Anda di halaman 1dari 72

MEMBANGUN

TIM KERJA YANG KUAT


Triarko Nurlambang -UI
untuk
Bank Indonesia
Mengapa perlu TIM?
• Kekuatan TIM lebih baik
dibandingkan INDIVIDUAL
• TIM KERJA yang baik akan
menghasilkan SINERGI yang
lebih baik

Apa itu TIM?


Satu kumpulan individu yang ada
atau tergabung dalam satu sistem
sosial yang lebih besar, seperti
organisasi. Mereka dapat dikenal
(identifikasi) oleh mereka sendiri dan
juga pihak lain sebagai sebuah tim
yang memiliki tujuan bersama,
kesepakatan bekerjasama dan
standar kerja serta prestasi
disepakati.
MANFAAT DAN RESIKO
MEMBANGUN TIM
Kunci Manfaat Membangun TIM
Mampu memotivasi lingkungan kerja
Berbagi tanggungjawab dan rasa memiliki
Resiko adanya TIM
Respons yang lebih cepat terhadap Dapat memakan waktu lebih lama
dinamika (teknologi) bahkan tidak jarang tidak cukup waktu
Klasifikasi pekerjaan lebih sederhana Timbul kebingungan , tidak terkendali
Lebih dapat menerima nilai-nilai informal dan tidak beraturan dalam mengambil
dan baru (termasuk rekan kerja yang baru) keputusan
Memiliki komitmen yang selaras dalam Seringkali dipandang ‘negatif’ oleh ‘aliran
mencapai tujuan lama’
Pendekatan pro-aktif Membutuhkan proses yang cukup lama
dalam membentuk tim yang kuat
Penghargaan terhadap diri lebih baik
Perlu perhatian khusus dalam
Meningkatkan komunikasi sehingga proses memelihara TIM KUAT
pengambilan keputusan lebih baik, berbagi
pengetahuan, dan lebih mampu waspada
terhadap ‘ancaman’
Membangun TIM yang EFEKTIF
Syarat-syarat utama mencapai TIM yang EFEKTIF
• Berpartisipasi dalam setiap kemungkinan tugas
teman kerja yang lain
• Saling memberdayakan satu sama lainnya
• Berbagilah informasi secara terbuka
• Manfaatkan seluruh sumberdaya yang dimiliki
anggota TIM

…..AYO >>>>KAMU ……..BISA!!!!!!!!

Balon udara adalah


petualang udara yang
memerlukan kerjasama
tim yang ekstra
efektif…..jika tidak ……
MATILAH KAU…..!!!!!!
Tim
yang
efektif
Pada kenyataannya, tim yang efektif
dibangun dari suatu perjalanan
pengalaman yang kaya dari masing-
masing anggota sehingga dapat saling
mempengaruhi dan berbagi serta dapat
merubah dan membentuk satu pola
TAHAPAN MEMBANGUN TIM
Tahap 1: FORMING (Pembentukan)
• Pilih cara yang paling ‘aman’; cari pola perilaku yang dapat saling
menerima
• Pilih / cari pimpinan untuk dapat dijadikan acuan
• Tetapkan orientasi tugas-spesifik
• Hindari setiap kontroversi
• Usahakan rasional; hindari gosip
• Jika diperlukan “subgrouping” sebaiknya didasari oleh
kenyamanan masing-masing individu
• Kondisi nyaman sebisa mungkin diperta-
hankan
Pertanyaan yang sering muncul waktu TIM baru dibentuk
atau seseorang baru bergabung dalam TIM ybs :
• apakah saya diterima dalam TIM ini?
• apakah kehadiran saya akan merubah suasana TIM?
• maukah saya mengambil resiko ini? Akankah saya jadi
tertekan?
• apakah saya penting bagi anggota TIM lainnya?
TAHAPAN MEMBANGUN TIM
TAHAP 2: STORMING (Banyak gangguan)
• muncul kompetisi dan konflik hubungan diantara anggota
• Sebagai awal dari fokus “organisasi”
• Meningkatnya keinginan untuk menciptakan struktur
• Konflik personal berpotensi semakin meningkat
• Perlu segera bergerak (pindah) dari “uji dan bukti” menjadi upaya
mencari jalan keluar dan seterusnya ke orientasi
progresif
TAHAPAN MEMBANGUN TIM
Jika diantara anggota TIM sudah mulai muncul
hal-hal berikut:...

Maka…. Angota tersebut sebenarnya SUDAH

SIAP UNTUK BELAJAR


TAHAPAN MEMBANGUN TIM

TAHAP 3: NORMING (menciptakan norma)


• Dicirikan oleh timbulnya rasa ‘satu’ (kohesi)
• Anggota kelompok/tim mengingatkan satu sama lainnya
• Berbagi kepemimpinan – kebuntuan dapat mulai dihindari
• Merasa lega dan nyaman berada dalam TIM
• Mulai muncul inspirasi untuk berkreasi
• Ada perasaan kuatir jika ada perubahan dalam TIM
TAHAPAN MEMBANGUN TIM
TAHAP 4: PERFORMING (Pretasi)
• Tidak perlu melakukan segala sesuatu (tugas) harus melibatkan semua anggota
• Anggota TIM dapat melaksanakan tugasnya secara independen, baik dalam satu
sub-TIM atau TIM yang
cukup besar dengan fasilitas
yang dimanfaatkan sama
• Sangat berorientasi pada
tugas
• Sangat berorientasi pada
manusia
• Tingkat moral yang tinggi dan loyalitas terhadap TIM semakin intensif/ mendalam
• Saling mendukung jika menghadapi satu resiko
++

Upaya transformasi dapat Transformasi mencapai


sukses untuk sementara kesuksesan secara menyeluruh
waktu, tetapi seringkali dalam sebagai hasil kombinasi
waktu yang pendek hasil kepemimpinan dan manajemen
menjadi berantakan yang kuat
Leadership

Dimungkinkan mencapai
kesuksesan untuk jangka pendek
Transformation efforts go terutama melalui cara pemotongan
nowhere biaya atau merger dan akuisisi.
Tetapi program transformasi yang
sebenarnya mengalami masalah
untuk dimulai dan pencapaian
tujuan jangka panjang sulit dicapai
0 + ++
Manajemen
Sumber: Managing Change and Transition, HBR, 2003
Tinggi

Manajemen Klub Manajemen Tim


Perhatian penuh pada kebutuhan Penyelesaian pekerjaan dari orang
orang untuk memuaskan hubungan yang memberikan komitmen saling
yang menyebabkan suasana ketergantungan lewat “kepentingan
organisasi dan tempo kerja yang bersama” dalam tujuan organisasi
menyenangkan dan bersahabat membuat hubungan saling
mempercayai dan saling menghargai

Perhatian Manajemen
pada Dipersimpangan
manusia Prestasi kerja organisasi yang
memadai mungkin tercapai lewat
keseimbangan kebutuhan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan
mempertahankan semangat
karyawan pada tingkat yang
memuaskan
Manajemen Otoriter
Manajemen Acuh tak Acuh
Efisiensi dalam operasi sebagai
Menunjukkan usaha minimum agar hasil dari pengaturan kondisi
pekerjaan yang dibutuhkan kerja dalam cara sedemikian
terlaksana memadai untuk rupa sehingga elemen manusia
mempertahankan keanggotaan mendapat perhatian minimum
organisasi

Rendah Perhatian pada manajemn Tinggi


Delegasi : petunjuk untuk melaksanakan tugas yang didelegasikan

Proses Delegasi:
1. Pilihlah subordinat (bawahan) yang dianggap mampu
2. Jelaskan tugas dengan cara yang dapat dimengerti
(untuk setiap instruksi)
3. Berikan otoritas yang secukupnya kepada subordinat
tersebut
4. Ciptakan kondisi untuk dapat terus berhubungan dengan
subordinat (pengendalian dan pengawasan)

Membimbing senantiasa dilakukan dalam setiap tahapan/ proses


PATH-FINDING:
terus mencari alur/benang merah keberadaan organisasi

ALIGNING:
Penyelarasan terhadap semua aspirasi anggota

EMPOWERMENT:
Pemberdayaan terhadap semua
sumberdaya
SUPERLEADERSHIP

“GIVE A MAN FISH,


AND HE WILL BE FED FOR A DAY
(berikan ikan, dan dia akan dapat makan sehari)

TEACH A MAN TO FISH,


AND HE WILL BE FED FOR A
LIFETIME”
(ajarkan dia cara memancing, dan dia akan dapat
makan sepanjang hidupnya)
SUPERLEADER
Bagaimana Superleader membantu pengikutnya
untuk menemukan potensi dirinya ?
Bagaimana Superleader membantu pengikutnya
menjadi “Self leader” yang positif dan efektif ?

 Langkah pertama adalah memahami “self leadership”, yaitu: cara kita


mempengaruhi kita sendiri untuk meningkatkan kepuasan dan kinerja kita
sendiri
 Jika kita telah memahami “self leadership”, maka selanjutnya kita dapat
berkonsentrasi pada bagaimana kita dapat membantu orang lain untuk
menjadi “self leader” yang lebih baik
SUPERLEADER
Superleader, merubah dari ketergantungan (dependence)
kepada eksternal manajemen menjadi kemandirian
(independence  Self-Leadership)

Dari: Menjadi :

  Observasi sendiri
Observasi dari luar (eksternal)
 Mencapai sasaran yang ditugaskan  Menyusun sasaran sendiri
 Memotivasi didasarkan atas  Motivasi juga didasar-kan atas
kompensasi eksternal penghargaan yg bersifat alamiah
dari pekerjaan
 Kritik dari luar (eksternal)  Kritik sendiri
 Pemecahan masalah eksternal  Pemecahan masalah sendiri
 Perencanaan eksternal  Perencanaan sendiri
 Desain tugas eksternal  Desain tugas sendiri
 Berfikir yg menghambat (“obstacle
thinking)  Opportunity thinking
 Taat pada visi organisasi  Komit kepada visi bahwa
pengikut dibantu untuk
menciptakannya
TIM dan Kepemimpinan

Proses mengarahkan dan


mempengaruhi aktifitas yang
berkaitan dengan pekerjaan
dari anggota kelompok

1. Melibatkan orang lain


2. Melibatkan distribusi
I kekuasaan (delegasi,
M
desentralisasi, dekonsentrasi)
P
L 3. Kemampuan menggunakan
berbagai bentuk kekuasaan
I untuk mempengaruhi tingkah
K
laku pengikut/anggota
A
S
4. Melibatkan nilai moral dari
pemimpin yang bersangkutan
I
TUGAS PEMIMPIN
1.Menciptakan visi untuk masa yang akan
datang
2.Membangun strategi yang rasional untuk
mencapai visi
3.Mengetahui dan memanfaatkan sumber-
sumber kekuatan yang dimiliki
4.Memperkuat motivasi kelompok inti yang
kegiatannya menjadi fokus pelaksanaan
strategi
• Memahami bahwa orang/SDM adalah harta terbesar
organisasi
• Membangun dan membagi sifat kepemimpinan
sampai jangkauan pengaruh terjauh agar dapat
diperoleh kekuatan tanggung jawab bersama
• Tinggalkanlah pemahaman bahwa pemimpin masa
depan adalah bukan hanya yang berorientasi pada
HOW TO DO IT tetapi yang seharusnya berorientasi
pada HOW TO BE
The Winning Team
1. Ciptakan dan rekrut orang yang tepat
2. Bangun budaya TIM
3. Lakukan Pengembangan dan Pembelajaran
terus menerus
4. Adakan staf pendukung dan alur kerja yang
efisien
5. Terus bangun kekuatan TIM KERJA, ciptakan
insentif yang
memadai dan RAYAKAN
SETIAP KEBERHASILAN 
The Winning Team
Mantapkan Konsep keberhasilan
kepemimpinan TIM sehingga
menghasilkan BUDAYA TIM yang
KUAT
• Kepercayaan TIM Inti
• Kesadaran TIM
• Efektifitas TIM (cohesion)
• Ikatan TIM
• Komunikasi Interpersonal
TERIMA
KASIH
Semoga
BERMANFA
Semen Cibinong

Triarko Nurlambang
Universitas Indonesia
triarko@yahoo.com
MOTIVASI adalah SIKAP dalam
AKSI
APA ITU MOTIVASI ?
• Seringkali disalah artikan; contohnya “Malas menunjukkan motivasi”, Motivasi
adalah sifat individu
• Yang benar adalah….. Motivasi berkaitan dengan hasil interaksi antara
individu dengan lingkungannya
• Oleh karena setiap individu bisa berbeda motivasinya dalam menghadapi satu
fenomena atau permasalahan yang sama (ada dimensi nilai individu, ruang
dan waktu)
• Motivasi adalah proses yang mempertimbangkan intensitas individu, arah, dan
keteguhan sebagai satu rangkaian nilai individual dalam mencapai satu tujuan
(individu).
• Ada tiga elemen penting yaitu
a. Intensitas: seberapa jauh seseorang akan mencoba
b. Arah: jalur pilihan dalam melangkah (memberi manfaat bagi organisasi atau
sebaliknya)
c. Keteguhan (persistence): menilai seberapa jauh seseorang dapat tetap
bertahan atau memelihara upaya nya tersebut

Ketiga elemen motivasi ini menentukan kualitas motivasi untuk mencapai


kesuksesan penyelesaian pekerjaan
4 JENIS MOTIVASI
POSITIF
Motivasi mencapai tujuan

Anda yang ingin melaksanakan


Tulis laporan ini “Saya benar2
Pihak lain mengingkan anda
dan anda akan ingin menulis
dapat bonus laporan ini”
EKSTRINSIK

melaksanakan

INTRINSIK
“Tulis laporan ini “Saya benar2 tidak
atau anda dipecat” ingin menulis
laporan ini”

NEGATIF
Motivasi menghindari tujuan

Biasanya sikap ini tidak Hanya inilah yang dapat


efektif tetapi masih banyak menciptakan sikap positif, dan
dipraktekan motivasi yang langgeng
What is important to employees* *from SQM Group 2003

Appreciation 0.45

Valued 0.41

Career 0.40

Reward 0.39

0.36
Stress

Policies 0.35

Communication 0.34

Focus 0.33

Supervisor 0.32

0.31
Monitor

Coaching 0.31

T raining 0.30

0.30
Schedule

Pay 0.29
0.29
Goals
0.28
Authority

Software 0.23

Workstation 0.20

0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50

Less Important More Important


Proses Motivasi
Ketidakpuasan

Ketegangan

Keinginan untuk
bertindak

Menentukan
tindakan

Kebutuhan
Terpuaskan

Ketegangan
berkurang
Motivasi— Bagaimana bisa Efektif?
Memiliki Visi dan Misi yang jelas
(dapat dipahami semua anggota
organisasi)
• merupakan ispirasi jangka panjang
• dapat menjawab “Kita akan jadi apa nanti?”

Mengerjakan suatu yang memberi semangat


‘berani’ untuk menyelesaikannya:
– Bicaralah sebenarnya
– Tidak khawatir dengan pesimistis
– Menghargai kritik
– Berani ambil resiko
– Siap untuk tidak populer
– Menerima suatu kesalahan

Berperilaku dengan antusiasme


– Kerjakan dengan energi “People love to
– Ciptakan kesenangan untuk setiap
keberhasilan walau “kecil”
work for those
– Kenali dan berikan keyakinan kepada mitra who love what
kerja lainnya they’re doing.”
Apa tanda-tanda adanya suasana kerja
yang kurang nyaman atau kurang
sesuai dengan keinginan pekerja?
• Banyak pegawai/pekerja yang
keluar atau absenteeism yang
tinggi
• Performa yang tinggi belum juga
mencapai tujuan
• Lemahnya kerjasama tim
• Terjadi kebingunan
• Sering terjadi penolakan dan
berkembangnya sikap pesimistis
Oleh karena itu usahakan mereka
(pekerja) mengerjakan dengan benar !!!!

Plus Delta
Apa yang telah dikerjakan Apa yang harus anda
dengan benar/baik dan lakukan untuk merubah
memberikan pengaruh atau bekerja dengan cara
positif pada pelanggan yang berbeda?

Biasakan untuk menyampaikan ucapan:


- Saya kagum karena ……………
- Saya menghargai anda karena …..
- Saya menghormati karena ……..
- Saya bangga karena …………………….. , dst
-Saya suka anda karena ………..
Penghargaan Kinerja; Model Motivasi
Kepuasan

Kinerja Lingkungan Eksternal

Dorongan PEKERJA Citra Diri dan


dalam diri Jati Diri

Bekerja sendiri Lingkungan Internal


dan kerja tim

Harapan
Pribadi
Hirarki Teori Kebutuhan
(Teori Maslow)

Kebutuhan untuk menggunakan kemampuan,


Aktualisasi ketrampilan, potensi, kebutuhan berpendapat,
Diri memberikan penilaian dan kritik

Kebutuhan akan harga diri, Jati Diri


dihormati dan dihargai (self-esteem)

Kebutuhan merasa memiliki, diterima


Keterikatan
dalam kelompok, berafiliasi, berinteraksi,
Sosial dan kebutuhan mencitai/dicintai
Kebutuhan rasa aman,
perlindungan dari ancaman,
bahaya, pertentangan dan Rasa Aman
lingkungan hidup
Kebutuhan fisiologis, makan &
minum, perlindungan fisik,
Kebutuhan seksual (sebagai kebutuhan
Fisiologis terrendah)
Teori Kebutuhan McClelland

1. Need for Achievement


Motivasi/ Keinginan untuk mencapai kesuksesan (High Achiever)

2. Need for Power


Motivasi/ Keinginan untuk mempunyai pengaruh dan senang
mengatur

3. Need for Affiliation


Motivasi/ Keinginan untuk bekerjasama, bersahabat, menanggung
bersama
Teori X dan Y - McGregor
Teori Y (positif); asumsi:
Teori X (negatif); asumsi:
• segala pekerjaan dianggap
• tidak suka bekerja, senang suatu yang wajar, lumrah dan
menghindar (malas-malasan) alamiah
• menghindari tanggung jawab • akan melatih tujuan pribadi
dan mencari tujuan formal dan mengendalikan diri sendiri
sebisa mungkin VS jika melaksanakan komitmen
• harus diatur dan dikendalikan • mampu mengambil keputusan
bahkan ditakut-takuti/ diancam cerdas dan inovatif
• prioritas pada keamanan • dapat dikembangkan tidak
(menghindar resiko), sedikit saja di manajemen puncak
ambisinya tetapi juga dimenengah dan
bawah
The Power of Human Resources
Herzberg Two-Factor Theory

Highly satisfied Area of satisfaction

Motivators

Achievement, recognition,
responsibility, personal growth,
Neutral work itself
Area of dissatisfaction

Hygiene factors

Working conditions, pay + security,


company policies, supervisors
Interpersonal relationships
Highly dissatisfied
Kekuatan SDM
Fredrick Herzberg, telah memberikan makna lain terhadap
Maslow dan McGregor

Self
Actualization
Motivasi melalui
Theory Y peningkatan kinerja
Esteem

Social Needs

Ketidakpuasan
Security jika kebutuhan
Theory X tsb tidak
Survival terpenuhi

McGregor
Maslow Pandangan kontras seseorang Herzberg
Hierarki Kebutuhan dalam situasi kerjanya Two factor theory
Membangun Mentalitas Positif
(Pendekatan: Abundance Mentality)

Abundance
Scarcity
It’s every man for himself We can work together
I take time for the things that
I never have time
matter
I can recover and learn from
Mistakes are disasters
mistakes
Ideas are hard to come by and
I can always have a great idea
must be kept secret
Our company has everything it
Our company is lacking
needs to succeed
Look at all the resources we need Look at all the resources we have
The market is full of threats The market is full of opportunities
People are out to get me People are out to help me

That is abundance mentality, and it’s a key to both peace of mind and a great tool for getting great results in the business world.
Here are some examples of the difference between abundance and scarcity mindsets:
Mari kita Latihan MOTIVASI

• Pembuka
• Kompetisi untuk Rupiah
• Apakah anda menyukai pekerjaan saat
ini?
LATIHAN 1
Prosedur 1:
• “Mohon angkat tangan kanan”
• mengapa B/I/S melakukan itu? Jelaskan alasannya
• “Mohon B/I/S berdiri, angkat tinggi2 kursi dengan kedua tangan sambil
berlari di tempat”
• umumnya tidak ada yang mau melakukan
• jika di bawah kursi tersebut ada setumpuk uang (Rp 1 juta) tak bertuan,
“apakah B/I tetap akan melakukannya?”
• Diskusi: a) mengapa B/I berusaha keras untuk melakukannya jika ada
sesuatu yang bisa memberi manfaat? (pada perintah kedua), b) apakah
uang merupakan motivasi?  temukan, apa sebenarnya motivasi
B/I?
Latihan 2
Prosedur 2:
• Situasi: a) pada pukul 16:45, B/I/S mendapat tugas sangat penting
yang harus segera diselesaikan dan untuk itu perlu lembur 5 jam (s/d
jam 22:00; jam tutup kantor 17:00), b) untuk lembur ini anda mendapat
insentif Rp 1 juta, c) pekerjaan ini jika dikerjakan 2 orang hanya
memerlukan 3 jam kerja, jika 3 orang bisa diselesaikan dalam waktu 2
jam; c) anda punya janji dengan keluarga untuk acara penting jam 19.30
dan anda perlu dana tunai lebih dari Rp 200 ribu; d) pekerjaan ini sangat
terkait dengan dedikasi, dan performa B/I/S bahkan menentukan
penilaian karir.
• Apa keputusan yang B/IS akan ambil? Dan apa alasannya? Mohon
dituliskan di secarik kertas yang tersedia
Pilihan jawaban
(a) (b) (c)
• kerjakan • kerjakan berdua • kerjakan bertiga
sendiri • insentif dibagi • insentif dibagi
berdua bertiga
Latihan 3
Apa yang B/I/S inginkan bekerja di sini?
Yang diinginkan Beri tanda “X” Cantumkan urutan
berdasarkan penilaian
terpenting; tuliskan
tiga urutan terpenting
Gaji yang tinggi
Keamanan bekerja
Jenjang karir
Kondisi kerja yang nyaman
Pekerjaan yang menarik
Loyalitas terhadap
supervisor
Penghargaan yang pantas
atas hasil kerja (di luar gaji
dan tunjangan)
Tunjangan yang menarik
Peraturan kerja / Tata cara
kerja yang fleksibel
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

Making Decision is a Fundamental Life Skill

Triarko Nurlambang
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Making Decision is a Fundamental
Life Skill
Irasional > Rasional

Spiritual

Filosofi/ Nilai/ Budaya

Konsep/ Tujuan

Strategi/ taktik

Operasional/ praktek/ aksi


(course of action)

Rasional > Irasional

While hard data may inform our intellect, it is largely soft data that generates wisdom…Hard information is often limited in
scope, lacking richness, and often fails to encompass important non economic and non quantitative factors .
Henry Mintzberg, The Rise and Fall of Strategic Thinking
PENGAMBILAN KEPUTUSAN RASIONAL
Situasi terbaik dalam memanfaatkan pertimbangan Rasional
• masalah yang terstruktur (mis. Masalah permesinan)
• apabila data terpercaya tersedia untuk analisis
• tersedia contoh untuk memahami kondisi sejenis

Kelebihan Kekurangan
•Metode yang teruji dan mapan •Diasumsikan sudah ada pengetahuan
•Fokus pada pengumpulan data dan yang akan dihasilkan
kriteria yang ditetapkan •Model linier dan tidak dinamis
•Mengurangi subyektifitas (mengikuti langkah-langkah
•Efisien – tergantung teknologi yang keterkaitan)
diterapkan (pengumpulan dan •Dimunculkan sebagai sebagai
pengolahan serta presentasi data) obyektif namun pengambilan
•Yang umum digunakan konsep dasar keputusan oleh siapapun
BCR (Benefit-Cost Ratio) dan membutuhkan justifikasi pribadi (tidak
Probabilitas  hasilnya ‘kepuasan’ bebas nilai)
atau ‘optimasi’/ ‘maksimasi’

“It is impossible to be purely rational”


- Herbert Simon, Nobel Prize Winner
Pengambilan Keputusan dan Manajer
 Manajemen adalah suatu proses untuk mencapai tujuan organisasi
melalui pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki (SDM, dana, energi,
material, ruang dan waktu).

 Sumberdaya yang dimaksud dipahami sebagai inputs, dan hasil yang


dicapai untuk memenuhi tujuan disebut output dari proses
menajemen.

 Manajer memandang proses ini sebagai upaya untuk memperoleh


hasil yang optimal.
Tiga Kategori Pekerjaan Manajer
(Mintzberg, 1973)

1. Peran Interpersonal: figur


kepala, pemimpin,
penghubung.

2. Peran Informasional: monitor,


diseminator, jurubicara.
3. Peran Keputusan:
entrepreneur, menangani
kekacauan, pengatur alokasi
sumberdaya, negosiator.
4 Tipe Model Umum
Pengambilan Keputusan
 Iconic (Scale) Models.   Mathematical (Quantitative)
penyederhanaan dari model Models. 
abstrak; replika fisik dari sebuah hubungan yang kompleks dari
sistem, biasanya berdasarkan banyak sistem umumnya tidak
perbedaan skala dibandingkan dapat sepenuhnya terwakili. Untuk
aslinya dapat mengabstraksikannya
diperlukan pemanfaatan model-
model matematis. (Probability, B/C
 Analog Models.  ratio, others)
berlawanan dengan model iconic,
tidak mirip dengan sistem yang riel
tetapi mempunyai perilaku yang  Mental models
mirip. memberikan gambaran subyektif
bagaimana seseorang memikirkan
tentang suatu situasi.
Model Pengambilan Keputusan
Manajerial
• Model Ekonomi-Rasional
– Kerangka perspektif bagaimana suatu keputusan diambil dengan
asumsi bahwa pengambil keputusan memiliki informasi akurat yang
lengkap

• Model Keputusan-Perilaku (Behavioral Decision)


– Tidak seperti Model Ekonomi-Rasional, model Keputusan-Perilaku
ini memahami adanya keterbatasan manusia yang membuat
keputusan rasional sulit untuk dicapai.
The Manager’s Decision Role
Proses Pengambilan Keputusan
Behavioral Decision Model

Satu konsep yang penting untuk dipahami dalam proses


pengambilan keputusan:

Bounded
Rationality Intuition
Analisis yang tidak disadari
Mengenal keterbatasan manusia berdasarkan pengalaman
oleh adanya pembatasan (yang lalu)
organisasional, seperti waktu,
informasi, sumberdaya, dan juga
kapabilitas mentalnya

Satisficing Escalation of
Suatu pencarian sampai Commitment
dengan tingkat memuaskan Kecenderungan untuk menambah
dan tidak perlu sampai komitmen dari aksi (hasil keputusan)
sempurna atau optimal sebelumnya seperti yang diharapkan jika
seorang pimpinan jika mengikuti proses
pengambilan keputusan yang efektif
Hambatan dalam Membuat
Keputusan

Ego in Decision Making


• 1/3ego drove the decision
• 81% edict or persuasion drove the
decision
• 2/3never explored alternatives once
they made up their minds

- Dr. Paul Nutt, Why Decisions Fail


Hambatan dalam Membuat Keputusan

Kekuatan x Ego = Kelemahan


• Confidence (percaya diri) Sense of infallibility (tidak merasa bersalah)
• Quickness (kecepatan) Overhastiness (terlalu terburu-buru)
• Sharp wit (bijak) Abrasiveness (pembawaan kasar)
• Determination Inflexibility
• Dedication Workaholism
• Commitment Intolerance
• Perseverance (tekun) Resistance to change (kaku)
• Persuasive Manipulation

- Adapted from The Paradox of Success by


John O’Neil
Influencing Do’s dan Don’ts
(Jenny Rogers “Influencing Skills”)

Influencing do’s
􀂃 Try to understand the other person
􀂃 Listen and show you are listening
􀂃 Know yourself
􀂃 Ask open questions
􀂃 Create rapport
􀂃 Let people find their own solutions
􀂃 Stay open to being influenced yourself
􀂃 Create common ground through your Influencing don’ts
enthusiasm 􀂃 Start with a fixed position that you are
determined to defend
􀂃 Interrupt the other person with your
views
􀂃 Talk more than you listen
􀂃 Overly rely on facts, figures, logic, data
􀂃 Make assumptions about the other
person’s
motivation
􀂃 Leave other people to guess what you
want
Apa yang membuat keputusan
berkualitas?

Kewaspadaan dapat meningkatkan


kualitas keputusan. Kewaspadaan
yang dimaksud di sini adalah
adanya perhatian terhadap
prosedur pengambilan keputusan
yang benar
Strategi Umum Pengambilan Keputusan
Spontanitas Hasrat
Memilih opsi pertama yang muncul dalam Memilih opsi yang memungkin untuk
benak/pikiran; tanpa menghiraukan adanya mencapai hasil terbaik walaupun akan
pilihan alternatif lainnya berhadapan dengan resiko

Patuh Menghindar
Mengikuti aturan atau tata nilai atau
Memilih opsi yang sebisa mungkin terhindar
kesepakatan
dari hasil yang buruk

Penundaan Keamanan
Menunda pemikiran dan tindakan sampai
Memilih opsi yang kemungkinan cukup
tinggal terbatas beberapa opsi saja
berhasil, hanya membebani sedikit orang,
dan diarahkan untuk pilihan yang sedikit
Menyulitkan beresiko
Terakumulasinya banyak informasi sehingga
membingungkan dalam menganalisis opsi
Sintesis
Memilih opsi yang memiliki peluang terbaik
Intensi
untuk berhasil dan paling disukai
Memilih opsi yang dapat memuaskan secara
intelektual maupun emosional sekaligus
Strategi Pengambilan
Keputusan Manajerial
STRATEGI OPTIMUM
Memutuskan memilih alternatif solusi terbaik dari sejumlah alternatif

STRATEGI KEPUASAN
Memutuskan memilih solusi yang telah memenuhi persyaratan
minimum (tidak harus sempurna atau seluruh alternatif dikaji)

STRATEGI QUASI KEPUASAN


Menggunakan bobot daripada menghitung satu per satu faktor atau
variabel penentu
8 Elements of Smart
Choices
Problem
Objectives
Alternatives
PrOACT
Consequences
Tradeoffs

Kondisi dasar
(lingkungan) yang Uncertainty
menjadi perhatian Risk tolerance
utama pada setiap
penetapan elemen Linked Decision
PrOACT

Hammond, et.al., 1999. Smart Choices; A Practical Guide to Making Better Decisions
Problem
• Cara kita menetapkan problem
menunjukkan kerangka keputusan kita
• Solusi yang baik bagi penempatan
permasalahan suatu keputusan yang pas Langkah
akan menjadi smarter choice daripada • tanya: mengapa perlu membuat
excellent solution untuk penempatan keputusan?
permasalahan yang lemah
• apa kendala dalam membuat
• Kelemahan utama dalam keputusan
memformulasikan permasalahan
pengambilan keputusan adalah sifat • identifikasi elemen dasar dalam
malas . Oleh karena itu dianjurkan untuk membuat keputusan
senantiasa kreatif dalam merumuskan • temu-kenali faktor terkait
solusi – ubahlah permasalahan menjadi dengan masalah
peluang  ciptakan alternatif kreatif
• rumuskan definisi permasalahan
yang aplikatif
• uji rumusan permasalahan
dengan pihak lain
Objective
SMART Objectives… Langkah:

• 1. Tulis seluruh hal yang menjadi


Specific perhatian untuk mengarahkan
• Measurable pada Objectives

• Achievable 2. Ubah perhatian2 tadi menjadi


Objectives
• Reach 3. Bedakan antara hasil akhir dan
• Time-bound makna hasil, contoh atlit lari
mencapai garis finis di Olimpiade
4. Klarifikasi makna tadi menjadi
Objectives
5. Uji alakah Objectives tadi masih
tercakup dalam perhatian2 di atas

The reason most people never reach their goals is that they
don’t define them… Winners can tell you where they are
going, what they plan to do along the way, and who will be
sharing the adventure with them.
– Denis Waitley
Alternative

Kunci memperoleh alternatif lebih baik


• manfaatkan rumusan Objectives, tanyakan bagaimana mencapainya?
• kaji kemungkinan hambatan-hambatan
• tumbuhkan aspirasi
• gunakan pikirin sendiri terlebih dulu
• belajar dari pengalaman
• tanya pendapat pihak lain
• identifikasi alternatif-alternatif baru
• susun alternatif tersebut baru kaji/evaluasi
• jangan pernah berhenti mencari alternatif

“ Don’t box yourself in with limited alternatives”


Hammond, 1999
Consequences

Susun tabel konsekuensi:


1. Siapkan mental anda untuk kondisi masa
yang akan datang
2. Buat jabaran ‘free-form’ konsekuensi
untuk setiap alternatif
3. Hindari / kurangi setiap alternatif yang
kurang menguntungkan berdasarkan
kajian konsekuensi
4. Organisir jabaran konsekuensi dari setiap
alternatif terpilih

“ be sure you really understand the consequences of


your alternatives before make a choice”
Hammond, 1999
Tradeoffs

• Bandingkan konsekuensi dan


alternatif kemudian tetapkan atau
kurangi sejumlah pilihan yang tidak
menguntungkan.
• Tradeoff merupakan pilihan atas
perbandingan masing-masing
alternatif dan konsekuensinya yang
dinilai atas dasar objectives

“ Decision with multiple objectives can not be resolved


(ditetapkan) by focusing on any one objective”
Hammond, 1999
Kelebihan Kekurangan
• Berbagi pengalaman dan • Butuh waktu lebih banyak
keahlian dari beberapa individu • Ada dominasi minoritas
• Lebih banyak data, informasi, • Ada kecenderungan kompromi
dan pengetahuan yang • Ada kecenderungan anggota
terakumulasi grup lebih terkonsentrasi pada
• Masalah dipandang dari kepentingan individual dari
berbagai sektor tujuan kelompok
• Lebih banyak anggota yang • Tidak terhindar dari tekanan
dapat memperoleh kepuasan sosial
• Lebih banyak dapat diterima • Ada kecenderungan lebih
dan sepakat dengan keputusan sebagai kelompok pemikir
yang diambil (bukan pengambil keputusan)

Group decision making is becoming more common as


organizations focus on improving customer service and
push decision making to lower levels.
Guidelines
Guidelines for
for Decision
Decision Making
Making
by
by Richard
Richard Denhardt
Denhardt

• Jaga komitmen dalam proses pengambilan


keputusan; manfaatkan komitmen ini dan
biarkan data/informasi yang terpercaya bukan
emosi yang mengarahkan keputusan
• Dapatkan asupan dari staf, khususnya yang
berkaitan dengan permasalahan kerja yang
bersangkutan, sebelum membuat keputusan
kunci
• Hindari sebisa mungkin pola pengambilan
keputusan ‘top-down’
• Yakin terhadap dukungan kelompok
pengambil keputusan dalam organisasi
Teknik
Teknik yang
yang digunakan
digunakan untuk
untuk menghasilkan
menghasilkan “Quality
“Quality
in
in Group
Group Decision
Decision Making”
Making”
• Brainstorming
 membuka segala kemungkinan pemikiran tanpa harus dievaluasi
• Nominal Group Technique
 suatu proses rancangan struktural untuk mensimulasi secara kreatif ‘group decision
making’ manakala ada kelemahan dalam pencapaian kesepakatan atau ada
kelemahan penguasaan pengetahuan terhadap permasalahan yang dihadapi dari
para anggota
• Delphi Technique
 Suatu teknik analisis yang digunakan untuk memprediksi keadaan masa depan
tanpa harus melibatkan pertemuan dengan ‘group decision making’ secara langsung
(tatap muka)
• Devil’s Advocacy Approach
 seseorang atau subkelompok diutus untuk mengkritisi rumusan tindakan dan
mengidentifikasi permasalahan yang perlu menjadi perhatian sebelum adanya
keputusan final
• Dialectical Inquiry
 Approaches a decision from two opposite points and structures a debate between
conflicting views
TABEL PROSES SMART CHOICE(S)
Kasus: Kenaikan gaji (take homepay) sebesar 200%, bagaimana dan kapan ?

Problems Objectives Alternatives Consequences Tradeoffs

BEST CHOICE:

Anda mungkin juga menyukai