Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK V

DISTRIBUSI SAMPLING
Pengertian Populasi, Sampel
dan Distribusi Sampling

1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari unit di dalam
pengamatan yang akan kita lakukan (Luknis Sabri &
Susanto Priyo H, 2014 :4).

Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran


keberlakuan kesimpulan penelitian. (Nana Syaodih
Sukmadinata,2010:250).

Populasi secara umum adalah kumpulan semua individu


dalam suatu batas tertentu. Populasi studi adalah kumpulan
individu yang akan diukur atau diamati ciri cirinya (Eko
Budianto, 2002: 7).
2. Sampel
Sampel adalah kelompok kecil yang secara
nyata diteliti dan ditarik kesimpulan dari
padanya (Nana Syaodih Sukmadinata,
2010:250).

Sampel adalah sebagian individu dari


populasi yang diteliti/ bila penelitian tidak
dilakukan terhadap terhadap seluruh individu
dalam populasi, tetap hanya diambil sebagian
(Eko Budianto, 2002:7).
Metode Pengambilan Sampel

Secara umum, pegambilan sampel


dapat dilakukan dengan cara acak
(random sampling) dan tanpa acak (non-
random sampling):

1. Probability Sampling

2. Non- Probability Sampling


Probability Sampling

• Pengambilan Sampel Acak Sederhana


(Simple Random Sampling)
• Disproportionate Stratified Random
Sampling
• Disproportionate Stratified Random
Sampling
• Cluste Sampling (Area Sampling)
Non- Probability Sampling

• Quota Sampling (Pengambilan Sampel


Berjalan)
• Purposive Sampling (Pengambilan Sampel
Berdasarkan Pertimbangan)
• Accidental Sampling (Pengambilan
Sampel Seadanya)
• Sampling Sistematis
• Sampling Jenuh
• Snowball Sampling
Ukuran Sampel
1. Beberapa Pertimbangan
Pemilihan dan pengambilan sampel merupakan hal yang sangat
penting dalam penelitian. Ketepatan jenis dan jumlah anggota
sampel yang diambil akan sangat mempengaruhi keterwakilan
sampel terhadap populasi.

2. Kebutuhan Sampel Besar


a) Jika terdapat sejumlah variabel yang tidak bisa dikontrol.
b) Banyak penelitian yang tidak mungkin mengontrol semua
variabel, dala situasi seperti ini para peneliti dapat mengatasinya
dengan menggunakan sampel besar.
c) Jika dalam penelitian dibentuk kelompok-kelompok kecil.
d) Menghindari penyusutan.
e) Jika diharapkan syarat-syarat keabsahan secara statistik
dipenuhi.
f) Jika dalam penelitian dihadapkan pada populasi yang sangat
heterogin.
Perlindungan Besarnya Sampel

Untuk menentukan sampel besar


dalam penelitian-penelitian survei
dapat saja dilakukan perhitungan
secara kasar berdasarkan perkiraan,
dengan prinsip pengambilan sampel
maksimal.
• Penentuan besarnya sampel total, seluruh
strata menggunakan rumus :
( ÂNhSh)2
n≥
N2V + ÂNhSh2

• Penentuan besarnya sampel pada tiap


strata menggunakan rumus:
Nhsh
• nh ≥ X n
• ΣNS
Keterangan :
N = keseluruhan sumber data populasi
Nh = sumber data populasi pada setiap strata
n = ukuran sampel keseluruhan
nh = ukuran sampel setiap strata

Sh = simpangan baku skor pada setiap strata

Sh 2 = variasi skor pada setiap strata


V = variasi rata-rata hitung taksiran yang bernilai sama dengan ( d/t ) 2
d = toleransi galat (bias)
t = nilai t atau z pada tingkat kepercayaan tertentu
 
Sifat-sifat Distribusi Sampling
Sifat-sifat distribusi ini disebut dengan Cenral limit Theorem
(teorema limit pusat).

• Sifat 1
distribusi sampling harga mean akan mempunyai mean sama
dengan  dan varian 2/ n atau standar deviasi /√.n. standar
deviasi distribusi sampling dari mean ini dikenal sebagai
“Standar Eror” (SE).
• Sifat 2
Apabila populasi distribusi normal distribusi sampling harga
mean juga akan berdistribusi normal. Mean berlaku sifat
seperti persamaan di bawah ini (z score adalah nilai deviasi
relatif antara sampel dan populasi = distribusi normal
standar):
 
Z=

• Sifat 3
Walaupun populasi distribusi sembarang, kalau diambil sampel
berulang kali secara random , distribusi harga meannya akan
membentuk distribusi normal.
3. Distribusi Sampling
Distribusi sampling adalah distribusi dari mean-mean
sampel yang diambil secara berulang dari suatu
populasi.
Ukuran-ukuran untuk sampel dan populasi adalah
sebagai berikut:
SAMPEL POPULASI
Nilai Statistik Parameter
(karakteristik)
Mean rata- X 
rata hitung)
Standar deviasi S 
Jumlah unit N N
• Beberapa notasi :
• n : ukuran sampel N : ukuran populasi
• x : rata-rata sampel μ : rata-rata populasi
• s : standar deviasi sampel σ : standar deviasi
populasi
• μx: rata-rata antar semua sampel
• σx : standar deviasi antar semua sampel =
standard error = galat baku
Cont….
` Distribusi sampel diberi nama sesuai dengan
statistik yang dihitung dari pengambilan sampel
yang dilakukan uang-ulang, sedangkan dalam
praktik hal tersebut tidak pernah dilakukan. Oleh
karena itu, distribusi sampel disebut distribusi
teoritis atau distribusi probabilitas.

a) Distribusi Rata-rata
Distribusi rata-rata diperoleh dengan pengambilan sampel
yang dilakukan berulang hingga semua kemungkinan
sampel yang dapat diambil dari populasi tersebut terpenuhi.
Selanjutnya rata-rata masing-masing sampel dihitung:

ᵡ1, ᵡ2, ᵡ3,...... ᵡ5,


Cont....

Rata-rata
•   dari distribusi: rata-rata sampel
akan sama dengan rata-rata populasi dan
deviasi standar distribusi rata-rata
dinamakan kesalahan baku (standar eror =
SE) sama dengan deviasi standar populasi
dibagi dengan akan n.
• x=
• x =
b. Dalil Limit Pusat (Central Limit Theorem)
Dalil limit pusat adalah hubungan antara bentuk
distribusi populasi dengan bentuk distribusi sampling
rata-rata. Hubungan tersebut ialah sebagai berikut:
1. Rata-rata dari distribusi rata-rata sampel sama
dengan rat-rata populasi dan tidak bergantung pada
besarnya sampel dan bentuk distribusi populasi.
x =

2. Dengaan penambahan jumlah sampel makan


distribusi rata-rata sampel akan mendekati
distribusi normal dan tidak bergantung pada bentuk
distribusi populasi.
c. Hubungan Antara Besarnya
Sampel Dengan Kesalahan
Baku

Kesalahan baku (standar eror) digunakan untuk


mengukur sebaran rata-rata besaran sampel
terhadap rata-rata populasi. Ini berarti kesalahan
baku kecil maka nilai rata-rata sampel akan
mendekati rata-rata populasi (). Sebaliknya, bila
kesalahan baku besar maka rata-rata sampel
akan menjauhi rata-rata populasi. Dengan kata
lain, bahwa makin kecil kesalahan baku maka
nilai rata-rata sampel akan mendekati rata-rata
populasi atau makin kecil simpang baku atau
estimasi rata-rata sampel terhadap rata-rata
populasi makin tepat.
d. Faktor Perkalian Pada Populasi
Terbatas
faktor yang dikenal dengan faktor
perkalian pada populasi terbatas. Faktor
perkalian tersebut sebagai berikut:

Hingga rumus kesalahan baku menjadi:


e.  Distribusi Proporsi
Distribusi sampel tidak berbeda dengan
distribusi rata-rata. Oleh karena itu semua
ketentuan yang berlaku untuk distribusi rata-
rata sampel berlaku pula untuk distribusi
proporsi.
Bila pengambilan sampel dilakukan berulang
dan masing-masing sampel dihitung
proporsinya maka akan diperoleh nilai proporsi
yang berbeda-beda.
prop = p
prop = √pq/n
•  Cont…..

Bila fraksi sampel x/n lebih kecil dari 5% atau bila populasi
tak terhingga dengan sampel yang reatif kecil dibanding
populasi. Bila fraksi sampel lebih besar dari 5% atau
populasi teratas maka rumus di atas harus dikalikan dengan
faktor perkalian seperti pada distribusi rata-rata hingga
rumus kesalahan baku proporsi menjadi sebagai berikut.
bila sampel ≥ 30 karena dengan sampel
prop = (√pq/n) x (√N-n/N-1) sebesar itu terjadi pendekatan ke distribusi
normal hingga semua ketentuan untuk
distribusi normal dpat digunakan.

Z=
Jika sampel < 30 aka kurva akan menjauhi distribusi
normal. Sehingga perlu dilakukan perhitungan nilai Z.
F. Distribusi Selisih Rata-rata

Rata-rata sampel yang diambil dari populasi pertama


dan kedua masing-masing disusun menjadi distribusi
rata-rata. Bila dari distribusi rata-rata yang dihasilkan
dihitung rata-rata dn diviasi standarnya(kesalahan
baku) kemudian kedua rata-rata tersebut dihitung
selisih maka akan diperoleh selisih rat-rata dengan
rumus sebagai berikut.

(x1 – x2) = 1 - 2

(x1 – x2) = √(2/n1 + 2/n2)


G. Distribusi Selisih Proporsi

Bila pengambiln sampel dilakukan berulang maka


akan dihasilkan sekumpula proporsi sampel dari
kedua populasi yang dihasilnya berbeda sehingga
masing-masing dapat disusun menjadi distribudi
sampel proporsi. Bila dihitung selisih masing-masing
proporsi maka akan dihasilkan distribusi selisih
proporsi. Data distribusi proporsi dapat dihitung rata-
rata dan deviasi standarnya sebagai berikut.
(p1 – p2) = p1 - p2

(p1 – p2) = √(p1q1/n1 + p2q2/n2)


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai