Anda di halaman 1dari 20

FRAKTUR FIBULA DISTAL,

MALEOLUS, METATARSAL 2, 3, 4, 5
M. Akbar al hafiz
1711401025
Pengertian

Status Fase
Klinis Tulang

Foto
Rontgen
Menurut etoiloginya
fraktur dibagi
menjadi tiga, yaitu :
(1)Fraktur disebabkan
trauma langsung
maupun tidak langsung,
(2) Fraktur yang
Fraktur distal fibula: terputusnya hubungan disebabkan kelelahan
tulang fibula bagian distal juga tulang tibia pada
atau sebagian komponen tulang maleolus tulang, (3) Fraktur karena
patah pada pergelangan kaki keadaan patologis.
(badra,2012).

Tindakan operasi yang


dilakukan berupa
pemasangan plate and
scraw
Inflamsi
Proliferasi
Pembentukan callus atau
klasifikasi

Konsolidasi

Remodelling
Foto Ronsen

• Sebelum operasi : Tampak fraktur pada distal


fibula.
maleolus lateral, metatarsal 2,3,4,5

• Sesudah operasi : pemasangan plate and screw di


distal fibula dan meleolus sinistra
LAPORAN STATUS KLINIK
Keterangan umum penderita Data Data Medis

NAMA PASIEN : Tn. Dian efendi Diagnosis medis : fraktur fibula distal, maleolus
lateral,
UMUR : 37 tahun metatarsal 2,3,4,5

JENIS KELAMIN : laki-laki General treatment : Dr. Orthopedi - fisioterapi

AGAMA : Islam Medika mentosa : cm 2x1, cct102 2x1

PERKERJAAN : buruh

ALAMAT : Desa kerajan


ASSESMENT FISIOTERAPI
Keluhan Utama
• Px mengeluhkan nyeri pada pergelangan
kaki dan merasa kaku di pergelangan kaki
setelah tidak digerakkan semenjak operasi

Riwayat Penyakit Sekarang


• Pada tanggal 22 januari pasien mengalami kecelakaan, dilakukan
tindakan operasi pemasangan plate dan screw pada tanggal 23 januari
2020 oleh dokter Adi surya SPOT dan di imobilisasi mengginakan gips lalu
kemudian tanggal 10 maret gips dilepas dan dirujuk ke rehabilitasi medik
untuk dilakukan tindakan fisioterapi dengan keluhan nyeri dan kaku di
ankle pasien.
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Tanda Vital Inspeksi


• Statis : adanya oedem di ankle px, adanya
• Tekanan Darah : 120/80 mmHg bekas operasi di ankle px, tidak tampak ekspresi
menahan rasa sakit.
• Denyut Nadi : 70x / menit • Dinamis : px datang fisioterapi menggunakan
• Pernafasan : 20x / menit kursi roda, pada saat berjalan menggunakan
alat bantu kruk, pasien tampak menahan rasa
• Temperatur : 36˚C sakit da kesulitan pada saat menggerakkan
ankle.
• Tinggi Badan : 160 cm Palpasi
• Berat Badan : 60 kg • Terdapat adanya odema pada ankle
• Terdapat perubahan suhu lokal pada area ankle
• Adaya nyeri tekan di ankle px
• Adanya spasme pada m. Iliotibialis dan
gastrocnemius
PEMERIKSAAN FUNGSI GERAK
DASAR

AKTIF
GERAKAN ROM NYERI
DORSO FLEKSI TIDAK FULL ROM NYERI
PLANTAR FLEKSI TIDAK FULL ROM NYERI
EVERSI TIDAK FULL ROM NYERI
INVERSI TIDAK FULL ROM NYERI
PASIF
GERAKAN ROM NYERI END FEEL
DORSO FLEKSI FULL ROM NYERI SOFT END FEEL
PLANTAR FULL ROM NYERI SOFT END FEEL
FLEKSI
EVERSI FULL ROM NYERI SOFT END FEEL
INVERSI FULL ROM NYERI SOFT END FEEL

ISOMETRIK
GERAKAN TAHANAN NYERI
DORSO FLEKSI T. MINIMUM NYERI
PLANTAR FLEKSI T. MINIMUM NYERI
EVERSI T. MINIMUM NYERI
INVERSI T. MINIMUM NYERI
Pemeriksaan Nyeri Diam PEMERIKSAAN KHUSUS DAN
PENGUKURAN
0 Pemeriksaan MMT
10
Visual Analog Scale DORSO FLEKSI 4
Pemeriksaan Nyeri Gerak PLANTAR FLEKSI 4
EVERSI 4
INVERSI 4
0 7
10
Visual Analog Scale Oedem
5 cm diatas maleolus :15cm
Pemeriksaan Nyeri Tekan 5 cm dibawah maleolus :15cm

LGS AKTIF
0 5
S = 40-0-10
10
T = 20-0-10
Visual Analog Scale
• Pasien mampu
menjelaskan
dan mengerti
yang terapi
tanyakan
• pasien
mempunyai
Kognitif semangat
untuk
sembuh • Pasien mampu
Intrapersonal melakukan
gerakan yang
terapis
instruksikan

Interpersonal
DIAGNOSA FISIOTERAPI

Impairment : Functional Limitation : Disability/Participation


Restriction :
1. Anatomal Impairment : Terasa nyeri pada saat
adanya odema pada ankle menumpukan berat badan Tidak ada gangguan
px, adanya sasme otot kesisi kiri, px tidak mampu interaksi dilingkungan
tibilais anterior, adanya berdiri terlalu lama masyarakat, namun px tidak
nyeri pada ankle px bisa ikut bergotong royong
2. Functional iImpairment : bersama karena px berjalan
adanya keterbatasan lgs menggunakan kruk
pada ankle px, mobilisasi
jalan nwb
RENCANA EVALUASI

Pengukuran Nyeri Visual Analog Scale

Prognosis :
Pengukuran peningkatan kekuatan otot MMT
1. Qou ad Vitam : baik
2. Quo ad Sanam : baik
3. Quo ad Cosmeticam :
Pengukuran peningkatan lingkup Goneometer baik
gerak sendi 4. Quo ad Functional : baik

Pengukuran odema midlain


PROGRAM FISIOTERAPI
Tujuan :
1. Jangka Pendek : mengurangi nyeri, Tindakan fisioterapi :
meningkatkan lgs, mengurango oedem 1. Infra red
pada ankle, menguatkan kekuatan otot px, 2. Exercise aktif, pasif,
pwb 40 % isometrik, pola jalan pwb 40
2. Jangka panjang : mencegah stipnes ankle, %
mencegah atrofi, jalan fwb
EDUKASI DAN HOME PROGRAM

Home Program :
Edukasi : pasien diminta
Pasien diminta sesering
untuk tidak menumpukan
mungkin melakukan
berat badansecara full
latihan aktif dengan
kearah kiri, pasien diminta
gerakan dorso fleksi,
untuk menghindari posisi
plantar fleksi, eversi dan
jongkok
inversi
HASIL TERAPI AKHIR
Pemeriksaan MMT
Gerakan T0 T1
Dorso fleksi 4 4
Plantar fleksi 4 4
Eversi 4 4
Inversi 4 4

Pemeriksaan 2
LGS
LGS T0 T1
Aktif S = 40 - 0 – 10 S = 40 – 0 – 10
Aktif T = 20 – 0 – 10 T = 20 – 0 - 10
Pemeriksaan nyeri
VAS
Nyeri T0 T1
Nyeri gerak 7 7
Nyeri diam 0 0
Nyeri tekan 5 5

Pegukuran oedem
Mid lane
Mid lane T0 T1
5 cm diatas maleolus 15 cm 14 cm
5 cm dibawah maleolus 25 cm 23 cm
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai