Anda di halaman 1dari 16

OM SWASTYASTU

Anggota Kelompok

1. I KADEK AGUS HENDRAWAN (03)


2. NI PUTU AYU SRI DIANA WATI (11)
3. NI KOMANG AYU TRISNA SULASMI (12)
4. A. A POPY NILA KRISNA (25)
5. RAMADHAN ARIF HARTONO (30)
6. NI MADE WIKA PUTRI RAHAYU (36)

 KELAS XI AP 1
Latar Belakang
Belanda ke Indonesia adalah akibat meletusnya perang
delapan puluh tahun antara Belanda dan Spanyol (1568-
1648). Pada awalnya, perang antara Belanda dan Spanyol
bersifat agama karena Belanda mayoritas beragama kristen
protestan sedangkan orang Spanyol beragama kristen
katolik.
Tujuan kedatangan belanda ke indonesia adalah untuk
berdagang rempah-rempah. Setelah berhasil menemukan
daerah penghasil rempah-rempah dan keuntungan yang
besar, belanda berusaha untuk mengadakan monopoli
perdagangan rempah-rempah dan menjajah. Untuk
melancarkan usahanya, belanda menempuh beberapa cara
seperti pembentukan VOC dan pembentukan pemerintahan
kolonial Hindia-Belanda.
Sejarah Kedatangan Bangsa
Belanda ke Indonesia
Kedatangan Belanda ke Indonesia, tidak terlepas
dari pengaruh upaya untuk mendapatkan "gold,
gospeld dan glory" yang menjadi ciri khas dari praktek
imperialisme kuno, dimana penguasaan wilayah lain
sebagai tujuan untuk mendapatkan kekayaan dalam
bentuk emas, mendapatkan kejayaan karena
menguasai daerah lain, dan penyebaran agama
nasrani sebagaimana permintaan gereja. Dalam upaya
menguasai jalur perdagangan rempah-rempah di
nusantara, pemerintah Belanda mendirikan badan
perniagaan "kongsi dagang" yang bernama Vereenigne
Oost Indische Compagnie (VOC) pada 1602.
Masa Pemerintahan Republik Bataaf

1. Pemerintahan H.W.Daendels (1808-1811


Daendels adalah kaum patriot dan liberal dari Belanda yang sangat
dipengaruhi oleh ajaran Revolusi Prancis. Tugas-tugas Daendels sebagai
gubernr di Indonesia adalah mempertahankan Pulau Jawa dari serangan
Inggris, mengatur pemerintahan di Indonesia dan membereskan
keuangan. Untuk menjalankan tugas-tugasnya Daendels melakukan
beberapa tindakan,antara lain sebagai berikut :
1) Membentuk pasukan dari orang-orang Indonesia.
2) Mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.
3) Membangun pangkalan armada di Merak dan Ujung kulon.
4) Mendirikan benteng-benteng pertahanan.
5) Membangun Jalan Raya Anyer- Panarukan.
Dalam rangka mengemban tugas sebagai gubernur jenderal dan
memenuhi pesan dari pemerintah induk, Daendels melakukan beberapa
langkah strategis, terutama menyangkut bidang pertahanan-keamanan,
administrasi pemerintahan, dan sosial ekonomi.
2. Pemerintahan Janssen(1811)

Pada bulan Mei 1811, Daendels dipanggil pulang ke negerinya. Ia


digantikan oleh Jan Willem Janssen. Janssen dikenal seorang politikus
berkebangsaan Belanda. Pada tahun 1806 itu Janssen terusir dari Tanjung
Harapan karena daerah itu jatuh ke tangan Inggris. Pada tahun 1810
Janssen diperintahkan pergi ke Jawa dan akhirnya menggantikan
Daendels pada tahun 1811. Janssen mencoba memperbaiki keadaan
yang telah ditinggalkan Daendels.
Namun harus diingat bahwa beberapa daerah di Hindia sudah jatuh ke
tangan Inggris. Sementara itu penguasa Inggris di India, Lord Minto telah
memerintahkan Thomas Stamford Raffles yang berkedudukan di Pulau
Penang untuk segera menguasai Jawa. Raffles segera mempersiapkan
armadanya untuk menyeberangi Laut Jawa. Pengalaman pahit Janssen
saat terusir dari Tanjung Harapan pun terulang. Pada Tanggal 4 Agustus
1811 sebanyak 60 kapal Inggris di bawah komando Raffles telah muncul
di perairan sekitar Batavia. Beberapa minggu berikutnya, tepatnya pada
tanggal 26 Agustus 1811 Batavia jatuh ke tangan Inggris. 
Masa Pemerintahan
Inggris
Pada tanggal 18 September 1811 adalah tanggal
dimulainya kekuasaan Inggris di Indonesia. Gubernur
Jenderal Lord Minto secara resmi mengangkat Raffles
sebagai penguasanya. Pada masa penjajahan Inggris
wilayah Hindia Belanda secara ekonomis dan politik
bersatu dengan wilayah India. Perusahaan dagang
Inggris East Indian Company (EIC) yang berpusat di
Kalkuta, India, dan dipimpin oleh Gubernur Jenderal
Lord Minto merupakan lembaga yang menguasai
wilayah perdagangan di Hindia Belanda. Pada waktu
itu, wilayah Hindia Belanda berada di bawah
pemerintahan Gubernur Jenderal Thomas Stamford
Raffles (1811-1816)
Beberapa tindakan yang
dilakukan Raffles antara lain:
1. Menghapuskan sistem kerja paksa (rodi) kecuali untuk daerah Priangan dan
Jawa Tengah
2. menghapuskan pelayaran hongi dan segala jenis tindak pemaksaan di
Maluku
3. Melarang adanya perbudakan
4. Menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan penyerahan hasil bumi
5. Melaksanakan sistem landrete stelsel (sistem pajak bumi), dengan
ketentuan sebagai berikut:
 Petani harus menyewa tanah (landrent) yang digarapnya kepada
pemerintah.
 Besarnya sewa tanah bergantung baik buruknya keadaan tanah.
 Pajak bumi ini harus dibayar dengan uang atau beras.
 Orang-orang bukan petani dikenakan pajak kepala.
 Membagi Pulau Jawa menjadi 16 Keresidenan
 Mengurangi kekuasaan para bupati
 Menerapkan sistem pengadilan dengan sistem juri.
Dominasi Pemerintahan
Kolonial Belanda
Tahun 1816 Raffles mengakhiri
pemerintahannya di Hindia. Pemerintah Inggris
sebenarnya telah menunjuk John Fendall untuk
menggantikan Raffles. Tetapi pada tahun 1814
sudah diadakan Konvensi London. Salah satu
isi Konvensi London adalah Inggris harus
mengembalikan tanah jajahan di Hindia kepada
Belanda. Dengan demikian pada tahun 1816
Kepulauan Nusantara kembali dikuasai oleh
Belanda. Sejak itu dimulailah Pemerintahan
Kolonial Belanda.
Jalan tengah bersama
Komisaris Jenderal
Setelah kembali ke tangan Belanda,
tanah Hindia diperintah oleh badan baru
yang diberi nama Komisaris Jenderal.
Komisaris Jenderal ini dibentuk oleh
Pangeran Willem VI yang terdiri atas tiga
orang, yakni: Cornelis Theodorus Elout
(ketua), Arnold Ardiaan Buyskes
(anggota), dan Alexander Gerard Philip
Baron Van der Capellen (anggota).
Sistem Tanam Paksa
Pemerintah Belanda terus mencari cara bagaimana untuk
mengatasi problem ekonomi. Berbagai pendapat mulai
dilontarkan oleh para para pemimpin dan tokoh masyarakat.
Salah satunya pada tahun 1829 seorang tokoh bernama
Johannes Van den Bosch mengajukan kepada raja Belanda
usulan yang berkaitan dengan cara melaksanakan politik
kolonial Belanda di Hindia. Van den Bosch berpendapat untuk
memperbaiki ekonomi, di tanah jajahan harus dilakukan
penanaman tanaman yang dapat laku dijual di pasar dunia.
Sesuai dengan keadaan di negeri jajahan, maka penanaman
dilakukan dengan paksa. Mereka menggunakan konsep daerah
jajahan sebagai tempat mengambil keuntungan bagi negeri
induk. Seperti dikatakan Baud, Jawa adalah “gabus tempat
Nederland mengapung”. Jadi dengan kata lain Jawa dipandang
sebagai sapi perahan.
Sistem usaha swasta
Pelaksanaan Tanam Paksa memang telah berhasil memperbaiki
perekonomian Belanda. Kemakmuran juga semakin meningkat.
Bahkan keuntungan dari Tanam Paksa telah mendorong Belanda
berkembang sebagai Negara industri. Sejalan dengan hal ini telah
mendorong pula tampilnya kaum liberal yang didukung oleh para
pengusaha. Oleh karena itu, mulai muncul perdebatan tentang
pelaksanaan Tanam Paksa.
Nederlansche Handel Matschappij: perusahaan dagang yang
didirikan oleh Raja William I di Den Haag pada 9 Maret 1824 sebagai
promosi antara lain bidang perdagangan dan perusahaan
pengiriman, dan memegang Pandangan dan ajaran kaum liberal itu
semakin berkembang dan pengaruhnya semakin kuat. Oleh karena
itu, tahun 1850 Pemerintah mulai bimbang. Apalagi setelah kaum
liberal mendapatkan kemenangan politik di Parlemen (Staten
Generaal). Parlemen memiliki peranan lebih besar dalam urusan
tanah jajahan. Sesuai dengan asas liberalisme, maka kaum liberal
menuntut adanya perubahan dan pembaruan. Peranan pemerintah
dalam kegiatan ekonomi harus dikurangi, sebaliknya perlu diberikan
keleluasaan kepada pihak swasta untuk mengelola kegiatan ekonomi.
Kezaliman VOC
Selama di Indonesia, VOC memlakukan hal – hal
seperti berikut :
› Merebut pasaran produksi pertanian dan memonopoli
perdagangan di Indonesia.
› VOC mendudukin tempat – tempat strategis
› Melakukan pemaksaan bahkan sampai diperangi
apabila ada rakyat Indonesia yang tidak mau bekerja.
› Melakukan tipu daya agar mendapat keuntungan dan
kekuasaan sebesar – besarnya.
› Ikut campur dalam masalah kekerajaan.
› Bentuk Reaksi Rakyat Indonesia Terhadap
Keserakahan dan Kezaliman VOC
Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat dapat kami simpulkan
bahwa timbulnya penjajahan di indonesia disebabkan
oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Pada dasarnya bangsa yang ingin menjajah
indonesia memiliki karakteristik yang sama, yaitu ingin
menguasai dan menindas rakyat melalui monopoli
perdagangan, pemungutan pajak, kerja rodi atau kerja
paksa, dan lain-lain. Penjajahan yang dilakukan oleh
bangsa barat sangat berpengaruh terhadap peri
kehidupan bangsa indonesia di berbagai bidang
kehidupan, khususnya penderitaan akibat penjajahan
belanda yang hampir 350 tahun lamanya dan
penjajahan jepang kurang lebih 3,5 tahun.
Saran

Setelah mengalami penjajahan dan


penderitaan dari bangsa-bangsa asing
akhirnya perjuangan pergerakan nasional
berhasil mewujudkan cita-cita bangsa,
yaitu kemerdekaan indonesia. Sebagai
generasi penerus bangsa, kita
berkewajiban mempertahankan dan
mengisi kemerdekaan tersebut dengan
sebaik-baiknya, sehingga bangsa indonesia
tidak mengalami penjajahan kembali.
OM SANTIH, SANTIH,
SANTIH OM
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai