Anda di halaman 1dari 22

Tauhid dan Urgensinya

Dalam Kehidupan Muslim


Oleh:
`Iffah Najati U. A. 201910330311037
Bhakti Kartika 201910330311
Dewi Permatasari 201910330311004
Hanum Salsabila 201910330311092
Uswatun Hasanah 201910330311035
PENGERTIAN TAUHID
● Secara bahasa (arab) adalah menjadikan sesuatu satu saja
● Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan
yang benar dengan segala kekhususannya (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39)

● Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami bahwa banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh
manusia, bisa jadi berupa Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau bahkan makhluk Allah yang
lain, namun seorang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan
saja.
PENGERTIAN TAUHID
Rububiyyah
(mentauhidkan Allah dalam kejadian-kejadian yang hanya bisa dilakukan
oleh Allah, serta menyatakan dengan tegas bahwa Allah Ta’ala adalah
Rabb, Raja, dan Pencipta semua makhluk, dan Allahlah yang mengatur
dan mengubah keadaan mereka)

Uluhiyyah
TAUHID (mentauhidkan Allah dalam segala bentuk peribadahan baik yang zhahir
maupun batin)

Tauhid Al Asma’ was Sifat


(mentauhidkan Allah Ta’ala dalam penetapan nama dan sifat Allah, yaitu
sesuai dengan yang Ia tetapkan bagi diri-Nya dalam Al Qur’an dan Hadits
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam)
PEMBAGIAN TAUHID

Rububiyyah

Uluhiyyah

TAUHID

Tauhid Al Asma’ was Sifat


MEMAKNAI KATA TAUHID DALAM KEHIDUPAN
4 Makna Tauhid dalam Kehidupan Sehari-hari :

A. Membebaskan manusia dari belenggu kepercayaan palsu


B. Semangat pembebasan diri (self liberation)
C. Persamaan (emansipasi)harkat dan martabat kemanusiaan

Lantas bagaimana wujud tauhid yang terimplementasi dalam kehidupan


sehari-hari? Ketauhidan yang terimplementasikan dalam kehidupan sehari-
hari adalah ketauhidan yang mempertautkan kehidupan keseharian manusia
dengan kekuasaan Allah (trensendensi kehidupan) atau mentarnsformasikan
ketauhidan/keimanan kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari atau yang
disebut dengan tauhid sosial. Jadi kata kuncinya ada pada dua hal: 1)
transformasi ketauhidan, 2) transendensi kehidupan.
Pertama, transformasi ketauhidan. Tarnsformasi ketauhidan adalah mewujudkan
ketauhdian kepada Allah dalam bentuk amal nyatadalam kehidupan sehari-hari.
Karena kita menyadari betul bahwa Allah senantiasa bersama kita, maka kita
senantiasa menjaga perilaku kita dari hal-hal buruk misalnya kesombongan,
berbuat zalim, menyakiti orang lain, merugikan orang lain, dan setersunya.
Sebaliknya, kita selalu terdorong unatu melakukan hal-hal yang baik misalnya
bersikap ramah, menolong orang lain, peduli, empati pada sesame, dan
setersunya. Intinya kehadiran kita di tengah-tengah masyarakat benar-benar
membawa manfaat bagi orang lain.
Kedua, transendensi kehidupan. Transendensi kehidupan adalah upaya
mengaitkan semua dinamika kehidupan ini dengan Allah SWT. Allah hadir sebagai
pengawas kehidupan kita, sebagai tempat bersandar, meminta, bersyukur dan hal
lain yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Saat kita menerima rezeki,
pertolongan, bahkan bencana semuanya selalu terkait dengan Allah. Allah-lah
yang memudahkan semuanya melalui tangan hamba-hamba-Nya. Terkadang kita
hanya berterima kasih pada manusia. Kita tak pernah sadar bahwa Allah-lah yang
mengetuk hatinya. Allah-lah yang memudahkan semuanya untuk kita. Jadi
seharusnya, pertama kali yang kita beri ucapan terima kasih adalah Allah. Baru
manusia.
KONSEKUENSI TAUHID DALAM KEHIDUPAN
Pertama, setiap Muslim harus meyakini betul, tanpa ragu, bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah (Lâ ilâha illâlLâh); sekaligus mengingkari thâghût (segala sesuatu selain Allah
SWT). Inilah yang Allah SWT tegaskan dalam al-Quran:
َ ِ‫ى اَل ا ْنف‬,َ‫ ْال ُو ْثق‬,‫ك ِب ْال ُعرْ َو ِة‬
ُ ‫ا َوهَّللا‬,َ‫ا َم لَه‬,‫ص‬ ِ ‫ يَ ْكفُرْ بِالطَّا ُغو‬,‫فَ َم ْن‬
َ ‫ْس تَ ْم َس‬, ‫ بِاهَّلل ِ فَقَ ِد ا‬,‫ َوي ُْؤ ِم ْن‬,‫ت‬
‫َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬
Siapa saja yang mengingkari thâghût dan mengimani Allah, ia berarti telah berpegang
pada tali yang amat kuat, yang tidak akan terputus (TQS al-Baqarah [2]: 256).
Seorang Muslim haram menyekutukan Allah SWT atau mengadakan tandingan bagi Diri-
Nya. Allah SWT berfirman:
ِ ‫ون هَّللا ِ أَن َدا ًدا ي ُِحبُّونَهُ ْم َكحُبِّ هَّللا‬
ِ ‫اس َمن يَتَّ ِخ ُذ ِمن ُد‬
ِ َّ‫َو ِم َن الن‬
Di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan yang
mereka cintai seperti mereka mencintai Allah (TQS al-Baqarah [2]: 165).
Kedua, setiap Muslim wajib mengikhlaskan setiap aktivitas atau
amal ibadahnya semata-mata karena Allah SWT.
َ ‫ين لَهُ ال ِّد‬
‫ين ُحنَفَا َء‬ َ ‫ص‬ِ ِ‫َو َما أُ ِمرُوا إِاَّل ِليَ ْعبُ ُدوا هَّللا َ ُم ْخل‬
Mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
dengan lurus (TQS al-Bayyinah [98]: 5).
Ketiga, setiap Muslim dituntut hanya menyembah atau mengabdi
(ibadah) kepada Allah SWT saja seraya menjauhi thâghût. Dalam
al-Quran Allah SWT berfirman:
َ ‫َولَقَ ْد بَ َع ْثنَا فِي ُك ِّل أُ َّم ٍة َر ُسواًل أَ ِن ا ْعبُ ُدوا هَّللا َ َواجْ تَنِبُوا الطَّا ُغ‬
‫وت‬
Sungguh Kami telah mengutus seorang rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan), “Sembahlah Allah dan jauhilah thâghût itu.”
(QS an-Nahl [16]: 36).
Keempat, setiap Muslim hanya boleh berhukum dengan hukum Allah SWT; haram
berhukum dengan selain hukum-Nya. Allah SWT berfirman:
‫ض َّل‬ ِ ‫ون لَهُ ُم ْال ِخيَ َرةُ ِم ْن أَ ْم ِر ِه ْم َو َم ْن يَع‬
َ ‫ْص هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد‬ َ ‫ضى هَّللا ُ َو َرسُولُهُ أَ ْمرًا أَ ْن يَ ُك‬
َ َ‫ان لِ ُم ْؤ ِم ٍن َواَل ُم ْؤ ِمنَ ٍة إِ َذا ق‬ َ ‫َو َما َك‬
‫ضاَل اًل ُمبِينًا‬ َ
Tidakkah patut bagi Mukmin laki-laki dan tidak pula bagi Mukmin perempuan, jika Allah
dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang
lain) tentang urusan mereka. Siapa saja yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, sungguh
dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata (QS al-Ahzab [33]: 36).
Allah SWT pun berfirman:
ِ ‫إِ ِن ْال ُح ْك ُم إِاَّل هَّلِل‬
Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah (QS Yusuf [10]: 40).
Terakhir, setiap Muslim dituntut untuk masuk Islam secara kâffah dengan menjalankan
seluruh aturan dan hukumnya.
ِ ‫ين آ َمنُوا ا ْد ُخلُوا فِي الس ِّْل ِم َكافَّةً َواَل تَتَّبِعُوا ُخطُ َوا‬
ٌ ِ‫ت ال َّش ْيطَا ِن إِنَّهُ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُمب‬
)208( ‫ين‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara total, dan
janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata
bagi kalian (TQS al-Baqarah [2]: 208).

Kesimpulannya, konsekuensi tauhid adalah tunduk, patuh dan taat hanya kepada Allah
SWT dengan menjalankan seluruh syariah-Nya secara total. Syariah Allah SWT hanya
mungkin diterapkan secara total dalam sistem pemerintahan Islam, yakni: Khilafah ‘ala
minhâj an-Nubuwwah.
TAUHID SEBAGAI LANDASAN BAGI SEMUA
ASPEK KEHIDUPAN
❏ Ketauhidan bukanlah kata yang asing bagi kita, justru kita harus memegang dengan
kuat layaknya istilah “urwatil wustha” agar kita dapat menambah keyakinan atau
meluruskan tujuan sepak terjang kita yang selama ini yang mungkin keliru.
❏ Tauhid merupakan landasan dari seluruh aspek kehidupan manusia secara
pribadi, dalam keluarga, masyarakat dan berbangsa, baik dari masalah
kegiatan ekonomi, budaya, sosial politik dan lainnya tidak terlepas dari
semangat tauhid.
َ ِ ‫ت ْٱل ِجنَّ َوٱإْل‬
❏ ‫نس إِاَّل لِ َيعْ ُب ُدون‬ ُ ‫و َما َخ َل ْق‬---->>Allah
َ berfirman, “Dan tidaklah Aku
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”
(Adz Dzariyaat: 56).
TAUHID SEBAGAI LANDASAN BAGI SEMUA
ASPEK KEHIDUPAN
❏ Makna menyembah-Ku dalam ayat ini adalah mentauhidkan Allah. Seluruh
rasul itu semua dalam menyerukan dakwah dan agama yang satu yaitu
beribadah kepada Allah saja yang tidak boleh ada satupun sekutu bagi-Nya.
Beribadah kepada Allah dan mengingkari ketuhanan selain kepada Allah
itulah hakekat makna tauhid.
❏ Nabi SAW bersabda kepada Mu’adz bin Jabal ra. “Jadikanlah perkara yang
pertama kali kamu dakwahkan ialah agar mereka mentauhidkan Allah.”
(Riwayat Bukhari dan Muslim).
❏ ‫ضاَل اًل بَعِ ًيدا‬ ِ ِ ِ‫إِ َّن اللَّه اَل ي ْغ ِفر أَ ْن ي ْشرَك بِِه وي ْغ ِفر ما دو َن َٰذل‬--->>Allah
َ ‫ك ل َم ْن يَ َشاءُ ۚ َوَم ْن يُ ْش ِرْك بِاللَّه َف َق ْد‬
َ ‫ض َّل‬ َ ُ َ ُ ََ َ ُ ُ َ َ
berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Allah
mengampuni dosa selain itu bagi orang-orang yang Dia kehendaki.” (An
Nisaa': 116) sehingga syirik menjadi larangan yang terbesar.
TAUHID SEBAGAI LANDASAN BAGI SEMUA
ASPEK KEHIDUPAN
❏ Ibadah adalah hak Allah semata, maka barangsiapa menyerahkan ibadah
kepada selain Allah maka dia telah berbuat syirik. Maka orang yang ingin
menegakkan keadilan dengan menunaikan hak kepada pemiliknya sudah
semestinya menjadikan tauhid sebagai ruh perjuangan mereka.
❏ Tauhid dalam pandangan islam merupakan akar yang melandasi setiap aktivitas
manusia. Kekokohan dan tegaknya tauhid mencerminkan luasnya pandangan,
timbulnya semangat beramal dan lahirnya sikap optimistik. Sehingga tauhid dapat
digambarkan sebagai sumber segala perbuatan (amal shalih) manusia.
❏ Tauhid harus diterjemahkan ke dalam realitas historis-empiris. Tauhid harusnya dapat
menjawab semua problematika kehidupan modernitas, dan merupakan senjata
pamungkas yang mampu memberikan alternatif yang lebih anggun dan segar.
JAMINAN ALLAH SWT BAGI
ORANG YANG BERTAUHID
MUTLAK
1. Ahli Tauhid Mendapatkan Keamanan dan Petunjuk

Seorang yang bertauhid dengan benar akan mendapatkan rasa aman dan petunjuk.
Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya :

َ ‫سوا إِي َمانَ ُه ْم بِظُ ْل ٍم أُولَئِ َك لَ ُه ُم األ ْم ُن َو ُه ْم ُم ْهتَ ُد‬


‫ون‬ ُ ِ‫ين آ َمنُوا َولَ ْم يَ ْلب‬
َ ‫الَّ ِذ‬
Artinya : “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukan iman meraka
dengan kedzhaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka
itu adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk’. (QS. Al-An’am: 82).
2. Ahli Tauhid Dijamin Masuk Surga
Rasulullah SAW bersabda :

َ ‫سولُهُ َوأَ َّن ِعي‬


‫سى َع ْب ُد‬ ُ ‫ش ِري َك لَهُ َوأَ َّن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر‬
َ ‫ش ِه َد أَنْ اَل إِلَهَ إِاَّل هَّللا ُ َو ْح َدهُ اَل‬
َ ْ‫َمن‬
‫سولُهُ َو َك ِل َمتُهُ أَ ْلقَا َها‬ُ ‫هَّللا ِ َو َر‬
َ ‫ق أَد َْخلَهُ هَّللا ُ ا ْل َجنَّةَ َعلَى َما َك‬
‫ان ِمنْ ا ْل َع َم ِل‬ ٌّ ‫وح ِم ْنهُ َوا ْل َجنَّةُ َح‬
ٌّ ‫ق َوالنَّا ُر َح‬ ٌ ‫إِلَى َم ْريَ َم َو ُر‬
Artinya :” Barangsiapa yang bersyahadat (bersaksi) bahwa tidak ada ilah (sesembah) yang berhak disembah
selain allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan saksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rosul-Nya,
dan ‘Isa adalah hamba dan rasul-Nya, dan kalimat yang disampaikan-Nya kepada Maryam serta ruh dari-Nya
dan bersaksi bawha surga dan neraka benar adanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, sesuai
amal yang telah dikerjakannya”.
3. Ahli Tauhid Diharamkan dari Neraka
Sungguh, neraka adalah seburuk-buruk tempat kembali. Betapa bahagianya seseorang
yang tidak menjadi penghuni neraka. Hal ini akan didapatkan oleh sesorang yang
bertauhid dengan benar. Sabda Rasullalah SAW:

ِ ‫فَإِ َّن هَّللا َ قَ ْد َح َّر َم َعلَى النَّا ِر َمنْ قَا َل الَ إِلَهَ إِالَّ هَّللا ُ يَ ْبتَ ِغ ْي بِ َذلِ َك َو ْجهَ هَّللا‬
Artinya : “ Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang
mengatakan La ilaaha illa-Allah, yang di ucapkan ikhlas mengharapkan wajah
Allah. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
4. Ahli Tauhid Diampuni Dosa-dosanya
Rasulullah Saw bersabda : “Allah berfirman : ‘Wahai anak adam, sesungguhnya sekiranya kamu
datang pada-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian kamu datang kepada-Ku tanpa
menyekutukan sesuatu pun dengan-Ku, maka aku akan mendatangimu dengan ampun sepenuh bumi
pula”. (HR. Tirmidzi)
Dalam hadist ini Rasulullah mengabarkan tentang luasnya keutamaan dan rahmat Allah. Allah akan
menghapus dosa-dosa yang besar sekalipun selama itu bukan dosa syirik. Semakna dengan hadist ini
seperti difirmankan Allah :

‫ش ِركْ بِاهَّلل ِ فَقَ ِد ا ْفت ََرى إِ ْث ًما َع ِظي ًما‬ َ ‫إِنَّ هَّللا َ اَل يَ ْغفِ ُر أَنْ يُش َْركَ بِ ِه َويَ ْغفِ ُر َما ُد‬
َ َ‫ون َذلِكَ لِ َمنْ ي‬
ْ ُ‫شا ُء َو َمنْ ي‬
Artinya :’ Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala
dosa yang lain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya, Barangsiapa siapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (QS. An-Nisaa’:48)
Jaminan Bagi Masyarakat yang Bertauhid
Mengutip Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di, termasuk keutamaan Tauhid adalah :
1. Dapat menghapus dosa
2. Melapangkan berbagai kesusahan serta bisa menjadi penangkal dari berbagai
akibat buruk dalam kehidupan dunia dan akhirat.
3. Mencegah kekekalan di api neraka
4. Menggapai ridha Allah SWT dan pahala-Nya
5. Memudahkan seseoarng beramar ma’ruf nahi munkar
6. Meringankan segala kesulitan dan rasa sakit
7. Melepaskan seorang hamba dari ketergantungan dan pengharapan kepada
makhluk
8. Allah SWT menjamin kemenangan, pertolongan, kemuliaan, kemudahan dan
petunjuk di dunia maupun akhirat
DAFTAR PUSTAKA
● Kitab Aqidah Syuaibul Iman
● Lu,lu wal Marjan oleh Ahmad Fu’ad Abdul Baqi
● Al- Munawwir kamus bahasa arab
● Aziz.Abdul,Pelajaran Tauhid Untuk Pemula, Terj. Ainul Haris Umar Arifin Thayib, Jakarta:
Yayasan Al-sofwa, 2000

Anda mungkin juga menyukai