Anda di halaman 1dari 18

HUKUM HUMANITER

INTERNASIONAL

PERTEMUAN II

Ruth Hanna Simatupang


BAHASAN
• ISTILAH
• PENGERTIAN
• ASAS
• RUANG LINGKUP
• TUJUAN
ISTILAH

• Laws of war;
• Laws of armed conflict;
• International Humanitarian Law;
• International law applicable in armed
conflict;
Haryomataram

Membagi Hukum
Humaniter Internasional:
1.Hukum Den Haag/The Hague Convention:
Mengatur mengenai cara dan alat yang boleh
dipakai untuk berperang.
2.Hukum Jenewa/Geneva Convention:
Mengatur mengenai perlindungan terhadap
kombatan dan penduduk sipil dari akibat perang.
Mochtar Kusumaatmadja
Membagi Hukum Perang dalam:
1. Jus ad bellum;
Hukum tentang perang, mengatur bagaimana negara
dibenarkan menggunakan kekerasan bersenjata.
2. Jus in bello;
–Mengatur cara dilakukannya perang (K. Den Haag)
–Mengatur perlindungan orang yang menjadi korban
perang (K. Jenewa)
PENGERTIAN

Mochtar Kusumaatmadja:
1. Bagian dari hukum yang mengatur ketentuan-
ketentuan perlindungan korban perang.
2. Berbeda dengan hukum perang yang mengatur
perang itu sendiri dan segala sesuatu yang
menyangkut cara melakukan perang.
PENGERTIAN
• Esbjorn Rosenbland;
– Law of armed conflict; adalah hukum yang
berhubungan dengan:
• Permulaan dan berakhirnya pertikaian;
• Pendudukan wilayah lawan;
• Hubungan pihak bertikai dengan negara netral.
– Law of warfare, adalah hukum yang mencakup:
• Metode dan sarana berperang;
• Status Kombatan;
• Perlindungan yang sakit, tawanan perang dan sipil.
PENGERTIAN
Pantap Hukum Humaniter:
Keseluruhan asas, kaidah dan ketentuan
internasional baik tertulis maupun tidak, yang
mencakup hukum perang dan HAM, bertujuan
untuk menjamin penghormatan terhadap harkat
dan martabat seseorang.
ASAS

1. Asas kepentingan militer (military


necessity);

2. Asas perikemanusiaan (humanity);

3. Asas kesatriaan (chivalry);


Asas Kepentingan
Militer
1. Prinsip Pembatasan:
adalah prinsip yang menghendaki adanya pembatasan terhadap sarana atau
alat serta cara atau metode berperang yang dilakukan oleh pihak yang
bersengketa, seperti: larangan penggunaan racun /senjata beracun,
penggunaan peluru dum-dum, penggunaan proyektil yang menyebabkan
luka-luka yang berlebihan (superfluous injury) dan penderitaan yang
tidak perlu (unnecessary suffering);
Contoh lain penggunaan tank untuk menghancurkan sasaran militer
diperbolehkan, karena merupakan senjata yang biasa dipakai/senjata
konvensional; sedangkan penggunaan racun, senjata beracun (kimia)
pada latar belakang gambar [termasuk senjata biologi atau nuklir
(senjata non-konvensional)] tidak dapat dibenarkan karena sifatnya
dapat mengakibatkan kemusnahan massal tanpa dapat membedakan
antara objek sipil dan militer.
2 orang musuh yang membawa senapan mesin
tidak perlu dihancurkan dengan mengerahkan
satu divisi kavaleri berupa tank-tank, karena
tindakan tersebut mematikan ke dua musuh
termasuk menghancurkan penduduk sipil dan
objek-objek sipil di sekitarnya.

2. Prinsip Proporsionalitas (Proportionality Principle):


kerusakan yang akan diderita oleh penduduk sipil atau objek-
objek sipil harus proporsional sifatnya dan tidak berlebihan
dalam kaitan dengan diperolehnya keuntungan militer yang
nyata dan langsung  yang dapat diperkirakan akibat
dilakukannya  serangan terhadap sasaran militer.  Perlu
ditegaskan bahwa maksud proporsional di sini BUKAN
berarti keseimbangan.
Asas
Perikemanusiaan/
Humanity
Regulasi Den Haag melarang penggunaan
alat dan cara berperang yang dapat
menimbulkan ‘luka-luka yang berlebihan’
dan ‘penderitaan yang tidak perlu’,
contohnya dengan peluru dum dum.
Hal tersebut diatur dalam Pasal 23 ayat (e)
Konvensi Den Haag.
Asas Kestariaan
Dalam perang, kejujuran juga harus diutamakan,
misalnya dengan tidak akan memulai tanpa
adanya suatu peringatan yang jelas sebelumnya
(previous and explicit warning), baik dalam
bentuk pernyataan perang (declaration of war)
beserta alasannya, atau suatu ultimatum perang
yang bersyarat (ultimatum with conditional
declaration of war).
Penggunaan alat-alat yang ilegal atau
bertentangan dengan Hukum Humaniter serta
cara-cara berperang yang bersifat khianat juga
dilarang keras.
Diatur dalam Pasal 1,  
Konvensi Den Haag III (1907).
Pembatasan/Limitation
(Pasal 22-23 K. DH IV)
Kepentingan Militer
ASAS HHI

Proporsionalitas
(Pasal 22-23 K.DH IV)
Perikemanusiaan
(Pasal 23 ayat e K.DH)

Kesatriaan
(Pasal 1 K. DH)
TUJUAN
 Memberikan perlindungan terhadap kombatan
maupun penduduk sipil dari penderitaan yang
tidak perlu;
 Menjamin HAM yang sangat fundamental bagi
mereka yang jatuh ke tangan musuh;
 Mencegah dilakukannya perang secara kejam
tanpa mengenal batas.
EVALUASI DAN TUGAS
• Tugas di kelas:
Tanya jawab
• Tugas di rumah:
Mencari dan merangkum referensi tentang 3 asas
dalam HHI.

Anda mungkin juga menyukai