Anda di halaman 1dari 21

Kedudukan, Ragam, Fungs

Bahasa Indonesia
Dibuat Oleh :
Ika Nurhayati (53010190114)
Erna Erika R (53010190115)
Halimatus S (53010190116)
Rafida Salma (53010190117)
Pengertian
Bahasa
Indonesia
Sejarah

Kedudukan Kedudukan
Bahasa
, Fungsi, Indonesia
Fungsi
dan Ragam Bahasa
Indonesia
Bahasa
Ragam
Indonesia Bahasa
Indonesia
Pengertian Bahasa
Indonesia
 Bahasa Indonesia adalah bagian dari bahasa
Melayu, yang digunakan sebagai bahasa
penghubung antara suku-suku di Nusantara
dan sebagai bahasa perdagangan antar
pedagang nusantara dengan pedagang
nusantara maupun pedagang nusantara
dengan pedagang luar nusantara. Aksara
pertama dalam bahasa Melayu ditemukan di
pesisir tenggara pulau Sumatera, yang
membuktikan bahwa bahasa menyebar ke
berbagai tempat di Nusantara.
Sejarah
Pada tahun 1901, Indonesia sebagai Hindia-
Belanda mengadpsi ejaan Van Ophuijsen dan
pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu
(kelak menjadi bagian dari Malaysia) di bawah
inggris mengadopsi ejaan Wilkinson. Ejaan Van
Ophuysen diawali dari penyusunan Kitab Logat
Melayu (dimulai tahun 1896) Van Ophuijsen,
dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan
Moehammad taib Soetan Ibrahim. Kemudian
pada tahun 1908 Pemerintah Hindia Belanda
(VOC) mendirikan sebuah badan penerbit buku-
buku bacaan yang diberi nama Commissie voor
de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat).
Intervensi pemerintah semakin kuat dengan
dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur
(“Komisi Bacaan Rakyat” – KBR) pada tahun
1908, yang kemudian pada tahun 1917 ia
diubah menjadi Balai Pustaka. Balai itu
menerbitkan buku-buku novel seperti Siti
Nurbaya dan salah Asuhan, buku-buku
penuntun bercocok tanam, penuntun
memelihara kesehatan, yang tidak sedikit
membantu penyebaran bahasa Melayu
dikalangan masyarakat luas.
Kemudian tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek
Kajo menggunakan Bahasa Indonesia dalam
pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam
sidang Volksraad, seseorang berpidato
menggunakan Bahasa Indonesia.
Tahun 1938, dalam rangka memperingati
sepuluh tahun Sumpah Pemuda,
diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia I di
Solo, Jawa Tengah. Kongres ini dihadiri oleh
bahasawan dan budayawan terkemuka pada
saat itu, seperti Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat,
Prof. Dr. Poerbatjaraka, dan Ki Hajar Dewantara.
Dalam kongres tersebut dihasilkan beberapa
keputusan yang sangat besar artinya bagi
pertumbuhan dan perkembangan Bahasa
Indonesia. Keputusan tersebut, antara lain:
mengganti Ejaan van Ophuysen, mendirikan
Institut Bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar dalam Badan Perwakilan.
Selanjutnya pada tahun 2008 dicanangkan
sebagai Tahun Bahasa 2008. Oleh karena itu,
sepanjang tahun 2008 telah diadakan kegiatan
kebahasaan dan kesastraan. Sebagai puncak
dari seluruh kegiatan kebahasaan dan
kesastraan serta peringatan 80 tahun Sumpah
Pemuda, diadakan Kongres IX Bahasa Indonesia
pada tanggal 28 Oktober-1 November 2008 di
Jakarta. Kongres tersebut membahas lima hal
utama, yakni, Bahasa Indonesia, bahasa
daerah, penggunaan bahasa asing, pengajaran
bahasa dan sastra, serta bahasa media massa.
Kongres bahasa ini berskala internasional
dengan menghadirkan para pembicara dari
dalam dan luar negeri. Para pakar bahasa dan
sastra yang selama ini telah melakukan
penelitian dan mengembangkan Bahasa
Indonesia di luar negeri sudah sepantasnya
diberi kesempatan untuk memaparkan
pandangannya dalam kongres ini.
Kedudukan Bahasa
Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang
sangat penting seperti tercantum dalam:
1. Ikrar Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi
“Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
2. Undang-Undang Dasar RI 1945 Bab XV,
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara,
serta lagu Kebangsaan (Pasal 36)
menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah
Bahasa Indonesia”.
Dari kedua hal tersebut, maka kedudukan
bahasa Indonesia sebagai:
1. Bahasa kebangsaan, kedudukannya berada
di atas bahasa-bahasa daerah.
2. Bahasa negara (bahasa resmi Negara
Kesatuan Republik Indonesia).
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa kedudukan bahasa Indonesia adalah
sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara
Republik Indonesia.
Fungsi Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang


sangat penting, seperti tercantum dalam ikrar
ketiga Sumpah Pemuda. Saat itulah Bahasa
Indonesia resmi menjadi bahasa nasional.
Menurut hasil Perumusan Seminar Politik
Bahasa Nasional yang diselenggarakan di
Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975,
sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia
mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Lambang kebanggaan kebangsaan
2. Lambang identitas nasional
3. Sebagai alat perhubungan antarwarga,
antardaerah, dan antarsuku bangsa
4. Sebagai alat pemersatu bangsa
Selain itu, Bahasa Indonesia juga berkedudukan
sebagai bahasa Negara, yang resminya sejak
ditantangani Undang-Undang Dasar 1945,
tanggal 18 Agustus 1945, tepatnya pada Bab
XV pasal 36. Dalam kedudukannya sebagai
bahasa Negara, Bahasa Indonesia berfungsi
sebagai berikut:
1. Sebagai bahasa resmi kenegaraan
2. Sebagai bahasa pengantar di lembaga-
lembaga pendidikan
3. Sebagai alat perhubungan tingkat nasional
4. Sebagai alat pengembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi
Ragam Bahasa Indonesia

1. Ragam Lisan dan Ragam Tulis Perbedaan


ragam lisan dan tulis yaitu :
Ragam lisan mengendaki adanya orang kedua,
teman bicara sedangkan ragam tulis tidak
mengharuskan.
Dalam ragam lisan, unsur-unsur gramatikan
seperti subyek, predikat dan obyek tidak selalu
dinyatakan, sedangkan ragam tulis harus
dinyatakan. Ragam lisan sangat terikat pada
kondisi, situasi, ruang dan waktu sedangkan
ragam tulis tidak.
Ragam lisan dipengaruhi oleh intonasi suara
sedangkan ragam tulis dipengaruhi oleh tanda
baca, huruf kapital dan huruf miring.
2. Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku Ragam
baku adalah ragam yang dilembagakan dan
diakui oleh sebagian besar warga masyarakat
pemakaiannya sebagai bahasa resmi dan
sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam
penggunaannya.
Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak
dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang
menyimpang dari norma ragam baku.
3. Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan
Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai
dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau
buku-buku ilmiah lainnya.
Ragam baku lisan bergantung kepada besar
atau kecilnya ragam daerah yang terdengar
dalam ucapannya.
4. Ragam Sosial dan Ragam Fungsional Ragam
sosial adalah ragam bahasa yang sebagian
norma dan kaidahnya didasarkan atas
kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial
yang lebih kecil dalam masyarakat.
Ragam fungsional adalah ragam bahasa yang
dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan
kerja atau kegiatan tertentu lainn

Anda mungkin juga menyukai