Anda di halaman 1dari 24

Gangguan

Tiga Fasa
Simetris
Bab 10
Nama : Robby yunandi (Stevenson)
Nim : 132017138
Kelas :6D
Peralihan dalam rangkaian seri RL
Pemilihan pemutus rangkaian untuk sistem daya tidak
hanya tergantung pada arus yaitu yang mengalir pada pemutus
rangkaian dalam keadaan kerja normal saja tetapi juga pada
arus maksimum yang mungkin mengalirinya beberapa waktu
daan pada arus yang mungkin harus diputuskan pada tegangan
saluran dimana pemutus itu ditempatkan.
misalkan bahwa tegangan itu dikenakan adalah : Vmaks Sin
(ωt + α), Dimana :
t : nol pada saat tegangan itu dikenakan
Α : menentukan besarnya tegangan ketika rangkaian ditutup.
jika tegangan berada pada nilai sesaat maksimumnya yang
positif, α adalah π/2. persamaan diferensial adalah :
Vmaks Sin (ωt + α) = Ri + L ................................(10.1)

Penyelesaian persamaan ini adalah :


i= [sin (ωt+ α-ѳ) - є –RuL
Sin (α-
ѳ)................................(10.2)

Dimana : |Z| : √R2 + (ωL)2


ѳ : tan-1 (ωL/R).

Suku pertama persamaan (10.2) berubah dengan waktu


menurut sinusioda. Suku kedua adalah tidak periodik (non
periodic = tidak berulang) dan menyusut secara eksponensial
dengan suatu konstanta waktu L/R. suku tidak periodik ini
dinamakan komponen Dc (direct curret) dari arus itu
Gambar (10.1) arus sebagai
fungsi waktu dalam rangkaian
RL, untuk α-ѳ = 0, di mana ѳ =
tan-1 (ωL/R). Tegangannya
adalah Vmaks Sin (ωt + α) yang
dikenangkan pada waktu t = 0.

Gambar (10.2) arus sebagai


fungsi waktu dalam rangkaian
RL untuk α= ѳ-π/2, dimana ѳ =
tan-1 (ωL/R). Tegangannya
adalah Vmaks Sin (ωt + α) yang
dikenangkan pada waktu t = 0.
Gambar (10.3) arus sebagai
fungsi waktu untuk generator
serempak yang dihubungkan
singkat sewaktu berputar tanpa
beban. Komponen arus peralihan
bearah tunggal (unidirectional
transient component of current)
telah dihilangkan dalam
penggambaran kembali
osilogramnya.
Arus hubung singkat dan
reaktansi mesin serempak

Istilah-istilah yang sangat berguna dalam perhitungan arus


hubung singkat pasa sistem daya didefinisikan dari gambar 10.3.
dalam gambar 10.3 jarak 0α adalah nilai maksimum arus hubung
singkat yang bertahan. Nilai arus ini bila dikalikan dengan 0,707
adalah nilai rms |I| arus hubung singkat yang bertahan atau keadaan
tetap. Tegangan tanpa beban alternator |Eg| dibagi dengan arus
keadaan tetap|I| dinamakan reaktansi serempak generator atau
reaktansi serempak poros langsung (direct-axis synchronous
reactance)Xd karena faktor daya hubung singkat adalah rendah.
nilai rms arus yang diwakili oleh perpotongan atau 0,707 dikali ob
dalam ampere dikenal sebagai arus peralihan ( transient cureent) |I|’.
Reaktansi itu disebut reaktansi peralihan poros langsung X’d dan sama
dengan |Eg|/|I’| untuk alternator yang bekerja tanpa beban sebelum
terjadinya gangguan.
Nilai rms arus yang ditentukan oleh
perpotongan sampul arus dengan waktu nol
dinamakan arus sub peralihan (subtransient
curret) |I”|. Pada gambar arus sub-peralihan ini
adalah 0,707 kali ordinat oc. Arus sub-peralihan
sering juga disebut arus rms simetris awal (initial
symmentrial rms current) yang memberikan
gambaran lebih jelas karena istilah ini
menyampaikan pesan bahwa komponen dc telah
abaikan dan nilai rms komponen ac dari arus
diambil segera setelah terjadinya gangguan.
Reaktansi sub peralihan poros langsung (direct-
axix subtransient reactance) X”d untuk alternator.
Yang bekerja tanpa beban sebelumya,
terjadinya gangguan tiga fasa pada
terminalnya adalah : |Eg|/|I”|.
Persamaan untuk alternator yang
bekerja tanpa beban sebelumnya
terjadinya gangguan tiga fasa pada
terminalnya :

Gambar 10.4 kelebihan


sampul arus pada gambar
10.3 arus maksimum
bertahan, dibuat grafiknya
pada skala semilogaritma
Tegangan Internal Mesin
Berbeban Dalam Keadaan
Peralihan
Sekarang generator yang sedang dibebani pada saat
terjadinya gangguan. Lihat gambar 10.7 a menunjukan
rangkaian ekivalen generator yang mempunyai beban tiga fasa
seimbang. Seperti dalam bab 6, rangkaian ekivalen generator
serempak adalah tegangan tanpa bebannya Eg dalam
hubungan seri dengan reaktansi serempak Xs. Jika terjadi
gangguan tiga fasa pada sistem P, maka hubung singkat P
netral pada rangkaian ekivalen tetapi tidak memenuhi syarat
untuk menghitung arus sub-peralihan, karena reaktansi
generator haruslah Xd” jika menghitung arus sub-peralihan I”
atau Xd’ dan menghitung arus peralihan I’
Rangkaian yang terlihat dalam 10.7 b memberikan hasil
yang dikehendaki. Disini tegangan Eg” yan terhubung seri
dengan X”d mencatu arus keadaan tetap IL bila sakelar S
terbuka, mencatu arus hubung singkat yang melalui X’d dan
Zeks bila sakelar S ditutup. Dapat menentukan Eg” arus yang
melalui Xd” adalah f”.
Dengan sakelar S terbuka dilihat bahwa :
Eg“ = Vt + jIt Xd“ ..................................................(10.6)
Persamaan Eg“ disebut tegangan internal sub-peralihan(subtransient
internal voltage). Demikian pula menghitung arus peralihan I’ yang
harus dicatu melalui reaktansi peralihan Xd‘ tegangan penggeraknya
adalah tegangan internal peralihan (transient internal voltage) E g‘
dengan :
Eg‘ = Vt + jIL X4’.....................................................(10.7)

Tegangan Eg“ dan Eg‘ ditentukan oleh IL dan kedunya akan sama
dengan tegangan tanpa beban Eg hanya bila IL nol, pada saat mana
Eg sama dengan Vt
Matriks Impedansi Rel Dalam
Perhitungan Gangguan
Tentang perhitungan gangguan sampai saat ini telah dibatasi
pada jaringan yang sederhana saja, tetapi sekarang akan
memperluas penelaahan pada jaringan pada umumnya. Jika
reaktansi yang terhubung dengan tegangan yang dibangkitkan
pada rangkaian dalam Gambar 10.7 diganti dengan reaktansi
sub-peralihan, dan jika tegangan yang dibangkitkan menjadi
tegangan internal sub-peralihan dapat ditunjuk pada gambar
10.11
Dengan membandingkan
Untuk nilai IL yang rumus yang sesuai untuk
generator, tegangan internal
lain dalam rangkaian
sub-peralihan dan tegangan
Gambar 10.7 Eg akan
internal peralihan untuk
tetap nilai Eg” yang
motor serempak diberikan
diperlukan. Motor-motor oleh :
serempak mempunyai
reaktansi yang sejenis E”m = Vt – jIL X”d
dengan generator bila
(10.8)
sebuah motor
E’m = Vt – jIL X’d
dihubungkan singkat dan
(10.9)
tidak lagi menerima
tenaga listirk dari saluran
Sistem mencangkup
dayanya. Tegangan
generator dan motor dalam
internal motor serempak
keadaan berlebihan dapat
menyebabkan
diselesaikan baik dengan
memberikan arus kepada
teorema thevenin maupun
sistem, karena kemudian
dengan tegangan internal
motor tersebut berlaku
sebagai generator. peralihan atau sub-peralihan.
Gangguan tiga fasa pada rel 4 disimulasi oleh jaringan dalam
Gambar 10.12 di mana nilai impedansi dari Gambar 10.11 telah
menjadi admintansi. Jika Ea”, Eb”, Ec”, Vf semuanya dihubung
singkat, maka tegangan dan arus adalah hanya disebabkan oleh -V f.
Dengan demikian, satu-satunya arus yang memasuki simpul sumber
adalah dari –Vf dan adalah -If “ ke dalam simpul 4 (If “ dari simpul 4)
karena tidak ada arus yang mengalir dalam cabang ini sebelumnya
disisipkannya –Vf . Persamaan simpul dalam betuk matriks untuk
jaringan dengan –Vf sebagai satu-satunya sumber adalah:

Bila tanda (superscript) Δ menunjukkan bahwa tegangan ini hanya


disebabkan oleh –Vf . Tanda Δ dipilih untuk menunjukkan perubahan
tegangan yang disebabkan oleh gangguan
Dengan membalikkan matriks admintansi rel dari jaringan.
Gambar 10.12 peroleh matriks impedansi rel. Tegangan rel yang
disebabkan oleh –Vf . Diberikan oleh
Menurut prinsip super posisi tegangan pragangguan ini bila
ditambahkan pada tegangan yang diberikan oleh persamaan
10.14) akan menghasilkan tegangan yang ada setelah
gangguan terjadi.

pengandaian ini banyak menyederhanakan pekerjaaan dan


dengan menggunakan prinsip super posisi berikut :
V1 = Vf + VΔ1 = Vf - I”f Z14
V2 = Vf + VΔ2 = Vf - I”f Z24 (10.15)
V3 = Vf + VΔ3 = Vf - I”f Z34
V4 = Vf - Vf

Secara umum untuk suatu gangguan pada rel k, dan dengan


mengabaikan arus-arus pragangguan.
If = Vf / Zkk (10.16)

Dan tegangan pascagangguan pada rel n adalah :


Vn = Vf – Znk / Zkk x Vf (10.17)
Dengan menggunakan niai- Arus gangguan dalam cabang yang
nilai dalam bilangan pada menghubungkan simpul 1, dan 3 yang
persamaan (10.11) dapat membalik mengalir ke arah simpul 3 adalah :
matriks bujungsangkar Vrel pada
peramaan :

Biasanya data berupa datar


megavoltanmpere hubung singkat,
dimana :

Biasanya Vf dimisalkan dengan


1,0∠0° Maka :
Jaringan Ekivalen Matriks Impedansi Rel
pada gambar 10.13 telah
dilukiskan tanda kurung
Meskipun tidak dapat diantara cabang ke 4 dan
membuat suatu rangkaian ketiga cabang lainnya dari
secara fisik dapat jaringan yang mempunyai
dilaksanakan dengan empat buah simpul
menggunakan impedansi disamping pedoman(refence
pada jaringan imipedansi rel, node). Menurut persamaan
namun dapat 10.13 adalah If” untuk suatu
menggambarkan suatu gangguan pada simpul 4.
rangkaian dengan impedansi akan diartikan sebagai
pemindahan yang menyataakan bahwa arus If”
ditempatkan antara beberapa
yang menuju ke simpul 4
cabang. Diagram semacam
dalam jaringan mengimbas
ini akan sangat membantu
jatuh tegangan sebesar If”
dalam memahami persamaan
yang telah dikembangkan Z14, If” Z24 , dan If” Z34 pada
dalam bagian 10.4. cabang yang terhubung
berturut turut pada simpul
1,2,dan 3.
Pemilihan Pemutus Rangkaian

Banyak studi yang telah dilakukan tentang rating dan penggunaan


pemutus-rangkaian (circuit breaker) untuk petunjuk tambahan yang
diperlukan dalam menetapkan pemutus rangkaian dapat melihat
publikasi-publikasi ANSI yang terdaftar dalam catatan kaki yang
menyertai bagian ini
Arus sub-peralihan yang telah mejadi pokok perhatian hingga saat
ini adalah aarus simetris awal dan tidak meliputi komponen dc-nya.
Seperti dengan memasukan komponen dc akan menghasilkan nilai
rms arus setelah terjadinya ganggguan yang lebih tinggi dari arus
sub-peralihan.
Rating pemutus suatu pemutus
rangkaian diberikan dalam kilovoltampere
pemutus ditandai dengan
atau megavoltampere. Kilovoltampere kelas tegangan nominal,
pemutus sama dengan √3 kali kilovolt dari misalnya 69 kv. Diantaranya
faktor lainnya yang ditetapkan
sel dimana pemutus rangkaian itu
adalah rating arus terus
terhubung dengan arus yang diputuskan menerus (c0ntinous), rating
bila kontaknya terbuka. Arus yang harus tegangan maksimum, faktor
daerah tegangan K, dan ratig
diputuskan oleh pemutus rangkaian
arus hubung singkat pada
biasanya tidak simetris karena didalam rating kilovolt maksimum. Pada
arus itu masih terdapat sedikit komponen tegangan kerja yang lebih
dc yang sedang terus menyusut (decaying),
rendah, arus hubung singkat
tersebut tidak dapat dilampaui.
tetapi tentu saja simetris terhadap sumbu Pada 69 kV arus huubung
nol. singkat nominal adalah:

72,5/69 x 19.000 = 20.000 A


Pemutus rangkaian dari kelas 115 kV dan yang lebih
tinggi mempunyai K sebesar 1,0. suatu prosedur
yang disederhanakan untuk menghitung arus hubung
simetris dinamakan metode E/X yang diabaikan
seluruh reistansi, semua beban statis dan semua
arus pragangguan.
Reaktansi sub-peralihan digunakan untuk generator
dalam metode E/X, dan untuk motor serempak
reaktansi yang dianjurkan adalah Xd” dari motor
dikalikan 1,5 yang merupakan nilai kira-kira dari
reaktansi peralihan motor
Jika menggunakan metode E/X,
impedansi yang membagi tegangan
pada gangguan Vf untuk arus Petunjuk pemakain ANSI
menetapkan metoda yang
hubung singkat harus diperiksa dalam
telah dibetulkan untuk
menentukan pemutus rangkaian
memperhitungkan konstanta
untuk rel K, impedansi ini adalah Zkk
waktu ac dan dc untuk
pada matriks impedansi rel dengan penyusutan (decay) besar arus
reaktansi mesin yang sesuai karena jika perbandingan X/R lebih
hubung singkat diyatakan oleh dari 15. pembahasan tentang
persamaan (10.16) dimana pemilih pemutus rangkaian
perbandingan X/R untuk impedansi telah diberikan bukannya
sama dengan 15 atau lebih kecil, sebagai suatu studi tentang
maka pemutus rangkaian dengan penggunaan rangkaian tetapi
tegangan dan kilovoltampere yang untuk menunjukkan pentingnya
benar dapat dipakai jika rating arus perngertian perhitungan
pemutusnya sama dengan atau lebih
gangguan.
besar dari arus yang dihitung .
Tugas
Kedua

Anda mungkin juga menyukai