Anda di halaman 1dari 13

GERAKAN

PEMBAHARUAN
DALAM ISLAM
Oleh: Ahmad Najmi
702016002
Pengertian Pembaharuan
Dalam bahasa Indonesia sering dipakai kata modern, modernisasi dan
modernisme, seperti yang terdapat dalam “aliran-aliran modern dalam
islam” dan “islam dan modernisasi”

Menurut ibnu salimi, dkk 1998


Pembaharuan itu identik dengan istilah Modernisasi atau Tajdid. Tajdid dalam
pengertian etimologis berarti Pembaharuan. Sedangkan dalam pengertian
istilah tajdid berarti pembaharuan dalam hidup keagamaan, baik berbentuk
pemikiran maupun gerakan, sebagai reaksi atau tanggapan terhadap
tantangan-tantangan internal maupun eksternal yang menyangkut
keyakinan dan urusan sosial umat.
1.Tajdid dalam bidang akidah dan ibadah
mahdhah. Tajdid diartikan “pemurnian”
Tajdid
memiliki 2
dengan jalan kembali kepada pedoman
pengertian
mutlak yaitu Al Qur’an dan Sunnah
2.Tajdid dalam mu’amalah duniawiyah.
Tajdid diartikan memperbaharuni
interpretasi ajaran islam sehingga
islam tidak terkesan ketinggalan
zaman. Dalam kata lain tajdid berarti
modernisasi terhadap ajaran islam.
Dengan demikian, Pembaharuan (tajdid) dapat
diartikan sebagai usaha untuk mengembalikan
ajaran Islam sesuai tuntunan Al Qur’an dan
Sunnah serta menjauhkan ajaran Islam dengan
ajaran nenek moyang yang pada akhirnya akan
mencampuradukkan nilai-nilai ajaran Islam
dengan nilai-nilai kepercayaan nenek moyang.
Latar Belakang Pembaharuan
Dalam Islam
Menurut Mustafa Kamal dan Ahmad Adaby Darban 2003
Benih pembaharuan islam sesungguhnya telah muncul pada Abad XIII Masehi,
dimana pada masa itu Islam mengalami kemunduran dalam berbagai bidang dengan
sangat drastis. Ditengah kemelut yang melanda Baghdad yang disebabkan oleh :
Pertama, adanya penjajahan yang dilakukan tentara mongol (Komando Holagu
Khan). Kota Baghdad yang selama VI abad menjadi pusat pengembangan ilmu
pengetahuan dan peradaban dunia bagian timur, terjadi penghancuran oleh tentara
mongol.
Kedua, terjadinya perang salib (The Crusadres) yang berlangsung sekitar VI abad dan
berakhir tahun 1683 di perbentengan wina.
Ketiga, aliran pemikiran tradisionalisme dalam islam mendapat tempat di hati
masyarakat secara meluas.
Latar Belakang Pembaharuan
Dalam Islam
Keempat, dalam bidang fiqh yang terjadi adalah berkembangnya taqlid buta
dikalangan umat.
Kelima, adanya faham sufi yang berkembang pesat.
Tiga pola pemikiran
pembaharuan pendidikan islam
Pertama, Golongan yang berorientasi pada pola pendidikan modern di Barat
pada dasarnya mereka berpandangan bahwa sumber kekuatan dan
kesejahteraan hidup yang dialami oleh Barat adalah sebagai hasil dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang mereka capai.
Mereka juga berpendapat bahwa apa yang dicapai oleh bangsa-bangsa Barat
sekarang, tidak lain adalah merupakan pengembangan dari ilmu pengetahuan
dan kebudayaan yang pernah berkembang di dunia Islam. maka untuk
mengembalikan kekuatan dan kejayaan umat Islam. Sumber kekuatan dan
kesejahteraan tersebut harus dikuasai kembali. Penguasaan tersebul harus
dicapai melalui proses pendidikan, untuk itu harus meniru pola pendidikan
yang dikembangkan oleh dunia Barat, sebagaimana dulu dunia Barat pernah
meniru dan mengembangkan sistem pendidikan dunia Islam.
Tiga pola pemikiran
pembaharuan pendidikan islam
Kedua, Pola ini berpandangan bahwa sesungguhnya Islam sendiri merupakan sumber
bagi kemajuan dan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan modem. Islam
sendiri sudah penuh dengan ajaran-ajaran dan pada hakikatnya mengandung potensi
untuk membawa kemajuan dan kesejahteraan serta kekuatan bagi umat manusia.
Dalam hal ini Islam telah membuktikannya, pada masa-masa kejayaannya.Menurut
analisa mereka, di antara sebab-sebab kelemahan umat Islam, adalah karena mereka
tidak lagi melaksanakan ajaran agama Islam secara semestinya. Ajaran-ajaran Islam
yang menjadi sumber kemajuan dan kekuatan ditinggalkan, dan menerima ajaran-
ajaran Islam yang sudah tidak murni lagi. Hal tersebut terjadi setelah mandegnya
perkembangan filsafat Islam, ditinggalkannya pola pemikiran rasional dan kehidupan
umat Islam telah diwarnai oleh pola hidup yang bersifat pasif. Di samping itu, dengan
mandegnya perkembangan fiqh yang ditandai dengan penutupan pintu ijtihad, umat
Islam telah kekurangan daya mampunya untuk mengatasi problematika hidup yang
menantangnya sebagai akibat dari perubahan dan perkembangan zaman.
Tiga pola pemikiran
pembaharuan pendidikan islam
Ketiga, Pola Pembaharuan Pendidikan yang Berorientasi Nasionalisme Rasa
nasionalisme timbul bersamaan dengan berkembangnya pola kehidupan modern,
dan mulai dari Barat. Bangsa-bangsa Barat mengalami kemajuan rasa nasionalisme
yang kemudian menimbulkan kekuatan-kekuatan politik yang berdiri sendiri. Keadaan
tersebut mendorong pada umumnya bangsa-bangsa Timur dan bangsa terjajah
lainnya untuk mengembangkan nasionalisme masing-masing. Umat Islam mendapati
kenyataan bahwa mereka terdiri dari berbagai bangsa yang berbeda latar belakang
dan sejarah perkembangan kebudayaannya. Merekapun hidup bersama dengan
orang-orang yang beragama lain tapi sebangsa. Inilah yang juga mendorong
perkembangannya rasa nasionalisme di dunia Islam. Di samping itu, adanya
keyakinan di kalangan pemikir-pemikir pembaharuan di kalangan umat Islam, bahwa
pada hakikatnya ajaran Islam bisa diterapkan dan sesuai dengan segala zaman dan
tempat. Oleh karena itu, ide pembaharuan yang berorientasi pada nasionalisme
inipun bersesuaian dengan ajaran Islam.
Pengaruh Gerakan Pembaharuan
Bagi Dunia Islam
Al Jauziyah merupakan tokoh yang pertama kali berusaha memurnikan ajaran islam
dari berbagai keyakinan, sikap dan perbuatan yang akan merusak sendi-sendi Islam.
Ciri khas aliran salaf yang dikembangkan dan menjadi ciri khas dari seluruh gerakan
pembaharuan di seluruh dunia islam adalah :
1. Memberikan ruang dan peluang ijtihad di dalam berobagai kajian keagamaan
yang berkaitan dengan muamalah duniawiyah.
2. Tidak terkait secara mutlak dengan pendapat ulama-ulama terdahulu
3. Menerangi orang-orang yang menyimpang dari akidah kaum salaf, seperti
kemusrikan, khurafat, bid’ah, taqlid dan tawasul.
4. Kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber ajaran agama Islam.
Upaya untuk melakukan pembaharuan islam
ditandai dengan bermunculannya organisasi-
organisasi Islam seperti :
1. Sarekat Dagang Islam 1909
2. Serikat Islam 1911
3. Muhammadiyah 1912
4. Al Irsyad 1914
5. Nahdatul Ulama 1926
6. Jamiatul Wasilah 1928
Kemunduran Masyarakat Indonesia Akibat penjajahan
Belanda kaum imprerialis kolonialis serta usaha
kristenisasi dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Keadaan politik, ekonomi, sosial dan budaya rakyat Indonesia dalam cengkraman
jajahan Belanda
2. Bercampuraduknya ajaran Islam murni dengan kebiasaaan masyarakat serta
ajaran mistik, khufrat dan bid’ah, dan kitab-kitab sesat lainnya
3. Adanya tekanan dari kaum penjajah di barengi aktivitas kristenisasi dan sikap
acuh tak acuh merendahkan martabat kaum muslimin dan ajaran islam
4. Tidak efisien dan teraturnya dakwah islam serta lembaga-lembaga pendidikan
islam
5. Kehidupan akidah amaliyah Islam murni sudah kabur, masyarakat islam terlengah
dari tugas pokoknya, satu dengan yang lain bertentangan dalam soal furu’iyah,
fiqiyah dan politik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai