Tingkat Kesadaran
• Mengetahui secara subyektif tentang dunia
luar dan dunia sendiri
• Dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif
Kualitatif
• Somnolen : Keadaan mengantuk, sadar apa bila
diberi rangsang
• Sopor (stupor) : Kantuk yang dalam, dibangunkan
dengan rangsang yang kuat, namun kesadaran
dapat turun lagi
• Koma-ringan : tidak ada respon terhadap
rangsang verbal, mengerang terhadap rangsang
nyeri
• Koma: tidak ada gerakan spontan
Glasgow coma scale
Membuka mata Nilai
Spontan 4
Terhadap bicara 3
Dengan rangsang nyeri 2
Tidak ada reaksi 1
Glasgow coma scale
Respons verbal Nilai
Baik dan tidak ada disorientasi 5
Kacau “ confused” 4
Tidak tepat 3
Mengerang 2
Tidak ada jawaban 1
Glasgow coma scale
Respon motorik Nilai
Menuruti perintah 6
Mengetahui lokasi nyeri 5
Reaksi menghindar 4
Reaksi fleksi (dekortifikasi) 3
Reaksi ekstensi (deserebrasi) 2
Tidak ada reaksi 1
Diffuse aksonal injury
Epidural Hematoma
Trauma Subarakhnoid hematoma
Meningitis
Infeksi
Encephalitis
Meningoencephalitis
Penurunan Vaskular
kesadaran Abses
Epilepsi
Keganasan
Hidrocephalus
Lain - lain
Metabolik endokrin
Gangguan respirasi
Ekstrakrania
l Obat –obatan dan toksin
Gangguan psikiatrik
Gangguan vaskular
LI 2
• PENURUNAN KESADARAN KARENA PENYEBAB
EKSTRAKRANIAL (INTOKSIKASI OBAT &
METABOLIK)
Hipoglikemi
• Gula darah <30mg/dL
• Penyebab :
• overdosis insulin atau OAD,
• tumor sel islet pankreas,
• deplesi glikogen hati (kelaparan, gagal hati),
• ggn penyimpanan glikogen (infan),
• idiopatik (neonatus,infan),
• subakut/kronik hipoglikemi (hipertrofi sel islet, ca sekum, hepatoma).
• Gambaran klinis :
• Lapar, wajah memerah, berkeringat, palpitasi, gemetaran, cemas.
• Berlanjut menjd rasa kantuk berlebih dan kebingungan, namun dapat terjadi
overaktivitas.
• Kejang.
• GD <10mg/dL : koma dalam, pupil dilatasi, pucat, napas dangkal, nadi lambat,
hipotonus
• Pemeriksaan penunjang : Gula Darah, EEG
• Tatalaksana : koreksi penyebab hipoglikemi
LI 3
• PENURUNAN KESADARAN KARENA PENYEBAB
INTRAKRANIAL(MENINGITIS,
ENSEFALITIS,ENSEFALOPATI, KOMA, MATI
BATANG OTAK, TUMOR, VASKULAR, TRAUMA)
Kapita selekta kedokteran ed 4, jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.2014
Meningitis
= inflamasi selaput araknoid,piameter, melibatkan cairan serebrospinal disebabkan infeksi & non
infeksi(keganasan,pykt sistemik)
Jenis
Meningitis purulen akut
• S.Pneumonia (50%)
• Neisseria meningitidis (25%) Meningitis subakut
• Steptoco grup B(15%) • M.Tuberculosis
• Listeria monocytogenes (10%) • Meningitis fungal: C.neoformans
• H.Influenza • Treponema pallidum
Meningitis viral
• Enterovirus:coxsackievirus,
Patfis: invasi bakteri meningen(S.Pneumonia)->kolonisasi pd ep nasofaringeal->msk peredaran
echovirus darah
mencapai pleksus koroid intravertikular &CSS->multiplikasi
• HSV pada
2 CSS->koloni bakteri melepas dinding
sel(endotoksin,as.teikoat)->micu pelepasan sitokin inflamasi->perbhn permeabilitas sawar darah otak-
>migrasi leukosit endotel->edem otak,stroke,kejang,pean intrakranial
Gejala: kaku kuduk, demam, nyeri kepala, penurunan kesadaran, kejang
Neurologi Dasar
Faktor risiko
• Infeksi sistemik maupun fokal
• Trauma dan tindakan tertentu
• Penyakit darah dan penyakit hati
• Pemakaian bahan yang hambat pembentukan
antibodi
• Kelainan yang berhubungan dengan
immunosupression
Neurologi Dasar
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan penunjang
• Trias meningitis: • Lab leukositosis, kultur
– Sakit kepala darah, CRP dan peokalsitonin
– Demam • Pemeriksaan LCS
– Meningeal sign + – Tekanan opening >100-200 mmHg
• Disertai beberapa gejala: – Leukosit <5 atau >100 mm3
– Fotofobia – Predominan neutrofil >80%
– Mual muntah – Pengecatan gram dari LCS
– Hemiparese dan defisit neurologis – Protein LCS >50 mg/dL
– Kejang, bingung – Glukosa LCS < 40 mg/dL
– Perubahan status mental – Kultur +
– Penurunan kesadaran – Antigen bakteri LCS
Neurologi Dasar
Tatalaksana
Non farmako Farmako
• Terapi cairan cegah syok • Terapi antibiotik
hipovolemik NaCl 0,9% 20 – Sefalosporin generasi ke – 3
ml/kgBB dalam 5-10 menit – Vancomycin
• Koreksi elektrolit – Lama pemberian 10 – 14 hari
hiiponatremia secara parenteral
– Benzilpenisilin
• Turunkan tekanan intrakranial
tinggikan bagian kepala
• Terapi anti inflamasi
sebesar 30˚ dan hiperventilasi dexamethason 10 mg tiap 6
untuk pertahankan PaCO2 jam selama 4 hari
kisaran 27 – 30 mmHg • Diuresis osmotik manitol
20% dan urea
Neurologi Dasar
Pencegahan
• Kemoprofilaksis rifampisin atau
siprofloksasin
• Imunisasi cegah infeksi Haemophilus
influenza anak usia 2, 3, dan 4 bulan
• Pemeriksaan penunjang :
• Pemeriksaan cairan
serebrospinal (CSF) :
• Anamnesa
• pe↑ konsentrasi protein
• PF :
• Glukosa normal
• mematenkan jalan nafas ,
• CSF pleositosis (>5
mengukur der.kesadaran
sel/Ul)
(GCS) dan terapi komplikasi
• CSF PCR adalah tes
infeksi
diagnostik utama (CMV,
• Pemeriksaan kulit ruam
EBV,VZV,HHV-6, dan
purpurik (meningococcal)
Enterovirus)
dan exanthema, tanda2
• P.antibodi HSV CSF
gigitan dpt mengarah ke
• Neuroimaging :
diagnosis
• CT Scan kepala dgn
• Pada ps HIV ditemukan
kontras
leukoplkia, kaposi sarcoma
• MRI kepala dgn kontras
(>sensitif)
• EEG
Tatalaksana
• Asiklovir (10 mg/kg intravena tiap 8 jam
selama 14 hari atau peroral 200 mg/kgBB 5-6x
sehari)
• Gansiklovir infeksi CMV
Abses otak
= infeksi fokal & supuratif dlm parenkim otak, seringkali diselubungi kapsul tervaskularisasi
[abses yg tidak diselubungi o/ kapsul: serebritis]
Patfis:
Adanya infeksi parenkim otak: menandakan area iskemi, nekrosis, hipoksemia otak-> stlh invasi bakteri-
>infiltrasi sel” inflmasi perivaskular(1-3 hari) sampai tjdri edema-> serebritis lnjt(4-9 hari), terbentuk pus
dikell infiltrat makrofag & fibroblas-> (10-13 hari) kapsul terbentuk hingga tersusun kolagen padat
Dx:
MRI > CT scan u/ abses tahap awal terletak dfossa posterior serial 1-2x / bln u/ mantau resolusi abses
Tatal:
• Obat antibiotik[min 6-8mgg]: komb sefalosporin gen 3/4: seftaksim,seftriakson atau metronidazol
• Drainase neurosurgical: I=abses brtmbh besar/ tdk ada perubahan uk stlh 2-3 mgg terapi antibiotik,
drainase dibantu dgn bantuan streotaktis
• Drainase streotaktis: abses kecil, letak sgt dalam, lokasi sulit, abses multipel kedua hemisfer
MATI BATANG OTAK
Penghentian fungsi seluruh otak termasuk batang otak secara ireversibel
Syarat:
• Pasien dalam keadaan koma
• Tidak ada refleks batang otak
• Tidak terjadi pernapasan spontan saat PCO2 meningkat
• Faktor pengacau seperti hipotermia atau overdosis obat tidak ada
• Pada EEG terlihat flat line
• Pada cerebral angiografi tidak terlihat aliran darah ke otak
BRAINSTEM REFLEXES
Reflex Cranial Nerves Involved How to Test
Pupilary II (Afferent); III (Efferent) Shine light in each pupil and observe for
direct (same side) and consensual
(contralateral side) constriction
Oculocephalic (doll’s eyes) VIII (afferent); III, IV, VI (efferent) Forcibly turn head horizontally and vertically
and observe for conjugate eye movement in
opposite direction
Caloric testing (if necessary)* Same Inject 50 ml ice water into each ear and
observe for conjugate eye deviation toward
the ear injected
Corneal V1 Yafferent); VII (efferent) Touch lateral cornea with cotton tip and
observe for direct and consensual blink
Gag IX (afferent); X/XI (efferent) Stimulate posterior pharynx with cotton tip
and observe for gag
Ensefalopati Hepatik
Perubahan status mental yg menyertai gagal hati.
• Ensefalopati krn gagal hati fulminan
• Portosistemik ensefalopati (cirrhosis, portal hypertension, portcaval shunting)