Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 4:

Ni Made Angelica MPJ (023001801084)


Fetriani R.S. Sembiring (023001801088)
Bashir (023001801164)
BAB VI
TUJUAN AUDIT DAN TANGGUNG
JAWAB AUDIT
Tujuan Audit
Memberikan opini atau pendapat atas laporan keuangan secara
keseluruhan, termasuk kewajiban KAP untuk menemukan salah
saji material.

Tanggung Jawab KAP:


● Menemukan kesalahan yang besar (material error).
● Menemukan kecurangan yang material.
● Memastikan bahwa klien mematuhi undang-undang dan peraturan
yang berlaku.
Professional Skepticism
KAP harus memiliki rasa penasaran atau kecurigaan
(professional skepticism) yang meliputi:
1. Serangkaian pertanyaan harus disampaikan pada
manajemen atas.
2. Pemikiran kritis atas suatu hal. KAP harus dapat
mempertanyakan apa, siapa, mengapa atas suatu hal yang
terjadi.
Professional Skepticism
Secara rinci Arens, et. Al (2017:173) merinci 6 karakteristik professional
skepticism ini, yaitu:
1. Pernyataan dalam pemiikiran atas suatu hal.
2. Pertimbangan yang harus dilakukan dilengkapi dengan berbagai bukti yang harus
diminta.
3. Mencari ilmu yang diperlukan, misalnya mengenai mekanisme produksi.
4. Pemahaman atas personality yaitu memahami motivasi tindakan seseorang dalam
melakukan sesuatu.
5. Mengusahakan pengertian dan pemahaman secara mandiri atas suatu hal daripada
hanya mempercayai dari atasan seseorang.
6. Percaya diri atas pemahaman, temuan, dan asumsi yang dibangun sendiri untuk
menentukan keputusan yang akan diambil.
Professional Judgment
Untuk dapat memperoleh kebijakan profesi (professional judgment)
yang tepat, Arens, et. Al (2017:174) memberikan 5 elemen yang
harus dipenuhi, yaitu:
1. Tentukan dan definisikan masalah yang terjadi.
2. Kumpulkan bukti-bukti yang mendukung kejadian tersebut.
3. Analisa dan tentukan beberapa alternatif yang mungkin.
4. Buat keputusan.
5. Lengkapi bukti untuk mendukung keputusan tersebut.
Siklus Akuntansi
Arens, et. Al (2017:176) membagikan keseluruhan proses akuntansi ke dalam 6 siklus, yaitu:
1. Siklus penjualan.
2. Siklus penerimaan kas.
3. Siklus perolehan barang dan jasa.
4. Siklus pengeluaran kas.
5. Siklus penggajian.
6. Siklus alokasi dan penyesuaian (adjustments).

Tiap siklus tersebut harus jelas akan tujuan audit yang hendak dicapai, yang dibagi menjadi:
 Transaction-related audit objectives.
 Balance-related and presentation and disclosure audit objectives.
Transaction Related
Untuk "transaction related” atau tiap transaksi yang terjadi (yaitu
transaksi yang termasuk dalam kategori laba-rugi seperti penjualan,
pembelian, penerimaan dan pengeluaran kas tujuan audit adalah:
1. Occurrence-keterjadian, bahwa transaksi tersebut benar-benar terjadi,
seperti penjualan, pembelian.
2 Completeness-kelengkapan, untuk memastikan banwa seluruh penjualan
dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember, sudah tercatat seluruhnya.
3. Accuracy untuk memastikan bahwa pencatatan sudah akurat, misalnya
perhitungan pajak sudah termasuk potongan harga, kalau ada sudah
diperhitungkan dan lain-lain.
4 Pembukuan ke buku besar (posting) dan pengikhtisaran,
tujuan ini terutama mengenai kebenaran memasukkan data ke
buku besar, buku pembantu dan pengikhtisaran transaksi yang
terjadi.
5. Klasifikasi- kebenaran, mengklasifikasikan transaksi dalam
jumal, buku besar dan buku pembantu.
6 Waktu - transaksi dicatat sesuai waktunya tidak terlambat
apalagi kalau suda lewat bulan yang bersangkutan.
Balance Related
Untuk balance-related, penyajjan dan pengungkapan tujuan audt yang hendak dicapai
adalah :
1.Eksistensi, bahwa item yang dicatat itu benar ada secara fisik, misanya aktiva tetap, kas
dan persediaan.
2.Kelengkapan - apakah semua item dalam akun tersebut sudan seluruhnya dicatat,
misalnya bila beli aset, sudah termasuk ongkos angkut asuransi dan lain-lain.
3.Ketepatan, kebenaran dan kelengkapan pencatatan misalnya untuk persediaan, selain nilai
satuan “rupiahnya harus sudah benar, apakah jumlah (quantity) item persediaan juga
sudah benar
4. Klasifikasi - pengklasıfikasian suatu akun, harus sudah benar, contohnya akun piutang
harusnya masuk aset lancar, namun bila ada bagian dari piutang tersebut baru bisa ditagih
lebih dari satu tahun, tentu harus diklasifikasikan dalam aset lain.
5. Pisah batas (cut off) - dalam pengujian pisah batas ini harus jelas bahwa transaksi
dicatat sesuai periodenya, jangan sampai penjualan Februari dicata pada bulan Maret misalnya
6. Rincian (detail tie in) - harus dipastikan bahwa rincian piutang. persediaan aktiva tetap
dan lain-lain, jumlahnya harus sesuai dengan jumlah yang terdapat dalam general ledger (buku
besar)
7. Nilai yang betul-betul dapat direalisasi - jumlah yang tercatat harus benar. benar bisa
diperoleh sesuai dengan bila aset tersebut dijual Bila hasil penjualan lebih rendah daripada
yang tercatat, maka tentu harus dilakukan penyesuaian menjadi sebesar nilai yang akan
diperoleh bila dilakukan penjualan (realisası).
8 Hak dan kewajiban, aset yang tercatat harus jelas hak yang dimiliki, misalnya untuk
aset tanah harus ada sertifikat hak miliknya dan kewajiban pajak berapa PBB terhutang harus
sudah dilunasi.
Proses Audit
Dalam proses audit, bagaimana tujuan audit ini bisa diperoleh?
Untuk itu ada beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu:
1. Tahap I - merencanakan dan mendesain pendekatan audit
berdasarkan prosedur pendekatan risiko
2. Tahap II- melakukan tes atas pengawasan intern dan tes atas
dokumen yang mendukung transaksi yang terjadi
3. Tahap III - melakukan prosedur analitis dan penguijan atas rincian
akun.
4. Tahap IV- melakukan penyelesaian audit dan mengeluarkan laporan
atan risiko.

Anda mungkin juga menyukai