Anda di halaman 1dari 27

POPULASI DAN SAMPEL

POPULASI :
(1) Keseluruhan anggota, kejadian, atau objek
yang telah ditetapkan dengan baik.
(2) Kelompok dimana peneliti akan
mengeneralisasikan hasil penelitiannya
(3)Semua anggota semesta baik manusia, obyek, atau
benda yang menempati suatu wilayah.
(4)Keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan
diduga. Unit analisis adalah unit/satuan yang akan
diteliti atau dianalisis.
• Penentuan populasi dibantu oleh 4 faktor : Isi,
Satuan, Cakupan (scope), Waktu.
Contoh :
Suatu penelitian tentang pendapatan keluarga
petani di Kabupaten Simalungun tahun 2018.
 maka populasinya dapat ditetapkan dengan 4 faktor
tersebut :
• Isi  Semua keluarga petani
• Satuan  Petani penggarap/pemilik
tanah
• Cakupan (scope)  Kabupaten Simalungun
• Waktu  tahun 2018
Populasi dapat dibedakan atas :
• Populasi target merupakan populasi yang telah ditentukan
sesuai dengan permasalahan penelitian, dan hasil penelitian
dari populasi tersebut ingin disimpulkan.
• Populasi survei merupakan populasi yang terliput dalam
penelitian yang dilakukan.
Idealnya populasi target dan populasi survei sama, tapi
karena berbagai sebab maka populasi target dan survei
menjadi tidak sama.
Populasi Survei

Populasi Target
SAMPEL
Sampel adalah...
(1)perwakilan dari kelompok yang telah diseleksi
dari populasi target sehingga peneliti dapat
mengeneralisasikan hasil penelitian yang diperoleh
ke dalam populasi target.
(2)bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi.
Sampel yang baik, kesimpulannya dapat dikenakan
kepada populasi (representatif).
• Alasan pemilihan sampel :
1. Kendala sumberdaya : waktu, dana, sumberdaya lain
yang terbatas jumlahnya
2. Ketepatan : data yang akurat dengan tingkat kesalahan
yang relatif rendah
3. Pengukuran destrukrif : menghindarkan kerugian
• Karakteristik sampel yang baik :
1. Memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan
yang berhubungan dengan besaran sampel untuk
memperoleh jawaban yang dikehendaki
2. Mengidentifikasikan probabilitas dari setiap unit
analisis untuk menjadi sampel
3. Memungkinkan peneliti menghitung akurasi dan
pengaruh (misalnya kesalahan) dalam pemilihan
sampel daripada harus melakukan sensus
4. Memungkinkan peneliti menghitung derajat
kepercayaan yang ditetapkan dalam estimasi populasi
yang disusun dari sampel statistika.
Kesalahan yang sering terjadi dalam pemilihan sampel
• Proses pemilihan sampel :

Penentuan target populasi : kelompok elemen (unit analisis)

penentuan unit pemilihan sampel

penentuan kerangka pemilihan sampel (daftar elemen dari setiap unit


pemilihan sampel)

penentuan metode pemilihan sampel (desain sampel)

penentuan jumlah sampel

pemilihan unit sampel aktual

pelaksanaan penelitian
Penentuan Jumlah Sampel
(Sampel yang Representatif)
Mitos :
1. Sampel harus besar agar dapat mewakili populasi
2. Sampel harus mengandung hubungan proporsional
terhadap ukuran populasi
Dalam praktek :
Besarnya sampel tergantung dari variasi parameter
populasi dan seberapa jauh presisi yang diperlukan
oleh si peneliti.

Mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya


sampel, akan tetapi oleh : 1) kokohnya dasar-dasar
teori, 2) desain penelitian, 3) mutu pelaksanaan dan
pengolahannya.
Besar sample perlu mempertimbangkan hal-hal sbb:
• Derajat keseragaman (degree of homogenity) dari
populasi  completely heterogeneous
• Besar populasi
• Derajat kepercayaan
• Presisi
• Rencana analisis
• Tenaga, biaya dan waktu

 SEMAKIN BESAR SAMPEL SEMAKIN TINGI TINGKAT PRESISI


YANG DIDAPATKAN
• Akurasi menunjukkan kedekatan hasil
pengukuran dengan nilai
sesungguhnya.
• Presisi menunjukkan seberapa dekat
perbedaan nilai pada saat dilakukan
pengulangan pengukuran.
• Presisi=standard error, Nilai rata-rata
populasi dikurangi nilai rata-rata
sampel

Akurasi tinggi, tetapi presisi rendah Presisi tinggi tetapi akurasi rendah
• Beberapa pedoman umum (kelaziman/rule of the
thumb) dalam penentuan jumlah sampel :
1. Studi deskriptif : 10 – 20 % dari populasi
2. Studi korelasional (menguji ada tidaknya
hubungan) : minimal 30 sampel
3. Studi kausal-komparatif : minimal 30 subjek per grup
4. Studi eksperimen : minimal 15 subjek per grup.
5. Jika subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil
semua, shg penelitiannya menjadi penelitian
populasi.
• Penentuan jumlah sampel untuk populasi yang sudah diketahui (dengan rumus :
Taro Yamane, 1973, Statistics: An introductory analysis. New York: Harper & Row.
Chicago ; Taro Yamane, 1967, Elementary Sampling Theory, New Jersey: Prentice-
Hall, Inc).

N
n
Nd 2  1
n = jumlah sampel, N = jumlah populasi
d2 = presisi (misalnya, ditetapkan 10 %)
Contoh :
• Jumlah populasi di tiga universitas :
Universitas A = 981 mhs
Universitas B = 433 mhs
Univesitas C = 330 mhs 1753
n  95
Total populasi = 1753 mhs. 1753(0,10)  1
2

• Proportionate random sampling, dengan rumus ni = (Ni/N)n


• Universitas A = 981/1753 x 95 = 53
• Universitas B = 433/1753 x 95 = 24
• Universitas C = 339/1753 x 95 = 18
Rumus : Isaac & Michael,1981, Handbook in Research and
Evaluation, Edits Publisher, California,USA.
 2 NP (1  P )
n 2
d ( N  1)   2 P (1  P )
• n = jumlah sampel yang dicari
• N = jumlah populasi
• P = proporsi populasi sebagai dasar asumsi pembuatan tabel. Harga ini
diambil P = 0,50
• d = derajat ketepatan yang direfleksikan oleh kesalahan yang dapat
ditoleransi dalam fluktuasi proporsi sampel (P), d umumnya diambil 0,05
• χ2 = nilai tabel chi-square untuk satu derajat kebebasan (dk) relatif level
of confidence yang diinginkan χ2 = 3,841 tingkat kepercayaan 0,95.
Contoh : populasi = 1000
(3,481)(1000)(0,5)(1  0,5)
s  278
0,05 (1000  1)  3,841(0,5)(1  0,5)
2
• Penentuan jumlah sampel untuk populasi yang tidak
diketahui (dengan rumus) :
2
 Z  / 2 
n  
 e 
• n = jumlah sampel
• Z = nilai yang sudah distandarisasi sesuai derajat keyakinan
• σ = standar deviasi sampel atau estimasi deviasi standar populasi ; e =
error estimasi
• Contoh :
• Nilai rata-rata 32 sampel random UAN siswa SMU Negeri se Kota P. Siantar tahun 2009
adalah 7,5 dan standar deviasi populasi adalah 25%. Berapa ukuran sampel yang
diperlukan apabila peneliti menginginkan tingkat kepercayaan 95% dan error estimasi
sebesar 0,05 ( atau 5%) ?
Jawab : karena alpha = 0,05 maka Z0,05 = 1,96
2
 (1,96)(0,25) 
n   96
 0,05 
Teknik penarikan/pengambilan sampel
(Desain Sampel/Sampling Design)
1. Probability Sampling (random
sampling)
2. Non Probability Sampling (non
random sampling)
I. Probability Sampling
Teknik penarikan sampel, dimana setiap unsur atau elemen
sampling diberi kesempatan yang sama dan persis sama
untuk diikutkan/dipilih dalam sample.

Syarat dalam penarikan sample probabilitas adalah


tersedianya daftar anggota populasi atau daftar
unsur/elemen populasi (kerangka sample/sampling frame).
Beberapa Teknik Probability Sampling:

1. Simple Random Sampling ( Penarikan sampel secara Random/Acak


Sederhana)
Caranya :
• Dengan mengundi elemen/anggota populasi
• Dengan menggunakan tabel angka random

Syarat :
1. Tersedia kerangka sampling
2. Sifat populasi homogen
3. Populasi tidak terlalu tersebar secara geografis
2. Systematic Random Sampling
(Penarikan sample secara sistematik)
• Caranya:
1. Melakukan cek keadaan daftar populasi (kerangka populasi)
2. Menetapkan jarak/interval
N
I = ----------- = 100/20 = 5
n
I = Interval (5)
N = Jumlah anggota populasi (100)
n = Jumlah anggota sampel (20)

3. Menetapkan nomor berapa peneliti akan mulai menghitung


(penetapan momor pertama ini dilakukan secara acak/random)
4. Anggota sampel berikutnya ditentukan dengan menambahkan interval
pada nomor pertama dan seterusnya.
3. Stratified Random Sampling
(Penarikan Sampel Stratifikasi)
Caranya:
1. Menetapkan kriteria yang jelas yang akan digunakan sebagai dasar
penetuan strata (lapisan).
2. Dengan dasar kriteria tersebut populasi dibagi ke dalam sub-sub
populasi (setiap subpopulasi diasumsikan homogen)
3. Penentuan besar sampel pada masing-masing subpopulasi bisa
proporsional bisa pula tidak.
4. Penentuan unsur bisa simple random/systematic
Syarat :
1. Kriteria yang jelas untuk menstratifikasi
2. Ada data pendahuluan mengenai kriteria
3. Diketahui jumlah tiap lapisan
4. Cluster Sampling
(Penarikan Sampel Berkelompok)
Teknik ini digunakan karena mengalami dua permasalahan, yaitu:
1) peneliti tidak memiliki kerangka sampling yang baik, populasi yang
menyebar;
2) Biaya yang tinggi untuk menyusun kerangka sampling dan menjangkau
setiap elemen sampel.
Syarat :
1. Populasi dibagi ke dalam mini populasi-mini populasi. Mini populasi
memiliki karakteristik yang sama dengan populasi.
2. Pengelompokan mini populasi ini bisa berdasarkan pada
pengelompokan secara administrasi.
3. Setelah itu menentukan cluster secara random (bisa dilakukan secara
bertingkat misal dari desa menjadi atau dusun dst).
4. Cluster yang terpilih adalah unit yang berisi elemen sampel final.
5. Multistage Sampling
(Penarikan Sampel Secara Bertahap)
Hampir sama dengan cluster, dengan tahap lebih dari satu kali (misal
propinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan/desa dan seterusnya)
6. Area Sampling
( Penarikan Sampel Wilayah)
•Cara ini dilakukan karena populasi tidak memiliki kerangka sampling.
•Dibutuhkan suatu foto udara yang jelas dan rinci dari wilayah yang
akan diteliti, sehingga dapat diketahui blok-blok yang ada misalnya :
perumahan, pertokoan, perkebunan, dll.
•Teknik penarikan sampel sama seperti penarikan sampel secara
bertahap.
II. Non Probability Sampling
(Non random sampling)
– Cara ini dilakukan bila tidak mungkin diperoleh daftar yang
lengkap dari populasi penelitian, sehingga tidak terdapat
kesempatan yang sama pada anggota populasi.
– Karena itu peneliti tidak dapat membuat generalisasi atau
kesimpulan yang dapat mewakili populasi, hasil analisis
hanya berlaku untuk anggota populasi yang diteliti.
– Dengan penarikan sample non probability, peneliti tidak
dihadapkan pada cara-cara yang rumit.
Beberapa Teknik Non Probability Sampling

1. Purposive Sampling (Penarikan Sampel Secara


Sengaja)
– Cara ini membutuhkan kemampuan dan pengetahuan
yang baik dari peneliti terhadap populasi penelitian.
– Untuk menentukan siapa yang menjadi anggota sample,
maka peneliti harus benar-benar mengetahui dan
beranggapan bahwa orang yang dipilihnya dapat
memberikan informasi yang diinginkan sesuai dengan
permasalahan penelitian.
2. Quota Sampling
(Penarikan Sampel Jatah)
• Cara ini mirip dengan stratified sampling, yaitu
dengan membagi populasi ke dalam sub-sub
populasi sesuai dengan fokus penelitian.
• Penarikan sampel jatah dilakukan bila peneliti
tidak dapat mengetahui jumlah yang rinci dari
setiap strata populasinya.
3. Snow-ball Sampling
(Penarikan Sampel Bola Salju)
• Cara penarikan sampel ini dimulai dengan jumlah
yang sedikit akhirnya menjadi banyak, dengan
beberapa tahap.
• Pertama, menentukan satu atau beberapa orang
untuk diwawancarai.
• Selanjutnya orang-orang tersebut akan berperan
sebagai titik awal penarikan sampel selanjutnya.
– Salah satu kelemahannya adalah sampel yang pada tahap
berikutnya adalah orang-orang terdekat (peer group).
Karena itu orang pertama dipilih lebih dari satu.
4. Sequential Sampling
• Penarikan sample ini dimulai dengan pengambilan
sampel dalam jumlah kecil, kemudian data dianalisis.
Jika hasilnya masih diragukan, maka sample diambil
yang lebih besar dan seterusnya.

5. Accidental/Haphazard Sampling
(Penarikan Sampel Secara Kebetulan)
• Penarikan sampel ini dilakukan dengan cara
memilih orang yang kebetulan ditemui.
Beberapa Kesalahan dalam Pemilihan Sampel

(1) Peneliti tidak menentukan populasi tersedia dan populasi target


serta tidak menunjukkan kesamaan antara keduanya.
(2) Peneliti menggunakan sampel yang terlalu kecil untuk memungkinkan
analisis subkelompok.
(3) Peneliti tidak menggunakan sampling bertingkat/bersatrata pada
penelitian yang memerlukan jumlah subyek subkelompok yang memadai.
(4) Bila menggunakan subyek sukarelawan, peneliti tidak memberikan
keterangan yang cukup tentang perbedaannya dengan nonsukarelawan
dan tidak mempertimbangkan kesukarelaan ini dalam menafsirkan
hasilnya.
(5) Peneliti mengubah teknik samplingnya untuk memenuhi tuntutan
sekolah agar mau bekerja sama.
(6) Peneliti tidak memberi alasan dalam memilih ukuran sampel.
(7) Peneliti memilih sampel yang tidak sesuia dengan tujuan
penelitiannya.
(8) Peneliti memilih kelompok eksperimen dan control dari populasi yang
berbeda.

Anda mungkin juga menyukai