Anda di halaman 1dari 25

AMPLIFIERS

Kelompok 6 :

1 Maidatul Khasanah (02311840000043)

2 Ahmad Wahyu Ridwan (02311840000058)

3 Rhesa Akbar Elvarettano (02311840000064)

4 Marsa Adyaninggar Kelasworo (02311840000127)


The Ideal Operational Am
plifier and its Applications
Ideal Operational Amplifier Characteristics

Amplifier terdiri dari dua terminal input dan satu terminal


output. Tegangan pada terminal output sebanding dengan
perbedaan tegangan antara terminal input.
Perbandingan Karakteristik Op-Amp Ideal dan OPA27
Kondisi Ideal Operational Amplifier

Kondisi 1 : Asumsi impedansi masukan (Zin) =


Kondisi 2 : Asumsi AOL = ,
  VOUT = AOL (V+ - V-)
(V+ - V-) = 0
V+ = V -
Inverting Amplifier
Inverting Amplifier adalah rangkaian Operational Amplifier yang bekerja sebagai
penguat tegangan pembalik pada tegangan masukan negatif (V-). Maksud dari
pembalik adalah hasil penguatan yang ada di tegangan keluaran Op-Amp akan
berbeda fase 180° dari tegangan masukannya.
 

Tegangan output VOUT sebanding dengan tegangan input VIN dengan gain.
Non-inverting Amplifier
Non-inverting Amplifier adalah rangkaian Op-Amp yang bekerja sebagai penguat
tegangan pada tegangan masukan positif (V+). Pada rangkaian ini, hasil
penguatan yang ada di tegangan keluaran Op-Amp akan sefase dari tegangan
masukannya.
Karena V+ = V- ; V+ = VIN
Voltage Follower
• The figure below shows a very popular o
p-amp circuit called a "voltage follower"
with Rf=0
• Vout = Vs (voltage gain equals one)
• The name voltage follower deeives from
the ability of the output voltage to "follo
w"exactly the input voltage
Differential amplifier
kita akan menggunakan dua terminal in
put secara bersama artinya kedua termi
nal input diberikan sinyal tegangan. Hasi
lnya, tegangan output Vout akan sangat
tergantung pada perbedaan antara kedu
a sinyal input (V1 dan V2) yang diberika
n. Konfigurasi ini dinamakan denga pen
guat diferensial (bedaan). Konfigurasi u
ntai penguat diferensial ini juga dapat di
gunakan sebagai sebuah “pengurang”
(subtractor).
A.C. Amplifier

Biasanya VS = 15 V, e = 10−5, R = 120 Ω dan G = 2; oleh karena


itu untuk memberikan VOUT = 5 V, RF harus 1 MΩ.
Gambar menunjukkan a.c. sumber sinyal VIN terhubung ke amplifier
pembalik dengan resistansi input RIN, kapasitansi CIN, resistansi
umpan balik RF dan kapasitansi CF. Rangkaian dapat dianalisis
menggunakan eqn [9,27] dengan RIN dan RF diganti dengan kompleks
impedansi ZIN dan ZF untuk memberikan:
Rumusnya
VOLTAGE ADDER

Gambar menunjukkan satu set tegangan V1, V2,. . . , Vn terhubung ke


penjumlahan penguat.
Tegangan output V adalah jumlah dari tegangan V1, V2,. . . , Vn; setiap tegangan
ditimbang oleh faktor RF / R. Adder tegangan ini membentuk dasar dari analog k
e
konverter digital
Limitations of Practical
Operational Amplifiers
Limitations of Practical Op-Amp

PRACTICAL
IDEAL OP- OP-AMP
AMP

Case : Ketika seandainya Vos diatur ke nol pada T = 15°C ; maka jika T selanjutnya meningkat menjadi 25°C, tegangan offset input y
ang dihasilkan adalah γ (25 - 15), yaitu ≈ 6 μV, yang menyebabkan perubahan sekitar 0,6 × 10^6 μV, yaitu 0,6 V pada output.
Pada Op-amp semestinya tegangan input yang dikuatkan hanyalah selisih .
Karena ketidak-idealan op-amp, maka tegangan persamaan (Vcm) dari kedua inp
ut ini ikut juga dikuatkan. Parameter CMRR diartikan sebagai kemampuan op-am
OPEN LOOP AMP
p untuk menekan penguatan tegangan ini (common mode) sekecil kecilnya.
Practical Op-Amp,

Common Mode Rejection Ratio (CMRR)


CLOSE LOOP AMP

• Kinerja dari Op-Amp yang praktis ditentukan oleh karakteristik


dinamisnya,

• Ket: AOL adalah d.c. gain loop terbuka, τ adalah konstanta waktu,
dan ∆ (V + - V−) dan ∆Vout adalah perubahan kecil terkait input
dan output.
• Variasi dalam gain open loop amplifier dengan frekuensi f,

• Ket: fB = 1/2πτ
Typical gain–frequency characteristics for operational
amplifier.
Instrumentation
Amplifiers
Instrumentation amplifiers
• Penguat (amplifier) instrumentasi adalah sistem penguat diferensial kinerja
tinggi yang terdiri dari beberapa amplifier operasional loop tertutup.
• Penguat instrumentasi yang ideal, tegangan output hanya tergantung pada
perbedaan dua tegangan input V1 dan V2,

• Penguat instrumentasi praktis harus memiliki gain yang dapat diatur oleh
resistor eksternal tunggal dengan kriteria,
• Impedansi input tinggi
• Common mode rejection ratio yang tinggi
• Tegangan offset input rendah
• Koefisien suhu rendah dari tegangan offset
• Tiga op-amp, A1, A2 dan A3.
• Dua input amplifier non-inverting A1 dan A2 memberikan gain diferensial
keseluruhan
• Output Amplifier A3 adalah kesatuan gain differential amplifier.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai