Anda di halaman 1dari 18

U

T
I
L
I
T
TRANSPORTASI VERTIKAL
A Dosen Pengampu : Mega Ayundya, S.T., M.Eng.

S NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


Cut Elva Dewi S. (H03218007)
Abdullah Faqih (H73218025)
Nabilatul Fikriya (H73218039)
Salsabila Rosa (H03218021)
PENGERTIA
N

Transportasi Vertikal pada bangunan atau gedung


adalah suatu utilitas yang berfungsi sebagai lalu
lintas para pengguna di dalamnya untuk
berpindah dari lantai satu ke lantai lainnya.
Tujuan dari transportasi vertikal ini adalah untuk
efisiensi waktu, tenaga, keamanan, dan
kesehatan.
Penggunaan transportasi vertikal umumnya
hanya untuk bangunan tiga lantai keatas,
dibawah itu hanya menggunakan tangga
biasa.
JENIS – JENIS
TRANSPORTASI VERTIKAL
Tangga

suatu konstruksi yang digunakan untuk


menghubungkan dua tingkat vertical yang memiliki
jarak satu sama lain. Ada 2 macam jenis tangga :

Tangga permanen digunakan untuk


menghubungkan dua bidang horizontal
pada bangunan atau lantai bangunan yang
berbeda.
Tangga non permanen biasanya digunakan
untuk mencapai bidang horizontal yang
lebih tinggi dan digunakan pada saat-saat
tertentu saja.
JENIS – JENIS
TRANSPORTASI VERTIKAL
Elevator / Lift

Lift adalah alat utama yang digunakan untuk


transportasi vertikal dalam bangunan gedung bertingkat.
Lift memiliki bentuk berupa tabung yang dapat
mengangkut penumpang dan bergerak dari atas kebawah
atau dari bawah keatas secara mekanis dengan bantuan
tenaga mesin.
Elevator / Lift

1 2 3

Jenis – jenis lift :


1) Passanger Elevator atau lift yang
digunakan untuk mengangkut orang.
2) Service Elevator yaitu lift untuk pelayanan
3) Freight Elevator yaitu lift untuk barang
Komponen Elevator / Lift

Prototype of double front side Elevator


merupakan simulasi salah satu jenis dari alat
angkutan vertical (Elevator) yang sudah
dimodifikasi. Alat ini memiliki 2 pintu pada
sisi yang satu begitu juga pada sisi
sebaliknya. Sensor yang digunakan
menggunakan limit switch pada tiap
lantainya. Pada sensor pintu juga
menggunakan limit switch pada posisi 1. RANGKA
minimal (menutup) dan posisi maksimal 2. RUANG PENUMPANG (CAR-LIFT)
(membuka). Untuk sensor beban juga 3. BOX CONTROLLER
menggunakan 2 buah sensor limit switch.
4. MOTOR UTAMA
Pada penggerak Lift menggunakan Motor DC
12-24V 5A dengan Roda gigi didalamnya 5. CAR CALL
sedangkan untuk penggerak pada pintu kami 6. HALLCALL
juga menggunakan 2 buah Motor DC 12V. 7. PULLEY
Control utama Prototype ini menggunakan 8. COUNTER WEIGHT
PLC CPM1A 30 I/O dengan 20 I/O tambahan.
9. RAIL
10. PENGGULUNG
11. GEAR PENGGULUNG
JENIS – JENIS
TRANSPORTASI VERTIKAL
ESKALATOR

 
Eskalator adalah transportasi vertikal untuk
mengangkut orang yang terdiri dari tangga
terpisah yang dapat bergerak keatas dan
kebawah dengan mengikuti jalur atau rail yang
digerakkan dengan motor.

Eskalator lebih efektif digunakan untuk jarak yang


pendek dibandingkan dengan elevator dan dapat
juga dapat menampung pengguna dalam jumlah
banyak. Eskalator biasa digunakan di tempat
ramai seperti pusat perbelanjaan, tempat transit,
dan bandara.
Standard Kemiringan 30˚. Kemiringan minimal 10
dan kemiringan maksimal=35˚, dengan ketinggian
maksimal 20 meter.
ESKALATOR

Komponen eskalator :
• kerangka penyangga,
• gigi penggerak,
• anak tangga,
• track,
• alat-alat pengontrol,
• rem darurat,
• ballustrade (pagar), dan
• pegangan tangan (hand reil).

Selain itu, eskalator mempunyai “governor”, alat otomatis untuk


menghentikan eskalator pada keadaan-keadaan darurat seperti kaki
terjepit dan sebagainya. Juga memiliki pelindung untuk melindungi
pengguna dan untuk melindungi eskalator sendiri.
Jenis Penggerak Elevator atau Lift

Hidrolik :
Lift yang mempergunakan sumber daya penggerak dari air atau
minyak, gas atau fluida lainnya.
Kelebihan : kemampuan mengangkat beban yang besar, yaitu
dengan torak tunggal (single ram) kapasitas mencapai 20 ton.
Dengan torak ganda atau lebih (multiple ram) kapasitas dapat
mencapai 50 ton. Keuntungan lain dari lift hidrolik ialah tidak
membutuhkan lokasi kamar mesin yang khusus. Kamar mesin
dapat disembunyikan dibawah tangga atau agak jauh, maksimal
20,0 meter dari silinder.

Traksi :

Lift menggunakan kabel diatas yang dibuat untuk menggantikan lift


hidrolik yang tidak mampu untuk gedung yang lebih tinggi. Kabel yang
digunakan pada sebuah lift biasanya berjumlah 6 – 8 buah, dimana
masing masing kabel dapat menahan beban lift itu sendiri .
CARA KERJA
Lift dengan
gearless
Pada sistem geared atau gearless (yang masing-
masing digunakan pada instalasi gedung dengan
ketinggian menengah dan tinggi), kereta elevator
tergantung di ruang luncur oleh beberapa steel Gearless
hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah Posisi : diatas lift

bobot pengimbang (counterweight). Bobot kereta


dan counterweight menghasilkan traksi yang
memadai antara puli katrol dan hoist ropes sehingga
puli katrol dapat menggegam hoist ropes dan
bergerak serta menahan kereta tanpa selip
berlebihan. Kereta dan counterweight bergerak
sepanjang rel yang vertikal agar mereka tidak
berayun-ayun.
Perbandingan Lift Hidrolik dan Lift Traksi

TRAKSI ELEVATOR
CARA KERJA
Eskalator

1. Pendaratan/Landing
-Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau dapat dilepaskan untuk jalan ke ruang mesin
yang berada di bawah floor plates.
-Comb plate adalah bagian antara floor plate yang statis dan anak tangga bergerak.
-Comb plate ini sedikit miring ke bawah agar geriginya tepat berada di antara celah-celah anak tangga-
anak tangga. Tepi muka gerigi comb plate berada dibawah permukaan cleat.

2. Landasan penopang/Truss
-Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani ruang antara pendaratan bawah dan
atas.
-Landasan penopang pada dasarnya adalah kotak berongga yang terbuat dari bagian-bagian bersisi dua
yang digabungkan bersama dengan menggunakan sambungan bersilang sepanjang bagian dasar dan
tepat dibawah bagian ujungnya.
-Ujung-ujung truss tersandar pada penopang beton atau baja.
Eskalator

3. Lintasan
-Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk mengantarkan rantai anak tangga,
yang menarik anak tangga melalui loop tidak berujung.
-Terdapat dua lintasan: satu untuk bagian muka anak tangga (yang disebut lintasan roda anak
tangga) dan satu untuk roda trailer anak tangga (disebut sebagai lintasan roda trailer). Perbedaan
posisi dari lintasan-lintasan ini menyebabkan anak tangga-anak tangga muncul dari bawah comb
plate untuk membentuk tangga dan menghilang kembali ke dalam landasan penopang.
-Lintasan pembalikan di pendaratan atas menggulung anak tangga-anak tangga mengelilingi
bagian ujung dan kemudian menggerakkannya kembali ke arah yang berbeda. Lintasan overhead
berfungsi untuk memastikan bahwa roda trailer tetap berada di tempatnya saat rantai anak tangga
diputar kembali
PRINSIP
KERJA Elevator /
lift

Gearless
Pada dasarnya prinsip kerja lift menyerupai seperti konsep timbangan konvensional hanya saja
dengan bentuk, ruang dan kondisi yang berbeda. Jika pada timbangan terdapat benda sebagai
objek yang akan ditimbang dengan pemberat sebagai indikator keseimbangannya, maka pada lift
kereta elevator berperan sebagai objek yang nanti berisi penumpang dan counterweight sebagai
pemberatnya. Serta jika pada timbangan terdapat titik tengah antara objek timbangan dengan
pemberat, maka pada lift terdapat pula titik tengah tetapi berupa mesin yang menggerakkan
kereta dan counterweight. Bedanya antara prinsip lift dengan konsep timbangan adalah jika pada
timbangan beban pemberat disesuaikan dengan objek timbang, maka untuk lift beban
pemberatnya (counterweight) tetap sedangkan kereta elevator beratnya berubah-ubah. Oleh
karena itu digunakan mesin sebagai pengatur agar lift dapat bergerak naik turun dengan kecepatan
tetap dan dapat berhenti meskipun berat dari kereta dan counterweight berbeda.
Ketika kereta elevator bergerak naik, maka mesin berputar menarik kereta elevator dan
menggunakan counterweight sebagai beban penariknya. Sedangkan ketika kereta elevator bergerak
turun, maka mesin berputar menarik counterweight dan menyeimbangkan laju dari kereta elevator.
Elevator / Lift

Hidrolik
Sistem hidorlik pada gedung rendah dengan kecepatan rendah
pula, kereta dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang
yang bergerak naik dan turun didalam sebuah silinder.
Kereta bergerak naik saat oli dipompa ke dalam silinder dari
tangki oli, sehingga mendorong piston naik. Kereta turun saat
oli kembali ke tangki oli.
Aksi pengangkatan dapat bersifat langsung (piston terhubung
ke kereta) atau roped (piston terikat ke kereta melalui rope).
Pada kedua cara tersebut, pekerjaan pengangkatan yang
dilakukan oleh pompa motor untuk mengangkat kereta ke
elevasi yang lebih tinggi sehingga membuat kereta mampu
melakukan pekerjaan (energi potensial). Transfer energi terjadi
setiap kereta diangkat. Ketika kereta diturunkan, energi
potensial digunakan habis dan siklus energi menjadi lengkap.
CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN LIFT

Jumlah kepadatan pengunjung Kapasitas lift (dalam 1 menit)


01 dibandingkan dengan luas 03 RUMUS : H = 300 XP/RT
bangunan. H = kapasitas lift (orang)
RUMUS : jumlah kepadatan orang / P = jumlah orang yang diangkut 1
luas bangunan kali jalan
RT =waktu perjalanan (detik)
Standart :
a. Bangunan kantor, rata-rata 1
orang = 11 m2 x luas netto
bangunan
b. Bangunan hotel, rata-rata 1
04 Menentukan
bangunan
jumlah pemakai

orang = 15 m2 x luas netto RUMUS : (Jumlah lantai X luas


bangunan tiap lantai)/(jumlah kepadatan
c. Bangunan apartemen, rata- orang tiap lantai)
rata 1 orang = 15 m2 x luas
netto bangunan
d. Bangunan shopping centre, Jumlah lift yang dibutuhkan
rata-rata 1 orang = 11 m2 x 05
luas netto bangunan RUMUS : Jumlah orang yang
diangkut / kapasitas lift

Standart rata-rata jumlah orang


02 yang bisa diangkut dalam 1 ment
adalah 13% dari jumlah penghuni.
RUMUS : 13% X 1000 = ... Portfolio
Presentation
CONTOH :
Diketahui luas bangunan kantor 8 lantai memiliki luas tiap lantai 1500 m2. (luas keseluruhan 1500 x
8=12.000 m2)
Perhitungan kapasitas x luas netto = 11 m2
Kecepatan lift 0,5 m/detik
Tinggi bangunan 32 m
Jumlah pengguna 1lift = 6 orang
Jumlah lift ?
 Jarak 1 siklus lift = 2 x jumlah tinggi bangunan
2 x 32 m = 64 m
Waktu perjalanan 1 siklus (RT) = (Jarak siklus)/(kecepatan lift)
= 64 m / 0,5 m/dtk
= 128 dtk
 Jumlah pemakai bangunan = (luas total bangunan)/(standart kepadatan orang (kantor))
= 12.000 m2 /11 m2
= 1.091 orang
 Jumlah orang yang diangkut = 13% 1.091orang = 141,83 orang
= kapasitas lift dalam 1 menit (h) = (300 x P)/RT
= (300 x 6)/128= 14,06 orang
 Jumlah lift yang dibutuhkan= (jumlah yang diangkut)/(kapasitas lift)
= 141,83 orang / 14,06 orang
= 10,07 lift
Jadi lift yang dibutuhkan sekitar 10 unit lift

https://hargalift.com/blog/cara-sederhana-menghitung-kebutuhan-lift-pada-sebuah-gedung, 28032020
Daftar pustaka
https://hargalift.com/blog/cara-sederhana-menghitung-kebutuhan-lift-pada-sebuah-
gedung
, 28032020

Kurniawan, Nauval Zabidi (2015) LKP : Instalasi Lift Tipe Minispace Pada Apartemen
Puncak Bukit Golf Surabaya. Skripsi . Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya.

Sumber:
http://pintarsipil.blogspot.com/2015/04/jenis-jenis-transportasi-vertikal-pada-banguna
n.html
Jurnal “Sirkulasi (Vertikal & Horizontal ) Pada Bangunan Bertingkat

Anda mungkin juga menyukai