Anda di halaman 1dari 79

Pungky Widiatmoko

K3/KK
Tujuan K3
Kecelakaan/accident
Insiden/Nearmiss
Hazard
Bahaya/danger
Risk
Aman/safe
Piramida kecelakaan
Gunung es fenomena
Domino teori
FR/SR
Hirarki pengendalian
 Abad 17 sM Masa Purbakala
Raja
Hamurabi Terdapat catatan kuno tentang keselamatan
mengatur bangunan yang telah diatur oleh Raja Hamurabi
peraturan dari Babilonia pada abad 17 sebelum Masehi.
kecelakaan  Raja Hamurabi mengatur dalam undang-
undang negaranya tentang hukuman bagi
pada
para ahli bangunan yang membuat
pekerjaan
bangunan rumah, dan bangunannya
bangunan mendatangkan kecelakaan bagi pemilik
dan anggota keluarganya.
 Lima abad  Lima abad kemudia, yaitu pada zaman
kemudian Mosai, para ahli bangunan harus
pada zaman bertanggung jawab terhadap keselamatan
Mosai, kerja para pelaksana dan pekerja-
pekerjanya.
 Kemudian  Kemudian masalah-masalah keselamatan
kerja meluas ke Yunani, Romawi dan lain-
meluas ke lain namun masih belum merupakan suatu
Yunani, usaha yang terarah dan terorganisir.
Romawi dan
lain-lain (Hand out Training Aggota P2K3, Depnakertrans RI.)
 Revolusi
Masa Modern
industri pada
abad 18 (1750-  Perubahan besar dalam bentuk maupun jenis
1850). kecelakaan dalam industri dimulai setelah berhasilnya
revolusi industri pada abad 18 (1750-1850). Setelah
 Gerakan sosial pemakaian tenaga uap dan tenaga listrik dalam proses
menghasilkan mekanisasi dan elektrifikasi dikalangan industri,
undang-undang muncul bentuk-bentuk kecelakaan yang lain. Dengan
penggantian batu bara oleh minyak, maka muncul
perawatan
sumber-sumber bahaya baru dan mengakibatkan
kesehatan dan bentuk kecelakaan telah berubah.
moral pekerja Awal Peraturan Keselamatan Kerja di Dunia
pabrik, 1802 Usaha-usaha yang dilakukan oleh gerakan sosial untuk
perbaikan terhadap masalah kondisi kerja dapat
 1833 didirikan dicapai dengan diterapkannya Undang-undang
instansi tentang Perawatan Kesehatan dan Moral Pekerja
pengawsan dari Pabrik pada tahun 1802.
pemerintah.
1844 diperluas Undang-undang tersebut diubah pada tahun 1833
dimana amandemennya menghendaki adanya suatu
dg pengawasan
instansi pengawasan dari pemerintah.
mesin,
penyediaan Pada tahun 1844 ditambahkan kepada Undang-undang
pengaman dan tersebut kewajiban pengawasan mesin, penyediaan
melaporkan pengaman dan kewajiban melaporkan kecelakaan
kecelakaan kerja yang terjadi.
 Di Perancis pada tahun 1841 dikeluarkan
 Di Perancis pada
peraturan tentang perlindungan tenaga kerja
tahun 1841 anak dalam industri yang mempergunakan
tenaga mekanik, namun undang-undang yang
 Di Rusia tahun secara tegas mengatur keselamatan kerja
dikeluarkan pada tahun 1893.
1845
 Di Rusia tahun 1845 dikeluarkan surat edaran
 Tahun 1853 di tentang pengawasan kesehatan kerja di pabrik-
Dusseldorf dan pabrik.
tahun 1869 :  Tahun 1853 dikeluarkan ketentuan yang
kecelakaan memberikan wewenang kepada pemerintah untuk
dalam industri mengawasi hal-hal yang mempengaruhi
dan penyakit keselamatan dan kesehatan kerja anak di pusat-
pusat industri di Dusseldorf.
akibat kerja.
 Tahun 1869 keluar ketentuan umum perlindungan
 Tahun 1872 : pekerja terhadap kecelakaan-kecelakaan dalam
daerah industri industri dan penyakit akibat kerja.
negara bagian  Tahun 1872 dikeluarkan sistem pengawasan
Saxon dan keselamatan dan kesehatan kerja untuk daerah
Badern. industri negara bagian Saxon dan Badern.
 Tahun 1878 di  Tahun 1878 dikeluarkan undang-undang tentang
seluruh negara pengawasan pabrik di seluruh negara bagian
bagian Jerman. Jerman. Tahun 1884 dikeluarkan peraturan tentang
asuransi kecelakaan kerja.
 Di Belgia diadopsi  Di Belgia peraturan keselamatan dan kesehatan
dari zaman kerja diadopsi dari peraturan yang berasal dari
pemerintahan zaman pemerintahan Napoleon dan sebagian
Napoleon. Pada berasal dari peraturan pengawasan bahaya
tahun 1810 industri. Pada tahun 1810 dikeluarkan undang-
dikeluarkan undang mengenai tambang, peleburan logam, dan
undang-undang jenis usaha yang sama.
mengenai tambang,  Di Denmark dan Swiss telah ada peraturan
peleburan logam, keselamatan sejak tahun 1840, tetapi
dan jenis usaha pelaksanaannya secara efektif di Denmark baru
yang sama. pada tahun 1873 dan di Swiss pada tahun 1877.

 Di Denmark sejak  Di Amerika Serikat, Massachusset adalah


tahun 1840. negara bagian pertama yang memiliki undang-
undang pencegahan kecelakaan diperusahaan
di Swiss pada
pada tahun 1867,
tahun 1877.  Wincosin pada tahun 1885,
 New York pada tahun 1867,
 Di Amerika Serikat,  Ohio pada tahun 1888,
Massachusset pada  Messouri pada tahun 1891 dan
tahun 1867,  Rhode Island pada tahun 1896.
 Di Indonesia  Di Indonesia Usaha penanganan masalah
keselamatan kerja dimulai pada tahun 1847,
Usaha sejalan dengan dipakainya mesin-mesin untuk
penanganan keperluan industri oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Penanganan keselamatan kerja waktu itu pada
masalah dasarnya bukan untuk pengawasan terhadap
keselamatan pemakaian pesawat-pesawat uap tetapi untuk
mencegah terjadinya kebakaran yang ditimbulkan
kerja dimulai akibat penggunaan pesawat uap.
pada tahun
Pelaksanaan terhadap pengawasannya pada waktu
1847 itu diserahkan kepada instansi Dienst Van het
Stoomwezen. Dengan berdirinya dinas
stoomwezen, maka untuk pertama kalinya di
Pelaksanaan Indonesia pemerintah secara nyata mengadakan
terhadap usaha perlindungan tenaga kerja dari bahaya
kecelakaan.
pengawasannya
pada waktu itu Untuk membantu kepentingan pengawasan pesawat
uap, dirasakan perlunya suatu unit penyelidikan
diserahkan bahan atau laboratorium yang merupakan bagian
kepada instansi dari dinas Stoomwezen. Laboratorium tersebut
diserahkan kepada Sekolah Teknik Tinggi di
Dienst Van het Bandung pada tahun 1912,
Stoomwezen.
Pada akhir abad 19 pemakaian pesawat uap
Pada tahun 1905, meningkat dengan pesat dan disusul dengan
pemakaian mesin-mesin diesel dan listrik di
dikeluarkan pabrik-pabrik. Hal tersebut menyebabkan
Veiligheids timbulnya sumber-sumber bahaya baru bagi
Reglement para pekerja dan kecelakaan kerja bertambah
sering terjadi.
disingkat VR, dan
diperbaharui tahun Pada tahun 1905, akhirnya pemerintah
1910 dengan mengeluarkan Staatsblad No.521 yaitu
peraturan tentang keselamatan kerja yang
Staatsblad No.406 disebut dengan nama Veiligheids Reglement
yang disingkat VR, dan kemudian diperbaharui
Pada tahun 1930 pada tahun 1910 dengan Staatsblad No.406
pengawasannya dilakukan oleh Dinas
dikeluarkan: Stoomwezen.
 Stoomordonantie
dan Stoom Pada tahun 1930 pemerintah mengeluarkan
Stoomordonantie dan Stoom Verordening
Verordening. dengan Staatsbland No. 225 dan No. 339. Pada
 Mijn Politie tahun itu juga dikeluarkan Mijn Politie
Reglement Reglement atau peraturan keselamtan kerja
tambang.
 Tahun 1931 : Kemudian secara berturut-turut tugas
Loodwit VT ditambah sesuai dengan undang-
Ordonantie, undang yang dikeluarkan, yaitu pada :
 Tahun 1931 : Pengawasan
Staatsblad terhadap bahan-bahan yang
N0.509 mengandung racun di
perusahaan (pabrik cat,
 Tahun 1932 dan accu,percetakan dll) dengan
1933 : Undang- Loodwit Ordonantie,Staatsblad
N0.509
undang dan
Peraturan Petasan  Tahun 1932 dan 1933 :
(Vuurwerk – Pengawasan terhadap pabrik
Ordonantie dan petasan dengan Undang-undang
Vuurwerk dan Peraturan Petasan (Vuurwerk
– Ordonantie dan Vuurwerk
Verordening Verordening Staatsblad No.143
Staatsblad No.143 dan No.10).
dan No.10).
 Tahun 1938 dan  Tahun 1938 dan 1939 : Pengawasan
1939 : terhadap jalan rel kereta api loko dan
Industriebaan gerbongnya yang digunakan sebagai
Ordonantie dan alat pengangkutan di perusahaan
Industriebaan pertanian,kehutanan pertambangan
Verordening dan sebagainya selain dari jalan kereta
staatsblad api PJKA, yaitu melalui Industriebaan
nomor 59 dan Ordonantie dan Industriebaan
nomor 29. Verordening staatsblad nomor 59 dan
  nomor 29.
 Tahun 1940 :  
Retributie  Tahun 1940 : Untuk pengawasan yang
Ordonantie dan dilakukan oleh Dinas Pengawasan
Retributie Keselamatan Kerja, para Pengusaha
Verordening, ditarik biaya retribusi melalui
Staatsblad Retributie Ordonantie dan Retributie
nomor 424 dan Verordening, Staatsblad nomor 424
nomor 425. dan nomor 425.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pemikiran dan upaya serta penerapannya yang
ditujukan untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya, untuk
meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja
Keselamatan • Suatu keadaan selamat, bebas
(Safety) dari cedera atau bahaya atau
perasaan takut akan celaka/
cedera dan resiko bahaya.

Kesehatan • Suatu keadaan kejiwaan, fisik,


(Health) dan sosial yang sehat, serta
bebas dari ancaman penyakit
akibat kerja.

Lingkungan • Suatu keadaan disekeliling


kerja tempat perusahaan beroperasi,
(Working termasuk udara, air, tanah,
Environment) sumber daya alam, flora & fauna,
manusia, dan interaksinya.
 Tempat kerja harus dijamiin
memberikan keselamatan bagi
tenaga kerja yang bekerja

 Tempat kerja harus dapat


memberikan kesempatan bagi
setiap tenaga kerja untuk
mengembangkan potensi dirinya
secara maksimal

 K3 menjadi tanggung jawab


Pengurus tempat kerja dan
Pengusaha

 Kecelakaan ada faktor


penyebabnya dan dapat dicegah
TUJUAN UNDANG-
Tujua UNDANG No. 1/1970

n UNIVERSAL
• Agar setiap TK terjamin
keselamatannya u/
kesra hidup &
meingkatkan produksi
• Mencegah terjadinya
kerja serta
kecelakaan produktivitas nasional
• Mencegah agar kecelakaan • Agar orang lain yg
yang serupa tidak terulang berada di tempat kerja
kembali (repeated accident) terjamin
• Menjamin pekerja dapat
keselamatannya
mengembangkan potensinya • Agar sumber produksi
sesuai harkat dan martabatnya dapat dipakai secara
sbg manusia aman & efisien
Kecelakaan kerja
o yang berhubung
dengan hubungan
kerja
o di tempat kerja
 Penyakit akibat
kerja
 Kebakaran atau
peledakan atau
bahaya
pembuangan
limbah
 Kejadian berbahaya
lainnya
Suatu kejadian yang tidak diduga dan
tidak diinginkan, bilamana pada saat
itu sedikit saja ada perubahan maka
dapat mengakibatkan terjadinya
accident.

Suatu kejadian yang tidak diduga dan


tidak diinginkan berakibat cedera pada
manusia, kerusakan barang, gangguan
terhadap pekerjaan dan pencemaran
lingkungan.
KECELAKAAN
Suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan
tidak diduga semula yang dapat
menimbulkan korban manusia dan atau
harta benda
KEJADIAN BERBAHAYA LAINNYA
Suatu kejadian yang potensial dapat
menyebabkan kecelakaan kerja atau
penyakit akibat kerja kecuali kebakaran,
peledakan dan(NEARMISS)
INSIDEN bahaya pembuangan
KEJADIAN SEPERTIlimbah
TERSEBUT,
TIDAK MENGAKIBATKAN CEDERA

Insiden /nearmiss perlu mendapat perhatian yang sama seperti


kecelakaan. Kejadian yang sama apabila terulang mungkin
berakibat cidera serius.
ref. Per. Menaker No. Per.03/MEN/1998
Tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan yang terjadi
berhubung dengan
hubungan kerja, termasuk
penyakit yang timbul
karena hubungan kerja,
demikian pula kecelakaan
yang terjadi dalam
perjalanan berangkat dari
rumah menuju tempat
kerja, dan pulang kerumah
melalui jalan yang biasa
ref. Per. Menaker No. Per.04/MEN/1993 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja
atau wajar dilalui
yg berhubung di tempat
dg hub.kerja kerja

injury acc. +
injury acc. non injury

faktor
kompensasi
penyebab

UU No.3/1992 UU No.1/1970
Permenaker No.04/M/1993 Permenaker No.03/M/1998

HRD OSH
Hazards are unsafe
conditions and unsafe
practice
Adalah sumber
bahaya potensial Hazards are as the
potential for harm or
yang dapat
damage to people,
menyebabkan property, or the
kerusakan environment. Hazards
include the
(harm).
characteristics of
A condition with the things and actions or
potential for causing inactions of people.
injury, damage, or (ILO)
mission degradation.
Sumber bahaya adalah
bahaya potensial yang
SUMBER BAHAYA
dapat menyebabkan
kerusakan (harm).

A condition with the


potential for causing
injury, damage, or
mission degradation.

Hazard dapat berupa bahan-bahan kimia, bagian-bagian


mesin, bentuk energi, metode kerja atau situasi kerja.
Adalah kerusakan atau
bentuk kerugian berupa
kematian, cidera, sakit
fisik atau mental,
kerusakan properti,
kerugian produksi,
kerusakan lingkungan
atau kombinasi dari
kerugian-kerugian tadi.
Merupakan tingkat
penilaian dari suatu
kondisi/fenomena dimana
atau kapan muncul
BAHAY sumber bahaya yang
A berpotensi dapat
mengakibatkan injuri,
kerusakan material,
gangguan proses,
penurunan kualitas tujuan.
Danger adalah lawan dari aman
atau selamat.
Resiko adalah ukuran
kemungkinan kerugian yang
akan timbul dari sumber bahaya
(hazard)) tertentu yang terjadi
o Kesempatan untuk terjadinya sesuatu yang akan
memberikan akibat pada suatu tujuan. Resiko
diukur dari hubungan kemungkinan akan
terjadinya sesuatu dengan konsekuensinya jika
terjadi (Prof. Jean Cross, 1997, AS/NZS 4360,
1995. ISO 31000, 2009)
Untuk menentukan resiko membutuhkan perhitungan
antara konsekuensi/dampak yang mungkin timbul dan
probabilitas, yang biasanya disebut sebagai tingkat
resiko (level of risk).

Risk “is a measure of the probability and severity of


adverse effects” 

Risk management :
the whole of action to achieve, maintain or improve
the safety of an installation and its operation
Benyamin O.Alli, Fundamental Principles of Occupational Helath and
Safety, ILO
Aman (safe) adalah suatu
kondisi dimana atau kapan
munculnya sumber bahaya
telah dapat dikendalikan ke
tingkat yang memadai, dan
ini adalah lawan dari
bahaya (danger).
 
Dikatakan aman (safe) apabila tiada ada suatu kemungkinan yang
dapat merusak atau merugikan.
 
1. Safety Hazard 1. Health Hazard
• Mechanic • Physic
• Electric • Chemical
• Kinetic • Biologic
• Substances  Flammable • Ergonomics
 Explosive Accidental • Psychosocial
 Combustible release
 Corrosive
2. Konsekuensi  Minor 2. Konsekuensi
• Accident  Injuries  Mayor • Terpapar  kontak  penyakit
 Fatal mendadak, menahun, kanker dan
 Assets  Damage dampak terhadap masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
• Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction) 3. Konsentrasi kepedulian
• Environment (bahan • Titik berat pd
. Konsentrasi kepedulian pencemar) bahaya tersembunyi
• Process • Titik berat pd • Exposure • Sepertinya kurang
• Equipment, facilities, kerusakan asset, • Work hours urgent (laten)
tools fatality • PPE
• Working practices •
• Prinsip pendekatan
Sepertinya urgen • Pendidikan o Pengkajian
• Guarding (bahaya mendadak) • Karir jab. Sesuai kepaparan
• Pengalaman • Prinsip pendekatan
• Karir lapangan + o Pengkajian resiko pendidikan o Utk memperkecil
kepaparan
pelatihan o Utk memperkecil
resiko
1. Physical hazard
<bising, radiasi, temperatur>
2. Chemical Hazard
3. Mechanical Hazard
4. Electrical Hazard
5. Ergonomical Hazard
<sempit, ngangkat, dorong>
6. Behavior Hazard
7. Environmental Hazard
8. Biological Hazard
9. Psychological Hazard
<waktu kerja lama, hubungan
dengan atasan, trauma>

(Wells,1996; Plog.2002; Donoghue,2004)


Happen
CONSEQUENCES After ACCIDENT
the

I njury
CAUSES
Damage
L oss
Emotion
P
lant, Processes, Premises
Equipment
All of which could not Environment
happen without
People
REMOVE THE CAUSES Systems of work

PREVENT THE ACCIDENT


o Setiap kecelakaan dapat dicegah
o Faktor penyebab kecelakaan tidak berdiri
sendiri
tetapi terdiri dari beberapa faktor yang
saling berhubungan
FAKTOR
KECELAKAAN
RANGKAIAN SEBAB-AKIBAT KECELAKAAN
(DOMINO EFFECTS)

 Untuk mengetahu penyebab kecelakaan harus


dilakukan analisis
Teori Domino Heinrich merumuskan kecelakaan terdiri
dari 5 faktor yang saling berhubungan :
1. Kondisi kerja
2. Kelalaian kerja
3. Tindakan tidak aman *
4. Kecelakaan
5. Cedera

* Faktor ketiga tindakan tidak aman diputuskan mata rantainya

Dalam buku Industrial Safety, David Colling, kecelakaan


didifinisikan :
Kejadian tidak terkontrol atau tak direncanakan yang
disebabkan oleh faktor manusia, situasi, atau lingkungan
yang membuat terganggunya proses kerja dengan atau
tanpa berakibat pada cedera, sakit, kematian,atau
RATIO : 80 -18 - 2

ENVIRONENT PERSON HAZARD ACCIDENT INJURY

SOCIAL FAULT OF UNSAFE ACT/


ENVIRONMENT PERSON UNSAFE
CONDITION
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
 Pengobatan/perawatan
 Gaji (Biaya diasuransikan)
$ 1
 Kerusakan gangguan
 Kerusakan peralatan dan perkakas
 Kerusakan produk dan material
$ 5 HINGGA $ 50
BIAYA DALAM PEMBUKUAN:
 Terlambat dan ganguan produksi
 Biaya legal hukum
 Pengeluaran biaya untuk penyediaan
KERUSAKAN PROPERTI
(BIAYA YANG TAK fasilitas dan peralatan gawat darurat
DIASURANSIKAN)  Sewa peralatan
 Waktu untuk penyelidikan

1 3
 Gaji terusdibayar untuk waktu yang hilang
$ HINGGA $  Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/
BIAYA LAIN YANG atau biaya melatih
TAK DIASURANSIKAN  Upah lembur
 Ekstra waktu untuk kerja administrasi
 Berkurangnya hasil produksi akibat dari
korban
 Hilangnya bisnis dan nama baik
1 Kematian/Fatality

29 Luka berat/Serious injuries

300 Nyaris Celaka/Near-misses


Kerusakan Properti
P3K/First aid cases

300 0 Bahaya/Hazards
1949 : Gordon
1967 : Haddon
1970 : Frank Bird JR
1972 : Wigglesworth
1976 : Bird and Loftus
1978 : Petersen
1980 : Johnson
1985 : Bird and German
(FRANK BIRD JR, 1970)

Lack of SYMPTOM
Control
ORIGIN CONTACT Loss

BASIC IMMEDIATED INCIDENT/


LACK OF INJURY/
ACCIDENT
CONTROL CAUSES CAUSES DAMAGE
ILCI model - Bird & German, 1985

Lack of Basic Immediate


Control Causes Causes
Incident Loss

oInadequate oPersonal o Substandard


o Contact
Program Acts oPeople
Factors With
oInadequate o Substandard
oJob Energy or oProperty
Conditions
Standard o Substance
Factors oProcess
oInadequate
Compliance
(Profit)
THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL Bird &
German, 1985
LEMAHNYA
SEBAB PENYEBAB INSIDEN
KONTROL KERUGIAN
DASAR LANGSUNG (Kontak)

o PROGRAM
TAK SESUAI
oFAKTOR oPERBUATAN <KEJADIAN> oMANUSIA
o STANDAR PERORANGAN TAK AMAN o KONTAK
TAK SESUAI DENGAN oMATERIAL
&
oFAKTOR oKONDISI ENERGI oPROSES
o KEPATUHAN KERJA TAK AMAN ATAU PRODUKSI
THD
STANDAR o BAHAN/
ZAT
1 Kematian/ Kec.Serius
Data dilaporkan
dan tercatat 10 Kecelakaan Ringan
30 Kerusakan Properti
600
Nyaris Celaka
• Perbuatan &
10.000 Kondisi Tidak
Aman
• Bahaya
• (ILO) 4 % GNP
• MATERIEL -
IMMATERIEL
• CITRA PERUSAHAAN
• MASYARAKAT –
LINGKUNGAN
• KONSUMEN
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
KONTROL DASAR
KECELAKAAN KERUGIAN
LANGSUNG
LACK OF CONTROL

PROGRAM TIDAK SESUAI


STANDARD TIDAK SESUAI
KEPATUHAN TERHADAP STANDAR
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
KECELAKAAN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 KEMAMPUAN FISIK ATAU PHISIOLOGI  PENGAWASAN/KEPEMIMPINAN


TIDAK LAYAK  ENGINEERING
SEBAB DASAR

 KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK  PENGADAAN (PURCHASING)


 STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI  KURANG PERALATAN
 STRESS MENTAL  MAINTENANCE
 KURANG PENGETAHUAN  STANDAR KERJA
 KURANG KEAHLIAN  SALAH PAKAI/SALAH
 MOTIVASI TIDAK LAYAK MENGGUNAKAN
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB KECELAKAAN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 OPERASI TANPA OTORISASI  PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK


 GAGAL MEMPERINGATKAN
 APD KURANG, TIDAK LAYAK
 GAGAL MENGAMANKAN
 KECEPATAN TIDAK LAYAK  PERALATAN RUSAK
 MEMBUAT ALAT PENGAMAN  RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
SEBAB TDKLANGSUNG

TIDAK BERFUNGSI  SISTEM PERINGATAN KURANG


 PAKAI ALAT RUSAK  BAHAYA KEBAKARAN
 PAKAI APD TIDAK LAYAK
 KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
 PEMUATAN TIDAK LAYAK
 PENEMPATAN TIDAK LAYAK  KEBISINGAN
 MENGANGKAT TIDAK LAYAK  TERPAPAR RADIASI
 POSISI TIDAK AMAN  TEMPERATUR EXTRIM
 SERVIS ALAT BEROPERASI  PENERANGAN TIDAK LAYAK
 BERCANDA, MAIN-MAIN
 VENTILASI TIDAK LAYAK
 MABOK ALKOHOL, OBAT
 GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR  LINGKUNGAN TIDAK AMAN
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
KECELAKAAN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak


 STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak
 FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi
 FALL ON  jatuh di tempat yang datar
 CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing
 CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
INSIDEN

 CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk


 CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
 OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar
 EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan
 EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
LANGSUNG
KECELAKAAN KERUGIAN
KONTROL DASAR

KERUGIAN
PENDAPAT INDIVIDU YANG
TIDAK PERNAH
MEMAHAMI DAN
MENGETAHUI :
– PENCEGAHAN
KECELAKAAN
(accident
prevention)
– PENYELIDIKAN
KECELAKAAN
(accident
investigation)
 4 FAKTOR SISTEM K3
(4 M`s)
» MAN
V.L. Grose
» MACHINE
(1972)
» MEDIA
» MANAGEMENT
o PENYEBAB KECELAKAAN :
TRANSFER OF ENERGY
o TEORI INI DISEBUT JUGA :
energy release
William Haddon (1970) theory
o CONTROL STRATEGY : (10)
CAUSE OF INJURY
ENERGY CHANGE
MODEL
Class I :
Cidera/luka
BY HADDON
Class II :
Cidera/luka disebabkan
disebabkan terpajan atau
terlepasnya energi perubahan NAB enersi
berlebihan terhadap
sebagian atau seluruh
tubuh Type energi yang
diganti : pemakaian
Type energi : oksigen, keseimbangan
mekanik, panas, listrik panas dan/atau zat
dan bahan kimia yang mengion
PENYEBAB
KECELAKAAN
DIKELOMPOKKAN
DALAM 2 KELOMPOK:
(1980) 1. IMMEDIATE
CAUSES

2.
CONTRIBUTING
CAUSES
De Reamer Theory
KASUS
KECELAKAAN
IMMEDIATE CONTRIBUTI
CAUSES CAUSES
AKIBAT
1.PERBUATAN KECELAKAAN
1.Manajeme
BERBAHAYA dan Superv
(Unsafe Acts)
2.Kondisi Men
 Cidera
Pekerja
2.KONDISI  Kerusakan Asset
BERBAHAYA  Kerusakan Lingkungan
3. Kondisi Fis
(Unsafe Conditions)  Berpengaruh thd :
Pekerja
oProduktivitas, Kualitas,
o Effisiensi Biaya, Loss
REASON’S “SWISS-CHEESE”
MODEL OF HUMAN ERROR
SWISS CHEESE MODEL OF DEFENCE
MODEL OF HUMAN ERROR
Input Organizational Latent Failures
Factor
Unsafe
Supervision Latent Failures
Precondition
For Latent Failures
Unsafe Acts

Active Failures
Unsafe
Acts
Failed or
Absent Defenses
Accident &
Injury
INFLUENCES ON ACCIDENT CAUSATION
(Caruana, S.A.- 2004)

IMMEDIATE ORGANISATIONA CORPORATE EXTERNAL


CAUSES L CAUSES INFLUENCES INFLUENCES

- Equipment -Management/ - -Regulation


Design Supervision Organisation - Political
- Working -Communication al change environment
environment - Recruitment/ - Ownership - Customers
- Inspection & Selection and Control - Public
maintenance - Training - Safety perception
- Risk - Planning management - Economic
perception - Procedures system Factors
- Motivation - Procurement
- Incident
- Pressure Management &
- Fatigue Feedback
- Compliances
- Competence
o ENGINEERING
o EDUCATION
o ENFORCEMENT
o ENTHUSIASM
o SUBSITUSI
o MODIFIKASI PROSES
o MENEKAN/MENGURANGI
JUMLAH INVENTORI
o DISAIN
o ALAT PENGAMAN/
PELINDUNG
o WARNING SYSTEM
o DLL
o LATIHAN K3 UNTUK MANAJER,
SUPERVISOR, OPERATOR,
PEKERJA BARU
o PENGGUNAAN PROSEDUR
KERJA AMAN/SOP
o MENGOPERASIKAN MESIN
DENGAN BENAR DAN AMAN
o PENGGUNAAN ALAT
PELINDUNG DIRI
o PROSEDUR KEADAAN
DARURAT
o REGU PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
o PENILAIAN RISIKO
o DLL
o MEMATUHI
PERATURAN/
KETENTUAN/
SYARAT-SYARAT/
STANDARD K3
o MELIBATKAN DAN
MEMOTIVASI
TENAGA KERJA
DIDASARKAN KEPADA :

 FREQUENCY
(KEKERAPAN)
 SEVERITY
(KEPARAHAN)
 COST (BIAYA)
 KOMBINASI
1. PENDEKATAN REAKTIF

INVESTIGA PREVENTIVE
ACCIDENT ANALYSIS
TION ACTION
2. PENDEKATAN PROAKTIF

ANALYSIS OF
POTENTIAL PREVENTIVE
PROGRAM ACCIDENT
ACCIDENTS
Elimination
Hazard Individual of hazard
Remove of
Hazard Individual the
individual
from
Hazard Individual Isolation
exposure of
hazard
Hazard Individual Protection
of the
individual
o Efektif
(effectiveness)
o Murah (low cost)
o Dapat
dilaksanakan
(feasible)
o Cepat (soon as
posible)
ELIMINASI
1
SUBSTITUSI
2
REKAYASA/
ENGINEERING
3
PENGENDALIAN
4 ADMINISTRATIF

APD
5
☻ Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses
berbahaya

☻ Substitusi
 Mengganti bahan bentuk serbuk dengan
bentuk pasta
 Proses menyapu diganti dengan vakum
 Bahan solvent diganti dengan bahan
deterjen
 Proses pengecatan spray diganti dengan
pencelupan

☻ Rekayasa Teknik
 Pemasangan alat pelindung mesin
(mechine guarding)
 Pemasangan general dan local
ventilation
 Pemasangan alat sensor otomatis
☻ Pengendalian Administratif
 Pemisahan lokasi
 Pergantian shift kerja
 Pembentukan sistem kerja
 Pelatihan karyawan

☻ Alat Pelindung Diri


 Helmet
 Safety Shoes
 Ear plug/muff
 Safety goggles
 dll
Kecelakaan sebagai kegagalan sistem
• KECELAKAAN MERUPAKAN GEJALA
DISFUNGSI SISTEM
• ANALISIS KASUS KECELAKAAN
MENCARI SUMBER DISFUNGSI
ELEMENTER
• KECELAKAAN KECIL DAN INSIDEN
PERLU DIANALISIS APABILA
MEMPUNYAI POTENSI UNTUK
MENIMBULKAN KECELAKAAN
BESAR.
• SETIAP KECELAKAAN MEMPUNYAI
PENYEBAB BANYAK.
• PENYEBAB DASAR DAPAT
MENUNJUKKAN DISFUNGSI
MANAJEMEN.
• KARENA ITU DALAM MENGANALISIS
KASUS KECELAKAAN HARUS DICARI
PENYEBABNYA SAMPAI TUGAS DAN
FUNGSI MANAJEMEN YANG KURANG
Beberapa metode analisis yang dapat
dipilih untuk diterapkan, model-model
tersebut antara lain :

 Process/system checklist
 Relative ranking
 What-if analysis
 HAZOP
 Failure modes, effects and
criticality analysis
 Fault tree analysis
 Event tree analysis
 Cause-consequence
analysis
 Human error analysis
 Maximum credible accident
analysis
 Fish bone analysis
Frequency Rate (FR) :

Jumlah kecelakaan x 1.000.000


Jumlah jam orang kerja

Saverity Rate (SR) :

Jumlah hari hilang x 1.000.000


Jumlah jam orang kerja
1996 SMK3-Permenaker No.05/1996

1995 Fihak III PJK3-Permenaker No.04/1995

1992 Ahli K3-Permenaker No.02/1992

1988 PJIT Uap-Kepmenaker No.1261/1988

1987 P2K3-Permenaker No.04/1987


1970 UU No.1/1970

Era VR 1910 Proses transformasi dari


Pengawasan /inspeksi rawing ke steering
langsung oleh Pem. Privatisasi inspeksi K3
Stakeholder K3
Era Undang-undang Keselamatan Kerja No.1 tahun 1970
IMPLEMENTASI
Auditor
Dokter
SISTEM PENGAWASAN K3
Pemeriks • Mekanik,
POLRI & a
MENKEHAM
• Pesawat uap &
P2K3 HIPERKES bejana tekan
PUSDIKLA • Konstruksi bangunan
T Ahli K3 • Instalasi listrik
PJK3
• Lingkungan kerja
• Kesehatan kerja
PEGAWAI • Sertifikasi alat, &
PENGAWAS/PPN
S personil
• Waktu kerja dan
istirahat
Objek • Pengupahan
Kebijakan Pengawasa • Syarat kerja
Pengawasan PEMERIKSAAN PENGUJIAN PENETAPAN n Ketenaga- • Perempuan dan
(DIRJEN/KADIS) kerjaan anak bekerja
• PTK LN
• Norma • TKA
Ketenagakerjaan Temuan • Jamsostek
• Norma K3
PANTEK

LSP Perlu
Tidak
Sesuai Perbaika
Sesuai
STANDAR n

Standar Kompetensi Pabrika Nota


BNSP si
• Penghentian
Standar Teknis BSN Tindaka
pekerjaan
n
• Segel
• Sidik

Laporan POLRI
KEBIJAKAN K3 TEORI DOMINO

NASIONAL PEMERINTAH
UU KK No.1/1970  PP
 PERPRES
 PERMEN
 PERDA ACCIDENT ANALYSIS
 KEPGUB/BUP/WAKOT

ACCIDENT
• Personal Injury
PRA ACCIDENT • Property Damage PASCA ACCIDENT
(PROSPECTVE) (RETROSPECTIVE)

RISK MANAGEMENT
 Hight NORMATIF PERATURAN
 Medium HIGHT RISK
 Low Non NORMATIF JSA/SOP
Terima kasih…
atas perhatian dan
kerjasamanya

Anda mungkin juga menyukai