Anda di halaman 1dari 11

TEORI BEHAVIOURISTIK

Mohon
Mei Guna Cikita Pilagis perhatian
nya
kakak-
kakak

Aripati Sulika

Yulia Damayanti
PENDAPAT PARA AHLI

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus (S)


dengan respons (R). Menurut teori ini, dalam belajar yang penting
adalah adanya input berupa stimulus dan output yang berupa
respon.(Suyono dan hariyanto, 2011)

Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari


adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan
perubahan tingkah lakunya. Misalnya; siswa belum dapat
dikatakan berhasil dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
jika dia belum bisa/tidak mau melibatkan diri dalam
kegiatan sosial seperti; kerja bakti, ronda dll.
(C. Asri, Budiningsih, 2005: 20)
Dalam konsep belajar behaviorisme, siswa
dikatakan belajar jika terjadi perubahan prilaku
ke arah yang lebih baik (Dina,2018)

Teori belajar behavioristik merupakan sebuah aliran dalam teori belajar


yang sangat menekankan pada perlunya tingkah laku (behavior) yang
dapat diamati.Belajar adalah upaya untuk membentuk hubungan
stimulus dan respon sebanyak-banyaknya (WinA,2013)

Maka berdasarkan pernyataan-pernyataan


diatas dapat disimpulkan bahwa teori
belajar behaviorisme merupakan teori yang
menjelaskan proses berubahnya tingkah
laku individu ke arah yang lebih baik
sebagai bentuk respon akibat adanya
stimulus.
JENIS-JENIS TEORI
Teori Belajar Kondisioning Klasik (Clasical Conditioning )
Pengondisian klasik merupakan prosedur multi langkah yang pada
mulanya membutuhkan sebuah stimulus yang tak terkondisikan (UCS
= Unconditioned Stimulus) yang menghasilkan sebuah respon yang tak
terkondisikan (UCR = Unconditioned Response).Teori ini dicetuskan
oleh Ivan Pavlov11 (1849-1936), seorang ilmuan besar Rusia. Pavlov
menetapkan dua hukum terkait teori ini, yaitu:
Law of respondent conditioning (hukum pembiasaan yang dituntut).
Law of respondent extinction (hukum pemusnahan yang dituntut),

Teori Belajar Koneksionisme (S-R Bond Theory)


Tokoh yang menciptakan teori ini adalah Edward Lee Throndike. Teori ini
menekankan bahwa belajar terdiri atas pembentukan ikatan atau hubungan-
hubungan antara stimulus dan respon yang terbentuk melalui pengulangan.
Pembentukan ikatan-ikatan ini dipengaruhi olehfrekuensi, resensi, intensitas
dan kejelasan pengalaman, perasaan dan kapasitas individu, kesamaan
situasi dan menghasilkan kepuasan atau reinforcement.( Oemar,2012)
Teori Belajar Koneksionisme (S-R Bond Theory)
Thorndike ini menghasilkan tiga hukum belajar,
diantaranya:
Law of readines (Hukum Kesiapan).
Law of exercise (Hukum Latihan).
Law of effect (Hukum Efek)

Teori Belajar Operant Conditioning (Pembiasaan Perilaku


Respon)
Teori operant conditioning dari Burrhus Frederic Skinner
dengan teori pembiasaan perilaku responsnya menjelaskan
bahwa tingkah laku terbentuk oleh konsekuensi yang
ditimbulkan oleh tingkah laku itu sendiri .Skinner membuat
perincian lebih jauh yang membedakan dua macam respon,
yaitu:
Respondent response (reflexive response)
Operant response (instrumental response),
Teori Belajar John Broadus Watson
Tokoh ini mengembangkan teori belajar berdasarkan hasil penelitian
Ivan Pavlov. Berdasar pada teori conditioning nya ia menganggap
belajar sebagai suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya
syarat-syarat (condition) yang kemudian menimbulkan reaksi.

Edwin Ray Guthrie


Gerakan adalah kontraksi otot-otot, sedangkan tindakan
adalah kombinasi antara gerakan-gerakan. Menurutnya, suatu
tindakan terdiri dari serentetan gerakan-gerakan yang
diasosiasikan bersama dengan hukum kontiguitas.

Clark Leonard Hull


Teori ini menggunakan prinsip-prinsip yang mirip dengan
yang dikemukakan behavioris lainnya, yaitu dasar stimulus
respons dan adanya reinforcement
Kelemahan Dan Kelebihan
Teori Belajar Behaviorisme

Kelebihan teori belajar behavioristik


Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan
kondisi belajar.
Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid
dibiasakan belajar mandiri
Ketika seorang siswa mampu membentuk suatu perilaku
sebagaimana yang di inginkan. Maka, ia akan mendapat peguatan
positif, begitu pula sebaliknya.
Adanya pengulangan dan pelatihan yang berkesinambungan
dapat mengoptimalkan bakat dan kecerdasan siswa.
Bahan pelajaran yang disusun secara hirarkis dari yang
sederhana sampai pada yang kompleks mampu menghasilkan
suatu perilaku yang konsisten terhadap bidang tertentu.

Kelemahan teori belajar behavioristik


Murid hanya berperan sebagai pendengar dalam
proses pembelajaran dan dituntut untuk menghafal apa
yang sudah di dengarnya.
Murid di pandang pasif, dan selalu butuh motivasi
Dua hal utama sebagai ciri dalam
teori behavioristik adalah:
Masukan atau input yang
berupa stimulus dan keluaran atau
output yang berupa respons.
Penguatan (reinforcement).
Penguatan adalah apa saja yang
dapat memperkuat timbulnya
respon.

Para ahli psikologi pendidikan sepakat bahwa pembelajaran


menurut konsep behaviorisme berlangsung dengan tiga
langkah pokok, yaitu:
Tahap akuisisi atau tahap perolehan pengetahuan.
Tahap retensi, yaitu fase dimana informasi atau keterampilan
baru dipraktikkan sehingga siswa dapat mengingatnya selama
periode tertentu.
Tahap transfer
Aplikasi Teori Belajar Behaviorisme

Menurut Sociati dan Prasetya Irawan (2001) Penerapan teori


belajar teori belajar behaviuoristik dapat dilakukan dengan
langkah-langkah berikut:
1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
2. Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini termasuk
mengidentifikasi pengetahuan awal siswa
3. Menentukan materi pembelajaran
4. Memecah materi pembelajaran menjadi bagian kecil-kecil,
meliputi pokok bahasan, sub pokok bahasan, topik.
5. Menyajikan materi pembelajaran
6. Memberikan stimulus, dapat berupa, pertanyaan baik lisan
maupu tertulis, tes atau kuis, latihan atau tugas-tugas
7. Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan siswa
8. Memberikan penguatan atau reinforcement (mungkin
penguatan positif ataupun penguatan negatif), ataupun
hukuman.
9. Memberikan stimulus baru
10. Memberikan penguatan lanjutan atau hukuman
11. Evaluasi belajar. (Riyanto Yatim, 2009: 30)
KESIMPULAN

Teori belajar behaviorisme merupakan proses


berubahnya tingkah laku individu sebagai
bentuk respon akibat adanya stimulus yang
berasal dari lingkungan. Penerapan teori
belajar behaviorisme memeperhatikan
beberapa komponen yaitu tujuan
pembelajaran, lingkungan dan penguatan.
Terima Kasih Kalo nanya
kakak-kakak
jangan susah-
susah ya

Anda mungkin juga menyukai