Anda di halaman 1dari 39

KONSEP DASAR

DEMOGRAFI
Nur Lailatul M., MNS
Pengertian
Bahasa yunani
Demos ”Penduduk/masyarakat”
Grafein  “ menulis

Ilmu tentang penduduk atau population


study untuk mengenal jumlah, struktur dan
perkembangan (achile guillard, 1885)
PENGERTIAN DEMOGRAFI
Demografi  “demos” = rakyat
atau penduduk; “grafein” =
menulis  tulisan-tulisan atau
karangan-karangan mengenai
penduduk.
Studi yang menyangkut masalah
kependudukan, terutama dalam
kaitannya dengan jumlah,
struktur, dan perkembangan
suatu penduduk
Komponen demografi
kelahiran,
kematian,
perkawinan,
mobilitas sosial
MASALAH KEPENDUDUKAN DI
INDONESIA
Jumlah penduduk besar
Laju pertumbuhan penduduk
tinggi
Kepadatan penduduk;
penyebaran tidak merata
Susunan usia penduduk tidak
seimbang
Mobilitas tidak serasi dan arus
urbanisasi tinggi
angka Kelahiran Total atau Total
Fertility Rate (TFR) selama 10 tahun
terakhir ini masih tetap sama, yaitu
2,6. Sementara, Laju Pertumbuhan
Penduduk (LPP) masih 1,49 persen.
"Itu artinya kita masih akan
ketambahan sekitar 4 juta penduduk
setiap tahun. Ini adalah jumlah yang
sangat besar, setara dengan jumlah
penduduk negara Singapura
Peningkatan jumlah kelahiran yang
sangat besar akan membebani
ekonomi karena ketergantungan
yang cukup besar kepada penduduk
usia produktif. 
Indonesia telah mengalami
perubahan demografi yang cepat
dimana jumlah penduduk usia
produktif terus meningkat dan
mencapai puncak pada sekitar 2030.
Dalam periode tersebut, Indonesia
menjadi salah satu negara dengan
angkatan kerja terbanyak di Asia.
Namun pada saat yang sama, angka
ketergantungan mengalami peningkatan
karena jumlah penduduk usia tua (65
tahun ke atas) meningkat.
Pada tahun 2045, Indonesia sudah
menjadi aging society dengan perkiraan
penduduk tua sudah mencapai 14 persen
Struktur penduduk yang akan menua.
KEBIJAKAN
KEPENDUDUKAN
• Pengendalian kelahiran
• Penurunan tingkat kematian
terutama kematian ibu dan anak-
anak
• Perpanjangan harapan hidup
• Penyebaran penduduk yang lebih
serasi dan seimbang
• Pola urbanisasi yang lebih berimbang
dan merata
• Perkembangan dan penyebaran
angkatan kerja
TRANSISI DEMOGRAFI
50

40
TINGKAT KELAHIRAN

TINGKAT KEMATIAN
30 I II III IV
TAHAP I : PRATRANSISI
Angka kelahiran tinggi, kematian tinggi. Mengapa? Manusia masih banyak bergantung
pada alam seperti: peperangan, penyakit. Jadi kelahiran yang tinggi merupakan
kompensasi dari kematian yang tinggi

TAHAP II : Ada keterlibatan pihak pemerintah, angka kamatian menurun, kelahiran masih
tinggi karena ketidaktahuan masyarakat, terjadi ledakan penduduk  krisis pangan

Tahap III: Revolusi industri banyak mempekerjakan orang usia produktf sehingga
kelahiran menurun

TAHAP IV: Industri merubah pola pikir orang  tidak punya anak/menikah
TRANSISI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA 1971 -
2000

1971 1990

1980 2000
Interpretasi piramida
penduduk
Piramida penduduk yang
mempunyai dasar lebar
menunjukkan terjadinya kelahiran
yang tinggi diwaktu-waktu
yang lalu.
Piramida penduduk yang
berbentuk kerucut menunjukkan
kelahiran besar di waktu yang
lalu tetapi kematian bayi yang
tinggi menyebabkan proporsi
penduduk yang dapat hidup terus
keusia dewasa dan menjadi tua
lebih sedkit.
Next...
Piramida penduduk dengan badan
gemuk dan dasar yang sama atau
lebih kecil dan dengan ujung atas
yang membesar menunjukkan
bahwa beberapa waktu yang lalu
telah terjadi jumlah kelahiran yang
cukup besar, tetapi tingkat
kematian bayi menurun sehingga
jumlah bayi yang lahir dan tetap
hidup mencapai usia dewasa lebih
banyak dari jumlah sebelumnya.
KOMPOSISI PENDUDUK
Karakteristik penduduk
yang paling penting
adalah umur dan jenis
kelamin, atau yang
sering juga disebut
struktur umur dan jenis
kelamin.
Next...komposisi
penduduk
Penduduk Muda dan Penduduk
Tua
Penduduk suatu wilayah dianggap
penduduk muda apabila penduduk
usia dibawah 15 tahun mencapai
sebesar 40 % atau lebih dari
jumlah seluruh penduduk.
Sebaliknya penduduk disebut
penduduk tua apabila jumlah
penduduk usia 65 tahun keatas
diatas 10 % dari total penduduk.
Tabel  1. Jumlah Penduduk Indonesia menurut Umur dan Jenis Kelamin, (dalam ribuan)

Kel. Umur Laki-laki Perempuan Total Rasio Jenis Kelamin


0-4 10188,7 9832,7 20021,4 104
5-9 11157,3 10788,9 21946,2 103
10-14 10824,1 10413,9 21238,0 104
15-19 10652,3 10611,7 21264,0 100
20-24 9759,0 10333,2 20092,2 94
25-29 9135,4 9596,1 18731,5 95
30-34 8455,4 8507,0 16962,4 99
35-39 7537,0 7454,4 14991,4 101
40-44 6495,3 6143,6 12638,9 106
45-49 5170,3 4689,9 9860,2 110
50-54 3880,6 3625,7 7506,3 107
55-59 2995,3 2941,5 5936,8 102
60-64 2481,5 2592,1 5073,6 96
65-69 1810,6 2012,2 3822,8 90
70-74 1267,6 1392,3 2659,9 91
75+ 1369,2 1728,2 3097,4 79
Jumlah 103179,9 102663,4 205843,3 101

Sumber: SP2000, BPS 2005, (Data Dirapihkan)


Indikator karakteristik
penduduk
Indikator penting tentang umur
dan jenis kelamin maupun jumlah
penduduk adalah:
1.Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
2.Rasio Ketergantungan
(Dependency Ratio)
3.Tingkat pertumbuhan penduduk
Rasio Jenis Kelamin
Rasio Jenis Kelamin (RJK) adalah
perbandingan jumlah
penduduk laki-laki dengan
jumlah penduduk perempuan
per 100 penduduk perempuan.
RJK diperoleh dengan membagi
jumlah penduduk laki-laki
dengan jumlah penduduk
perempuan dan hasilnya
dikalikan dengan 100.  
Next....
Jumlah penduduk laki-laki menurut
Sensus Penduduk tahun 2000 adalah
103,179,900 orang, dan jumlah
penduduk perempuan dari data yang
sama adalah 102,663,400 orang. Jadi
rasio jenis kelamin Penduduk
Indonesia tahun 2000 adalah 101.
Artinya, tiap tiap 100 penduduk
perempuan ada sebanyak 101
penduduk laki-laki.
RASIO KETERGANTUNGAN
Penduduk muda berusia dibawah
15 tahun umumnya dianggap
sebagai penduduk yang belum
produktif karena secara
ekonomis masih tergantung
pada orang tua atau orang
lain yang menanggungnya.
Selain itu, penduduk berusia
diatas 65 tahun juga dianggap
tidak produktif lagi sesudah
melewati masa pensiun.

Next....
Penduduk usia 15-64 tahun, adalah
penduduk usia kerja yang dianggap
sudah produktif. Atas dasar konsep
ini dapat digambarkan berapa
besar jumlah penduduk yang
tergantung pada penduduk usia
kerja.
Meskipun tidak terlalu akurat, rasio
ketergantungan semacam ini
memberikan gambaran ekonomis
penduduk dari sisi demografi. 
RASIO KETERGANTUNGAN
 Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)
adalah perbandingan antara jumlah penduduk
berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah
penduduk 65 tahun keatas dibandingkan
dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun.
 Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut
usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan
Rasio Ketergantungan Tua.
 Rasio Ketergantungan Muda adalah
perbandingan jumlah penduduk umur 0-
14 tahun dengan jumlah penduduk umur
15 - 64 tahun.
 Rasio Ketergantungan Tua adalah
perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun
ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64
tahun

Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat
digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat
menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah
tergolong negara maju atau negara yang sedang
berkembang.
 Dependency ratio merupakan salah satu indikator
demografi yang penting. Semakin tingginya
persentase dependency ratio menunjukkan
semakin tingginya beban yang harus ditanggung
penduduk yang produktif untuk membiayai hidup
penduduk yang belum produktif dan tidak
produktif lagi.
 Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin
rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang
ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif
lagi.
Contoh
Untuk memudahkan pemahaman tentang perhitungan Rasio
Ketergantungan (Dependency Ratio), di bawah ini diberikan contoh
perhitungan dengan menggunakan data SP 2000. (Langkah pertama
adalah menghitung jumlah penduduk yang dikelompokkan menjadi tiga
yaitu kelompok umur muda (0-14 tahun), kelompuk usia kerja 15-64
tahun (umur produktif) dan kelompok umur tua (65 tahun ke atas).  

Kel. Umur  Jumlah Penduduk 


0-14 63 206 000
15-64 13 3057 000
65+ 9 580 000
Keterangan Rasio Ketergantungan
RKTot 54,7
RKMuda 47,0
RKTua 7,2

Interpretasi
Dari contoh perhitungan di atas, rasio ketergantungan total adalah sebesar
54,7 persen, artinya setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap
produktif) mempunyai tanggunagn sebanyak 55 orang yang belum produktif
dan dianggap tidak produktif lagi. Rasio sebesar 54.7 persen ini
disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk muda sebesar 47,0
persen, dan rasio ketergantungan penduduk tua sebesar 7,2 persen. Dari
indikator ini terlihat bahwa pada tahun 2000 penduduk usia kerja di
Indonesia masih dibebani tanggung jawab akan penduduk muda yang
proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk
tua.
Wassalam

PR mencari rumus dan


turunannya serta contoh
penggunaannya:
Angka Kesakitan (Morbiditas)
Angka Kelahiran
Angka Kematian (mortality
rate )
A.Angka Kelahiran 
1.Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate)/ CBR

Angka kelahiran kasar menunjukkan jumlah kelahiran per 1000 penduduk tiap tahun. Rumus
CBR adalah :

CBR = B/P x 1000

Keterangan:
B = jumlah kelahiran dalam tahun tertentu
P = total penduduk pada pertengahan tahun
1000 = angka konstanta

Contoh soal:
Berdsarakan sensus 2010 di Jabar terdapat jumlah penduduk 25 juta jiwa dan banyaknya bayi
yang lahir hidup dalam setahun adalah 500.000 jiwa. Berapakah CBR Jabar?
CBR =    500.000  x 1000
             25.000.000
         = 20 bayi tiap 1000 wanita
 
2. Angka Kelahiran Khusus = Age Spesific Birth Rate (ASBR)

Angka kelahiran khusus atau Age Spesific Birth Rate (ASBR) menunjukkan banyaknya bayi
lahir setiap 1.000 orang wanita pada usia tertentu dalam waktu satu tahun. Untuk mengetahui
ASBR digunakan rumus sebagai berikut:
Di mana: 
ASBR = Lx : Px x 1000

ASBR = angka kelahiran dari wanita pada umur tertentu


Lx = jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu
Px = jumlah wanita pada kelompok umur tertentu

Contoh:
Di kabupaten A terdapat wanita usia 20 - 24 sebanyak 300.000 jiwa. Banyaknya bayi yang
lahir pada tahun tersebut sebanyak 3.000 anak. Berapa angka kelahiran khususnya?

Hal itu berarti setiap 1.000 orang wanita usia 20 - 24 tahun terdapat 10
bayi yang lahir dalam setahun.
3. Angka kelahiran umum = General Fertility Rate ( GFR )
 GFR yaitu banyaknya kelahiran tiap 1000 wanita yang berusia 15 – 49 tahun dalam satu tahun
Rumus :
GFR = L/W ( 15 – 49 ) X 1000

L = banyaknya kelahiran selama satu tahun


W = ( 15 – 49 ) = banyaknya penduduk wanita yang berumur 15 – 49 tahun pada pertengahan
tahun.

contoh soal :
di kecamatan X banyaknya wanita berumur 15-49 tahun pertengahan tahun 1990 ada 6000
orang, sedangkan jumlah bayi yang lahir 600 orang.
berapa GFR nya ?
jawab
GFR L/W ( 15-49 ) X 1000 = 600/6000 X 1000 = 100
GFR 100, artinya setiap 1000 wanita berumur 15-49 tahun dalam satu tahun jumlah kelahiran
ada 100 bayi.
 
B. Angka kematian
 
1. Angka kematian kasar (Crude Death Rate)/ CDR
Angka kematian kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian per 1000 penduduk
setiap tahun. Rumus CDR adalah :

CBR = D/P  x 1000

Keterangan:
B = jumlah kematian dalam tahun tertentu
P = total penduduk pada pertengahan tahun
1000 = angka konstanta

Contoh soal:
Berdsarakan sensus 2010 di Jateng terdapat jumlah penduduk 20 juta jiwa dan banyaknya bayi
yang lahir hidup dalam setahun adalah 500.000 jiwa. Berapakah CDR Jateng?

CBR = D/P  x 1000


         =  500.000/20.000.000  x 1000
         = 25 bayi tiap 1000 penduduk
2. Angka kematian khusus

Angka kematian khusus menurut umur atau Age Spesific Death Rate (ASDR)
menunjukkan banyaknya orang yang meninggal tiap 1.000 orang penduduk
pada usia tertentu dalam setahun. Biasanya angka ini sangat tinggi pada
kelompok usia lanjut, sedangkan pada kelompok usia muda angka ini jauh
lebih rendah.
Di mana: 

ASDR = Lx : Px x1000

ASDR = angka kematian pada umur tertentu


Lx = jumlah kematian pada umur tertentu dalam setahun
Px = jumlah penduduk umur tertentu
Contoh:
Jumlah penduduk provinsi A yang berumur 65 - 69
tahun adalah 100.000 jiwa. Dalam waktu satu tahun
yang meninggal dunia sebanyak 20.000 jwa. Hituglah
angka kematian khusus menurut kelompok umur di
provinsi tersebut?

Artinya setiap 1.000 penduduk yang berumur 65 - 69


tahun, yang meninggal sebanyak 200 orang dalam
setahun.
3. Angka kematian bayi / infrant mortality Rate ( IMR )
IMR yaitu jumlah bayi yang mati setiap 1000 bayi yang lahir hidup dalam setahun
IMR digolongkan menjadi empat kriteria
1. golongan sangat tinggi , apabila lebih 125
2. golongan tinggi, apanbila 75-125
3. golongan sedang, apabila 35-75
4. golongan rendah, apabila kurang 35
IMR dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat.
rumus
IMR= Mo/L X 1000
Mo = Jumlah kematian umur kurang dari 1 tahun
L = Jumlah kelahiran
 
contoh soal
Di kecamatan X pada tahun 1990 jumlah bayi yang lahir ada 25.000 jiwa dan bayi yang mati ada 2000
jiwa . berapa IMR-nya ?
jawab
IMR 2000/25000 X 1000 = 80
IMR 80, artinya setiap 1000 bayi yang lahir , yang mati 80 orang
C. Angka Kesakitan
a. Insiden Rate ( laju insidence)
Adalah ukuran yang menunjukkan kecepatan-kejadian (baru) penyakit pada populasi.
Proporsi antara jumlah orang yang menderita penyakit dan jumlah orang dalam resiko x
lamanya ia dalam resiko.
gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
waktu ttt di suatu kelompok masyarakat.
Rumus IR
Jumlah kasus baru penyakit X 100%
Jumlah orang dalam risiko x lamanya masing-masing dalam resiko
 
Contoh :
Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk tgl 1 Juli 2007 sebanyak 100.000 orang
semua rentan terhadap penyakit DHF ditemukan laporan penderita baru sebagai berikut :
bulan januari 50 orang, Maret 100 orang, Juni 150 orang, September 10 orang dan
Desember 90 orang

IR = ( 50+ 100+150+10 +90) /100.000 X 100 % = 0,4 %


B. Prevalence Rate ( point prevalence )

Adalah frekuensi penyakit lama dan baru yang berjangkit di masyarakat di


suatu tempat/wilayah, negara, pada waktu tertentu.
Rumus prevalence rate :
Jumlah orang yg menderita suatu X 1000
Populasi at risk/ penduduk yang mempunyai faktor resiko tertular penyakit
sama

Contoh :
Satu sekolah dengan murid 100 orang, kemarin 5 orang menderita penyakit
campak, dan hari ini 5 orang lainnya menderita penyakit campak
Prevalence rate = 10/100 x 1000 ‰= 100 ‰
C. Prevalence Risk ( periode prevalence)
Adalah Pada suatu daerah penduduk pada 1 juli 2005 100.000
orang, dilaporkan keadaan penyakit A sbb: Januari 50 kasus
lama dan 100 kasus baru. Maret 75 kasus lama dan 75 kasus
baru, Juli 25 kasus lama dan 75 kasus baru; Sept 50 kasus lama
dan 50 kasus baru dan Des. 200 kasus lama dan 200 kasus baru.

Period Prevalens rate :


(50+100) +(75+75)+(25+75)+(50+50)+(200+200) /100.000 X
100 % = 0,9 %

Anda mungkin juga menyukai