Anda di halaman 1dari 46

TEORI KEBAKARAN

SERTA TEHNIK ANALISA


RESIKO BAHAYA KEBAKARAN
NAMA : FAJAR
KELAS : A-3 SEMESTER 2
NPM : 197052513
PENDAHULUAN
Didalam buku yang berjudul “ESSENTIALS OF FIRE FIGHTING”
api adalah suatu reaksi rantai kimia yang dikenal sebagai
pembakaran, sementara didalam buku manual pelatihan
pemadam kebakaran karangan “DAVID T. GOLD” pengertiannya
diperkuat lagi dengan mengatakan bahwa Api atau pembakaran
adalah suatu proses oksidasi cepat yang umumnya
menghasilkan panas dan nyala.

Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan


bahwa api adalah hasil akhir dari reaksi kimiawi pembakaran
yang berunsurkan bahan bakar,oksigen dan panas.
PENDAHULUAN
• Api merupakan sahabat dan sangat
dibutuhkan bagi manusia untuk
menunjang kehidupannya
• Namun api yang tidak terkendali dapat
menimbulkan bencana dalam kehidupan
manusia
• Setiap tahun ribuan orang tewas akibat
kebakaran
API
Suatu massa zat yang sedang berpijar yang
dihasilkan dalam proses kimia oksidasi yang
berlangsung dengan cepat dan disertai pelepasan
energi/panas.

National Fire Protection Association (NFPA)


FIRE TETRAHEDON
TITIK NYALA adalah SUHU TERENDAH DIMANA
SUATU ZAT MEMBERIKAN CUKUP UAP DAN AKAN
MENYALA (TERBAKAR SEKEJAP) BILA ADA SUMBER
PANAS DENGAN ENERGI YANG CUKUP

TITIK BAKAR adalah SUHU TERENDAH DIMANA


SUATU ZAT MEMBERIKAN CUKUP UAP DAN AKAN
TERBAKAR (MENYALA TERUS MENERUS) BILA ADA
SUMBER PANAS DENGAN ENERGI YANG CUKUP
CONTOH TITIK NYALA BEBERAPA ZAT

NAMA BAHAN TITIK NYALA (ºC)


• Bensin • - 43
• KerosIn • 38 s.d 73
• Butan • -60
• Propan • -104
• Asetilin • -18
• Etanol (spiritus) • 12,7
• Aseton • -18
DAERAH BISA TERBAKAR
(flammable range)
Adalah batas konsentrasi volume campuran antara
uap bahan bakar dengan udara agar campuran
tersebut dapat menyala bila diberi panas yang
cukup.
Konsentrasi terendah dinamai Batas Bisa Terbakar
Bawah (BBTB) = Lower Flammable Limit (LFL)

Konsentrasi tertinggi dinamai Batas Bisa Terbakar


Atas (BBTA) = Upper Flammable Limit (UFL)
100%

• Garis Batas
Daerah KAYA UAP

Daerah KURANG OKSIGEN


Bisa Terbakar
BBTA :10 %
% konsentrasi
uap minyak

DAERAH
di udara

BISA
TERBAKAR

BBTB : 1 %
Daerah KURANG UAP

21% 10% % oksigen di udara

1
0
KEBAKARAN
Suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan
cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan
timbulnya api atau penyalaan
(Depnaker)
Teori Kebakaran

Definisi  Api
Suatu proses reaksi kimia/
oksidasi yang sangat cepat di
ikuti dengan timbulnya nyala,
cahaya, asap, gas dan energi
panas
Unsur Api
Seperti telah dikemukakan diatas reaksi terjadinya api dari
tiga jenis unsur yaitu :
1. Fuel ( Bahan Bakar )
a. Pengertian bahan bakar
Yang dimaksud bahan bakar ialah semua jenis benda yang
dapat terbakar
b. Jenis bahan bakar
Bahan bakar umumnya dibagi atas 3 jenis antara lain jenis
bahan bakar padat, bahan bakar gas dan cair
Bahan Bakar Padat
Bahan bakar padat yang terbakar akan meninggalkan sisa
berupa abu atau arang setelah selesai terbakar. Contohnya:
kayu, batu bara, plastik, gula, lemak, kertas, kulit dan lain-
lainnya.

Bahan Bakar Cair


Bahan bakar cair contohnya: bensin, cat, minyak tanah, pernis,
turpentine, lacquer, alkohol, olive oil, dan lainnya.

Bahan Bakar Gas


Bahan bakar gas contohnya: gas alam, asetilen, propan,
karbon monoksida, butan, dan lain-lainnya.
Unsur Api
2. Oksigen / O2
a. Pengertian Oksigen
Suatu jenis gas yang sangat diperlukan dalam proses
kehidupan bagi semua mahluk
b. Persentase Oksigen diudara
Udara terdiri dari atas bermacam -macam gas dengan
komposisi sebagai berikut :
- Gas Nitrogen / N2   : kurang lebih 78 %
- Gas Oksigen / O2    : kurang lebih 21%
- Gas Karbondioksida: kurang lebih 1%
Jumlah gas oksigen yang prosentasinya 21% inilah yang
selalu dibutuhkan untuk proses kehidupan.
c. Fungsi Oksigen yang terjadinya Api
(Pembakaran)
Gas oksigen merupakan salah satu unsur yang
harus ada, sehingga tanpa oksigen api tidak
dapat terjadi. Pada keadaan normal, dimana
jumlah presentase oksigen diudara adalah
21% merupakan jumlah yang memadai untuk
proses terjadinya api . Dan jumlah minimal
presentase oksigen di udara yang masih dapat
membantu dalam proses terjadinya api
adalah 15%.
3.Heat  (sumber panas)
a.Sumber panas ialah semua benda atau kejadian yang menimbulkan
panas
Sumber Nyala ialah semua benda atau kejadian yang menimbulkan
Panas pada suatu tingkat temperatur tertentu dan telah dianggap
berbahaya bagi timbulnya api / kebakaran.
b.Terjadinya sumber nyala
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya sumber nyala, antara lain :
- Sumber nyala terjadi karena proses Alam
- Sumber nyala terjadi karena proses Kimia
- Sumber nyala terjadi karena proses Listrik
- Sumber nyala terjadi karena proses Mekanik
- Sumber nyala terjadi karena proses Nuklir
INTENSITAS Phenomena kebakaran

Flashover

3 - 10 menit

STEDY

TH
OW Fully development fires

DE
(600-1000 o C)
GR

C
Initiation

AY
TIME
Source
Energy
FLASHOVER
• Secara etImologi bahasa flashover dapat diartikan
sebagai sebuah proses pengapian yang berjalan secara
selaras dan membakar bahan-bahan yang ada
disekitarnya sehingga secara keseluruhan bagian dari
ruang menjadi sangat panas, kemudian mengahasilkan
asap yang bersifat panas pada suatu ruang dan ketika
titik panas mendekati 500 derajat celcius akan
menyebabkan terjadinya kobaran api yang membesar.
GEJALA DAN 4 TIPE FLASHOVER
• 1. Lean Flashover (Rollover), dimana api
berada dibawah plafon dan memenuhi
bagian ruang namun rasio udara panas
masih dibawah jangkauan terbakar.
• 2. Rich Flashover (backdraft), terjadi ketika asap panas
membakar bagian atas permukaan  pada jangkauan
bakar yang sesuai. Kejadian ini berlangsung saat api
menyebar memenuhi ruangan-ruangan, membakar
benda-benda yang ada, menghabiskan sumber oxigen
dan meninggalkan gas yang sangat panas yang dapat
menyebabkan sebuah luapan asap disertai dengan
kobaran api. Tanda umum terjadinya backdraft adalah
asap yang berwarna kekuningan atau kecoklatan.
• 3. Delayed Flashover (Smoke Explosion), terjadi ketika asap
yang lebih dingin keluar dari ruang asap yang lebih panas
namun tetap memiliki kemampuan untuk menimbulkan api.
Hasil dari kejadian ini sangat sulit untuk diprediksi, Jika
material luar dan api bercampur serta menghasilkan komposisi
yang ideal akan menyebabkan sebuah ledakan asap yang
membahayakan disertai dengan munculnya api.

4. Hot Rich Flashover (Auto ignition), terjadi saat panas asap


melebihi jangkauan bakar sehingga temperatur panas yang
dihasilkan menjadi sangat tinggi, kondisi ini menyebabkan
sebaran asap panas cepat memenuhi ruang dan secara sesaat
akan menghasilkan kobaran api yang sangat besar
•  
KLASIFIKASI KEBAKARAN DAN
MEDIA PEMADAMANNYA
DEFINISI
KLASIFIKASI KEBAKARAN
ADALAH SUATU PENGGO-
LONGAN BAHAYA KEBAKARAN
BERDASARKAN JENIS BAHAN
YANG TERBAKAR
4 (EMPAT) MACAM
KLASIFIKASI YANG BERLAKU
DALAM PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN.
KLASIFIKASI KEBAKARAN
SEBELUM TAHUN 1970
Sebelum tahun 1970 negara-negara Eropa mengakui
klasifikasi kebakaran ini antara lain sebagai berikut :
 Klas A : bahan bakar padat (kain, kertas, kayu, dll)
 Klas B : bahan bakar cair dan padat lunak
(Misalnya Grease atau gemuk).
Klas C : kebakaran listrik "Hidup"
= AMERIKA UTARA
= AUSTRALIA
= AFRIKA SELATAN
KLASIFIKASI KEBAKARAN
SESUDAH TAHUN 1970

Pada bulan Juni tahun 1970 diadakan Konvensi


Internasional, dimana dalam konvensi ini melahirkan
klasifikasi kebakaran sebagai berikut :
• Klas A : Bahan bakar apabila terbakar akan
meninggalkan arang dan abu.
• Klas B : Bahan bakarnya lunak dan cair (minyak
tanah, bensin, solar, dll).
• Klas C : Bahan bakarnya gas.
• Klas D : Bahan bakarnya logam.
KLASIFIKASI KEBAKARAN NFPA

Klasfikasi NFPA ini dikenal sebagai klasifikasi Amerika di darat


(sama dengan DPK/Dinas Pemadam Kebakaran di Indonesia).
Adapun pembagian dari klasifikasi menurut NFPA ini sebagai
berikut :
• Klas A : Bahan bakarnya bila terbakar akan meninggalkan
arang dan abu.
• Klas B : Bahan bakar cair.
• Klas C : Kebakaran listrik.
• Klas D : Kebakaran logam.
KLASIFIKASI DARI N.F.P.A
( NASIONAL FIRE PROTECTION ASSOCIASION )

1. KLAS A: Bahan bakar padat,kayu, kain,karet, plastik dll.


2. KLAS B: Bahan bakar cairyang mudah terbakar,minyak tanah
bensin, crude oil dll.
3. KLAS C: Listrik yang gagal fungsi.
4. KLAS D: Bahan bakar logam, magnesium, titanium dll.

KLASIFIKASI TERSEBUT DIATAS BERLAKU DI


INDONESIA YANG DIKELUARKAN OLEH MENTERI
TENAGA KERJA
PER.MEN: NO/ PER/04/MEN/1980
14 APRIL 1980 MEN/TEN KERJA & TRANS
KLASIFIKASI DARI COAST GUARD
 Klas A : Sisa pembakaran berupa arang dan abu (kain, kayu,
kertas, plastik, dll).
 Klas B : Cairan dengan titik nyala lebih kecil dari 1700 F dan
tidak larut dalam air (misalnya bensin, benzone dll).
 Klas C : Cairan dengan titik nyala lebih kecil dari 1700 F & larut
dalam air (misalnya acrton, ethanol,dll)
 Klas D : Cairan dengan titik nyala sama dengan 1700 F dan lebih
tinggi, dan tidak larut dalam air (misalnya minyak kelapa,
minyak ikan paus, minyak trafo, bahan bakar/minyak berat).
 Klas E : Cairan dengan titik nyala sama dengan 1700 F dan lebih
tinggi, akan larut dalam air (misalnya glicerin, etilen, glikon dll).
 Klas F : Kebakaran logam (misalnya alumunium dll).
 Klas G : Kebakaran listrik.
PRINSIP PEMADAMAN
Prinsip-prinsip pemadaman kebakaran adalah sebagai
berikut :
• Menghilangkan bahan bakar
• Memisahkan uap bahan bakar dengan udara
• Mendinginkan
• Memutus rantai reaksi pembakaran.
• Sedapat mungkin di dalam memadamkan kebakaran,
salah satu unsur dari segi api (bahan bakar - panas -
udara), dihilangkan
TEKNIK PEMADAMAN KEBAKARAN

BREAKING CHAIN
Udara CHEMICAL
REACTION.
Smothering

Starving Cooling
EXPLOTI
ON

Bahan bakar
API Heat
TEKNIK PEMADAMAN KEBAKARAN

STARVATION
MENGHILANGKAN ATAU MENGURANGI BAHAN
BAKAR SAMPAI DI BAWAH BATAS BISA TERBAKAR =
LOW FLAMMABLE LIMIT.
MENGAMBIL / MENGURANGI BAHAN BAKAR
SAMPAI DIBAWAH BATAS DAPAT TERBAKAR BAWAH
(LOW FLAMABLE LIMIT /LFL).
CARA INI DILAKUKAN MISALNYA DENGAN
MENUTUP SALURAN / KERANGAN BAHAN BAKAR
PADA DAERAH YANG TERBAKAR.
TEKNIK PEMADAMAN KEBAKARAN

SMOOTHERING
MENGAMBIL/MENGURANGI/MEMISAHKAN UDARA
DENGAN BAHAN BAKAR SEHINGGA TIDAK ADA
KONTAK PADA KEDUA ZAT TERSEBUT.
CARA INI DILAKUKAN MISALNYA DENGAN
MENUTUP PERMUKAAN BAHAN BAKAR DENGAN
SELIMUT API (FIRE BLANKET) ATAU DENGAN BUSA
(FOAM).
TEKNIK PEMADAMAN KEBAKARAN

COOLING
MENGURANGI / MENURUNKAN TEMPERATUR
BAHAN BAKAR HINGGA DIBAWAH TITIK
NYALANYA / FLASH POINT.
CARA INI MISALNYA MENGGUNAKAN
SEMPROTAN AIR
TEKNIK PEMADAMAN KEBAKARAN

BREAKING CHAIN CHEMICAL


REACTION

MEMUTUS RANTAI REAKSI KIMIA PEMBAKARAN


SEHINGGA TIDAK ADA LAGI RADIKAL BEBAS
BAHAN BAKAR YANG BEREAKSI.
CARA INI MISALNYA DENGAN MENEBAS API
(MEKANIS) ATAU MENAMBAHKAN BAHAN KIMIA
KE REAKSI PEMBAKARAN (HALON/DRY
CHEMICAL).
JENIS-JENIS MEDIA PEMADAMAN
Media pemadam menurut fasenya dibagi
menjadi 3 (tiga) macam :
• Jenis padat : pasir, tanah, selimut api (fire
blanket), tepung kimia (dry chemical).
• Jenis cair : Air, busa (foam), cairan mudah
menguap.
• Jenis gas : Gas asam arang(CO2), gas zat lemas
(N2), gas argon serta gas-gas inert yang lain.
MEDIA JENIS PADAT
PASIR DAN TANAH
Fungsi utama ialah membatasi
menjalarnya kebakaran, namun untuk
kebakaran kecil dapat dipergunakan untuk
menutupi permukaan bahan bakar yang
terbakar sehingga memisahkan udara dari
proses nyala yang terjadi. Dengan
demikian nyalanya akan Padam.
MEDIA JENIS PADAT
TEPUNG KIMIA
KIMIA BIASA (REGULAR)
Kebakaran yang dipadamkan adalah kebakaran cairan, gas
dan listrik. Bahan baku tepung kimia regular:
• Sodium bicarbonat/baking soda (NaHCO3)
• Potasium bicarbonat (KHCO3), ini dikenal sebagai
purple "K" yaitu mencegah sifat higroskopis (mengisap
air), perusahaan/pembuatnya).
• Potasium carbonat yang dikenal sebagai "Monnex”
• Potasium Chloride (KCL) yang dikenal sebagai Super "K"
MEDIA JENIS PADAT
TEPUNG KIMIA SEBA GUNA
Tepung sangat efektif untuk memadamkan
kebakaran klas A, B, C ; misalnya minyak, kayu,
gas dan listrik.
• Tepung Amonium Phosphate (MAP) atau
(NH4)H2PO4
• Kalium Sulfate (K2SO4).
MEDIA JENIS PADAT
TEPUNG KIMIA KERING (KHUSUS)
Tepung kimia khusus atau tepung kimia kering
atau dry powder untuk memadamkan
kebakaran logam.
Bahan baku kimia kering :
• Campuran Kalium Chloride, Barium Chloride,
Magnesium Chloride, Natrium
• Chloride dan Kalsium Chloride.
MEDIA JENIS CAIR
Air
Dalam pemadaman kebakaran air adalah
media pemadam yang paling banyak
dipergunakan, hal ini dikarenakan air
mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
• Mudah didapat dalam jumlah yang banyak
• Harganya murah
• Mudah disimpan, diangkut dan dialirkan
MEDIA JENIS GAS
Media pemadam jenis gas akan
memadamkan api secara fisis yaitu:
Pendinginan (Cooling) dan Penyelimutan
(Smothering). Berbagai gas dapat
dipergunakan dalam pemadam api,
namun gas asam arang (CO2) dan gas zat
lemas (N2) yang paling banyak
dipergunakan.
MEDIA JENIS CAIRAN MUDAH TERBAKAR
Media pemadam ini bekerja dengan cara
memutuskan rantai reaksi pembakarandan
mendesak udara atau memisahkan zat asam. Nama
umum media ini adalah HALONatau HALOGENATED
HYDROCARBON, yaitu suatu ikatan methan dan
halogen (Jodium, Flour,Chlor dan Brom). Bila
dibandingkan dengan udara maka halon adalah
lebih berat (contoh :Halon 130) adalah 5 kali lebih
berat dari udara.

Anda mungkin juga menyukai