Anda di halaman 1dari 24

Khalil bin

ahmad al-
farahidi
Gambaran umum masyarakat zaman
abbasiyyah

2
Gambaran umum
Masyarakat zaman
abbasiyyah
1. Terjadi percampuran kebudayaan Arab dengan non-Arab sejak Islam menguasai wilayah non-
Arab.

2. Terlahirnya generasi campuran dari perkawinan antar bangsa, seperti orang Arab dengan
orang Persia, orang Romawi dengan orang Turki.

3. Kaum Mawali melakukan debat terbuka yang mempermasalahkan peraturan-peraturan


hukum Islam hingga munculnya golongan pemikir bebas.

4. Tradisi Arab dalam hal berpakaian, makanan, kehidupan sehari-hari berubah dan bercorak
majemuk kemudian lahirlah kelompok al-Jawari akibat pengaruh generasi campuran.

5. Fanatisme terhadap bangsa Arab berubah menjadi Fanatisme bangsa non-Arab.

6. Al-Mawali gemar mengikuti kebiasaan orang Arab dalam kehidupan sehari-hari.

3
Riwayat kehidupan Khalil bin ahmad al-
farahidi

4
✣ Lahir pada tahun 718 M(100 H) dan
tumbuh besar di kota basrah.
✣ Sejak remaja gemar mempelajari ilmu
bahasa, dan belajar kepada banyak guru.
✣ Di usia muda, dia hidup dalam keadaan
miskin.
✣ Dipekerjakan di Lembaga penulisan untuk
membantu Al-Lais ketika transisi
kekuasaan.
✣ Pelopor dalam ilmu agama, ilmu Bahasa
Arab, dan mengetahui banyak silsilah
keturunan orang Arab.

5
✣ Dikenal sebagai Zaahid dan
Wari’.
✣ Wafat pada tahun 174 H di kota
Basrah.
✣ Pelopor ilmu Arud.
✣ Meninggalkan banyak karya,
diantaranya: Kitab al-Syakl wa al-
Nuqat, Kitab al-’Iqa, Kitab al-
Nagam, dan Kitab al-’Ain.

6
Hasil dan analisis karya khalil bin ahmad
al-farahidi

7
✣  
Selain menulis karya dalam
banyak ilmu Bahasa al-khalil
bin Ahmad juga menulis
sebuah puisi. Berikut karya
yang Ia tujukan kepada
gubernur kota Ahwaz,
Sulaiman bin Habib.

8
puisi yang dibacakan Khalil ibn ahmad
kepada Sulaiman:

✣ ‫ غير أني لست ذا مال‬, ‫أبلغ سليمان أني عنه في سعه * و في عني‬
✣ ‫ إ ني ال ارى آ حدا * يموت هزالوال يبقى على حال‬, ‫شحا بنفسي‬
✣ ‫ ال الضعف سنقصه * وال يز يد ك فيه حول محتال‬: ‫الرزق عن قدر‬
✣ ‫والفقر في النفس ال في المال نعرفه * و مثل ذلك الغني في النفس ال المال‬
✣ Sampaikan kepada Sulaiman bahwa diriku adalah orang jaya, walau tak punya harta
✣ Aku tak rela melihat orang yang bakhil kepadaku, mati dalam keadaan lemah dan
kurus, padahal semula ia adalah orang yang kaya raya
✣ Rizki itu sudah diatur takdir. Tak akan mengambil dan mengurangi yang lemah, dan
tidak pula menambah orang yang punya banyak penghasilan
✣ Kemiskinan adalah miskin jiwa, bukan karena ridak punya harta. Kekayaan adalah
yang kaya jiwanya, bukan kaya karena harta.

9
 
Sulaiman merasa tersinggung
atas puisi yang didengarnya
itu. Karena itu ia memotong
gaji Khalil. Pada hari-hari
berikutnya, Khalil
mengirimkan puisi kepada
Sulaiman sebagai berikut:

10
‫ضامن للرزق حتى يتوفاني‬
ٌ َّ ‫✣ إن الذي‬
‫شق فمي‬

‫ فمازادك في مالك حرمان‬، ‫✣ حرمتَني ماال قليال‬

✣ Orang yang menyumbat mulutku pasti telah mencuri apa


yang menjadi milikku

✣ Engkau ambil harta yang sedikit, tetapi tak sedikitpun


bakal menambah kekayaanmu

11
Membaca puisi tersebut,
Sulaiman merasa khawatir. Ia
meminta maaf kepada Khalil,
dan berjanji menaikkan gaji
Khalil menjadi dua kali lipat.
Setelah menerima kenaikan
gaji, Khalil menulis puisi untuk
Sulaiman yang berbunyi:

12
‫ منها التعجب جاءت من سليمانا‬- ‫✣ وز ٍلة يمثر الشيطان ـ أن ذكرت‬
‫زل عن يده فالكوكب النحس يسقى األرض أحيانا‬ َّ ‫✣ ال تعجبن لخير‬
✣ Jika kamu sadar, hal buruk yang banyak dilakukan setan
adalah sifat ketergesaan yang dimiliki Sulaiman.

✣ Tak usah terlalu kagum atas kebaikan yang tergesa-gesa


tergesa, terkadang bintang yang sial dapat meluncur
menimpa bumi.

13
Al-Khalil kembali mengarang
sebuah sya’ir untuk Sulaiman

14
‫كنت تعلم تقول عذ لتُكا‬
َ ‫كنت تعلم ما أقول عذرتَني أو‬
َ ‫✣ لو‬
‫جاهل فعذرتُكا‬
ٌ ‫وعلمت أنك‬
ُ ‫✣ لكن جهلت مقالي فعذلتني‬

✣ Jika kamu tahu apa yang aku katakan pasti kamu


memaklumiku. Atau kamu tahu itu, dan aku
memaklumimu.

✣ Tetapi karena kamu tidak tahu maka kamu mencaciku. Aku


maklum kamu tak tahu, dan aku tetap memaklumimu.

15
Syair karya al-Khalil
selanjutnya

16
َّ ، ‫توأنت كئيب‬
‫إن ذا لعجيب‬ ْ َ‫ دار األحية قد دن‬: ‫✣ يقولون لي‬
‫ وما تغني الدار وقربهاإذا لم يكن بين القلوب قريب‬: ‫✣ فقلت‬

✣ Kata mereka kepadaku, tempat yang menyenangkan telah


dekat, tapi aku heran mengapa kamu tetap bersedih.

✣ Lalu kukatakan, tempat yang enak tetap saja tak


menghibur jika hati dan tempat itu berjauhan.

17
Analisis karya al-Khalil bin ahmad
 Sejak zaman jahiliyah hingga zaman umayyah para penyair arab
sudah menengetahui tata cara penulisan puisi dengan aturan pola
pola tertentu. Namun aturan tersebut merupakan aturan yang tidak
tertulis.

 Melalui ilmu Arudh yang diciptakan al-Khalil,Ia berhasil merumuskan


aturan itu dalam disiplin ilmu yang lebih sistematis dan dapat
dijadikan pedoman yang lebih jelas.

 Selain itu, disamping menulis banyak karya dalam ilmu Bahasa, al –


Khalil juga menulis puisi dan dengan menciptakan puisi itulah ia
berhasil merubah hidupnya menjadi lebih berkecukupan.

18
Peran khalil bin ahmad al-farahidi dalam
perkembangan kesusastraan arab

19
Secara garis besar

✣ Al-Khalil bin Ahmad menjadi ✣ Dalam sejarah kesusastraan


perlopor dalam berbagai Arab, al-Khalil dikenal luas
bidang ilmu agama. Ia juga sebagai orang yang
dikenal banyak mengetahui mengarang kitab al-‘Ain
silsilah keturunan orang Arab. (Semacam kamus Arab) dan
Selain itu, al-Khalil bin Ahmad orang yang pertama kali
merupakan orang yang menyusun ilmu Arud. Banyak
pertama kali memperkenalkan karya dari al-khalil yang
ilmu Arud (pola-pola bunyi, dibukukan dan mendapatkan
irama, dan tipografi dalam penghargaan yang cukup
puisi Arab). Kemudian ia juga tinggi dari ulama sesudahnya.
merupakan orang yang
berjasa dalam perkembangan
ilmu nahwu dan Sharaf.

20
Daftar buku karya al-Khalil bin
Ahmad

✣ Kitâb al-‘Aîn ✣ Al-Syawâhid


✣ Ma’âni al-Hurûf ✣ Al-Iqâ’
✣ Jumlat ‘Alât al-I’râb ✣ Al-Jumal fi al-Nahw
✣ Tafsîr Hurûf al-Lugah ✣ Fâit al-‘Aîn
✣ Al-‘Arûdh ✣ Al-‘Awâmil
✣ Al-Naqt wa al-Syakl ✣ Syarh Sharf al-Khalîl
✣ Al-Nagm ✣ Al-Ushul wa al-
Masaâl fi al-Kitâb li
al-Khalîl

21
Peranan al-Khalil dalam
perkembangan ilmu nahwu dan
sharaf
• Mengumpulkan semua kasus yang terkait dengan kaidah
kebahasaan yang telah dirintis pendahulunya, kemudian
meluruskan dan menyempurnakan kaidahkaidah analogi dalam
berbagai masalah nahwu.
• Merumuskan sejumlah istilah teknis dalam ilmu nahwu dan sharf
yang belum dirumuskan pendahulunya.
• Merumuskan istilah teknis yang terkait dengan tanda i‟rab.
• Melakukan klasifikasi kata berdasarkan keaslian hurufnya.
• Menciptakan teori al-‘awamil dan al-ma’mûlât
• Merintis lahirnya nahwu analitik (al-nahw al-tahlilî)
• Meletakkan kaidah umum dalam mengukur validitas sebuah kasus
nahwu.

22
Kitab al-’Ain sebagai karya
fonumental al-Khalil
Al-Khalil melahirkan sejumlah karya monumental. Sebagian karyanya sampai ke
tangan kita, dan sebagian lain tidak diketahui jejaknya. Salah satunya adalah kitab
al-’Ain (kamus Arab). Susunan kitab tersebut dimulai dari huruf yang sumber suaranya
paling dalam, yaitu huruf ‘ain ‫ ع‬dan diakhiri dengan huruf ya ‫ي‬
Susunan huruf dalam kitab al-‘Ain

‫عحهخغقكجشضصسزطدتظثرلنفبمءي‬
Urutan dalam kitab al-‘Ain disusun berdasarkan huruf akhir, bukan huruf awal.
Contohnya sebagai berikut.

o ‫نبع‬ o ‫صدح‬
o ‫منع‬ o ‫بده‬
o Dan seterusnya
o ‫ينع‬
o ‫جمع‬

23
Al-Khalil bin Ahmad sebagai
pelopor ilmu Arud
✣ Ilmu Arud adalah sebuah cabang ilmu yang membahas pola-pola bunyi,irama,
dan tipografi dalam puisi arab. Dalam sejarahnya, al-Khalil memohon kepada
Allah untuk meminta sebuah ilmu yang belum diilhami kepada ulama
sebelumnya. Akhirnya setelah melalui pengasingan diri dan proses Panjang ia
berhasil menciptakan ilmu Arud

✣ Al-Khalil meletakkan kaidah-kaidah Ilmu Arud dan mengelompokkannya


menjadi lima dawair yaitu: al-mukhtalaf atau al-thawil, al-mu’talaf atau al-
wafir, al-mujtalab atau al-hazaj, al-musytabah atau al-sari’, dan al-
muttafaq atau al-mutaqarib. Selanjutnya, ia mengembangkan kelima dawair
ini menjadi 15 bahr, yaitu: al-thawil, al-madid, al-basit, al-wafir, al-kamil,
alhazaj, al-rajaz, al-sari’, al-munsharih, al-khafif, al-mudhara’, al-muqtadhab,
almujtash, al-ramal, dan al-mutaqarab. Selanjutnya, ditambah oleh al-Akhfasy
(murid alKhalil) satu bahr yang ia namakan bahr al-mutadarik. sehingga
menjadi 16 bahr.

24

Anda mungkin juga menyukai