat lebih besar Daya lekat baik ditandai
dengan banyaknya partikel agregat yang pecah pada beton dalam hal ini lapis pondasi atas
akibat pengujian kuat tekan. Tetapi terlalu banyak partikel agregat yang pecah menandakan
bahwa agregat terlalu lemah
• Kekuatan
Kekuatan yang dibutuhkan pada agregat lebih tinggi daripada kekuatan beton karena
tegangan sebenarnya yang terjadi pada masing-masing partikel lebih tinggi daripada
tegangannominal yang diberikan.
• Kekerasan
Kekerasan agregat sangat diperlukan khususnya pada beton untuk struktur jalan atau pada
lantai beton yang memikul beban lalu lintas yang berat. Kekerasan agregat dapat diukur
dengan Los Angeles Test.
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR

Sifat-sifat Fisik Agregat


1) Specific Gravity(Berat Jenis)
Berat jenis agregat adalah perbandingan berat agregat di udara dari suatu unit volume
terhadap berat air dengan volume yang sama. Pengukuran berat jenis dapat dilakukan pada 3
kondisi :
a. Apparent Specific Gravity(berat jenis absolut) yaitu perbandingan berat agregattanpa pori
di udara dengan volumenya
b. Bulk Specific Gravity(Saturated Surface Dry) yaitu perbandingan berat agregat, termasuk
berat air dalam pori dengan volumenya
c. Bulk Specific Gravity(Dry) yaitu perbandingan berat agregat, termasuk pori di udara
dengan volumenya.Apparent specific gravity berkisar antara 2,5-2,7
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR

material lain yang memiliki peran yangsangat penting adalah agregat. Pada campuran
beraspal,agregat memberikan kontribusi 90 – 95% terhadap berat campuran sehingga sifat - sifat
agregat merupakan salah satu faktor penentu dari kinerja campuran tersebut untuk tujuan ini,sifat
agregat yang harus diperiksa antara lain :
1. Ukuran butir 
ukuran agregat dalam suatu campuran beraspalterdistribusi dari yang berukuran besar sampai yang
kecil.Semakin besar ukuran maksimum agregat yang dipakai semakin banayak variasi ukurannya
dalam campuran tersebut.
2. Gradasi
Gradasi agregat ditentukan oleh analisis saringan,dimana contoh agregat harus memenuhi satu set
saringan. Gradasi agregat dapat dibedakan atas beberapa jenis, diantaranya
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR

a. Gradasi seragam (uniform graded ) atau gradasi terbuka (open graded ) adalah gradasi agregat
denganukuran hampir sama. Eradasi seragam disebut jugagradasi terbuka atau open graded karena
hanya mengandung sedikit agregat halus sehingga terdapat banyak rongga ruang kosong antar
agregat. Campuran beraspal yang dibuat dengan gradasi ini bersifat porous atau memiliki
permeabilitas yang tinggi, stabilitasrendah, dan memiliki berat isi yang kecil
b. Gradasi rapat (dense graded ) adalah gradasi agregat di mana terdapat butiran dari agregat kasar
sampaihalus sehingga sering juga disebut gradasi menerus,atau gradasi baik (well graded ).
Campuran dengan gradasi ini memiliki stabilitas yang tinggi, agak kedapair, dan memiliki berat isi
yang besar.
c. Gradasi senjang (gap graded ) adalah gradasi agregatdi mana ukuran agregat yang ada tidak
lengkap atauada fraksi agregat yang tidak ada atau jumlahnya, sedikit sekali. Campuran agregat
dengan gradasi inimemiliki kualitas peralihan dari kedua gradasi yangdisebutkan diatas. Pada
praktikum yang telah dilakukan menggunakanspesifikasi gradasi agregat
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR
Gradasi agregat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Tabel

Gradasi Agregat campuran AC-WC terpakai ( batas tengah )


METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR

SPESIFIKASI AGREGAT BERDASARKAN UKURAN SARINGAN

Dengan adanya spesifikasi, maka untuk


gradasi agregat yang dihasilkan yang baik
harus masuk dalam batas atas dan batas
basah dari spesifikasi tersebutvsehingga
mendapakan campuran yang baik pula.
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR

3. Kebersihan Agregat
Dalam spesifikasi biasanya memasukkan syarat kebersihan agregat, yaitu dengan
memberikan suatu batasan jenis dan jumlah material yang tidak diinginkan (seperti
tanaman, partikel lunak, lumpur dan lain sebagainya) yang berada dalam atau melekat pada
agregat. Agregat yang kotor akan memberikan pengaruh yang jelek  pada kinerja perkerasan,
seperti berkurangnya ikatan antara aspal dengan agregat yang disebabkan karena banyaknya
kandungan empung pada agregat tersebut.
4. Kekerasan
Semua agregat yang digunakan harus kuat, mampu menahan abrasi dan degradasi selama
proses produksi danoperasionalnya di lapangan. Agregat yang akan digunakansebagai lapis
permukaan perkerasan harus lebih keras(lebih tahan) dari pada agregat yang digunakan
untuk lapis basahnya. Hal tersebut disebabkan karena lapisan permukaan perkerasan akan
menerima dan menahantekanan dan benturan akibat beban lalu lintas paing besar. Oleh
karena itu, kekuataan agregat terhadap beban merupakan suatu persyaratan yang mutlak
harus dipenuhi oleh agregat yang akan digunakan sebagai bahan jalan.
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR

5. Bentuk butir
Agregat bentuk partikel agregat yang bersudut memberikanikatan antara agregat (agregat
interlocking ) yang baik yang dapat menahan perpindahan (displacement ) agregat yang mungkin
terjadi. Agregat yang bersudut tajam, berbentuk kubikal dan agregat yang memiliki lebih dari
0 bidang pecah akan menghasilkan ikatan antar agregat yang paling baik. Dalam campuran beraspal,
penggunaan agregat yang bersudut saja atau bulat saja tidak akan menghasilkan campuran beraspal
yang baik. Kombinasi pengunaan kedua bentuk partikel agregat ini sangatlah dibutuhkan untuk
menjamin kekuatan pada struktur  perkerasan dan workability yang baik dari campuran tersebut.
6. Tekstur Permukaan Agregat
Permukaan agregat yang kasar akan memberikankekuatan pada campuran beraspal karena
kekerasan permukaan agregat dapat menahan agregat tersebut dari pergeseran atau perpindahan.
Kekasaran permukaan agregat juga akan memberikan tahanan geser yang kuat pada roda kendaraan
sehingga akan meningkatkan keamanan kendaraan terhadap slip. Selain itu, film aspal lebih mudah
merekat pada permukaan yang kasar sehingga akan menghasilkan ikatan yang baik antara aspal dan
agregat dan pada akhirnya akan menghasilkan campuran beraspal kuat.
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR

6. Daya Serap Agregat


Bila daya serap agregat sangat tinggi, agregat ini akan terus menyerap aspal baik pada saat
maupun setelah proses pencampuran agregat dengan aspal di unit pencampur aspal akan
menyebabkan aspal yang berada pada permukaan agregat yang berguna untuk mengikat
partikel agregat menjadi lebih sedikit sehinggaakan menghasilkan film aspal yang tipis. Oleh
karena itu,agar campuran yang dihasilkan tetap baik agregat yang porus memerlukan aspal
yang lebih banyak dibandingkandengan yang kurang porus.
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR

Pengujian agregat
Pengujian agregat yang diperlukan untuk mendapatkan agregat yang baik adalah sebagai
berikut
• a)Pengujian analisa saringan (gradasi)
Gradasi agregat adalah pembagian ukuran butiran yang dinyatakan dalam persen dari
berattotal. Tujuan utama pekerjaan analis ukuran butir agregat adalah untuk pengontrolan
gradasi agar diperoleh konstruksi campuran yang bermututinggi. Suatu lapisan yang
semuanya terdiri dariagregat kasar dengan ukuran yang kira-kira samamengandung rongga
udara sekitar 35% apabila lapisan tersebut terdiri atas agregat kasar, sedang,dan halus
dengan perbandingan yang benar akandihasilkan lapisan agregat yang lebih padat dan
rongga udara yang kecil.
• b) Berat jenis dan penyerapan
Pengujian tersebut bertujuan untuk mengetahui berat jenis dan penyerapan agregat.
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR

• c) Uji Keausan
Pada pekerjaan jalan, agregat akanmengalami proses tambahan seperti pemecahan, pengikisan akibat
cuaca, pengausan akibat lalulintas. Euna mengatasi hal tersebut, agregat harusmempunyai daya tahan
yang cukup terhadap pemecahan ( crushing  ), penurunan (degradation),dan penghancuran
(disintegration). Agregat pada atau di dekat permukaan perkerasan memerlukan kekerasan dan
mempunyai daya tahan terhadap pengausan yang lebih besar dibandingkan dengan agregat yang
letaknya pada lapisan lebih ba$ahkarena bagian atas perkerasan menerima beban terbesar.
• d) Pengujian setara pasir 
Agregat yang digunakan sebagai bahan jalanharus bersih, bebas dari Jat%Jat asing, sepertitumbuhan,
butiran lunak, gumpalan tanah liat(lempung), atau lapisan tanah liat (lempung). Pengujian setara pasir
(sand esuivalent test ) dilakukan untuk menentukan perbandingan relatif dari bagian yang dapat
merugikan (seperti butiranlunak dan lempung) terhadap bagian agregat yanglolos saringan no.5.
• e)Pemeriksaan gumpalan lempung dan butiran yangmudah pecah dalam agregat butiran agregat jika
terkena air akan mudah pecah sehingga lebih baik tidak digunakan, karena jika perkerasan jalan
tergenang air, selain mudah pecah biasanya menunjukkan suatu kecenderungan bahwa butiran ini
mengandung lempung.
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR

• f) Pengujian daya lekat


agregat terhadap aspal Pengujian tersebut bertujuan untuk mengetahui kecelakaan agregat
terhadap aspal.
• g) Angularitas
Angularitas merupakan suatu pengukuran penentuan jumlah agregat berbidang
pecah.Susunan permukaan yang kasar yang menyerupai kekasaran kertas amplas
mempunyai kecenderungan untuk menambah kekuatancampuran, dibanding dekat
permukaan yang licin. Ruangan agregat yang kasar biasanya lebih besar sehingga
menyediakan tambahan bagian untuk diselimuti oleh aspal. Agregat dengan permukaanyang
licin dengan mudah dilapisi lapisan aspal tipis (asphalt film), tetapi permukaan seperti ini
tidak dapat memegang lapisan aspal tersebut tetap pada tempatnya.
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR

• h) Pemeriksaan kepipihan agregat


Bentuk butir ( particle shape) pada agregat dibedakan menjadi 6 kategori, yaitu bulat,
tidak  beraturan, berbidang pecah (angular), pipih, panjang, pipih, dan lonjong. gregat yang
pipihdan atau panjang akan mudah patah apabila mendapat beban lalu lintas. besarnya
kepipihan dinyatakan dalam indeks kepipihan. Banyaknya agregat yang pipih dinyatakan
dengan indekskepipihan (flackiness index) dan agregat yang panjang dinyatakan dengan
indeks kelonjongan(elongatian index).
• i) Pengujian partikel ringan dalam agregat
adanya partikel ringan pada agregat dengan jumlah besar yang digunakan sebagai campuran
aspal panas akan mengganggu stabilitas campuran.Partikel ringan yang dimaksud adalah
partikel yangmengapung di atas larutan yang berat jenisnya Bahan yang digunakan untuk
memisahkan partikelringan adalah larutan seng khlorida) berat jenis Dikarenakan
terbatasnya aktu serta alat yang mendukung sehingga percobaan yang dilakukan pada
praktikum ini hanya pengujian saringan agregat halus dan kasar, berat jenis, dan penyerapan
agregat halus dan kasar, serta kelekatan agregat terhadap aspal.
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR

Standar Pengujian Agregat

Dalam pengujian agregat terdapat


beberapa macamstandar yang
digunakan untuk masing-masing
proses pengujian agregat
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR

CAMPURAN
Campuran beraspal panas terdiri atas kombinasi agregat, bahan pengisi (bila diperlukan), dan aspal
yang dicampur secara panas pada temperatur tertentu. Komposisi bahan dalam campuran beraspal
panas terlebih dahulu harus direncanakan sehingga setelah terpasang diperoleh perkerasan aspal yang
memenuhi kriteria sebagai berikut
a)Stabilitas yang cukup
Sehingga mampu mendukung beban lalu lintas yang mele$atinya tanpa mengalami deformasi
permanen dan deformasi plastis selama umur rencana.
b) Durabilitas yang cukup.
Sehingga mempunyai keawetan yang cukup akibat pengaruh cuaca dan beban lalu lintas.
c) Kelenturan yang cukup.
Sehingga harus mampu menahanlendutan akibat beban lalu lintas tanpa mengalami retak.
d) Cukup kedap air.
Sehingga tidak ada rembesan air yang masuk ke lapis pondasi di basahnya.
METODE PENGUJIAN AGREGAT PADA
PERKERASAN LENTUR

 e) Kekesatan yang cukup.


Kekesatan permukaan lapisan beraspal berhubungan erat dengan keselamatan
pengguna jalan.
f) Ketahanan terhadap retak lelah ( fatisue). Sehingga mampumenahan beban berulang dari
beban lalu lintas selamaumur rencana.
g) Kemudahan kerja.
Sehingga ampuran beraspal mudahdilaksanakan, mudah dihamparkan, dan
mudahdipadatkan.
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR

Penggunaan aspal pada perkerasan jalan harus disesuaikandengan kondisi, situasi, dan jenis perkerasan
yang dipakai. Aspal biasanya mempunyai angka penetrasi 40/50 , 60/70, 80/100. Semakin besar angka
penetrasi, maka semakin lembek aspal tersebut. Aspal pada lapis perkerasan jalan berfungsi sebagai
bahan ikat antar agregat untuk membentuk suatu campuran yang kompak, sehingga akan memberikan
kekuatan yang lebih besar dari kekuatan masing-masing agregat. Aspal yang digunakan pada penelitian
ini merupakan hasil penyulingan minyak mentah produksi Shell.
Jenis-jenis aspal buatan hasil penyulingan minyak bumi teridri dari :
1. Aspal keras
Aspal keras merupakan aspal hasil destilasi yang bersifat viskoelastis sehingga akan melunak dan
mencair bila mendapat cukup pemanasan dan sebaliknya.
2. Aspal cair
Aspal cair merupakan aspal hasil dari pelarutan aspal keras dengan bahan pelarut berbasis minyak.
3. Aspal emulsi
Aspal emulsi dihasilkan melalui proses pengemulsian aspal keras. Pada proses ini partikel-partikel aspal
padat dipisahkan dan didispersikan dalam air.
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR

Kinerja campuran aspal dan agregat


Campuran aspal dan agregat untuk perkerasan jalan yang biasanya disebut sebagai aspal
beton merupakan suatu bahan lapis perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat
kasar, agregat sedang dan agregat halus serta bahan mineral lainnya sebagai pengisi / filler
dengan aspal sebagai bahan pengukat dalam perbandingan yang proporsional dan teliti
serta diatur dalam perencanaan campuran.
Bahan Tambahan Aspal (Asphalt Additive)
Apabila untuk membantu pelekatan/anti pengelupasan, dipandang perlu bahan tambah
maka bahan tambah harus terdiri dari bahan yang telah terbukti baik, dan harus
ditambahkan kedalam aspal serta diaduk secara seksama sesuai dengan petunjuk yang
diberikan oleh pabriknya sehingga diperoleh campuran yang seragam.
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR

Campuran
 Komposisi Umum Campuran
Campuran untuk Lapis Aspal Beton pada dasarnya terdiri dari agregat kasar, agregat halus
dan aspal. Masing-masing fraksi agregat terlebih dulu harus diperiksa gradasinya dan
selanjutnya digabungkan menurut perbandingan yang akan menghasilkan agregat campuran
yang memenuhi gradasi pada Tabel 2. Kedalam agregat campuran tersebut ditambahkan
aspal secukupnya sehingga diperoleh campuran yang memenuhi persayaratan dalam
Petunjuk ini
 Kadar Aspal Dalam Campuran
Kadar aspal yaitu persentase berat aspal, terhadap berat campuran berkisar antara 4 sampai
7 persen. Kadar aspal yang tepat harus ditentukan berdasarkan pengujian cara Marshall
(PC.0202-76 MPBJ) sehingga didapatkan campuran yang memenuhi persyaratan
sebagaimana disebutkan pada butir 2.2.5.
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR

 Rumusan Campuran Kerja (Job Mix Formula)


Sebelum pelaksanaan dimulai, terlebih dulu harus dibuat rumusan campuran kerja (Job Mix
Formula) yang akan dijadikan dasar dalam memproduksi campuran. Rumusan campuran
kerja tersebut harus menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
a. Nilai pasti persentase berat agregat yang lolos pada setiap saringan yang telah
ditetapkan.
b. Nilai pasti kadar aspal dalam campuran.
c. Nilai pasti suhu pada saat campuran keluar dari pusat pencampur.
d. Nilai pasti suhu pada saat campuran tiba di lapangan.
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR

 Penerapan Rumusan Campuran Kerja dan Toleransi


Semua campuran yang dihasilkan harus memenuhi campuran ket;a yang telah ditetapkan
dengan toleransi sebagai berikut :
a. Toleransi komposisi agregat. - Berat agregat yang lolos saringan No. 8 dan yang lebih
besar : ± -5% berat agregat. - Berat agregat yang lolos saringan No. 30, 50 dan 100 : ±
3% berat agregat. - Berat agregat yang lolos saringan No. 200 : ± 1 % berat agregat.
b. Toleransi kadar aspal - kadar asapal : ± 0,3% berat campuran
c. Toleransi suhu - Campuran keluar dari pusat pencampur : ± 10oC. - Campuran tiba di
lapangan : ± 10oC Batas-batas kendali kerja (job controlle) gradasi dan suhu masing-
masing tidak boleh keluar dari batas-batas umum gradasi (Tabel 2) dan suhu.
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR
Persyaratan Campuran Apabila dilakukan cara Marshall (PC.0201-76 MPBJ) campuran harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Catatan :
1) Rongga dalam campuran aspal dihitung berdasarkan Berat
Jenis maksimum teoritis campuran (berdasarkan beratjenis
efektif agregat) atau berdasarkan beral jenis maksimum
campuran menurut AASHTO T 209-82.
2) Rongga dalam agregat ditetapkan berdasarkan berat jenis
jenis curah (bulk specific gravity) dari agregat.
3) Indeks perendaman ditetapkan berdasarkan Rumus :

4) Kepadatan Lalu Lintas


Berat : lebih besar 500UE 18 KSAL/hari/jalur
Sedang : 50 sampai 500 UE 18 KSAL/hari/jalur
Ringan : lebih kecil dari UE 18 KSAL/hari/jalur
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR
Instalasi Pencampur (Asphalt Mixing Plant)
a. Instalasi Pencampur harus mempunyai kemampuan produksi sedemikian rupa, sehingga alat
penghampar yang dilayaninya dapat bekerja secara terus menerus pada kecepatan normal.
b. Instalasi Pencampur harus mempunyai susunan dan cara kerja sedemikian rupa sehingga
apabila dioperasikan dapat menghasilkan campuran yang memenuhi rumusan campuran kerja.
c. Semua jenis Instalasi Pencampur harus memenuhi persyaratan sebagaimana disebutkan pada
butir 2.3.1.2 dibawah dan disamping itu setiap Instalasi Pencampur jenis takaran (batch plant)
dan jenis menerus (continuous plant), masing-masing harus memenuhi persyaratan pada butir
2.3.1.3 dan 2.3.1.4
Persyaratan Umum Instalasi Pencampur
d. Pemasuk Agregat Dingin (cold aggregnte.feeder)
Pemasuk agregat dingin harus dapat bekerja secara mekanis dan dapat diatur secara teliti sehingga
setiap agregat dapat masuk ke dalam pengering dalam proporsi yang seragam sesuai dengan yang
dikehendaki. Untuk setiap fraksi agregat harus disediakan pemasuk sendiri-sendiri. Setiap masuk
harus dilengkapi dengan fasilitas untuk mengatur jumlah agregat yang keluar. Apabila dipandang
perlu, untuk menjamin kelancaran aliran agregat dari semua bin, harus disediakan petugas khusus.
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR
b. Tangki Aspal dan Aspal Pemanasnya Tangki untuk menyimpan aspal harus mempunyai kapasitas yang
cukup, paling sedikit untuk satu hari produksi. Tangki aspal harus dilengkapi dengan alat yang dapat
mengukur secara teliti setiap volume aspal di dalamnya dan harus dapat mengalirkan semua aspal yang
ditampungnya. Sistem pemanas pada tangki harus dapat memanaskan secara merata seluruh aspal
sampai suhu yang ditetapkan dan harus sedemikian rupa sehingga tidak ada nyala api yang menyentuh
langsung dinding tangki. Untuk mengukur suhu aspal, pada lokasi yang cocok dekat katup pembuangan
pada unit pengaduk, harus dipasang termometer berlapis baja, yang mempunyai skala yang cukup (100
sampai 200°C).
c. Pengering (Dryer) Pengering pada Instalasi Pencampur harus mampu mengeringkan dan memanaskan
secara merata (pada suhu yang ditentukan) agregat dalam jumlah yang cukup untuk menjamin operasi
menerus dari pada Instalasi Pencampur. Untuk mengukur suhu agregat pada saat keluar dari alat
pengering, pada talang pembuangan harus dipasang termometer yang dapat mencatat sendiri.
d. Saringan Saringan harus mampu mengayak semua agregat menurut fraksi dan proporsi yang
ditetapkan dan harus mempunyai kapasitas sedikit di atas kapasitas penuh unit pengaduk. Saringan-
saringan tersebut harus mempunyai efisiensi operasi sedemikian rupa sehingga agregat yang ada dalam
bin, harus mengandung bagian yang berukuran terlalu besar atau terlalu kecil tidak lebih dari 10 persen.
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR

 Khusus Instalasi Pencampur Jenis Takaran (Batching Plant). a. Timbangan Agregat


Timbangan untuk agregat harus mempunyai kepekaan sebesar 0,5% beban maksimum
yang diperlukan, dan harus dipelihara agar selalu dalam kondisi yang baik. Untuk
memeriksa tingkat ketelitian timbangan, harus disediakan beban-beban standar (biasanya
@ 20 kg) sehingga dapat dipastikan bahwa timbangan masih mempunyai batas ketelitian
 1% di atas atau di bawah setiap kenaikan berat agregat sampai dengan berat total. b.
PenakarAspal Jumlah aspal yang ditambahkan harus ditakar dengan cara menimbang atau
mengukur volumenya. Alat penakar harus mempunyai ketelitian yang tinggi sehingga
kadar aspal dalam campuran berada dalam batas-batas kendali kerja yang telah
ditetapkan. Apabila dalam penimbangan digunakan ember (bucket), maka ember harus
mempunyai kapasitas yang cukup untuk menampung sekurang-kurangnya 15% daripada
kapasitas unit pengaduk dan harus dilengkapi dengan alat-alat yang dapat menimbang
aspal dalam batas ketelitian 1 % di atas atau di bawah berat yang dikehendaki. Batang-
batang penyemprot bertekanan harus dipasang sedemikian rupa sehingga aspal dapat
tersebar secara merata keseluruh panjang dan lebar pengaduk.
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR

 Kotak Penimbang atau Hoper Kotak penimbang atau hoper harus mempunyai kapasitas
yang cukup untuk menampung satu takaran penuh (full batch) tanpa perlu diratakan
dengan tangan atau tanpa meluap dan harus dilengkapi dengan alat yang dapat
menimbang agregat secara teliti dari setiap bin. d. Unit Pengaduk (Mixer Unit) Instalasi
Pencampur harus mempunyai pengaduk takaran (batch mixer) yang terdiri dari jenis ruang
pengaduk ganda (twin pugmill) dan mampu memproduksi campuran seragam yang masih
dalam batas toleransi campuran keija.
 Ruang pengaduk harus dilengkapi secukupnya dengan pedal-pedal pengaduk. Ruang
bebas antara pedal-pedal dengan bagian-bagian lain pada unit pengaduk tidak boleh lebih
dari 2 cm. Ruang pengaduk harus dioperasikan pada kecepatan sedemikian rupa sehingga
menghasilkan campuran yang seragam. Untuk mengendalikan siklus pengadukan, unit
pengaduk harus dilengkapi dengan pengunci waktu (time lock) yang diteliti. Selama dalam
pengadukan kering, pengunci waktu harus dapat mengunci ember aspal dan selama masa
pengadukan kering dan basah harus dapat mengunci unit pengaduk.
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR

a. Alat Penghampar (Spreader)Alat penghampar harus berjenis yang dapat bergerak sendiri yang
dilengkapi dengan baik penampung, ulir penyebar, sepatu yang dapat diatur (adjustable screeds), pelat
pemadat (tamper) atau sepatu getar (vibratory screeds), dan peralatan pengatur
ketebalan/kemiringan/ketinggian (equalizing devices), serta mampu menghampar campuran panas
tanpa terjadi sobekan, sungkur, segregasi, alur atau catat-catat lainnya, dan dapat memberikan kerataan
permukaan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
b. Alat Pemadat Alat pemadat harus terdiri dari jenis roda besi dan jenis roda karet yang bermesin. Alat
pemadat roda besi Tandem roda dua, Tandem roda tiga dan roda karet, masing-masing harus
mempunyai berat minimum 8 ton, 12 ton dan 15 ton. Alat pemadat harus cocok untuk pemadatan
campuran panas dan harus mampu berbalik arah tanpa terjadi kejut (backlash). Untuk mencegah
melekatnya campuran pada roda pemadat, maka roda pemadat harus dilengkapi dengan pisau
pembersih (scrapers), tangki air dan batang penyemprot.
c. Timbangan Truk ( T rack Scales) Timbangan truk yang biasanya dipasang di lokasi pencampur, harus dari
jenis batang standar (Standard beam type), mempunyai kapasitas yang cukup untuk menimbang semua
jenis truk yang digunakan dalam pengangkutan campuran, dan mampu menimbang secara teliti pada
pembebanan antara 10 kg sampai beban total. Untuk memeriksa ketelitian timbangan, harus
disediakan beban-beban standar.
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR

Karakteristik Campuran Beraspal terdapat tujuh karakteristik campuran yang harus


dimiliki oleh beton aspal adalah stabilitas (stability), keawetan (durability), kelenturan
(flexibility), ketahanan terhadap kelelahan (fatique resistance), kekesatan permukaan atau
ketahanan geser (skid resistance), kedap air dan kemudahan pelaksanaan (workability).
Berikut ini adalah sebuah penjelasan dari campuran – campuran beraspal :
1. Stabilitas (Stability)
Stabilitas adalah kemampuan perkerasan jalan menerima beban lalu lintas tanpa terjadi
perubahan bentuk tetap seperti gelombang, alur dan bleeding.
2. Keawetan (Durability)
Keawetan adalah kemampuan perkerasan jalan untuk mencegah terjadinya perubahan pada
aspal dari kehancuran agregat dan mengelupasnya selaput aspal pada batuan agregat akibat
cuaca, air, suhu udara dan keausan akibat gesekan dengan roda kendaraan.
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR

2. Keawetan (Durability)
Keawetan adalah kemampuan perkerasan jalan untuk mencegah terjadinya perubahan pada
aspal dari kehancuran agregat dan mengelupasnya selaput aspal pada batuan agregat akibat
cuaca, air, suhu udara dan keausan akibat gesekan dengan roda kendaraan.
3. Kelenturan (Flexibility)
Kelenturan adalah kemampuan perkerasan jalan untuk menyesuaikan diri akibat penurunan
(konsolidasi/settlement) dan pergerakan dari pondasi atau tanah dasar, tanpa terjadi retak.
Penurunan terjadi akibat dari repetisi beban lalu lintas ataupun akibat beban sendiri tanah
timbunan yang dibuat di atas tanah asli.
4. Ketahanan Terhadap Kelelahan (Fatique Resistance)
Ketahanan terhadap kelelahan adalah kemampuan perkerasan jalan untuk menerima
lendutan berulang akibat repetisi beban, tanpa terjadinya kelelahan berupa alur dan retak.
Hal ini dapat tercapai jika menggunakan kadar aspal yang tinggi.
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR

5. Kekesatan/tahanan geser (Skid Resistance)


Kekesatan/tahanan geser adalah kemampuan permukaan beton aspal terutama pada kondisi basah,
memberikan gaya gesek pada roda kendaraan sehingga kendaraan tidak tergelincir. Faktor-faktor untuk
mendapatkan kekesatan jalan sama dengan untuk mendapatkan stabilitas yang tinggi, yaitu kekasaran
permukaan dari butir-butir agregat, luas bidang kontak antar butir atau bentuk butir, gradasi agregat,
kepadatan campuran.
6. Kedap Air (Impermeability)
Kedap air adalah kemampuan aspal beton untuk tidak dapat dimasuki air ataupun udara. Air dan udara
dapat mengakibatkan percepatan proses penuaan aspal dan pengelupasan selimut aspal dari
permukaan agregat.
7. Kemudahan Pelaksanaan (Workability)
Kemudahan pelaksanaan adalah kemampuan campuran aspal beton untuk mudah dihamparkan dan
dipadatkan. Kemudahan pelaksanaan menentukan tingkat efisensi pekerjaan. Faktor kemudahan
dalam proses penghamparan dan pemadatan adalah viskositas aspal, kepekatan aspal terhadap
perubahan temperatur dan gradasi serta kondisi agregat.
METODE PENGUJIAN ASPAL PADA
PERKERASAN LENTUR

Volumetrik Campuran Beraspal


Volumetrik campuran beraspal yang dimaksud adalah volume benda uji campuran yang telah
dipadatkan. Komponen campuran beraspal secara volumetrik tersebut adalah : Volume rongga
diantara mineral agregat (VMA), Volume bulk campuran padat, Volume campuran padat tanpa
rongga, Volume rongga terisi aspal (VFA), Volume rongga dalam campuran (VIM), Volume aspal yang
diserap agregat, Volume agregat berdasarkan berat jenis.

Komponen Campuran Beraspal secara volumetrik


METODE PENGUJIAN ASPAL dan AGREGAT
PADA PERKERASAN LENTUR

Uji Marshall
Rancangan campuran berdasarkan metode Marshall ditemukan oleh Bruce
Marshall. Pengujian Marshall bertujuan untuk mengukur daya tahan
(stabilitas) campuran AGREGAT DAN ASPAL terhadap kelelehan plastis (flow).
Flow didefinisikan sebagai perubahan deformasi atau regangan suatu
campuran mulai dari tanpa beban, sampai beban maksimum.

Alat Marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan Proving ring
(cincin penguji) berkapasitas 22,2 KN (5000 lbs) dan flowmeter. Proving
ring digunakan untuk mengukur nilai stabilitas, dan flowmeter untuk
mengukur kelelehan plastis atau flow. Benda uji Marshall Standart
berbentuk silinder berdiamater 4 inchi (10,16 cm) dan tinggi 2,5 inchi (6,35 cm).
METODE PENGUJIAN ASPAL dan AGREGAT
PADA PERKERASAN LENTUR
Parameter Pengujian Marshall
Sifat-sifat campuran beraspal dapat dilihat dari parameter-parameter
pengujian marshall antara lain :
a. Stabilitas Marshall
Nilai stabilitas diperoleh berdasarkan nilai masing-masing yang
ditunjukkan oleh jarum dial. Stabilitas merupakan merupakan yang menunjukkan batas
maksimum beban diterima oleh suatu campuran
beraspal saat terjadi keruntuhan yang dinyatakan dalam kilogram. Nilai stabilitas yang terlalu
tinggi akan menghasilkan perkerasan yang terlalu kaku sehingga tingkat keawetannya berkurang.
b. Kelelehan (Flow)
Seperti halnya cara memperoleh nilai stabilitas, nilai flow merupakan nilai dari masing-masing
yang ditunjukkan oleh jarum dial (dalam satuan mm). Suatu campuran yang memiliki kelelehan
yang rendah akan lebih kaku dan cenderung untuk mengalami retak dini pada usia
pelayanannya.
METODE PENGUJIAN ASPAL dan AGREGAT
PADA PERKERASAN LENTUR

c. Hasil Bagi Marshall (Marshall Quotient)


Hasil bagi Marshall merupakan hasil bagi stabilitas dengan kelelehan (flow). Semakin tinggi
MQ, maka akan semakin tinggi kekakuan suatu campuran dan semakin rentan campuran
tersebut terhadap keretakan.
d. Rongga Terisi Aspal (VFA atau VFB)
Rongga terisi aspal (VFA) adalah persen rongga yang terdapat diantara partikel agregat
(VMA) yang terisi oleh aspal, tidak termasuk aspal yang diserap oleh agregat.
e. Rongga Antar Agregat (VMA)
Rongga antar agregat (VMA) adalah ruang rongga diantara partikel agregat pada suatu
perkerasan, termasuk rongga udara dan volume aspal e fektif (tidak termasuk volume aspal
yang diserap agregat).
PENUTUP

https://www.academia.edu/31941816/Pengujian_Aspal_dan_Agregat_Perkerasan_Jalan_Raya.doc
https://www.bing.com/search?q=METODE+PENGUJIAN+ASPAL+PADA+PERKERASAN+LENTUR&qs=n
&form=QBRE&sp=-1&pq=metode+pengujian+aspal+pada+perkerasan+lentur&sc=0-45&sk=&cvid=4
D3D53BF57644E83894A4BABFFF67F4B
https://zanius.blogspot.com/2012/03/perkerasan-jalan.html

Anda mungkin juga menyukai