Anda di halaman 1dari 24

TEKNIK RADIOGRAFI

BENDA ASING
Oleh :
Intan Andriani, S.Si
PENGERTIAN
 Teknik radiografi benda asing adalah teknik
pencitraan radiografi untuk memperlihatkan
benda yang secara tidak sengaja masuk ke
dalam tubuh dan mengganggu
sistem/sirkulasi fisiologis tubuh
TUJUAN
 Menentukan letak benda asing dalam sistem
tubuh
 Menentukan jenis benda asing yang masuk
dalam tubuh
 Menentukan kedalaman benda asing dari
permukaan tubuh
JENIS BENDA ASING

• Benda Asing Opaque : Nomor atom lebih


tinggi dari jaringan sekitar misal logam
• Benda Asing Non opaque : Nomor atom
lebih rendah dari jaringan sekitar misal non
logam
PROSEDUR PEMERIKSAAN
 Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan
masuknya benda asing ke dalam
sistem/organ tubuh.
 Plain foto dibuat sesuai letak masuknya
benda asing.
 Luka tempat masuknya benda asing diberi
marker steril.
 Bila benda asing lebih dari 1 buah, dilakukan
dengan penomoran sesuai dengan letak benda asing
seperti 1, 2, 3, dan seterusnya.
 Central ray dan central point sesuai dengan
proyeksi organ yang difoto.
 Faktor eksposi yang digunakan disesuaikan dengan
jenis benda asing, jika benda asing opaque maka
digunakan faktor eksposi standar sedangkan benda
asing non opaque digunakan faktor eksposi untuk
jaringan (soft tissue)
 Penentuan kedalaman benda asing dilakukan
dengan teknik right angle projection :
proyeksi AP dan lateral dengan bantuan
jarum saling tegak lurus, minimal dua jarum
tegak lurus.
TEKNIK RADIOGRAFI BENDA
ASING PADA SISTEM
 Dilakukan plain foto untuk mensurvey daerah
oesofagus sampai dengan abdomen. Bila benda
asing jenisnya opaque, lanjutkan foto AP dan
lateral dimana benda asing itu berada.
 sedangkan jika benda asing non opaque, gunakan
media kontras sesuai pemeriksaan tractus
digestivus, dengan prinsip :
• Sebaiknya digunakan fluoroskopi.
• Buat foto AP dan Lateral pada lokasi benda asing.
 Bila benda asing berada pada tractus
digestivus atas (oesofagus), gunakan BaSO4
dan kapas dengan melakukan oesofagografi.
Bila benda asing sudah masuk lambung,
dievaluasi sampai dengan duodenum-ileum-
colon. Setelah itu dilakukan plain foto pada
daerah thorax (trachea) dan disurvey sampai
dengan abdomen. Bila hasil foto plain
memperlihatkan benda asing masuk pada
organ respiratori, maka sebaiknya dilakukan
teknik lokalisir dengan bantuan fluoroskopi.
 Bila benda asing ternyata berada pada
jaringan sekitar organ respiratori, misalnya
daerah axilla atau scapula, maka harus dapat
memperlihatkan daerah tidak superposisi
dengan benda asing yang dicari. Bila benda
asing masih berada di daerah :

• Pernafasan atas buat plain foto nasal AP


dan lateral.
• Laring buat foto soft tissue leher AP dan
Lateral
 Bronkus buat foto bronchografi dengan media
kontras positif
 Daerah jaringan intercostal buat foto AP dan
Lateral thorax dengan central point pada
luka masuknya benda asing. Selain itu juga
didukung dengan menggunakan proyeksi
tangensial dan teknik lokalisir (paralax dan
triangulasi)
TEKNIK RADIOGRAFI
BENDA ASING PADA
BOLA MATA
PERSIAPAN PASIEN
 Informasikan segala sesuatu tentang
pemeriksaan, supaya pasien dapat mengikuti
petunjuk petugas dan tidak banyak bergerak.
 Melepaskan semua benda yang dapat
mengganggu pemeriksaan / hasil radiograf.
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
 Alat yang digunakan disesuaikan metode
yang dipilih.
 Metode pemeriksaan benda asing pada bola
mata yang digunakan disesuaikan dengan
ketersediaan alat yang ada di rumah sakit
dan kondisi pasien.
TUJUAN
 Mengevaluasi ada tidaknya benda asing
radiopaque.
 Menentukan letak benda asing.
 Menentukan kedalaman benda asing.
PROYEKSI
PEMERIKSAAN
PROYEKSI LATERAL
 Posisi Pasien
Semiprone

 Posisi Obyek
• MSP kepala sejajar dengan kaset
• Inter Pupilaryline tegak lurus
• Outer cantus yang sakit ditengah kaset

 Central Ray : Tegak lurus kaset


 Central Point : Outer cantus
 FFD : 90-100 cm
 Ekspose : pasien dalam pandangan lurus
PROYEKSI PA AXIAL
 Posisi Pasien : Prone/tegak

 Posisi Obyek
• Kepala diatur diatas kaset
• Dahi dan hidung menempel kaset
• OML diatur tegak lurus kaset

 Central Ray : 300 caudal


 Central Point : Acanthion
 FFD : 90-100 cm
 Ekspose : pasien dalam pandangan
PROYEKSI MODIFIKASI WATERS
 Posisi Pasien : Prone/tegak

 Posisi Obyek
• Kepala diatur diatas kaset
• Dagu dan hidung menempel kaset
• MSP kepala sejajar kaset

 Central Ray : Tegak lurus kaset


 Central Point : Pertengahan orbita
 FFD : 90-100 cm
 Ekspose : pasien menutup mata
PROYEKSI VOGT (BONE FREE)
 Tujuannya
Untuk mengetahui benda asing yang kecil,
densitasnya rendah pada segmen anterior
bola mata atau kelopak mata
PROYEKSI VOGT :
LATEROMEDIAL
 Posisi Pasien
Duduk/berdiri

Posisi Obyek
• Film diatur vertikal diantara innercantus dan hidung
• Pasien memegang film dan menekan ke kulitnya

Central Ray
Tegak lurus kaset

Central Point
Outer cantus

FFD
90-100 cm
Ekspose : Pasien memandang ke atas atau ke bawah sejauh mungkin
Catatan : Dibuat 2 kali foto, memandang ke atas dan ke bawah
PROYEKSI VOGT :
SUPEROINFERIOR
 Posisi Pasien
Duduk/berdiri

Posisi Obyek
• Film diatur vertikal di bawah kelopak mata
• Pasien memegang film dan menekan ke kulitnya

Central Ray
Tegak lurus kaset

Central Point
Pertengahan cantus eksterna dan interna

FFD
90-100 cm
Ekspose : Pasien memandang ke kanan atau ke kiri sejauh mungkin
Catatan : Dibuat 2 kali foto, memandang ke kanan dan ke kiri
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai