Anda di halaman 1dari 19

AQIDAH AGAMA ISLAM

Disusun oleh:
•Muhammad Rafif D 0701519042
•Muhammad Sadely H 0701519050
•Nugroho Priambudi M 0701519059
•Dio Mahendra 0701518901
Pengertian Aqidah Islam

Ruang Lingkup

Dalil-Dalil Aqidah Islam

Aqidah Yang Benar

Tujuan dan Manfaat Aqidah Islam


Akidah berasal dari Bahasa Arab yang berarti
PENGET
mengikat atau membuhul, menyimpulkan,
mengokohkan, menjanjikan. Arti menurut bahasa, IAN
akidah berarti yang diikat, yang dibuhul, yang
disimpulkan, yang dikokohkan, yang dijanjikan
(Ensiklopedi Hukum Islam jilid 1 halaman 78).
Akidah menurut istilah adalah unsur-unsur yang
harus dibenarkan dengan hati dan diterima
dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam
lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh
keragu-raguan.
Dalam definisi yang lain disebutkan akidah adalah
suatu pokok atau dasar keyakinan yang harus AQIDAH
dipegang oleh orang yang mempercayainya. ISLAM
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa akidah Islam adalah dasar-dasar pokok
keyakinan atau kepercayaan yang harus diyakini
kebenarannya oleh orang Islam.
Dasar-dasar tersebut harus dipegang teguh oleh orang Islam.
Dalam berakidah tidak boleh setengah hati harus mantap dan
sepenuh hati tanpa ada keraguan sedikitpun di dalam hatinya.
Dalam al-Quran kata akidah disebutkan, antara lain dalam QS
al-Maidah : 1 yang artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad
(janji) itu (QS. Al- Maidah / 5 : 1)
RUANG LINGKUP AQIDAH ISLAM

Aqidah Pokok 
Aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada zat mutlak
yang Maha Esa yang disebut Allah. Allah Maha Esa dalam
zat, sifat, perbuatan dan wujudnya. Kemaha-Esaan Allah
dalam zat, sifat, perbuatan dan wujdunya itu disebut
tauhid. Tauhid menjadi inti rukun iman.
Menurut sistematika Hasan Al-Banna maka ruang lingkup
Aqidah Islam meliputi :
1.    Ilahiyat
2.    Nubuwat
3.    Ruhaniyat
4.    Sam'iyyat
Tidak hanya diatas namun pembahasan Aqidah
juga dapat mengikuti Arkanul iman yaitu :
1.    Kepercayaan akan adanya Allah dan segala
sifat-sifatNya 
2.    Kepercayaan kepada Malaikat
3.    Kepercayaan kepada kitab-kitab Allah yang
diturunkan kepada rasul
4.    Kepercayaan kepada Nabi dan Rasul
5.    Kepercayaan kepada hari akhir serta
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat itu 
6.    Kepercayaan kepada takdir (qadha dan
qadar) Allah
Pengertian iman kepada Allah ialah:
•    Membenarkan dengan yakin akan adanya
Allah
•    Membenarkan dengan yakin keesaan-Nya,
baik dalam perbuatan-Nya menciptakan alam,
makhluk seluruhnya, maupun dalam menerima
ibadat segenap makhluknya.
•    Membenarkan dengan yakin, bahwa Allah
bersifat dengan segala sifat sempurna, suci dari
sifat kekurangan yang suci pula dari menyerupai
segala yang baru (makhluk).
Beriman kepada malaikat ialah mempercayai bahwa Allah
mempunyai makhluk yang dinamai “malaikat” yang tidak
pernah durhaka kepada Allah, yang senantiasa
melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan
secermat-cermatnya. Lebih tegas, iman akan malaikat
ialah beritikad adanya malaikat yang menjadi perantara
antara Allah dengan rasul-rasul-Nya, yang membawa
wahyu kepada rasul-rasul-Nya.
Di dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menyeru kita
mengimankan sejenis makhluk yang gaib, yang tidak
dapat dilihat oleh mata, tidak dapat dirasa oleh panca
indera, itulah makhluk yang dinamai malaikat. Malaikat
selalu memperhambakan diri kepada Allah dan patuh
akan segala perintah-Nya, serta tidak pernah berbuat
maksiat dan durhaka kepada Allah swt.
Di antara nama-nama dan tugas malaikat adalah sbb :
1.    Malaikat Jibril, bertugas menyampaikan wahyu kepada Nabi-nabi dan rasul
2.   Malaikat Mikail, bertugas mengatur hal-hal yang berhubungan dengan alam
seperti melepaskan angin, menurunkan hujan, menumbuhkan tumbuh-
tumbuhan.
3.    Malaikat Israfil, bertugas meniup terompet di hari kiamat dan hari
kebangkitan nanti.
4.    Malaikat Izrail (Malaikal maut) bertugas mencabut nyawa manusia dan
makhluk hidup lainnya.
5.    Malaikat Raqib dan Atid, bertugas mencatat amal perbuatan manusia
6.    Malaikat Ridwan bertugas menjaga surga dan memimpin para pelayan surga
7.    Malaikat Malik, bertugas menjaga neraka dan pemimpin para malaikat
menyiksa penghuni neraka
8.    Malaikat yang bertugas memikul Arasy
9.    Malaikat yang menggerakkan hati manusia bentuk berbuat kebaikan dan
kebenaran
10.  Malaikat yang bertugas mendoaka orang-orang yang beriman supaya
diampuni oleh Allah segala dosa-dosanya diberi ganjaran surga dan dijaga dari
segala keburukan dan doa-doa lain. 
Keyakinan kepada kitab-kitab suci merupakan rukun iman
ketiga. Kitab-kitab suci itu memuat wahyu Allah. Beriman
kepada kitab-kitab Tuhan ialah beritikad bahwa Allah ada
menurunkan beberapa kitab kepada Rasulnya, baik yang
berhubungan itikad maupun yang berhubungan dengan
muamalat dan syasah, untuk menjadi pedoman hidup manusia.
baik untuk akhirat, maupun untuk dunia. Baik secara individu
maupun masyarakat.
Jadi, yang dimaksud dengan mengimani kitab Allah ialah
mengimani sebagaimana yang diterangkan oleh Al-Qur’an
dengan tidak menambah dan mengurangi. Kitab-kitab yang
diturunkan Allah telah turun berjumlah banyak, sebanyak
rasulnya. Akan tetapi, yang masih ada sampai sekarang nama
dan hakikatnya hanya Al-Qur’an. Sedangkan yang masih ada
namanya saja ialah Taurat yang diturunkan kepada Nabi
Musa, Injil kepada Nabi Isa dan Zabur kepada Daud.
Yakin pada para Nabi dan rasul merupakan rukun iman keempat.
Perbedaan antara Nabi dan Rasul terletak pada tugas utama. Para nabi
menerima tuntunan berupa wahyu, akan tetapi tidak mempunyai
kewajiban untuk menyampaikan wahyu itu kepada umat manusia.
Rasul adalah utusan (Tuhan) yang berkewajiban menyampaikan wahyu
yang diterima kepada umat manusia.
Di Al-Qur’an disebut nama 25 orang Nabi, beberapa diantaranya
berfungsi juga sebagai rasul ialah (Daud, Musa, Isa, Muhammad) yang
berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterima kepada manusia
dan menunjukkannya cara pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-
hari.
Seorang muslim wajib beriman kepada seluruh Nabi dan Rasul-Nya
yang telah diutus oleh Allah SWT, baik yang disebutkan namanya
maupun yang tidak disebutkan namanya. Seorang muslim wajib
membenarkan semua Rasul dengan sifat-sifat, kelebihan, keistimewaan
satu sama lain, tugas dan mukjizatnya masing-masing seperti yang
diperintahkan oleh Allah.
Rukun iman yang kelima adalah keyakinan kepada hari
akhir. Keyakinan ini sangat penting dalam rangkaian
kesatuan rukun iman lainnya, sebab tanpa mempercayai hari
akhirat sama halnya dengan orang yang tidak mempercayai
agama Islam, itu merupakan hari yang tidak diragukan lagi.
Hari akhirat ialah hari pembalasan yang pada hari itu Allah
menghitung (hisab) amal perbuatan setiap orang yang suda
dibebani tanggung jawab dan memberikan putusan
ganjaran sesuai dengan hasil perbuatan selama di dunia.
Keimanan kepada Allah berkaitan erat dengan keimanan
kepada hari akhir. Hal ini disebabkan keimanan kepada Allah
menuntut amal perbuatan, sedangkan amal perbuatan baru
sempurna dengan keyakinan tentang adanya hari akhirat.
Demi tegaknya keadilan, harus ada suatu kehidupan baru
dimana semua pihak akan memperoleh secara adil dan
sempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan atas
pilihannya masing-masing.
Dalam menciptakan sesuatu, Tuhan selalu
berbuat menurut Sunnahnya, yaitu hukum
sebab akibat. Sunnahnya ini adalah tetap tidak
berubah-ubah, kecuali dalam hal-hal khusus
yang sangat jarang terjadi. Sunnah Tuhan ini
mencakup dalam ciptaannya, baik yang
jasmani maupun yang bersifat rohani.
Makna qadar dan takdir ialah aturan umum
berlakunya hukum sebab akibat, yang
ditetapkan olehnya sendiri. Definisi segala
ketentuan, undang-undang, peraturan dan
hukum yang ditetapkan secara pasti oleh Allah
SWT, untuk segala yang ada. Pengertian di atas
sejalan dengan penggunaan qadar di dalam Al-
Qur’an berbagai macam bentuknya yang pada
umumnya mengandung pengertian kekuasaan
Allah SWT, yang termasuk hukum sebab akibat
yang berlaku bagi segala makhluk hidup
DALIL-DALIL AQIDAH ISLAM

1.  Dalil tentang dasar akidah Islam


       Manusia yang mengikuti petunjuk Al-Qur’an berarti telah memiliki
akidah yang benar. Sebaliknya, manusia yang tidak mengikuti petunjuk-
petunjuk Al-Qur’an tidak memiliki akidah yang benar. Sebagaimana firman
Allah Swt, berikut.
 
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatupun.”  (Q.S. An-Nisa’: 36)
 Allah memberi petunjuk kepada manusia untuk mengikuti kebenaran
yang disampaikan oleh Rasulullah Saw, sebagaiman firman Allah Swt,
berikut.
 
Artinya:
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.”….  (Q.S. Al-Hasyr : 7)
2.   Dalil tentang tujuan akidah Islam
       Tujuan mempelajari akidah Islam dapat diuraikan dengan
dalilnya, berikut.
a.    Menghindarkan diri dari pengaruh kehidupan yang sesat,
 
Artinya:
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah
aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu."
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Ali-Imran :
31)
b.    Mengetahui petunjuk yang benar sebagai pedoman agar
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,
 
Artinya:
“…Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang
hak dan yang bathil)…” (Q.S. Al-Baqarah : 185)
Aqidah Yang Benar

Aqidah yang benar dan lurus serta terjamin dari kontaminasi


adalah aqidah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW yaitu aqidah
yang diperuntukkan untuk semua kalangan dan tidak kurang
kekuatan ilmiyahnya dari pecahan-pecahannya yang sering
terjebak beradu argumen dengan aliran teologi barat yang
cenderung asyik bermain di wilayah logika semata.
Dalam istilah baku apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW ini
adalah aqidah ahli sunnah wal jamaah, yaitu aqidahnya orang
yang mengukuti sunnah Rasulullah SAW dan jamaah sahabatnya.
TUJUAN DAN MANFAAT AQIDAH
Tujuan Ilmu Aqidah
Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegang teguh, yaitu :
1.   Untuk mengihlaskan niat dan ibadah kepada AllahI semata.
2.   Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari
akidah.
3.   Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam
pikiran. 
4.   Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada
Allah dan bermuamalah dengan orang lain. 
5.   Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan
kesempatan beramal baik, kecuali digunakannya dengan mengharap pahala. Serta tidak
melihat tempat dosa kecuali menjauhinya dengan rasa takut dari siksa
6.   Menciptakan umat yang kuat yang mengerahkan segala yang mahal maupun yang
murah untuk menegakkan agamanya serta memperkuat tiang penyanggahnya tanpa
peduli apa yang akan terjadi untuk menempuh jalan itu. 
7- Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki individu-individu
maupun kelompok-kelompok serta meraih pahala dan kemuliaan. 
Manfaat Ilmu aqidah
1.     Sebagai sumber dan motifator perbuatan kebaikan dan
keutamaan.
2.     Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus
mendorong
mereka untuk mengerjakan ibadah dengan penuh keikhlasan.
3.      Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan dan
kegoncangan hidup yang dapat menyesatkan.
4.     Mengantarkan manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin.
5.     Memupuk dan melahirkan kesehatan mental seseorang.
6.     Memberikan pengajaran dan pendidikan ilmu tauhid.
7.     Memupuk dan membentuk kepribadian manusia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai