Anda di halaman 1dari 42

SEMEN

PENGERTIAN SEMEN

• Caementum ( bahasa latin ) = memotong


menjadi bagian-bagian kecil tak
beraturan.
• Merupakan bahan bangunan yang di
gunakan untuk merekat, melapis,
membuat beton, dll
JENIS-JENIS SEMEN
 Semen Portland
 Semen Putih
 Semen Allumina Tinggi
 Semen Pozzola Portland
1. SEMEN PORTLAND
 A. Semen Portland I ( Ordinary Portland Cement)
 Semen ini mengandung 5% MgO dan 2,5% - 3 % SO3
 Digunakan untuk keperluan konstruksi bangunan biasa
 Cocok dipakai pada tanah dan air yang mengandung
sulfat antara 0,0% - 0,10%
 Dipakai untuk bangunan bangunan rumah
pemukiman, gedung sekolah.
 B. Semen Portland II ( Moderate Heat Cement )

 Di pakai untuk konstruksi bangunan dari beton massa


(tebal) yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas
hidrasi
 Mengandung sulfat antara 0,10%-0,20%.
 Dipakai untuk bangunan pinggir laut ( pelabuhan ),
 Bangunan di bekas tanah rawa,
 Aliran irigasi.
 Semen ini mengandung 20% SiO2, 6% Al2O3, 6% Fe2O3,
6% MgO, dan 8% C3A.
 C. Semen portland III ( High Early Strenght Portlad
Cement
 Digunakan pada konstruksi yang menuntut
persyaratan kekuatan awal tinggi.
 Digunakan untuk pembangunan yang di tempat
dingin, pembuatan beton tekan.
 Semen ini lebih cepat mengeras di banding tiper I dan
tipe II, karena mengandung C3S yang lebih tinggi
 Semen ini tersusun dari 3,5%-4% Al2O3, 6% Fe2O3, 35%
C3S, 6% MgO, 40% C2S, dan 15% C3A.
 D. Semen Portland IV ( Low Heat Portland
Cement )
 Semen ini mengandung C3S dan C3A yang lebih
rendah, sehingga kalor yang dilepas lebih rendah
 Semen ini bagus untuk beton yang lebih tebal dan
besar
 Semen ini tersusun dari 6,5% MgO, 2,3% SO 3, dan 7%
C3A.
 E. Semen Portland V ( Super Sulphated Cement )
 Dipakai untuk bangunan yang memiliki persyaratan
ketahanan sulfat yang tinggi.
 Komposisi komponen utamanya adalah slag tanur tinggi
dengan kandungan aluminanya yang tinggi, 5% terak
portland cement, 6% MgO, 2,3% SO3, dan 5% C3A.
 Dipakai pada tanah/air yang mengandung sulfat lebih
dari 0,20%
 sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbah pabrik,
konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan,
dan pembangkit tenaga nuklir
2. SEMEN PUTIH
 Semen yang lebih murni dari semen abu
 Digunakan untuk penyelesaian (finishing)

 Di buat dari bahan utama kalsit ( calcite)


limestone murni.
 Warna putih pada semen disebabkan karena
kandungan oksida silika di kurangi 0,4% dari
kandungan semen portland.
 Semen Putih dibuat dari bahan-bahan baku
pilihan yang rendah kandungan besi dan
magnesium oksidanya( dibawah 1%).
3. SEMEN ALUMINA
TINNGI
 Semen yang memiki kandungan alumina
tinggi.
 Perbandingan antara kapur dan alumina
adalah sama
 Semen ini terbuat dari pencauran kapur,
silika, dan oksida silika, yang kemudia di
bakar dan digiling sampai halus
 Memiliki ketahanan terhadap air yang
mengandung sulfat dan air laut yang tinggi.
4. SEMEN POZZOLAN
PORTLAND
 Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika dan
alumina.
 Yang di mana bahan pozzolan itu sendiri tidak
mempunyai sifat seperti semen.
 Akan tetapi dalam bentuk halusnya dan dengan adanya
air,
 Maka senyawa-senyawa tersebut akan bereaksi
membentuk kalisum aluminat hidrat yang mempunyai
sifat seperti semen.
KARAKTERISTIK SEMEN
Tingkat
kehalusan Waktu
Kepadatan
butir pengikatan
semen

Panas Kekuatan
Hidrasi tekan
KEHALUSAN BUTIR SEMEN
Jika permukaan penampang semen lebih besar,
semen akan memperbesar bidang kontak dengan
air

Semakin halus butiran semen, proses hidrasinya


semakin cepat.

Nilai kehalusan menurut SNI adalah minimum


adalah 2800 cm2 /gram
KEPADATAN (DENSITY)
Berat jenis semen yang disyaratkan oleh ASTM
adalah 3.15 Mg/m3. Pada kenyataannya, berat
jenis semen yang diproduksi berkisar antara
3.05 Mg/m3 sampai 3.25 Mg/m3. Variasi ini
akan berpengaruh pada proporsi campuran
semen dalam campuran.
WAKTU PENGIKATAN
Waktu ikat adalah waktu yang diperlukan semen
untuk mengeras, terhitung dari mulai bereaksi
dengan air dan menjadi pasta semen hingga pasta
semen cukup kaku untuk menahan tekanan.

Waktu
pengikatan

waktu ikat waktu ikatan


awal akhir
berkisar 1.0 - 2.0 tidak boleh lebih dari
jam 8.0 jam.
PANAS HIDRASI
 Panas hidrasi adalah panas yang terjadi pada
saat semen bereaksi dengan air, dinyatakan
dalam kalori/gram.
 Jumlah panas yang dibentuk antara lain
bergantung pada jenis semen yang dipakai
dan kehalusan butir semen.
 Untuk semen biasa, panas hidrasi bervariasi
mulai 37 kalori/gram pada temperatur sekitar
5 oC hingga 80 kalori/gram pada temperatur
40 oC.
KUAT TEKAN
Kuat tekan dimaksud sebagai kemampuan
suatu material untuk menahan suatu beban
tekan.
BAHAN BAKU SEMEN
1. Batu kapur digunakan sebanyak ± 81 %
2. Pasir silika digunakan sebanyak ± 9 %
3. Tanah liat digunakan sebanyak ± 9 %.
4. Pasir besi digunakan sebanyak ± 1%.
5. Pada penggilingan akhir digunakan gipsum
sebanyak 3-5% total pembuatan semen (A).
PROSES PEMBUATAN
SEMEN:
 Penambangan Batu Silika
Pendorongan batu silika mengunakan dozer ke
tepi tebing dan jatuh ke loading area

Batu Silika

Tambang Batu Silika


Penambangan Tanah Liat
 Pengerukan dengan Excavator diawali

dengan pembuatan jalan dengan


sistem selokan selang seling.
2. CRUSHING
 Crushing adalah proses
penghancuran material
paling awal dengan
menggunakan alat crusher.

Hal-hal Yang Dipertimbangkan :


1. Reduction ration
2. Abrasiveness‘
3. Stickness
4. Crushability
a) Compresive strength
b) Mohrs hardness
c) Bond impact crushing test
PRINSIP KERJA CRUSHER
 Secara tekan  Secara pukul
(compressive) (impact)
3. Homogenisasi
Pra Homogenisasi -> Batu Kapur
Homogenisasi -> Batu Kapur,Tanah Liat,Pasir Besi,dan
Pasir Silika.
4. Raw Mill
Di dalam raw mill ini terjadi 4 proses yang dialami oleh
keempat bahan baku semen yaitu :
ÞGrinding
7,5 cm  max 90 μm.
ÞDrying
Target kadar moisture max 1%.
Memanfaatkan panas gas sisa dari preheater kiln.
Material keluar raw mill bersuhu 80oC,
gas masuk bersuhu 300-350oC dan keluar 90-100oC.
ÞClassiying
Pengangkatan material oleh gas panas melewati
separator yang ada di bagian atas table.
ÞTransporting
CF Silo  Electric Precipitator melalui fluxo slide
dan belt elevator.
5. PEMBENTUKAN CLINKER

Pemanasan
Pengeringan
Slurry
Awal Kalsinasi 

Pemijaran

 Pendinginan  Penyimpanan
Klinker 
6. PENGERINGAN
SLURRY DAN
PEMANASAN AWAL
6.A. PENGERINGAN SLURRY
 terjadi 1/3 panjang klin dari inlet
 Suhu 100-500 oC

 terjadi pelepasan air bebas dan air terikat

 dihasilkan padatan tanah kering


6.B. PEMANASAN AWAL
 terjadi 1/3 panjang klin dari inlet
 suhu 600 oC

 Bahan dimasukkan ke dalam preheater untuk


memisahkan bahan baku dari gas
pembawanya
7.KALSINASI
 Adalah penguraian kalsium karbonat
menjadi senyawa-senyawa penyusunnya
 CaCO3  CaO + CO2
 Dinding pada zona kalsinasi dilapisi batu
tahan api
 Temperatur 600 – 800 °C
 Terjadi pembentukan Kalsium Silikat
 95% terjadi di Pre-Heater dan 5% terjadi di
Kiln
8. PEMIJARAN

C4AF
C3A 1450° C
Clinker
C2S
9. PENDINGINAN
Didistribusika
Masuk Ke Clinker Jatuh n ke Area
Unit Cooler Pada Cooler Komparteme
n

Jatuhan
Clinker Udara
Klinker
Diperkecil Dihisap
Dimonitor

Mekanisme Debu Dihisap


Klinker Silo
Ban Berjalan
10. PENYIMPANAN SLURRY

CLINKER Penggilingan

Drag Chain
Silo Clinker

Cement Mill
11. CEMENT MILL
GRINDING MEDIA
LIFTER
PRINSIP KERJA
Smash
Grate
Spin
Lift
PROSES KERING DAN BASAH
Proses Kering Proses Basah

 Keuntungan: Kiln  Jarang digunakan


yang digunakan karena kurang
relatif pendek efisien.
Kebutuhan panas  Keuntungan:
lebih rendah. pencampuran lebih
 Kerugian : Terjadi mudah karena
penebalan/penyemp wujud cairan.
itan pada saluran  Kerugian:
pipa kiln. menghabiskan BBM.
THE END

Anda mungkin juga menyukai