Demam Tifoid
Demam Tifoid
DEMAM TYPHOID
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. I
RM : 341589
AYAH IBU
Tn. Y Ny. S
28 tahun 26 tahun
S1 S1
PNS IRT
ANAMNESIS
Berdasarkan alloanamnesis dari Ibu
Keluhan Utama: Demam
Riwayat trauma :
Tidak ada
R i w a y a t ke s e h a t a n ke l u a rg a :
Tidak ada anggota keluarga menderita penyakit
yang sama
Riwayat pengobatan :
dari Puskesmas sebelumnya diberikan:
Pa r a c e t a m o l s y r u p d a n Vi t a m i n
RIWAYAT PASIEN
Riwayat Kehamilan Ibu:
BELUM
IMUNISASI PERNAH 1 2 3 4
HEPATITIS B
POLIO
BCG
DPT
Campak
PEMERIKSAAN FISIK
UMUR : 7 tahun
BB : 25 kg
TB : 132 cm
Status Gizi :
Berdasarkan BB/TB : 92,5%
Berdasarkan TB/U : 103,9 %
Berdasarkan BB/U : 65% Gizi Buruk
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 98x/menit
Pernafasan : 24x/menit
Suhu badan : 38.2oC
KEPALA THT
• Bentuk : normocephal • Telinga : bentuk normal, simetris,
lubang lapang, serumen (-/-), otore
• Ekspresi wajah : lemas
tidak ada
• Simetris wajah : simetris • Hidung : bentuk normal, sekret (-),
• Rambut : hitam sukar di cabut pernapasan cuping hidung (-), rinore
tidak ada
• Bibir : kering (-), sianosis (-),
MATA
• Eksoptalmus/enoptalmus : (-) pucat (-)
• Gerakan : segala arah baik • Tonsil : T1-T1 hiperemis (-)
• Kelopak mata : edema palpebra (-) • Faring : hiperemis (-)
• Konjungtiva : anemis (-/-) • Lidah : kotor (+), tremor (-)
• Sklera : ikterus (-/-) • Mukosa mulut : koplik spot (-),
• Kornea : jernih stomatitis (-)
• Cekung : (-) • Leher : simetris, pembesaran KGB
• Pupil : bulat, isokor 2,5 mm/2,5 mm tidak ada
THORAKS
▪Inspeksi
Bentuk : simetris kiri dan kanan
Retraksi subcostal (-)
Pembuluh darah tidak ada kelainan JANTUNG
▪Palpasi
• Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Nyeri tekan (-)
Vokal fremitus: normal • Palpasi : Thrill tidak teraba
Payudara : tidak ada kelainan. • Perkusi : Batas jantung kanan ICS
▪Perkusi
IV line parasternalis dekstra, batas
Batas paru hepar : ics vi dekstra anterior
Batas paru belakang kanan setinggi columna kiri jantung ICS V linea
vertebra thorakal ix dekstra midclavicularis sinistra
Batas paru belakang kiri setinggi kolumna
• Auskultasi : S1/S2 murni reguler,
vertebra thorakal x sinistra
▪Auskultasi murmur tidak ada.
• Bunyi nafas : vesikuler
• Bunyi tambahan :
Ronchi -/- , wheezing -/-
ABDOMEN
• Inspeksi : tidak cembung, ikut gerak napas
• Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
• Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-). hepar dan lien
tidak teraba
• Perkusi : Timpani
• Lain–lain : ascites (-)
EKTREMITAS
• Inspeksi : Tidak ada deformitas, tidak ada
edema
• Palpasi : Akral teraba hangat
• Kulit : turgor baik
Pemeriksaan Laboratorium
Demam Typhoid
•PLANNING •TATALAKSANA
– Ad vitam : bonam
– Ad functionam : bonam
– Ad sanationam : bonam
FU HARI – 2 (6/3/2020)
Subjektif:
Demam : Tidak Kejang :Tidak Assesment:
Batuk : Ada, berdahak Sesak :Tidak Demam Typhoid
Mual : Tidak Muntah :Tidak
Anak malas makan dan minum
FOLLOW UP
BAB: belum BAK: lancar, kuning
Objektif: Planning :
Keadaan umum : lemah Jamin intake
Tekanan darah: 100/60 mmhg, Tirah baring total
Respiratory Rate: 24x/i, Makan makanan lunak
Heart Rate: 94x/i,
Suhu: 37 0C Tatalaksana:
IVFD RL 22 tpm
Faring hiperemis tidak ada Domperidon 5 mg /8 jam/ oral (bila muntah)
Tonsil T1-T1 tidak hiperemis Ranitidin 50 mg/12 jam/ iv
Paru : Bunyi nafas vesikule Paracetamol 250 mg/8 jam/iv (jika demam)
Ronkhi dan Wheezing tidak ada Erdostein syrup 3 x 1 sendok
Jantung :BJ I/II murni reguler , bising (-) (2)Ceftriaxone 1 gr/12 jam/iv
Abdomen : Peristaltik ada, kesan normal
Hepar / Lien tidak teraba
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
FU HARI – 3 (7/2/2020)
Subjektif:
Demam : Tidak Kejang :Tidak Assesment:
Batuk : Ada, berdahak Sesak :Tidak Demam Typhoid
Mual : Tidak Muntah :Tidak
Anak mau makan dan minum
FOLLOW UP
BAB: belum BAK: lancar, kuning
Objektif: Planning :
Keadaan umum : lemah Jamin intake
Tekanan darah: 110/70 mmHg, Tirah baring total
Respiratory Rate: 25x/i, Makan makanan lunak
Heart Rate: 98x/i,
Suhu: 36,6 0C Tatalaksana:
IVFD RL 22 tpm
Faring hiperemis tidak ada Domperidon 5 mg /8 jam/ oral (bila muntah)
Tonsil T1-T1 tidak hiperemis Ranitidin 50 mg/12 jam/ iv
Paru : Bunyi nafas vesikule Paracetamol 250 mg/8 jam/iv (jika demam)
Ronkhi dan Wheezing tidak ada Erdostein syrup 3 x 1 sendok
Jantung :BJ I/II murni reguler , bising (-) (3)Ceftriaxone 1 gr/12 jam/iv
Abdomen : Peristaltik ada, kesan normal
Hepar / Lien tidak teraba
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
FU HARI – 4 (8/3/2020)
Subjektif:
Demam : Tidak Kejang :Tidak Assesment:
Batuk : Ada, berdahak Sesak :Tidak Demam Typhoid
Mual : Tidak Muntah :Tidak
Anak mau makan dan minum
FOLLOW UP
BAB: 2 x, biasa, kuning BAK: lancar, kuning
Objektif: Planning :
Keadaan umum : lemah Jamin intake
Tekanan darah: 100/60 mmHg, Tirah baring total
Respiratory Rate: 24x/i, Makan makanan lunak
Heart Rate: 94x/i,
Suhu: 37 0C Tatalaksana:
IVFD RL 22 tpm
Faring hiperemis tidak ada Domperidon 5 mg /8 jam/ oral (bila muntah)
Tonsil T1-T1 tidak hiperemis Ranitidin 50 mg/12 jam/ iv
Paru : Bunyi nafas vesikule Paracetamol 250 mg/8 jam/iv (jika demam)
Ronkhi dan Wheezing tidak ada Erdostein syrup 3 x 1 sendok
Jantung :BJ I/II murni reguler , bising (-) (4)Ceftriaxone 1 gr/12 jam/iv
Abdomen : Peristaltik ada, kesan normal
Hepar / Lien tidak teraba
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
FU HARI – 5 (9/3/2020)
Subjektif:
Demam : Tidak Kejang :Tidak Assesment:
Batuk :Tidak Sesawnk :Tidak Demam Typhoid
Mual : Tidak Muntah :Tidak
Anak mau makan dan minum
FOLLOW UP
BAB: 1 x, biasa, kuning BAK: lancar, kuning
Objektif: Planning :
Keadaan umum : lemah Jamin intake
Tekanan darah: 90/60mmhg, Tirah baring total
Respiratory Rate: 22x/i, Makan makanan lunak
Heart Rate: 90x/i,
Suhu: 36,5 0C Tatalaksana:
IVFD RL 22 tpm
Faring hiperemis tidak ada Domperidon 5 mg /8 jam/ oral (bila muntah)
Tonsil T1-T1 tidak hiperemis Ranitidin 50 mg/12 jam/ iv
Paru : Bunyi nafas vesikule Paracetamol 250 mg/8 jam/iv (jika demam)
Ronkhi dan Wheezing tidak ada Erdostein syrup 3 x 1 sendok
Jantung :BJ I/II murni reguler , bising (-) (5)Ceftriaxone 1 gr/12 jam/iv
Abdomen : Peristaltik ada, kesan normal
Hepar / Lien tidak teraba
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
PEMBAHASAN
DEMAM TIFOID
Infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella enterica serovar typhi
(Salmonella typhi)
Salmonella typhi
Salmonella paratyphi A, B
dan C
Salmonella typhi adalah
bakteri gram negatif
Family : Enterobacteriaceae
Koloni salmonella pada agar
McConkey.
Epidemiologi
– Penderita 3 % carier
Sumber penularan
– Endemis di Indonesia sporadis Air minum / makanan
– Di Indonesia jarang menjadi epidemi
Tangan :
– Penyakit menular dapat mewabah Tinja sendiri
– Dalam 1 rumah kasus jarang > 1 Urine
– Wajib dilaporkan Dahak
muntah
Patogenesis Mulut Usus
Reseptor vili
S. Typhi
Membiak dalam fagosit mononuklear
jaringan limfoid
Darah (bakteremia I)
Granulomatosa
Membiak dalam RES
Villi, cripte kelenjar, lam.
Darah (bakteremia II) propria, kel. limfe
Usus
Klasifikasi Kasus
Confirmed case of Probable case of
Chronic carrier
typhoid fever Typhoid fever
– Suhu tinggi
– Bibir kering dan kadang pecah-pecah
– Lidah kotor dan ditutup selaput putih, ujung tepi lidah
hiperemis dan tremor
– Nyeri tekan regio epigastrik
– Hepatomegali
– Splenomegali
– Bradikardi relative
Gambaran klinis
– Minggu II
– demam
– Bradikardi relatif
– Lidah tifoid (tengah kotor, tepi hiperemis, tremor)
– Hepatomegali
– Splenomegali
– Meteorismus
– Penurunan kesadaran
Pemeriksaan Penunjang
– Uji baku emas diagnosis demam tifoid sampai saat ini adalah kultur. Kultur darah
mempunyai sensitivitas terbaik (40–60%) bila dilakukan pada minggu pertama - awal
minggu kedua.
– Pada anak yang menderita demam ≥6 hari dengan gejala ke arah demam tifoid, untuk
pengobatan pasien segera dapat digunakan pemeriksaan serologis antibodi terhadap
antibody Salmonella typhi.
– Pemeriksaan Widal untuk diagnosis demam tifoid tidak direkomendasikan, karena
memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang rendah. Saat ini yang sering digunakan karena
sederhana dan cepat adalah tes Tubex.
Rekomendasi IDAI mengenai Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid REKOMENDASI. No.: 018/Rek/PP IDAI/VII/2016
Tentang Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid
Kultur
Kultur aspirasi
Kultur feses Kultur darah
sumsum tulang
1. Terapi suportif:
– Istirahat tirah baring dan mengatur tahapan imobilisasi
– Diet tinggi kalori dan tinggi protein
– Konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas
– Kontrol dan monitor tanda vital
KELEBIHAN DAN
ANTIBIOTIKA DOSIS KEUNTUNGAN
Kloramfenikol 50 mg/Kg BB/ hari Merupakan obat yang sering
Dewasa : 4 x 500 mg (2 gr) digunakan dan telah lama
Lini I Anak : 100 mg/Kg BB/hari dikenal efektif untuk demam
Max 2 gr selama tifoid
10 hari Dibagi 4 dosis Murah dan dapat diberi peroral
sensivitas masih tinggi
Pemberian PO/IV
Tidak diberikan bila lekosit <
2000/mm3
Trimester Ketiga
#
kehamilan
TMP-SMX Dewasa : 2 x (160-800) Tidak mahal
(Kotrimoksasol) Selama 2 minggu Pemberian peroral
Anak : TMP 6-10 mg/Kg
Lini I BB/hr atau SMX
30-50 mg/Kg/hari
Selama 10 hari