Anda di halaman 1dari 33

PENGENALAN BIAYA

DAN PERALATAN
KONSTRUKSI JALAN Toll
Dr. Ir. Albert Eddy Husin, MT.

Oleh :
Al Afif Purwa
(55719120013)
LATAR BELAKANG
 Konstruksi jalan raya meliputi bebapa katogiri
yakni
(1) clearing,
(2) earth moving,
(3) base construction,
(4) paving,
(5) instalasi support facilities,
(6) utilities,
(7) drainage ,
(8) service dan
(9) finishing
( A. Hassanein and O. Moselhi, 2004).
RUMUSAN MASALAH
 Bagaimana menentukan alat yang
digunakan berdasarkan fungsi dalam
pekerjaan konstruksi jalan ?

 Fakto
– faktor apa saja yang
berpengaruh dalam pemilihan alat berat
?
TUJUAN PENULISAN
 Menentukan alat tepat guna dalam
pekerjaan konstruksi jalan

 Mengetahuipemilihan alat berat


berdasarkan biaya.
JENIS - JENIS JALAN RAYA
 Jenis – jenis jalan raya berdasarkan hak
pengguna
 Jenis-Jenis jalan raya berdasarkan sistem
jaringan jalan
 Jenis-jenis jalan raya berdasarkan
fungsinya
 Jenis-Jenis Jalan Berdasarkan Ruas Jalan
 Jenis-Jenis Jalan Berdasarkan Kelas
 Jenis-Jenis Jalan Berdasarkan Kelas
Prasarana
Sumber Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997
Jenis – jenis jalan raya
berdasarkan hak pengguna
 Jalan Umum  Jalan Tol
Jenis jalan ini bisa Jalan tol tidak
dipakai oleh terlalu berarti jalan
kendaraan secara yang memiliki
gratis. Pembangunan ukuran besar. Jalan
dan perawatan jalan tol adalah jalan
umum semuanya yang
menggunakan dana penggunaannya
dari pemerintah. berbayar.
Sumber :Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997
jalan raya berdasarkan sistem
jaringan jalan
 Jalan Priemier  Jalan Sekunder
merupakan sistem Jalan sekunder
jaringan jalan dengan merupakan jalan
peranan pelayanan yang melayani
distribusi barang dan pergerakan untuk
jasa untuk area bukan pusat
pengembangan
kegiatan seperti
semua wilayah di
jalan di kawasan
tingkat nasional
perkotaan.
Sumber :Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997
jalan raya berdasarkan
fungsinya
 Jalan Arteri
 Jalan Arteri Primer
 Jalan Arteri Sekunder
 Jalan Kolektor
 Jalan Kolektor Primer
 Jalan Kolektor Sekunder
 Jalan Lokal
 Jalan Lingkungan
Sumber :Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997
Jenis-Jenis Jalan Berdasarkan
Ruas Jalan
Jalan Nasional
Jalan Provinsi
Jalan Kabupaten
Jalan Kota
Jalan Desa
Jalan Non Status
Sumber :Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997
Jalan Berdasarkan Kelas

Sumber :Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997


Bobot jalan yang dimaksud merupakan bobot pada
muatan sumbu terberat (MST) dari sebuah
kendaraan. Penjelasannya dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
Jenis-Jenis Jalan Berdasarkan
Kelas Prasarana
 Jalan Bebas Hambatan
 Jalan Raya
 Jalan Menengah
 Jalan Kecil
Judul Paper

 Compacting Characteristics of Light


Compacting Equipment
Oleh :V. Anjaneyappa ; M. S. Amarnath ;
and B. R. Srinivasamurthy
Definisi Jalan Tol
 Menurut PP No. 15 Tahun 2005 tentang
jalan tol bab I pasal 1, dijelaskan bahwa
definisi jalan tol adalah jalan umum
yang merupakan bagian sistem jaringan
jalan dan sebagai jalan nasional yang
penggunaanya diwajibkan membayar
tol.
SYARAT-SYARAT JALAN TOL
 Jalan tol mempunyai tingkat pelayanan
keamanan dan kenyamanan yang lebih
tinggi dari jalan umum
 kecepatan rencana manimum 60
km/jam
 Jalan tol didesain untuk mampu
menahan muatan sumbu terberat (MST)
paling rendah 8 ton

Sumber : PP No. 15 Tahun 2005 Bab II pasal 5


SYARAT-SYARAT JALAN TOL
 Setiap ruas jalan tol harus dilakukan
pemagaran
 Pada jalan tol antar kota harus tersedia
tempat istirahat

Sumber : PP No. 15 Tahun 2005 Bab II pasal 5


Jalan tol harus mempunyai
spesifikasi
 Tidak ada persimpangan sebidang
dengan ruas jalan lain
 Jumlah jalan masuk dan jalan keluar ke
dan dari jalan tol dibatasi secara efisien
 Jumlah lajur sekurang-kurangnya 2
lajur per arah
 Menggunakan pemisah tengah dan ada
jalur darurat

Sumber : PP No. 15 Tahun 2005 Bab II pasal 5


Compacting Characteristics of Light
Compacting Equipment
Oleh :V. Anjaneyappa ; M. S. Amarnath ;
and B. R. Srinivasamurthy

Adanya ketidakmaksimalan pemadatan


timbunan di dekat abutment, area
pendekatan gorong-gorong, dan bagian
jalan yang lebih kecil menghasilkan
penyelesaian lapisan dan kegagalan
perkerasan prematur.
Material
 Material yang akan dilakukan pengetesan
adalah tanah liat dengan menggunakan
pemadatan compactor ringan dan tidak
ada rumput,sampah dan bahan organic
lainnya selama proses pengetesan.
 Pengetesan dilakukan dengan 3 ketebalan
berbeda yakni Plate compactor 50 mm,100
mm dan 150mm; SDWB 100 mm,150 mm
dan 200 mm; dan DDWB 100 mm,150 mm
dan 200 mm dengan jumlah pemadatan
2,4,6,10 kali pemadatan.
Kandungan dalam tanah liat
Lokasi pengetesan density
dengan 3 alat berbeda
Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah 3 tipe
compactor ringan yakni plate compactor,
single drum walk behind roller dan double
drum walk behind roller. Adapun
spesifikasi peralatan tersebut adalah
Tabel Spesifikasi alat yang
digunakan
Hasil Analisa
Hasil dari pengetesan ini menunjukan
bahwa semua compactor ringan ini
adanya hubungan antara kadar air dan
berapa kali dilakukan pemadatan
Berikut hasil pengetesan
Diagram Hubungan antara kadar
air-Density : Plate Compactor
Diagram Hubungan antara kadar air-
Density : Single Drum Walk Behind
Roller
Diagram Hubungan antara kadar air-
Density : Double Drum Walk Behind
Roller
Dari hasil pengukuran ini bahwa
pengulangan kepadatan tanah lebih dari
10 kali menunjukan adanya penurunan
penurunan density pada ketebalan 50 mm
dan density optimum kurang dari 10 kali
dan untuk ketebalan yang lainnya
menunjukan peningkatan density
walaupun lebih dari 10 kali. Serta
terdapat perbedaan antara hasil antara
hasil pengetesan di lapangan dengan hasil
laboratorium
Hubungan antara kandungan air
–density : Hasil Laboratorium
Hubungan antara Jumlah
pemadatan – density :
Paper
Kelebihan Identifikasi masalah tentang pemadatan
yang tidak maksimal dilokasi yang sulit
dijangkau alat berat sangat penting

Kekurangan Penelitian ini hanya membandingkan 1


jenis tanah dengan perbedaan ketebalan
TERIMAKASIH
WASSALMU’ALAIKUM WrWB.

Anda mungkin juga menyukai