Anda di halaman 1dari 39

Fakultas Kedokteran

Universitas Muslim Indonesia

DEMAM TYPHOID
IDENTITAS PASIEN

Nama : An. I

RM : 341589

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Lahir : 31-03-2012

Usia : 7 tahun 11 bulan

Alamat: Perumahan jongaya indah

Tanggal Masuk RS : 5 Maret 2020


IDENTITAS ORANGTUA

AYAH IBU
Tn. Y Ny. S
28 tahun 26 tahun
S1 S1
PNS IRT
ANAMNESIS
Berdasarkan alloanamnesis dari Ibu
Keluhan Utama: Demam

Pasien masuk dengan keluhan demam sejak 1 minggu yang lalu,


naik turun dan demam meningkat di sore hingga malam hari.
Demam turun dengan obat paracetamol namun segera
meningkat kembali. Kejang tidak ada. Batuk ada, berdahak. Sesak
tidak ada. Mual ada. Muntah ada 3 x, isi makanan. Sakit kepala
ada. Sakit perut ada. Nyeri dada tidak ada. Anak malas makan
dan minum. BAB belum sejak 3 hari yang lalu. BAK lancar, kuning.
RIWAYAT PASIEN

Riwayat penyakit dahulu :


Tidak ada

Riwayat trauma :
Tidak ada

R i w a y a t ke s e h a t a n ke l u a rg a :
Tidak ada anggota keluarga menderita penyakit
yang sama

Riwayat pengobatan :
dari Puskesmas sebelumnya diberikan:
Pa r a c e t a m o l s y r u p d a n Vi t a m i n
RIWAYAT PASIEN
Riwayat Kehamilan Ibu:

Pasien merupakan anak tunggal. Ibu pasien rutin


mengontrol kehamilan di Puskesmas. Ibu tidak
pernah sakit saat masa kehamilan dan tidak pernah
mengkonsumsi obat-obatan, ibu merasa sehat dan
tidak ada muntah berlebihan.
RIWAYAT PASIEN
Riwayat Persalinan

Pasien lahir melalui persalinan normal, lahir cukup


bulan (38 minggu) di rumah sakit bersalin dengan
pertolongan dokter. Ibu mengatakan bayi lahir
menangis dan tidak biru. Berat badan lahir 2900
gram dan panjang badan lahir 50 cm.
RIWAYAT IMUNISASI

BELUM
IMUNISASI PERNAH 1 2 3 4

HEPATITIS B    
POLIO    

BCG 
DPT   

Campak 
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : lemas


Kesadaran : GCS 15/E4M6V5
Berat Badan : 25 kg
Tinggi Badan : 132 cm
Lingkar Kepala : 51 cm
Lingkar Lengan Atas : 12 cm
Lingkar Dada : 54 cm
Lingkar Perut : 49 cm
STATUS GIZI

UMUR : 7 tahun
BB : 25 kg
TB : 132 cm

Status Gizi :
Berdasarkan BB/TB : 92,5%
Berdasarkan TB/U : 103,9 %
Berdasarkan BB/U : 65% Gizi Buruk
PEMERIKSAAN FISIK

Vital Sign
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 98x/menit
Pernafasan : 24x/menit
Suhu badan : 38.2oC
KEPALA THT
• Bentuk : normocephal • Telinga : bentuk normal, simetris,
lubang lapang, serumen (-/-), otore
• Ekspresi wajah : lemas
tidak ada
• Simetris wajah : simetris • Hidung : bentuk normal, sekret (-),
• Rambut : hitam sukar di cabut pernapasan cuping hidung (-), rinore
tidak ada
• Bibir : kering (-), sianosis (-),
MATA
• Eksoptalmus/enoptalmus : (-) pucat (-)
• Gerakan : segala arah baik • Tonsil : T1-T1 hiperemis (-)
• Kelopak mata : edema palpebra (-) • Faring : hiperemis (-)
• Konjungtiva : anemis (-/-) • Lidah : kotor (+), tremor (-)
• Sklera : ikterus (-/-) • Mukosa mulut : koplik spot (-),
• Kornea : jernih stomatitis (-)
• Cekung : (-) • Leher : simetris, pembesaran KGB
• Pupil : bulat, isokor 2,5 mm/2,5 mm tidak ada
THORAKS
▪Inspeksi
Bentuk : simetris kiri dan kanan
Retraksi subcostal (-)
Pembuluh darah tidak ada kelainan JANTUNG
▪Palpasi
• Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Nyeri tekan (-)
Vokal fremitus: normal • Palpasi : Thrill tidak teraba
Payudara : tidak ada kelainan. • Perkusi : Batas jantung kanan ICS
▪Perkusi
IV line parasternalis dekstra, batas
Batas paru hepar : ics vi dekstra anterior
Batas paru belakang kanan setinggi columna kiri jantung ICS V linea
vertebra thorakal ix dekstra midclavicularis sinistra
Batas paru belakang kiri setinggi kolumna
• Auskultasi : S1/S2 murni reguler,
vertebra thorakal x sinistra
▪Auskultasi murmur tidak ada.
• Bunyi nafas : vesikuler
• Bunyi tambahan :
Ronchi -/- , wheezing -/-
ABDOMEN
• Inspeksi : tidak cembung, ikut gerak napas
• Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
• Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-). hepar dan lien
tidak teraba
• Perkusi : Timpani
• Lain–lain : ascites (-)

EKTREMITAS
• Inspeksi : Tidak ada deformitas, tidak ada
edema
• Palpasi : Akral teraba hangat
• Kulit : turgor baik
Pemeriksaan Laboratorium

Hasil Nilai Widal Hasil

WBC 3.700 5.0-13.0 S.Thypi OD 1/320

RBC 4.45 4,2-5,3


S.Typhi HD 1/80
HGB 12.3 12,0-16,0
S. Paratyphi AH 1/160
HCT 37,3 35-45
S.Paratyphi BH 1/160
PLT 245.000 150-450
DIAGNOSA

Demam Typhoid
•PLANNING •TATALAKSANA

•Atasi Demam •IVFD RL 22 tpm


•Jamin Intake •Domperidon 5 mg /8 jam/ oral
•Tirah Baring Total •Ranitidin 50 mg/12 jam/ iv
•Jaga kebersihan makanan •Paracetamol 250 mg/8 jam/iv
•Makan makanan lunak •Erdostein syrup 3 x 1 sendok
•(1) Ceftriaxone 2 gr/24 jam/iv
PROGNOSIS

– Ad vitam : bonam
– Ad functionam : bonam
– Ad sanationam : bonam
FU HARI – 2 (6/3/2020)
Subjektif:
Demam : Tidak Kejang :Tidak Assesment:
Batuk : Ada, berdahak Sesak :Tidak Demam Typhoid
Mual : Tidak Muntah :Tidak
Anak malas makan dan minum
FOLLOW UP
BAB: belum BAK: lancar, kuning

Objektif: Planning :
Keadaan umum : lemah Jamin intake
Tekanan darah: 100/60 mmhg, Tirah baring total
Respiratory Rate: 24x/i, Makan makanan lunak
Heart Rate: 94x/i,
Suhu: 37 0C Tatalaksana:
IVFD RL 22 tpm
Faring hiperemis tidak ada Domperidon 5 mg /8 jam/ oral (bila muntah)
Tonsil T1-T1 tidak hiperemis Ranitidin 50 mg/12 jam/ iv
Paru : Bunyi nafas vesikule Paracetamol 250 mg/8 jam/iv (jika demam)
Ronkhi dan Wheezing tidak ada Erdostein syrup 3 x 1 sendok
Jantung :BJ I/II murni reguler , bising (-) (2)Ceftriaxone 1 gr/12 jam/iv
Abdomen : Peristaltik ada, kesan normal
Hepar / Lien tidak teraba
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
FU HARI – 3 (7/2/2020)
Subjektif:
Demam : Tidak Kejang :Tidak Assesment:
Batuk : Ada, berdahak Sesak :Tidak Demam Typhoid
Mual : Tidak Muntah :Tidak
Anak mau makan dan minum
FOLLOW UP
BAB: belum BAK: lancar, kuning

Objektif: Planning :
Keadaan umum : lemah Jamin intake
Tekanan darah: 110/70 mmHg, Tirah baring total
Respiratory Rate: 25x/i, Makan makanan lunak
Heart Rate: 98x/i,
Suhu: 36,6 0C Tatalaksana:
IVFD RL 22 tpm
Faring hiperemis tidak ada Domperidon 5 mg /8 jam/ oral (bila muntah)
Tonsil T1-T1 tidak hiperemis Ranitidin 50 mg/12 jam/ iv
Paru : Bunyi nafas vesikule Paracetamol 250 mg/8 jam/iv (jika demam)
Ronkhi dan Wheezing tidak ada Erdostein syrup 3 x 1 sendok
Jantung :BJ I/II murni reguler , bising (-) (3)Ceftriaxone 1 gr/12 jam/iv
Abdomen : Peristaltik ada, kesan normal
Hepar / Lien tidak teraba
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
FU HARI – 4 (8/3/2020)
Subjektif:
Demam : Tidak Kejang :Tidak Assesment:
Batuk : Ada, berdahak Sesak :Tidak Demam Typhoid
Mual : Tidak Muntah :Tidak
Anak mau makan dan minum
FOLLOW UP
BAB: 2 x, biasa, kuning BAK: lancar, kuning

Objektif: Planning :
Keadaan umum : lemah Jamin intake
Tekanan darah: 100/60 mmHg, Tirah baring total
Respiratory Rate: 24x/i, Makan makanan lunak
Heart Rate: 94x/i,
Suhu: 37 0C Tatalaksana:
IVFD RL 22 tpm
Faring hiperemis tidak ada Domperidon 5 mg /8 jam/ oral (bila muntah)
Tonsil T1-T1 tidak hiperemis Ranitidin 50 mg/12 jam/ iv
Paru : Bunyi nafas vesikule Paracetamol 250 mg/8 jam/iv (jika demam)
Ronkhi dan Wheezing tidak ada Erdostein syrup 3 x 1 sendok
Jantung :BJ I/II murni reguler , bising (-) (4)Ceftriaxone 1 gr/12 jam/iv
Abdomen : Peristaltik ada, kesan normal
Hepar / Lien tidak teraba
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
FU HARI – 5 (9/3/2020)
Subjektif:
Demam : Tidak Kejang :Tidak Assesment:
Batuk :Tidak Sesawnk :Tidak Demam Typhoid
Mual : Tidak Muntah :Tidak
Anak mau makan dan minum
FOLLOW UP
BAB: 1 x, biasa, kuning BAK: lancar, kuning

Objektif: Planning :
Keadaan umum : lemah Jamin intake
Tekanan darah: 90/60mmhg, Tirah baring total
Respiratory Rate: 22x/i, Makan makanan lunak
Heart Rate: 90x/i,
Suhu: 36,5 0C Tatalaksana:
IVFD RL 22 tpm
Faring hiperemis tidak ada Domperidon 5 mg /8 jam/ oral (bila muntah)
Tonsil T1-T1 tidak hiperemis Ranitidin 50 mg/12 jam/ iv
Paru : Bunyi nafas vesikule Paracetamol 250 mg/8 jam/iv (jika demam)
Ronkhi dan Wheezing tidak ada Erdostein syrup 3 x 1 sendok
Jantung :BJ I/II murni reguler , bising (-) (5)Ceftriaxone 1 gr/12 jam/iv
Abdomen : Peristaltik ada, kesan normal
Hepar / Lien tidak teraba
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
PEMBAHASAN
DEMAM TIFOID
 Infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella enterica serovar typhi
(Salmonella typhi)

 Diperkirakan ada 20 juta kasus/tahun di seluruh dunia dengan kematian >


200.000

 Di India dan Asia Tenggara + 100/100.000 populasi per tahun

 Insidensi di Indonesia rata-rata 900.000 kasus/tahun dengan angka kematian


> 20.000

24  91% kasus terjadi pada umur 3-19 tahun


World Health Organization, Background document:
The diagnosis, treatment and prevention of thyphoid fever, 2003
Etiologi

 Salmonella typhi
 Salmonella paratyphi A, B
dan C
 Salmonella typhi adalah
bakteri gram negatif
 Family : Enterobacteriaceae
Koloni salmonella pada agar
McConkey.
Epidemiologi

– Penderita  3 % carier
Sumber penularan
– Endemis di Indonesia  sporadis  Air minum / makanan
– Di Indonesia jarang menjadi epidemi
 Tangan :
– Penyakit menular  dapat mewabah  Tinja sendiri
– Dalam 1 rumah kasus jarang > 1  Urine
– Wajib dilaporkan  Dahak
 muntah
Patogenesis Mulut Usus

Reseptor vili
S. Typhi
Membiak dalam fagosit mononuklear
jaringan limfoid

Darah (bakteremia I)
Granulomatosa
Membiak dalam RES
Villi, cripte kelenjar, lam.
Darah (bakteremia II) propria, kel. limfe

Limpa,usus,v. fellea & organ lain


Multiplikasi dalam
Ves. Fellea  carrier fagosit mononuklear

Usus
Klasifikasi Kasus
Confirmed case of Probable case of
Chronic carrier
typhoid fever Typhoid fever

• Demam minimal demam 3 hari Ekskresi S.typhi di


3 hari feses atau urine
• Demam minimal > 1 tahun setelah
• kultur positif • Serodiagnosis atau onset
(darah, sumsum deteksi antigen
tulang, cairan positif
usus besar)
Diagnosis
Anamnesis
– Demam naik turun terutama sore dan malam hari
– Sakit kepala
– Nyeri abdomen
– Mual, muntah
– Konstipasi
– Meteorismus
– Diare
Pemeriksaan Fisik

– Suhu tinggi
– Bibir kering dan kadang pecah-pecah
– Lidah kotor dan ditutup selaput putih, ujung tepi lidah
hiperemis dan tremor
– Nyeri tekan regio epigastrik
– Hepatomegali
– Splenomegali
– Bradikardi relative
Gambaran klinis

– Masa inkubasi : 10 – 14 hari


– Bervariasi : ringan - berat
– Minggu I
– Demam
– Mialgia
– Sefalgia
– Anoreksia  mual  muntah
– Obstipasi/diare
– Abdominal discomfort
– Batuk
– Epistaksis
Gambaran klinis

– Minggu II
– demam
– Bradikardi relatif
– Lidah tifoid (tengah kotor, tepi hiperemis, tremor)
– Hepatomegali
– Splenomegali
– Meteorismus
– Penurunan kesadaran
Pemeriksaan Penunjang

– Uji baku emas diagnosis demam tifoid sampai saat ini adalah kultur. Kultur darah
mempunyai sensitivitas terbaik (40–60%) bila dilakukan pada minggu pertama - awal
minggu kedua.
– Pada anak yang menderita demam ≥6 hari dengan gejala ke arah demam tifoid, untuk
pengobatan pasien segera dapat digunakan pemeriksaan serologis antibodi terhadap
antibody Salmonella typhi.
– Pemeriksaan Widal untuk diagnosis demam tifoid tidak direkomendasikan, karena
memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang rendah. Saat ini yang sering digunakan karena
sederhana dan cepat adalah tes Tubex.

Rekomendasi IDAI mengenai Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid REKOMENDASI. No.: 018/Rek/PP IDAI/VII/2016
Tentang Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid
Kultur
Kultur aspirasi
Kultur feses Kultur darah
sumsum tulang

• tepat untuk pasien • Bermanfaat untuk • Positif pd 60-80%


yang sebelumnya diagnosis carrier pasien tifoid
telah diobati dan demam tifoid
hasil kultur darah • Sensitivitas lebih
• Bersifat sugestive tinggi pada minggu
negatif
demam tifoid pertama sakit dan
• Positif pd 80-95% meningkat dengan
• Positif pada 85% volume darah yang
pasien demam
tifoid (pada minggu III dikultur dan rasio
dan IV) darah terhadap
broth
Tatalaksana

1. Terapi suportif:
– Istirahat tirah baring dan mengatur tahapan imobilisasi
– Diet tinggi kalori dan tinggi protein
– Konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas
– Kontrol dan monitor tanda vital

2. Terapi simptomatik untuk menurunkan demam dan mengurangi keluhan


gastrointestinal

3. Terapi definitif dengan pemberian antibiotik


TABEL ANTIBIOTIK UNTUK PENDERITA DEMAM TIFOID

KELEBIHAN DAN
ANTIBIOTIKA DOSIS KEUNTUNGAN
Kloramfenikol 50 mg/Kg BB/ hari  Merupakan obat yang sering
 Dewasa : 4 x 500 mg (2 gr) digunakan dan telah lama
Lini I Anak : 100 mg/Kg BB/hari dikenal efektif untuk demam
Max 2 gr selama tifoid
10 hari Dibagi 4 dosis  Murah dan dapat diberi peroral
sensivitas masih tinggi
 Pemberian PO/IV
 Tidak diberikan bila lekosit <
2000/mm3
 Trimester Ketiga
#

kehamilan
TMP-SMX Dewasa : 2 x (160-800)  Tidak mahal
(Kotrimoksasol) Selama 2 minggu  Pemberian peroral
 Anak : TMP 6-10 mg/Kg
Lini I BB/hr atau SMX
30-50 mg/Kg/hari
Selama 10 hari

Ampisilin Dewasa : (3-4) gr/hari  Aman untuk penderita hamil


& Amoksisilin Anak : 100 mg/Kg BB/hari  Sering dikombinasi dengan
 Selama 10 hr khloramfenikol pada pasien kritis
Lini I  Tidak mahal
 Pemberian PO/IV

Tiamfenikol Dewasa : 4 x 500 mg  Dapat untuk anak dan dewasa


 Anak : 50 mg/Kg BB/hari  Dilaporkan cukup sensitive pada
Lini I Selama (5-7) hari beberapa daerah
bebas panas  Trimester pertama kehamilan
Quinolone Siprofloksasin :  Pefloksasin dan fleroksasin lebih
 2 X 500 mg 1 minggu cepat menurunkan suhu
Lini II Ofloksasin :  Efektif mencegah relaps dan karier
2 x (200-400) 1 minggu  Pemberian peroral
Pefloksasin :  Anak : tidak dianjurkan karena efek
1 x 400 selama 1 minggu samping pada pertumbuhan tulang
Fleroksasin :
1 x 400 selama 1 minggu
Seftriakson Dewasa : (2-4) gr/hari Selama  Cepat menurunkan suhu, lama
 3-5 hari pemberian pendek dan dapat dosis
Lini II Anak : 80 mg/Kg BB/hari tunggal serta cukup aman untuk
Dosis tunggal selama 5 anak
hr  Pemberian IV
Cefixime Anak : 15-20 mg/Kg BB/hari  Aman untuk anak
 dibagi  Efektif
Lini II 2 dosis selama 10 hari  Pemberian peroral
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai