Anda di halaman 1dari 17

Asuhan

keperawatan
pasien
dengan CKD
Oleh :
Ns. Novandri febrian,S.Kep
1. Pengertian
•   CKD atau Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya
akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut
secara bertahap (Doenges, 1999; 626)

•         Gagal ginjal kronis atau penyakit renal


tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi
renal yang progresif dan irreversible dimana
kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan
elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea
dan sampah nitrogen lain dalam
darah).  (Brunner & Suddarth, 2001; 1448
 Etiologi / penyebab
• ·Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis
• Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis
benigna, nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
• Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus
eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis
sistemik progresif
• Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal
polikistik,asidosis tubulus ginjal
• Penyakit metabolik misalnya DM, gout, hiperparatiroidisme,
amiloidosis
• Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,
nefropati timbal
• Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas:
kalkuli neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih
bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra, anomali
kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.
• ·Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis
Manifestasi klinik / tanda gejala
Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:
a. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi
perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan
irama jantung dan edema.

b.      Gannguan Pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara
krekels.

c.       Gangguan  gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan
metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran
gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia.

d.      Gangguan  muskuloskeletal
Resiles leg sindrom ( pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan ),
burning feet syndrom ( rasa kesemutan dan terbakar, terutama
ditelapak kaki ), tremor, miopati ( kelemahan dan hipertropi otot– otot
ekstremitas.
.
Manifestasi klinik / tanda gejala
e.       Gangguan Integumen
kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning – kuningan
akibat penimbunan urokrom, gatal – gatal akibat toksik, kuku
tipis dan rapuh.
f.       Gangguan endokrim
Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun,
gangguan menstruasi dan aminore. Gangguan metabolic
glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D.
g.   Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa
biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi
kehilangan natrium dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia.
h.   System hematologi
anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi
eritopoetin, sehingga rangsangan eritopoesis pada sum – sum
tulang berkurang, hemolisis akibat berkurangnya masa hidup
eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga terjadi
gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.
Pemeriksaan Penunjang
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi
maka perlu pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara
medis ataupun kolaborasi antara lain :
1.Pemeriksaan lab.darah
-          hematologi
      Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit
-          RFT ( renal fungsi test )
      ureum dan kreatinin
-          LFT (liver fungsi test )
-          Elektrolit
      Klorida, kalium, kalsium
2. Urine
-          urine rutin
-          urin khusus : benda keton, analisa kristal batu

3 . Radidiagnostik
-          USG abdominal
-          CT scan abdominal
-          BNO/IVP, FPA
• -          
Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga
yaitu :
a)      Konservatif
-          Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
-          Observasi balance cairan
-          Observasi adanya odema
-          Batasi cairan yang masuk
b)      Dialysis
-          peritoneal dialysis
      biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.
      Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak
bersifat akut  adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis )  
-          Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui
daerah femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
-          AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
-          Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke
jantung )
c)      Operasi
-          Pengambilan batu
-          transplantasi ginjal
 KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian

1)      Aktivitas / istirahat
Gejala      : Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise, gangguan tidur (insomnia / gelisah atau
somnolen)
Tanda     : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak

2)      Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi lama, atau berat, palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda : Hipertensi, nadi kuat,edema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak,tangan,
disritmia jantung.Nadi lemah halus,hipotensi ortostatik menunjukan hipovolemia, pucat,
kecenderungan perdarahan.

3)      Integritas ego
Gejala : Factor stress, contoh financial, hubungan dan sebagainya, perasaan tak berdaya, tak
ada harapan, tak ada kekuatan.
Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian
4)      Eliminasi
Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria, abdomen kembung,  diare, atau konstipasi.
Tanda : Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, cokelat,berawan, oliguria, dapat
menjadi anuria.
5)      Makanan/ cairan
Gejala : Peningkatan berat badan cepat (edema), penuruna berat badan (malnutrisi), anoreksia,
nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap di mulut (pernapasan amonia), penggunaan
diuretic
Tanda : Distensi abdomen / asites, pembesaran hati,, perubahan turgor kulit / kelembaban,
edema (umum,tergantung), ulserasi gusi, perdarahan gusi / lidah, penurunan oto, penurunan
lemak subkutan, penampilan tak bertenaga.
  6) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang, sindrom “ kaki gelisah”,
Tanda : Gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian,
ketidakmampuan berkosentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat
kesadaran, stupor, koma, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.
7)      Nyeri / kenyamanan
Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala ; kram otot/nyeri kaki (memburuk saat malam
hari)
Tanda : Perilaku berhati-hati/ distraksi, gelisah.
8)      Pernapasan
Gejala : napas pendek ; dispnea nocturnal paroksimal ; batuk dengan / tanpa
sputum kental dan banyak.
Tanda : Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi / kedalaman (pernapasan
kusmaul), batuk produktif dengan sputum merah muda – encer (edema paru).
9)      Keamanan
Gejala : Kulit gatal, ada/ berulangnya infeksi
Tanda : Pruritus, demam,(sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara actual
terjdai peningkatan pada pasie yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari
normal., petechie,
10)  Seksualitas
Gejala : Penurunan libido ; amenorea ; infertilitas
11)  Interaksi social
Gejala : kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankn
fungsi peran biasanya dalam keluarga.
12)  Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : riwayat DM keluarga (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit polikistik,
nefritis herediter,kalkulus urinaria, malignasi, riwayat terpajan oleh toksin, contoh,
obat, racun lingkungan
B. Diagnosa Keperawatan
• Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien CKD
adalah:
• 1.      Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
penurunan haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan
serta natrium.
• 2.      Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah,
pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa
mulut.
• 3.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan,
anemia,retensi produk sampah danprosedur dialysis
• 4.      Gangguan harga diri berhubungan dengan
ketergantungan, perubahan peran, perubahan pada citra
diri dan disfungsi seksual.
• 5.      Kurang pengetahuan tentang  kondisi, dan program
penanganan
Intervensi
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin, diet
berlebih dan retensi cairan serta natrium.
• Tujuan:
Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan
• Intervensi:
a.       Kaji status cairan ; timbang berat badan,keseimbangan masukan dan haluaran,
turgor kulit dan adanya edema, distensi vena leher,tekanan darah, denyut dan irama
nadi.
R: pengkajian merupakan data dasar berkelanjutan untuk memantau perubahan dan
mengevaluasi intervensi.
b.      Batasi masukan cairan
R: pembatasan cairan akan menentuka berat tubuh ideal, haluaran urin,dan respon
terhadap terapi.
c.       Identifikasi sumber potensial cairan ; medikasi dan cairan yang digunakan
untuk pengobatan oral dan intravena, makanan.
R: sumber kelebihan cairan yang tidak diketahui dapat diidentifikasi.
d.      Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan
R:pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan
cairan.
e. Beritahu pasien dalam menghadapi ketidaknyamanan akibat pembatasan cairan
R: kenyamanan pasien meningkatkan kepatuhan terhadap pembatasan diet.
f. Tingkatkan dan dorong hygiene oral dengan sering
R: hygiene oral mengurangi kekeringan membrane mukosa mulut.
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah,
pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut.

Tujuan: Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat.


Intervensi:
a.       Kaji status nutrisi ; perubahan berat badan, nilai laboratorium BUN,Kreatinin.
R: Menyediakan data dasar untuk memantau perubahan dan mengevaluasi intervensi
b.      Kaji pola diet nutrisi pasien ; riwayat diet, makanan kesukaan, hitung kalori.
R: pola diet dahulu dan sekarang dapat dipertimbangkan dalam menyusun menu.
c.       Kaji factor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi ; anoreksia, mual atau muntah,
diet yang tidak menyenangkan bagi pasien, depresi,kurang memahami pembatasn
diet,stomatitis.
R: menyediakan informasi mengenai faktro lain yang dapat dirubah atau dihilangkan untuk
meningkatkan masukan oral.
d.      Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet.
R: Mendorong peningkatan masukan diet
e. Tingkatkan masukan protein yang mengandung nilai biologis tinggi telur, produk susu,
daging.
R: protein lengkapdiberikan untuk mencapai keseimbangan nitrogen yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan penyembuhan.
f. Anjurkan camilan tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium diantara waktu makan.
R: Mengurangimakanan dan protein yang dibatasi dan menyediakan kalori untuk energy,
membagi protein untuk pertumbuhan dan penyembuhan jaringan.
g. Jelaskan rasional pembatasan diet dan hubungannya dengan penyakit ginjal dan peningkatan
urea dan kadar kreatinin.
R:Meningkatkan pemahaman pasien tentang hubungan antara diet, urea,kadar kreatinin dengan
penyakit renal.
h. Sediakan daftar makanan yang dianjurkan secara tertulis dan anjuran untuk memperbaiki
rasa tanpa menggunakan natrium atau kalium.
j. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan
R: Faktor yang tidak menyenangkan yang berperan dalam menimbulkan anoreksia dihilangkan.
k. Timbang berat badan harian
R: Untuk memantau status cairan dan nutrisi.
3.  Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan,
anemia,retensi produk sampah danprosedur dialisis

Tujuan: Berpartisipasi dalam dalam aktivitas yang dapat


ditoleransi.
Intervensi:
a.       Kaji factor yang menimbulkan keletihan ;
anemia,ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,retensi
produk sampah,depresi.
R: Menyediakan informasi tentang indikasi tingkat keletihan.
b.      Tingkatkan kemndirian dalam aktivitas perawatan diri
yang dapat ditoleransi ; bantu jika keletihan terjadi.
R: Meningkatkan aktivitas ringan / sedang dan memperbaiki
harga diri.
c.       Anjurkan aktivitas alternative sambil istirahat.
R: Mendorong latihan dan aktivitas dalam batas-batas yang
dapat ditoleransi dan istirahat yang adekuat.
d.      Anjurkan untuk istirahat setelah dialisis
R: Istirahat yang adekuat dianjurkan setelah dialysis, yang
bagi banyak paisen sangat melelahkan.
   4. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan,
perubahan peran, perubahan pada citra diri dan disfungsi seksual.

Tujuan: Memperbaiki konsep diri


Intervensi:
a.       Kaji respons dan reaksi pasien dan keluarga terhadap
penyakit dan penanganan.
R: Menyediakan data tentang masalah pada pasien dan keluarga
dalam menghadapi perubahan perubahan dalam hidup.
b.      Kaji hubungan antara pasien dengan anggota keluarga
terdekat.
R: Penguatan dan dukungan terhadap pasien diidentifikasi
c.       Kaji pola koping pasien dan anggota keluarga
R: Pola koping yang telah efektif dimasa lalu mungkin potensial
destrukstif ketika memandang pembatasan yan ditetapkan akibat
penyakit dan penanganan.
d.      Ciptakan diskusi terbuka tentang perubahan yang terjadi
akibat penyakit dan penanganan ; perubahan peran, perubahan
gaya hidup, perubahan dalam pekerjaan, perubahan sekual,
ketergantungan pada tim tenaga kesehatan
R: Pasien dapat mengidentifikasi masalah dan langkah- langkah
yang diperlukan untuk menghadapinya.
5. Kurang pengetahuan tentang  kondisi, dan program penanganan
berhungan dengan kurang informasi.
Tujuan: Meningkatkan pengetahuan mengenai kondisi dan penanganan yang
bersangkutan.
Intervensi:
a.       Kaji pemahaman mengenai penyebab gagal ginjal, konsekuensinya,
dan penanganannya ; penyebab gagal ginjal pasien, pengertian gagal ginjal,
pemahaman mengenai fungsi renal, hubungan antara cairan, pembatasan
diet dengan gagal ginjal, rasional penanganan (hemodialisis, dialysis
peritoneal, transplantasi)
R: Merupakan instruksi dasar untuk penjelasan dan penyuluhan lebih lanjut.
b.      Jelaskan fungsi renal dan konsekuensi gagal ginjal sesuai dengan
tingkat pemahaman dan kesiapan pasien untuk belajar
R: Pasien dapat belajar tentang gagal ginjal dan penaganan setelah mereka
siap untuk memahami dan menerima diagnosis dan konsekuensinya.
c.       Bantu pasien untuk mengidentifikasi cara-cara untuk memahami
berbagai perubahan akibat penyakit dan penanganan yang mempengaruhi
hidupnya.
R: Pasien dapa melihat bahwa kehidupannya tidak harus berubah akibat
penyakit.
d.      Sediakan informasi baik tertulis maupun secara oral dengan tepat
tentang ; fungsi dan kegagalan renal, pembatasan cairan dan diet, medikasi,
melaporkan masalah, tanda dan gejala, jadwal tindak lanjut, sumber di
komunitas, pilihan terapi.
R: Pasien memiliki informasi yang dapat digunakan untuk klarifikasi
selanjutnya di rumah.
D. Implementasi
• Implementasi merupakan pelaksanaan rencana
keperawatan oleh perawat terhadap pasien. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan rencana keperawatan diantaranya :
• Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana
setelah dilakukan validasi ; ketrampilan
interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan
dengan cermat dan efisien pada situasi yang
tepat, keamanan fisik dan psikologis klien
dilindungi serta dokumentasi intervensi dan
respon pasien.
D. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses
keperawatan, dimana evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan
anggota tim kesehatan lainnya.

Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan


dalam rencana keperawatan tercapai dengan baik atau tidak
dan untuk melakukan pengkajian ulang (US. Midar H, dkk,
1989).
Evaluasi pada klien dengan CKD, yaitu :
1.  Berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan teratasi
2. Masukan nutrisi yang adekuat teratasi
3. Berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat ditoleransi teratasi
4. Konsep diri teratasi
5. Pengetahuan mengenai kondisi dan penanganan yang
bersangkutan meningkat
 

Anda mungkin juga menyukai