Anda di halaman 1dari 35

UU No.

1 Tahun 2004 Tentang


Perbendaharaan Negara
Pengertian
Perbendaharaan Negara (Psl 1 ay.1)

 Perbendaharaan Negara adalah


pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara, termasuk investasi dan
kekayaan yang dipisahkan, yang
ditetapkan dalam APBN dan APBD
Ruang Lingkup Perbendaharaan Negara
(Pasal 2 ay. 1)
1. Pelaksanaan pendapatan dan belanja negara
2. Pelaksanaan pendapatan dan belanja daerah
3. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara
4. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah
5. Pengelolaan kas
6. Pengelolaan piutang dan utang negara/daerah
7. Pengelolaan invesasi dan barang milik negara/daerah
8. Penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen keuangan
negara/daeah
9. Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD
10. Penyelesaian kerugian negara/daerah
11. Pengelolaan Badan Layanan Umum
12. Perumusan standar, kebijakan, serta sistem dan prosedur yang berkaitan
dengan pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaan
APBN/APBD
Asas Umum
 UU tentang APBN merupakan dasar bagi Pemerintah Pusat
untuk melakukan penerimaan dan pengeluaran negara;
 Semua pengeluaran negara, termasuk subsidi dan bantuan
lainnya yang sesuai dengan program pemerintah pusat,
dibiayai dengan APBN;
 Anggaran untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya
mendesak dan/atau tidak terduga disediakan dalam
bagian anggaran tersendiri yang selanjutnya diatur dalam
peraturan pemerintah.
Pejabat Perbendaharaan Negara
 Menteri/pimpinan lembaga adalah Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang bagi kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya;
 Menteri Keuangan adalah Bendahara Umum Negara;
 Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota
mengangkat Bendahara Penerimaan/Bendahara
Pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan
dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan/belanja
pada kantor/satker dilingkungan K/L/satker perangkat
daerah
Pelaksanaan Pendapatan dan Belanja
Negara/Daerah (Psl. 11s.d 12)
 Tahun anggaran meliputi satu tahun mulai dari tanggal 1 Januari sampai
dengan 31 Desember;
 APBN dalam satu tahun anggaran meliputi :
a. Hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih;
b. Kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai penguran nilai
kekayaan bersih
c. Penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang
akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran ybs maupun tahun-
tahun anggaran berikutnya
 Penerimaan dan pengeluaran negara dilakukan melalui Rekening Kas Umum
Negara
Implikasi
pada aspek :
 Penyusunan,
 Pelaksanaan penerimaan
dan pengeluaran,
 Audit,
 Pelaporan.
Pelaksanaan penerimaan
dan pengeluaran

Perubahan mendasar:
 Pembagian
kewenangan,
 Sistem pembayaran,
 Pengelolaan kas.
Pembagian kewenangan
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
MENTERI KEUANGAN DAN MENTERI
TEKNIS
Menteri Keuangan sebagai pembantu
Presiden dalam bidang keuangan pada
hakekatnya adalah Chief Financial Officer
(CFO) Pemerintah R.I.
Setiap menteri sebagai pembantu Presiden
pada hakekatnya adalah Chief Operational
Officer (COO) untuk bidang tugas
kementerian yang dipimpinnya. 10
Pendelegasian Kewenangan dalam Pelaksanaan Anggaran

Presiden
(sebagai CEO)

Menteri Teknis Menteri Keuangan


(sebagai COO) (sebagai CFO)

Kepala Kantor Kepala KPPN


(selaku Kuasa COO) (selaku Kuasa CFO)

Pendelegasian kewenangan pelaksanaan program


Pendelegasian kewenangan perbendaharaan
Redtop Hotel - PERCEPATAN AKUNTABILITAS 11
Jakarta, 231007 KEUPEM
PEMISAHAN KEWENANGAN
DALAM PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA NEGARA

Menteri Teknis Menteri Keuangan


Selaku Pengguna Anggaran Selaku BUN

PEMBUATAN PENGUJIAN & PERINTAH PENCAIRAN


PENGUJIAN
KOMITMEN PEMBEBANAN PEMBAYARAN DANA

Pengurusan Administratif Pengurusan Komtabe


(Administratief Beheer) (Comptabel Beheer)
Sistem Pembayaran
PENGUJIAN DALAM PELAKSANAAN
PENGELUARAN NEGARA
Menteri Teknis Menteri Keuangan
Selaku Pengguna Anggaran Selaku BUN
Tahapan Administratif Tahapan Komtabel

PEMBUATAN
KOMITMEN

PENGUJIAN CHEQUE

SPM
Pengujian :
PENGUJIAN • Substansial :

Pengujian :
• Wetmatigheid
•Wetmatigheid

• Formal
?
•Rechtmatigheid

• Rechtmatigheid
• Doelmatigheid
Pengelolaan Kas
Tujuan
Penggunaan dana yang dimiliki negara
secara efisien dan efektif.
 Menentukan jumlah keperluan kas untuk
pelaksanaan kegiatan operasional pemerintahan
dan kegiatan penempatan/investasi
 Mendapatkan sumber dana yang paling efisien
untuk membiayai kegiatan-kegiatan
pemerintahan
 Meminimalkan ‘Idle Cash’
 Mempercepat penyetoran penerimaan negara
 Melakukan pembayaran tepat waktu
Latar Belakang
 Penerimaan dan Pengeluaran tidak melalui satu rekening
 Rekening penerimaan/pengeluaran tersebar di banyak bank umum
 Menyulitkan perencanaan kas yang baik
 Sulit untuk mengetahui jumlah uang yang dimiliki oleh negara secara
cepat
 Tidak efisien
 Tingginya biaya pengelolaan rekening
 Pengendapan uang pemerintah di bank umum tidak mendapat hasil
yang maksimal
 Idle cash
 Banyaknya uang negara yang masih dikuasai oleh :
 Departemen/lembaga
 Bendahara : uang persediaan
 Uang yang tersimpan di Bank Indonesia/Umum tersebar di banyak
rekening dan tidak mendapatkan remunerasi yang layak
Sasaran Pengelolaan Kas
Pengelolaan likuiditas
 Monitoring penerimaan dan pengeluaran kas negara
 Pembayaran pada saat jatuh tempo
 Penerimaan segera disetor
 Antisipasi atas kemungkinan kekurangan/kelebihan kas
 Minimalisasi idle cash
 Meningkatkan pendapatan negara
 Penempatan/Investasi
 Buy back SUN
 Mengurangi cost of financing
 Mengurangi biaya transaksi keuangan pemerintah
 Mengurangi jumlah bank accounts pemerintah
 Menurangi biaya revenue collection dan expenditure
processing (administration of payment process)
Penempatan/Investasi

Ketentuan pada UU No.1 Tahun 2004 tentang


penempatan/investasi oleh BUN :
 Pasal 7 poin h dan g
 Memungkinkan investasi dalam SUN rangka pengelolaan kas.
 Pasal 23 ayat 1 dan 2
 Memungkinkan untuk memperoleh bunga atas dana yang
disimpan pada BI
 Pasal 24 ayat 1 dan 2
 Memungkinkan untuk memperoleh bunga atas dana yang
disimpan pada bank umum sesuai dengan ketentuan pada bank
umum yang bersangkutan
 Pasal 71 ayat 1-3
 Memberikan batasan implementasi ayat 23 selama masa
transisi, dimana dinyatakan bahwa hingga saat ‘semua’ SBI
digantikan dengan SUN, BI akan membayar pada tingkat suku
bunga yang sama dengan fasilitas BLBI
Penempatan/Investasi
Ketentuan Pada PP No.39 Tentang Pengelolaan Uang
Negara/Daerah oleh BUN :
 Pasal 15
 Memungkinkan untuk membuka rekening di Bank Sentral
untuk penempatan atas kelebihan dana pada RKUN.
 Pasal 36
 Melakukan penempatan pada Bank Sentral/Bank Umum
(ayat 1)
 Melakukan investasi pada pada Surat Utang Negara (ayat 3)
 Wajib berkoordinasi dengan Bank Sentral
Implementasi Pengelolaan
Kas :
 Treasury Single Account (TSA)
 Cash Forecasting
Treasury Single Account (TSA)
Landasan hukum :
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (pasal 12 ayat 2 dan pasal 22 ayat 2 dan 3)
 Semua penerimaan dan pengeluaran negara dilakukan melalui
satu rekening (Single Account) - Rekening Kas Umum Negara
(RKUN).
 Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Uang Negara/Daerah
(Pasal 14 ayat 2)
 Semua penerimaan negara masuk ke Rekening Kas Umum Negara
dan semua pengeluaran negara keluar dari Rekening Kas Umum
Negara
 Peraturan Menteri Keuangan No.98/PMK.05/2007 tentang
Pelaksanaan Rekening Pengeluaran Bersaldo Nihil pada Bank
Umum Mitra Kerja KPPN dalam Rangka Penerapan TSA
 Di 178 KPPN
Prinsip-Prinsip TSA
 Konsolidasi seluruh rekening pemerintah
ke Rekening Kas Umum Negara (RKUN)
di Bank Indonesia (BI)
 Penerapan Zero-Balance atas rekening
pemerintah yang berada di luar BI
 Minimalisasi “Cash Float” dan “Idle Cash”
Langkah-langkah Penerapan TSA
 Konsolidasi penyimpanan uang negara dalam satu
rekening, yaitu Rekening Kas Umum Negara (RKUN).
 Semua penerimaan negara masuk ke RKUN dan semua
pengeluaran negara dibayar dari RKUN.
 Semua penerimaan negara harus dilimpahkan ke RKUN
setiap hari
 Penihilan saldo pada bank umum setiap hari dan
penyediaan dana secara terpusat untuk pembayaran.
 Uang yang berada di Bank Indonesia dan bank umum
mendapatkan bunga/jasa giro pada tingkat bunga pasar
(yang berlaku umum)
 Penempatan idle cash pada rekening-rekening yang
menghasilkan bunga atau diinvestasikan pada instrumen
moneter yang aman dan menguntungkan.
Awal : Pukul 07.00
Tamb. Terakhir : Pukul 15.00 WIB
Bilyet Pengisian dana KP
DJPBN RPK-
Giro BOI
Penihilan secepat-cepatnya BUN
Pukul16.30 waktu
Rencana Kebutuhan Dana setempat -P
Tambahan pukul s.d .14.00 - selambat-lambatnya
pukul 17.30 WIB

e-kirana
Penyampaian SP2D/SPT
BO I
SP2D KPP Non Gaji Pukul 07.30-15.00
BO I
Gaji
N 3 hari kalender sebelum tanggal pembayaran gaji
5 hari kalender
sebelum tanggal Pemindahbukuan
pembayaran gaji

Kantor Pos BO II Yang


Bayar
berhak
Mekanisme Pelaksanaan TSA Di KPPN
(Rekening Penerimaan)

Pemerintah Bagian Pusat Bank Indonesia


Daerah (RKUN) Rekonsiliasi DJPBN

Bagian
Pemda Pelimpahan Penerimaan
Setiap Hari Laporan

BO III KPPN
Laporan Laporan

Bank Bank Bank


Bank Persepsi Persepsi Persepsi Persepsi
PBB/BPHTB

Wajib Bayar Wajib Pajak/ Wajib Pajak/ Wajib Pajak/


PBB/BPHTB Bayar Bayar Bayar
Perencanaan Kas
Landasan Hukum :
PP Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Uang Negara/Daerah :
 Menteri Keuangan selaku BUN atau
Kuasa BUN Pusat bertanggungjawab
membuat perencanaan kas dan
menetapkan saldo kas minimal (pasal 32
ayat (1)).
Latar Belakang
Permasalahan yang dihadapi :
 Selama ini Pemerintah belum dapat mengetahui
seberapa besar penerimaan, kebutuhan dana dan
saldo kas harian maupun dalam jangka waktu
tertentu
 Pada negara berkembang, pemantauan atas
realisasi kas (anggaran) lebih diutamakan daripada
pemantauan kas pada masa yang akan datang.
 Pemerintah menyimpan sejumlah uang yang sangat
besar (idle cash) di Bank Indonesia dan di bank
umum sebagai langkah antisipasi atas pengeluaran
negara
 Pemerintah masih melakukan pinjaman meskipun
kas negara dalam keadaan surplus
Latar Belakang…
Untuk mencapai Pengelolaan kas yang
baik harus ditunjang oleh Perencanaan
Kas yang akurat :
 Perencanaan kas mendukung fungsi TSA
 Monitoring penerimaan dan pengeluaran kas negara
 Penerapan zero balance account
 Perencanaan kas mendukung fungsi investasi
 Minimalisasi idle cash
 Meningkatkan pendapatan negara dari
investasi/penempatan
 Perencanaan kas mendukung operasional
pemerintah
 Antisipasi atas kemungkinan kekurangan/kelebihan kas
 Memastikan ketersediaan dana untuk membayar
pengeluaran pemerintah
Tujuan

 Pengendalian atas aliran kas dan saldo uang


kas
 Minimalisasi saldo kas yang “menganggur”/
“bank floats”
 Perencanaan kas jangka pendek dan
menengah memprediksi ketidakseimbangan
arus kas serta tindakan untuk mengatasinya
Tantangan dalam
Pengelolaan Kas
 Kesiapan sumber daya manusia
 Koordinasi dengan Bank Indonesia
 Sistem informasi yang belum
memadai
 Kondisi geografis Indonesia
 Perubahan pola pikir
Audit
 Sasaran:
• Audit keuangan,
• Audit kinerja.

 Lembaga:
• Internal,

• Eksternal.
Pelaporan
Dari
Realisasi Anggaran

Ke
LAPORAN KEUANGAN
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN

RUU pertanggungjawaban pelaksanaan APBN,


berupa laporan keuangan yang telah diperiksa BPK,
disampaikan kepada DPR selambat-lambatnya 6
bulan setelah tahun anggaran berakhir.

Laporan keuangan setidak-tidaknya meliputi :


o Laporan Realisasi APBN,
o Neraca,
o Laporan Arus Kas, dan
o Catatan atas Laporan Keuangan
(dilampiri laporan keuangan perusahaan negara dan badan lainnya).
lainnya
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai