Anda di halaman 1dari 9

PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH BANGSA

INDONESIA

ADAM ISLAM R
NOFA RIYANTO
DZULFIQAR JULDA
ERKA NOVANDA PUTRA
PERLAWANAN TERHADAP
PENJAJAH
 Kedatangan bangsa Eropa dengan sikap arogan dan semena-
mena dalam menguasai sumber daya alam juga sumber daya
manusia membuat timbulnya perang yang terjadi dimana-mana.
Berikut kami sajikan beberapa perang yang terjadi selama zaman
penjajahan bangsa Eropa
PEMBERONTAKAN RADEN
RONGGO
 Pemberontakan Raden Ronggo merupakan peristiwa
pertempuran yang terjadi antara tanggal 20 November hingga 17
Desember 1810 antara pasukan yang dipimpin Raden Ronggo
Prawirodirjo Il melawan tentara Belanda di bawah kepemimpinan
Gubernur Jenderal Belanda Herman Willem Daendels.
Pemberontakan berlangsung singkat dan dapat segera
dipadamkan oleh Daendels dengan bantuan pihak Keraton
Ngayogyakarta Hadiningrat. Sultan Hamengkubuwana II tidak
dapat berbuat banyak selain berpura-pura mendukung Belanda
akibat tuduhan yang diarahkan Sunan Pakubuwana
IV kepadanya.
Perang Diponegoro

 Perang Diponegoro yang juga dikenal dengan sebutan Perang Jawa (Inggris:The


Java War, Belanda: De Java Oorlog adalah perang besar dan berlangsung selama
lima tahun (1825-1830) di Pulau Jawa, Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Perang
ini merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda
selama masa pendudukannya di Nusantara, melibatkan pasukan Belanda di bawah
pimpinan Jendral De Kock yang berusaha meredam perlawanan penduduk Jawa di
bawah pimpinan Pangeran Diponegoro. Akibat perang ini, penduduk Jawa yang
tewas mencapai 200.000 jiwa, sementara korban tewas di pihak Belanda berjumlah
8.000 tentara Belanda dan 7000 serdadu pribumi. Akhir perang menegaskan
penguasaan Belanda atas Pulau Jawa.
 Berkebalikan dari perang yang dipimpin oleh Raden Ronggp sekitar 15 tahun
sebelumnya, pasukan Jawa juga menempatkan masyarakat Tionghoa di tanah Jawa
sebagai target penyerangan. Namun, meskipun Pangeran Diponegoro secara tegas
melarang pasukannya untuk bersekutu dengan masyarakat Tionghoa, sebagian
pasukan Jawa yang berada di pesisir utara (sekitar Rembang dan Lasem) menerima
bantuan dari penduduk Tionghoa setempat yang rata-rata beragama Islam.
Perang Aceh
 Perang Aceh–Belanda atau disingkat Perang Aceh adalah
perang Kesultanan Aceh melawan Belanda dimulai pada 1873
hingga 1904. Kesultanan Aceh menyerah pada januari 1904, tapi
perlawanan rakyat Aceh dengan perang gerilya terus berlanjut.
 Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda menyatakan perang kepada
Aceh, dan mulai melepaskan tembakan meriam ke daratan Aceh
dari kapal perang Citadel van Antwerpen. Pada 5 April 1873,
Belanda mendarat di Pante Ceureumen di bawah pimpinan Johan
Harmen Rudolf Köhler, dan langsung bisa menguasai Masjid Raya
Baiturrahman. Köhler saat itu membawa 3.198 tentara. Sebanyak
168 di antaranya para perwira
Kebangkitan Nasional

 Kebangkitan Nasional Indonesia adalah periode pada paruh


pertama abad ke-20, di mana banyak rakyat Indonesia mulai
menumbuhkan rasa kesadaran nasional sebagai "orang
Indonesia". Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu
berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah
Pemuda (28 Oktober 1928). Masa ini merupakan salah satu
dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak
masa Multatuli.
Budi Utomo

 Budi Utomo (ejaan van Ophuijsen: Boedi Oetomo) adalah


sebuah organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Soetomo dan
para mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan
Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada tanggal 20 Mei 1908.
Digagaskan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi ini bersifat
sosial, ekonomi, dan kebudayaan tetapi tidak bersifat politik.
Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan yang bertujuan
mencapai kemerdekaan Indonesia walaupun pada saat itu
organisasi ini awalnya hanya ditujukan bagi golongan
berpendidikan Jawa. Saat ini tanggal berdirinya Budi Utomo, 20
Mei, diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Sumpah Pemuda

 Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan


kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat
untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.
 Yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres
Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928
di Batavia (Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air
Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini juga
diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia"
dan agar "disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat
perkumpulan-perkumpulan".
 Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres
tersebut, melainkan diberikan setelahnya]. Berikut ini adalah bunyi tiga
keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di
dinding Museum Sumpah Pemuda. Penulisan menggunakan ejaan van
Ophuysen.
Isi Sumpah Pemuda

 Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah
jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang
satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa
persatoean, bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai