Anda di halaman 1dari 23

CA.

SERVIKS

DISUSUN OLEH:
Annisa Aulia .F
(17009)
Eva Septia
(17026)
Evia Kurmelita
(17027)
DEFINISI
Kanker serviks adalah proses keganasan atau bisa disebut juga
tumbuhnya tumor ganas pada leher rahim/serviks (bagian terendah
dari rahim yang menempel pada puncak vagina) sehingga jaringan
disekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana
mestinya (Sukaca, 2009; Nugroho dan Utama, 2014)
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh pada serviks yang
merupakan pintu masuk kearah rahim (uterus) yang terletak antara
rahim dan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi
pada wanita yang telah berumur diatas 30 tahun, tetapi bukti
statistic menunjukan bahwa kanker serviks juga dapat terjadi pada
wanita yang berumur antara 22 sampai 55 tahun (Diananda, 2009).
KLASIFIKASI
1.Klasifikasi klinis
a.Stage 0 : pre infansive atau karsinoma insitu
b.Stage 1 : terbatas pada serviks
c.Stage 1b : terlihat hanya terdapat pada leher Rahim dengan pemeriksaan
mikroskop lebih dalam dan 5 mm dengan lebar 7 cm
d.Stage II : tumor telah menginvasi diluar uterus , tetapi belum mengenai dinding
panggul sepertiga vagina.
e.Stage IIb : sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai kepanggul yang telah
mengenai vagina tidak melebihi dua pertiga bagian proksimal
f.Stage III : sudah sampai dinding panggul dan sepertiga bagian bawah vagina
g.Stage IIIB : sudah mengenai organ yang sudah tidak berfungsinya
h.Stage IV : tumor telah meluas ke organ resproduksi
i. Stage IVB : tumor meluas ke mukosa rektum dan atau meluas ke organ jauh
2. Klasifikasi pertumbuhan sel kanker serviks
Mikroskopis
a.Displasia
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagian basal epidermis . Displasi berat terjadi pertiga
epidermis insitu
b. Stadium karsinoma insitu
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis karsinoma
sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah ektoserviks , pra skuamosa dan sel
cadangan endoserviks.
c. Satdium karsinoma mikroinvansif
Pada tahap ini perubahan derajat pertumbuhan sel meningkat juga sel tumor menembus
membrane basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari membrane basalis ,
biasa nya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker.
d. Stadium karsinoma invansif
Terjadi perusakan dan jaringan serviks , sehingga tampak seperti ulkus yang mudah rapuh
dan mudah berdaraah.
ETIOLOGI
PENYEBAB TERJADINYA KELAINAN PADA SEL-SEL SEVIKS TIDAK DIKETAHUI SECARA PASTI, TETAPI TERDAPAT BEBERAPA
FAKTOR RESIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP TERJADINYA KANKER SERVIKS YAITU:

1. HPV (human papillomavirus) 6. Gangguan sistem kekebalan


2. Merokok 7. Pemakaian pil KB
3. Hubungan seksual pertama 8. Infeksi herpes genitalis atau
dilakukan pada usia dini infeksi klamidia menahun
4. Berganti-ganti pasangan seksual 9. Golongan ekonomi rendah
5. Suami atau pasangan seksualnya
melakukan hubungan seksual
pertama pada usia 18 tahun,
berganti-ganti pasangan dan
pernah menikah dengan wanita
yang menderita kanker serviks
TANDA DAN GEJALA
Tanda-tanda dini kanker serviks kebanyakan tidak menimbulkan
gejala. Akan tetapi dalam perjalanannya akan menimbulkan gejala
seperti:
1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan
nekrosis jaringan
2. Perdarahan yang terjadi diluar senggama
3. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama
4. Pedarahan spontan saat defekasi
5. Perdarahan spontan pervaginam
LANJUTAN. .
Pada tahap lanjut keluhan berupa:
1. Cairan pervaginam yang berbau busuk
2. Nyeri panggul
3. Nyeri pinggang dan panggul
4. Sering berkemih
5. BAK dan BAB yang sakit
6. Anemi akibat perdarahan berulang
7. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf
PATOFISIOLOGI
Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi
yang tinggi. Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma
insitu (KIS) berkisar antara 1 – 7 tahun, sedangkan waktu yang diperlukan
dari karsinoma insitu menjadi invasif adalah 3 –  20 tahun.
Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat, diawali adanya
perubahan dysplasia yang perlahan – lahan menjadi progresif. Dysplasia
ini dapat muncul bila ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat
misalnya akibat trauma mekanik atau kimiawi, infeksi virus atau bakteri
dan gangguan keseimbangan hormone. Dalam jangka waktu 7- 1- tahun
perkembangan tersebut menjadi bentuk preinvasif pada stroma serviks
dengan adanya proses keganasan. Perluasan lesi diserviks dapat
menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke
kanalis serviks. Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan pada serviks,
parametria danakhirnya dapat menginvasi ke rektum dan atau vesika
urinaria. Virus DNA inimenyerang epitel permukaan serviks pada sel basal
zona transformasi, dibantu olehfaktor risiko lain mengakibatkan
perubahan gen pada molekul vital yang tidak dapatdiperbaiki, menetap,
dan kehilangan sifat serta kontrol pertumbuhan sel normal
PATWAY
KOMPLIKASI
Komplikasi yang mecangkup infrak miokardium , hemoragi , sepsi ,
obtruksi perkemihan , pielonefritis , CVA , pembentukan fistula.
Nyeri pinggang mungkin merupakan gejala dari hidronefosis ,
sering dipersulit oleh pielonefritis. Nyeri siatik , kaki edema , dan
hidronefrosis hampir selalu dikaitkan dengan keterlibatkan dinding
panggul luas oleh tumor. kompresi eksternal dari rectum oleh
tumor primer besar da
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sitologi atau Pap smear
2. Schillentest
3. Koloskopi
4. Kolpomikroskopi
5. Biopsi
6. Konisasi
TATALAKSANA
Penatalaksanaan yang dilakukan pada klien kanker serviks tergantung
padastadiumnya. penatalaksanaan medis terbagi menjadi tiga cara
yaitu Histerektomi radiasi dan kemoterapi. Dibawah ini adalah
klasifikasi penatalaksanaan medis secara umum berdasarkan stadium
kanker serviks
1. Stadium 0 : Konisasi (pengambilan jaringan serviks berbentuk
kerucut dengan basis pada partio, untuk tujuan
diagnostik/terapeutik)
2. Stadium IA : Simple histerektomi (histerektomi total)
3. Stadium IB dan IIA : histerektomi dan chemoterapid
4. Stadium IV : Radiasi paliatif
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas pasien ( Nama, jenis kelamin, alamat )
2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama
Pasien biasanya datang dengan keluhan intra servikal dan disertai keputihan seperti air.
Riwayat kesehatan sekarang
Pada stadium awal klien tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada stadium 3
dan 4 timbul keluhan seperti : perdarahan, keputihan dan rasa nyeri intra serviks
Riwayat kesehatan dahulu
Data yang perlu dikaji adalah : Riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa nifas,
riwayat operasi kandungan, serta adanya tumor.
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut : bersih, tidak ada ketombe, dan tidak rontok
Wajah : tidak ada oedema
Mata : konjungtiva tidak anemis
Hidung : simetris, tidak ada sputum
Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
Mulut : bibir tidak kering, tidak sianosis, mukosa bibir lembab, tidak
terdapat lesi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening
b. Dada
Inspeksi : simetris
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Palpasi : vokal fremitus simetri kanan dan kiri
Auskultasi : vesikuler
c. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : pekak
Auskultasi : tidak ada bising
d. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak acites
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tympani
Auskultasi : bising usus normal
e. Genitalia
Ada lesi, adanya pengeluaran pervaginan, berbau
f. Ekstremitas
Tidak oedem
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual,
muntah
3. Resiko infeksi b.d imunitas tidak adekuat, pemajanan terhadap
patogen meningkat
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, tirah baring
5. Gangguan citra tubuh b.d tahapan perkembangan penyakit dan
terapi penyakit
6. Kerusakan integritas kulit b.d perubahan pigmentasi kulit
7. Ansietas b.d kurang informasi mengenai prosedur pengobatan
INTERVENSI
Dx 1
Nyeri akut b.d agen cidera biologis
Tujuan :
Intervensi :
1. Kaji skala nyeri
2. Berikan lingkungan yang nyaman untuk pasien
3. Ajarkan teknik rileksasi tarik nafas dalam
4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi
Dx 2
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah
Tujuan :
Masukan yang adekuat serta kalori yang mengcukupi kebutuhan tubuh
Intervensi :
1. Kaji adanya pantangan atau adanya alergi terhadap makanan tertentu
2. Pantau masukan makanan klien
3. Anjurkan agar membawa makanan dari rumah jika diperlukan dan
sesuai dengan diet
4. Lakukan perawatan mulut sebelum makan
5. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian menu yang sesuai dengan
diet yang ditentukan
Dx 3
Resiko infeksi b.d imunitas tidak adekuat, pemajanan terhadap patogen
meningkat
Tujuan :
Potensial infeksi menurun dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi
Intervensi :
1. Pantau tanda vital setiap 4 jam atau lebih sering bila diperlukan
2. Bantu pasien dalam menjaga hygiene perorangan
3. Anjurkan pasien beristirahat sesuai kebutuhan
4. Kolaborasi dalam pemeriksaan kultur dan pemberian antibiotik
DAFTAR PUSTAKA
Ardiyono W, Amarwati S, Nurkukuh, Suharto. 2007. Hubungan
Pemeriksaan Pap Smear dengan Hasil Pemeriksaan Koloskopi pada
Skrining Lesi Serviks. Jakarta : EGC
Kartikawati, E. 2013. Awas!!! Bahaya Kanker Payudara & Kanker
Serviks. Bandung : Buku Baru
Rahayu, Dedeh Sri. 2015. Asuhan Ibu dengan Kanker Serviks.
Jakarta: Salemba Medika.
Savitri, A. (2015). Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim,
Rahim. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
 

Anda mungkin juga menyukai