Ns.M.Shodikin,M.Kep.Sp.Kep.MB
PENDAHULUAN
Penyakit Koagulasi Intravaskular Diseminata (KID) atau yang
lebih dikenal sebagai Disseminated Intravascular Coagulation
(DIC) merupakan suatu gangguan pembekuan darah yang
didapat, berupa kelainan trombohemoragic sistemik yang
hampir selalu disertai dengan penyakit primer yang
mendasarinya.
Karakteristik ditandai oleh adanya gangguan hemostasis
yang multipel dan kompleks berupa aktivasi pembekuan
darah yang tidak terkendali dan fibrinolisis(koagulopati
konsumtif).
DIC merupakan salah satu kedaruratan medik, karena
mengancam nyawa dan memerlukan penanganan segera.
Terjadinya DIC dipicu oleh trauma atau jaringan nekrotik yang akan
melepaskan faktor-faktor pembekuan darah.
Endotoksin dari bakteri gram negatif akan mengaktivasi beberapa
langkah pembekuan darah.
Endotoksin ini pula yang akan memicu pelepasan faktor
pembekuan darah dari sel-sel mononuklear dan endotel.
Sel yang teraktivasi ini akan memicu terjadinya koagulasi yang
berpotensi menimbulkan trombi dan emboli pada mikrovaskular.
Fase awal DIC ini akan diikuti fase consumptive coagulopathy dan
secondary fibrinolysis.
Pembentukan fibrin yang terus menerus disertai jumlah trombosit
yang terus menurun menyebabkan perdarahan dan terjadi efek
antihemostatik dari produk degradasi fibrin.
Pasien akan mudah berdarah di mukosa, tempat
masuk jarum suntik/infus, tempat masuk kateter, atau
insisi bedah.
Akan terjadi akrosianosis, trombosis, dan perubahan
pregangren pada jari, genital, dan hidung akibat
turunnya pasokan darah karena vasospasme atau
mikrotrombi.
Pada pemeriksaan lab akan ditemui trombositopenia,
PT dan aPTT yang memanjang,penurunan fibrinogen
bebas dibarengi peningkatan produk degradasi
fibrin,seperti D-dimer.
PENGERTIAN
Disseminated Intravascular
Coagulation (DIC) adalah
suatu keadaan dimana
bekuan- bekuan darah kecil
tersebar di seluruh aliran
darah, menyebabkan
penyumbatan pada pembuluh
darah kecil dan berkurangnya
faktor pembekuan yang
diperlukan untuk
mengendalikan perdarahan.
(medicastore.com)
Disseminated Intravascular Coagulation adalah suatu sindrom yang
ditandai dengan adanya perdarahan/kelainan pembekuan darah yang
disebabkan oleh karena terbentuknya plasmin yakni suatu spesifik plasma
protein yang aktif sebagai fibrinolitik yang di dapatkan dalam sirkulasi
(Healthy Cau’s)
Secara umum Disseminated Intavascular Coagulation (DIC) didefinisikan
sebagai kelainan atau gangguan kompleks pembekuan darah akibat
terstimulasi yang berlebihan pada mekanisme prokoagulan dan anti
koagulan sebagai respon terhadap jejas/injury (Yan Efrata Sembiring, Paul
Tahalele)
Keganasan :
Hematologi (AML)
Metastase
Jumlah : 8 point
a) Masa Protombin
Masa protrombin bias abnormal pada KID, dapat disebabkan beberapa
hal. Karena masa protrombin yang memanjang bisa karena
hipofibrinogenemia, gangguan FDP pada polimerisasi fibrin monomer
dan karena plasmin menginduksi lisis faktor V dan faktor IX. Masa
protrombin ditemukan memanjang pada 50-75% pasien KID sedang pada
kurang 50% pasien bias dalam batas normal atau memendek. Normal
atau memendeknya masa protrombin ini terjadi karena (1) beredarnya
faktor koagulasi aktif seperti trombin atau F Xa yang dapat mempercepat
pembentukan fibrin, (2) hasil degradasi awal dapat mempercepat
pembekuan oleh thrombin atau sistem pembekuan gel yang cepat. Masa
protrombin umumnya kurang bermanfaat dalam evaluasi KID.
b) Partial Thrombin Time (PTT)
PTT diaktifkan seharusnya juga memanjang pada KID
fulminan karena berbagai sebab sehingga parameter ini lebih
berguna pada masa protrombin. Plasmin menginduksi
biodegradasi F V, VIII, IX dan XI, yang seharusnya juga
menyebabkan PTT memanjang.
c) Kadar Faktor Pembekuan
Pemeriksaan kadar faktor pada pembekuan memberikan
sedikit informasi yang berarti pada pasien KID. Sebagaimana
sudah disebutkan sebelumnya pada kebanyakan pasien KID
fulminan faktor pembekuan yang aktif beredar dalam
sirkulasi terutama F Xa, IXa dan trombin.
d) FDP
Kadar FDP akan meningkat pada 85-100%
kasus KID. Hasil degradasi ini akibat
biodegradasi fibrinogen atau fibrin oleh
plasmin, jadi secara tidak langsung
menunjukkan bahwa jumlah plasmin
melebihi jumlah normal dalam darah.
e) D- Dimer
suatu test terbaru untuk KID adalah D-Dimer.D-Dimer merupakan
hasil degradasi fibrin ikat silang yaitu fibrinogen yang diubah menjadi
fibrin kemudian diaktifkan oleh factor XIII. Dari periksaan atau tes yang
paling banyak dilakukan untuk menilai KID. D-Dimer tamapaknya
merupakan tes yang paling dapat dipercaya untuk menilai
kemungkinan KID, Menunjukkan adanya D-Dimer abnormal pada 93%
kasus, kadar AT III abnormal pada 89% kasus, kadar fibri nopeptida
abnormal pada 88% kasus, dan titer FDP abnormal pada 75 % kasus.
Kadang-kadang titer FDP dan reaksi para koagulasi dapat negative
pada KID
f) Plasmin
Pemeriksaan system fibrinolisis yang tersedia
sekarang dalam laboratorium klinis yang
berguna pada KID yaitu pemeriksaan
plasminogen dan plasmin. Fibrinolisi
sekunder merupakan respon tubuh untuk
mencegah thrombosis, dalam upaya tubuh
menghindarkan kerusakan organ yang
ireversibel pada pasien dengan KID.
g) Trombosit
Trombositopenia khas pada KID. Jumlah
trombosit bervariasi mulai dari yang paling
rendah 2000-3000 sampai lebih dari
100000/mm3. Pada kebanyakan pasien KID
trombosit yang diperiksa dalam sediaan apus
dari tepi pada umumnya jumlahnya rata-rata
60.000/mm3.
KOMPLIKASI
1. Khusus pengobatan individu : mengatasi keadaan yang khusus dan yang mengancam
jiwa. Pengobatan baru didasarkan etiologi DIC, umur, keadaan hemodinamik, tempat
dan beratnya perdarahan, tempat dan beratnya thrombus dan gejala klinis yang ada
hubungannya.
2. Umum :
a.Mengobati atau menghilangkan proses pencetus.Dengan mengobati faktor
pencetus proses DIC dapat dikurangi atau berhenti. Mengatasi syok dan
mengembalikan volume dapat menghentikan proses DIC.
b. Menghentikan proses patologis pembekuan intravascular (proses
koagulasi).Dapat dengan melakukan pemberian antikoagulan seperti heparin, AT III
dan obat seperti hirudin rekombinan dan gabexate.
c. Terapi komponen atau substitusi.Dapat dilakukan pemberian plasma beku
segar atau kriopresipitat.Bila trombosit turun sampai kurang dari 25.000, pemberian
trombosit konsentrat perlu diberikan.
d. Menghentikan sisa fibrinolisis.
NURSING CARE PLAN (NCP)
DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI KEPERAWATAN
Gangguan perfusi jaringan yang b/d 1. Pantau Hasil pemeriksaan koagulasi,
perdarahan tanda-tanda vital dan perdarahan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan baru.
keperawatan perfusi jaringan dapat 2. Waspadai perdarahan.
adekuat. 3. Jelaskan tentang tindakan yang
diprogramkan.
4. Kolaborasi pemberian:
- Terapi heparin : perhatikan
pembentukan tanda-tanda antibodi
antitrombosit oleh penurunan tiba-
tiba dari jumlah trombosit
- Berikan transfusi darah sesuai
dengan prosedur dan evaluasi dengan
ketat terhadap menifestasi reaksi
transfusi. Hentikan transfusi bila
terjadi reaksi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI KEPERAWATAN
Peningkatan suhu tubuh b/d proses 1. Pantau suhu tubuh pasien pada
inflamasi periode akut tiap 1 jam.
Tujuan : Hipertermi dapat diatasi 2. Beri Kompres hangat.
Kriteria hasil: 3. Berikan obat penurun panas non
a) Tubuh tidak panas lagi alcohol dan non kafein sesuai resep.
b) Suhu tubuh normal
DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI KEPERAWATAN