erprabawayudha@yahoo.com
Tujuan Instruksional Khusus
Pengukuran Ortogonal
Pengukuran Koordinat Polar
Pengukuran Kadaster
Fotogrametri Udara
Survey GPS
Pengukuran Ortogonal
Disebut juga pengukuran koordinat siku-siku
Metode pengukuran antara lain dilakukan
dengan cara Chain Surveying
Merupakan metode paling sederhana
Dilakukan dengan membuat garis pengukuran,
kemudian semua titik yang akan dipetakan
dibuat siku-siku terhadap garis ukur.
Nilai Absis dicatat pada garis ukur, Nilai ordinat
merupakan jarak titik dengan garis ukur.
Dilakukan menggunakan prisma segilima
beserta tiangnya
Chain surveying
Alat yang diperlukan dalam teknik ini adalah: kompas,
2 buah rol meter (biasanya 20- 50 meter), beberapa
jallon, sejumlah patok, buku catatan, dan pensil.
Teknik survei ini mencakup dua metode dasar, yaitu
offset survey dari sebuah garis dasar (baseline) dan
compass traversing yang dimulai dan berakhir pada
titik yang sama.
Bila tingkat akurasi yang diharapkan tidak terlalu
tinggi, kedua metode tersebut berguna untuk
membuat peta situs secara cepat.
Langkah-langkah chain surveying
Pilih titik awal untuk melakukan survei - disebut sebagai titik
(stasiun) A. Tandai stasiun A dengan tongkat.
Tariklah baseline dari stasiun A ke stasiun B. Tandai pula stasiun B
dengan tongkat.
Catatan: bila situs atau objek survei itu panjang dan luas, maka
perlu dibuat baseline kedua dari stasiun A/B ke stasiun C
Berdirilah sejauh 5 m di belakang stasiun A dan tembak stasiun B
dengan kompas, catat posisinya dalam derajat.
Pindahlah ke stasiun B dan bidik stasiun A dengan kompas, dan
catat posisi derajatnya. Jika kedua hasil pembacaan kompas tadi
sama (sama dengan 180o), berarti anda dapat mulai melakukan
survei dan pengukuran detail
Tandai semua gejala yang ingin anda survei dengan patok. Berilah
nomor urut gejala-gejala tadi pada sket yang sudah anda gambar
di buku catatan.
Ketelitian sangat tinggi sampai beberapa detik pada
sudut 90o atau beberapa milimeter dalam jarak 100 m.
Note !