Anda di halaman 1dari 30

Gangguan Tulang & Sendi :

Gout & Hiperurisemia

NITA SELIFIANA, M.SI., APT.


Gout & Hiperurisemia
Gout
Kondisi hiperurisemia
Deposit kristal
monosodium urat pada
cairan sinovial,
jaringan, & ginjal
Dapat berupa kondisi
tanpa gejala
Gout
Gout
Serum uric acid level Incidence of gout
(mg/dl)
>9.0 7.0-8.9

7.0-8.9 0.5-0.37

<7.0 -0.1%
Patofisiologi
Asam urat : produk akhir dari degradasi purin
 overproduksi atau underexcretion
Sumber: makanan, konversi asam nukleat &
sintesis de novo basa purin
Peningkatan fosforibosil pirofosfat (PRPP)
sintetase
Defisiensi hipoxantin-guanin fosforibosil
transferase (HGPRT)
 Obat-obat menurunkan bersihan ginjal asam
urat
Patofisiologi
Golongan diuretik
 Salisilat
 Obat TB (pirazinamid, etambutol)
 Asam nikotinat
 Alkohol
 Siklosporin
 Obat-obat sitotoksik
Patofisiologi

Deposit kristal urat pada cairan sinovial


Terjadi inflamasi
Fagositosis asam urat oleh leukosit
Terjadi nyeri hebat
Pemerahan, rasa hangat & bengkak
Patofisiologi

Tophi (deposit urat) adalah komplikasi


hiperurisemia yang lambat pada:
- Pangkal ibu jari
- Heliks telinga
- Lutut
- Pergelangan tangan
- Tangan
- Dll
Manifestasi Klinis

Serangan gout akut:


 Onset cepat
 Nyeri hebat
 Inflamasi
Pertama monoartikular
Sendi bagian bawah dan perifer
Serangan pada malam hari
Organ yang terserang terasa hangat dan
membengkak
3 – 14 hari kemudian sembuh spontan
Faktor Resiko
Serangan dapat ditimbulkan oleh:
- Stress
- Trauma
- Konsumsi alkohol
- Infeksi
- Operasi
- Obat
- Diet yang ekstrim
Diagnosis

Aspirasi cairan sinovial dari sendi yang bengkak, lalu


identifikasi kristal urat intraseluler pada cairan
sinovial tersebut
Bila aspirasi sendi tidak memungkinkan  diagnosis
didasarkan pada gejala dan tanda yang tampak
Tujuan Terapi

Menghentikan serang akut


Mencegah kambuhnya serangan
Mencegah komplikasi yang
berkaitan dengan deposisi kronis
asam urat (tophi)
Terapi
Non-farmakologi:
Mengurangi konsumsi makanan yang
tinggi purin
Menghindari alkohol
Berat badan ideal
Kompres es pada daerah yang bengkak
Terapi Farmakologi

Indometasin
 Indometasin seefektif kolkisin dalam pengobatan arthritis gout akut
dan lebih dipilih sebab toksisitas gastrointestinal akut jauh lebih jarang
terjadi dibandingkan kolkisin. Pengobatan dimulai dengan dosis yang
relatif tinggi untuk 24 sampai 48 jam pertama dan setelahnya dosis
diturunkan selama 3 sampai 4 hari untuk meminimalkan resiko
kambuhnya serangan. Pada awalnya dapat diberikan 75 mg
indometasin, diikuti dengan 50 mg setiap 6 jam selama 2 hari, lalu 50
mg setiap 8 jam selama 1 atau 2 hari.

 Efek samping indometasin termasuk sakit kepala dan pusing. Semua


obat-obat anti inflamasi non steroid (NSAID) telah diimplikasikan
dapat menyebabkan ulcer dan pendarahan pada lambung, tetapi hal ini
tidak terjadi pada terapi jangka pendek.
NSAID
Nama Generik Dosis dan Frekuensi
Fenoprofen 400-600 mg setiap 3-4 kali sehari
Etodolac 300-500 mg 2 kali sehari
Ibuprofen 400-800 mg 3-4 kali sehari
Ketoprofen 50 mg 4 kali sehari atau 75 mg 3 kali sehari
Indomethacin 50 mg 3 kali sehari
Naproxen 750 mg pada awalnya, kemudian 250 mg setiap
8 jam
Piroxicam 20 mg/hari
Sulindac 150-200 mg 2 kali sehari selama 7-10 hari
Celecoxib 800 mg awalnya, lalu 400 mg pada hari
berikutnya, dan 400 mg 2 kali sehari selama
1 minggu
Terapi Farmakologi

Kolkisin
 Kolkisin biasa diberikan secara oral dengan dosis awal 1 mg,
diikuti dengan 0,5 mg setiap 2 jam hingga gejala persendian
mereda, terjadi ketidaknyamanan abdomen atau diare.
Masalah utama kolkisin oral adalah toksisitas
gastrointestinal (50–80%). ES dihindari dengan Pemberian
IV
 Kolkisin iv tidak boleh digunakan pada individu yang
netropenia, menderita kerusakan ginjal parah (bersihan
kreatinin kurang dari 10 mL/menit), atau menderita
insufisiensi ginjal dan hati.
 Kolkisin harus dihentikan dalam 7 hari baik setelah
pemberian secara iv atau oral untuk mengurangi resiko
toksisitas sumsum tulang. Dosis harus dikurangi sebesar
50% pada pasien dengan bersihan kreatinin antara 10–50
mL/menit dan dosis total dibatasi hingga 2 mg pada pasien
yang menerima pemeliharaan kolkisin secara oral.
Terapi Farmakologi

Kortikosteroid
 Terapi serangan arthritis gout akut, untuk kasus resisten
atau kontraindikasi terhadap kolkisin dan NSAID.
 Prednison, 30 hingga 60 mg secara oral setiap hari selama
3–5 hari, dapat digunakan pada pasien dengan multiple
joint involvement. Serangan rebound dihindari dengan
penurunan dosis secara bertahap.
 Adrenocorticotropic hormone (ACTH) gel, 40 hingga 80
unit USP dapat diberikan secara intramuskular setiap 6
hingga 8 jam selama 2–3 hari dan kemudian dikurangi
dengan cara yang bijak dan dihentikan.
 Triamcinolone hexacetonide, 20 hingga 40 mg diberikan
secara intraartikular, dapat berguna untuk gout akut yang
terbatas pada satu atau dua sendi.
Terapi Profilaksis
Pendekatan Umum
 Jika episode pertama arthritis gout akut adalah ringan
dan memberikan respon terhadap pengobatan,
konsentrasi urat serum pasien meningkat minimal, dan
ekskresi urin asam urat 24 jam tidak berlebihan (kurang
dari 1000 mg/24 jam pada diet regular), maka
pengobatan profilaktik dapat dihentikan.
 Jika pasien mengalami serangan arthritis gout yang
parah, peningkatan konsentrasi asam urat serum (lebih
besar dari 10 mg/dL), atau ekskresi urin asam urat 24
jam lebih dari 1000 mg, maka pengobatan profilaksis
harus dilakukan secepatnya setelah episode akut.
 Terapi profilaksis juga sesuai untuk pasien dengan
frekuensi serangan arthritis gout yang sering (yaitu lebih
dari dua atau tiga kali per tahun) walaupun konsentrasi
asam urat serum normal atau meningkat dengan jumlah
minimal.
Terapi Profilaksis

Kolkisin
 Kolkisin yang diberikan pada dosis oral yang
rendah (0,5–0,6 mg dua kali sehari) efektif
dalam mencegah kambuhnya arthritis pada
pasien tanpa bukti adanya tophi yang terlihat
dan dengan konsentrasi urat serum yang
normal atau sedikit meningkat.
 Pasien yang merasakan onset serangan akut
harus menaikkan dosis hingga 1 mg setiap 2
jam, pada kebanyakan contoh, serangan hilang
setelah pemberian 1 atau 2 mg.
Terapi Profilaksis

Obat Urikosuria
 Probenesid dan sulfinpirazon meningkatkan bersihan ginjal
asam urat dengan menghambat reabsorpsi asam urat pada
tubulus ginjal. Terapi dengan obat urikosuria harus diawali
dengan dosis rendah untuk menghindari marked urikosuria
dan pembentukan batu yang mungkin terjadi. Pemeliharaan
aliran urin dan pembasaan urin dengan natrium bikarbonat
selama beberapa hari pertama terapi urikosuria akan
mengurangi kemungkinan pembentukan batu asam urat.
 Efek samping utama yang dikaitkan dengan terapi urikosuria
adalah iritasi saluran pencernaan, rash dan hipersensitivitas,
presipitasi arthritis gout akut, dan pembentukan batu. Obat-
obat ini dikontraindikasikan pada pasien dengan kerusakan
fungsi ginjal atau memiliki sejarah batu ginjal, dan pada pasien
yang overproduksi asam urat.
Terapi Profilaksis
Xanthine Oxidase Inhibitor
 Allopurinol dan metabolit utamanya, oksipurinol,
merupakan inhibor xantin oksidase dan mempengaruhi
perubahan hipoxantin menjadi xantin dan xantin menjadi
asam urat. Allopurinol juga menurunkan konsentrasi
intraselular PRPP.
 Allopurinol merupakan obat antihiperurisemia pilihan
untuk pasien dengan sejarah batu pada urin atau kelainan
fungsi ginjal, pasien yang memiliki kelainan
limfoproliferasi dan membutuhkan pretreatment dengan
inhibitor xantin oksidase sebelum dimulai terapi sitotoksik
untuk melindungi terhadap nefropati asam urat akut, dan
pada pasien dengan gout yang overproduksi asam urat.
 Efek samping utama allopurinol adalah rash pada kulit,
leukopenia, toksisitas saluran pencernaan, dan
peningkatan frekuensi serangan gout akut.
Guideline Therapy (Serangan Akut)
Evaluasi Terapeutik
 Kesembuhan simptomatik sakit persendian pada
pasien harus diawasi sama seperti halnya
pengawasan terhadap efek samping dan interaksi
obat yang berkaitan dengan terapi obat.

 Rasa sakit akut serangan awal pada gout arthritis


seharusnya berkurang dalam waktu sekitar 8 jam
inisiasi pengobatan.

 Resolusi lengkap rasa sakit, eritema, dan inflamasi


biasanya terjadi dalam 48 hingga 72 jam.
Terima Kasih 
Tugas Kelompok

Presentasi kelompok dimulai minggu depan


3 hari sebelum presentasi, tolong kirimkan slide
presentasi/makalah ke email
nitaselifiana90@gmail.com
Pada hari pertemuan upload tugas kelompok yang
akan presentasi di elearning.bku.ac.id
(diharapkan materi presentasi sudah diberikan
kepada teman yang lain sebelum perkuliahan
untuk persiapan kuis)
Kel. 1 : Epilepsi
Kel.2 : Gangguan koagulasi dan platelet
Kel.3 : Alergi dan Pseudoalergic reaction
Kel.4 : Gangguan Menstruasi
Kel.5 : Ansietas
(Sumber : Dipiro, Pharmacotherapy Approach 9th)
Pokok bahasan farmakoterapi

Definisi/Penjelasan Penyakit
Prevalensi / Epidemiologi
Patofisiologi
Etiologi
Gejala
Faktor resiko
Diagnosis
Terapi Non-farmakologi & Terapi Farmakologi
Guideline Therapy
Evaluasi Outcome Therapy
Studi Kasus

Anda mungkin juga menyukai