Anda di halaman 1dari 35

TUMOR MEDULLA

SPINALIS
KELOMPOK 12
DEFINISI

Tumor Medula Spinalis adalah massa pertumbuhan jaringan yang baru di


dalam Medula spinalis, bisa bersifat jinak (benigna) atau ganas yang
disebut dengan maligna (Satyanegara, 2010).
Tumor medula spinalis adalah tumor yang berkembang dalam tulang
belakang atau isinya dan biasanya menimbulkan gejala – gejala karena
keterlibatan medula spinalis atau akar – akar saraf.
ANATOMI FISIOLOGI

• Medula spinalis merupakan bagian dari susunan saraf pusat, terletak didalam canalis
vertebralis dan merupakan lanjutan dari medulla oblongata danujung caudalnya
membentuk conus medullaris. Panjangnya pada pria sekitar 45cm dan wanita 42-43 cm.
• Medula spinalis terdiri atas 31 segmen jaringan saraf dan masing-masing memiliki sepasang
saraf yang keluar dari kanalis vertebralis melalui foramen intervetebra (lubang pada tulang
vertebra). Saraf-saraf spinal diberi nama sesuai dengan foramen intervertebra, kecuali saraf
servical pertama yang keluar di antara tulang oksipital dan vertebra servikal pertama.
• Terdapat 8 pasang saraf servikal (dan hanya tujuh vertebra servikalis), 12 pasang saraf
torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis, dan 1 pasang saraf koksigis
(Akhyar, 2009).
INVENTION MATERIALS

• Materials used for final invention build


• Why did you choose those materials?
KLASIFIKASI TUMOR MEDULA SPINALIS
Menurut price 2006 klasifikasi medula spinalis terdiri
dari :
1. Klasifikasi tumor medulla spinalis berdasarkan asal
3. Kompresi medula spinalis pada berbagai
dan sifat selnya
tingkat
• Tumor medula spinalis primer
Menurut (Price, 2006 : 1191) kompresi
• Tumor medula spinalis sekunder medula spinalis pada berbagai tingkat terdiri
2. Klasifikasi tumor berdasarkan lokasi tumor dari:
terhadap dura dan medula spinalis • Tumor foramen magnum 
• Tumor ekstradural • Tumor daerah servikal
• Tumor intardural • Tumor daerah thorakal
Tumor intradural dibagi menjadi : • Tumor di daerah lumbosakral
• Tumor ekstramedular • Tumor kauda equina
• Tumor Intramedular
MANIFESTASI KLINIS
2. Tumor Intradural

a. Tumor Ekstramedular
Manifestasi klinis yang dapat terjadi pada tumor
medula spinalis menurut (Price, 2006 : 1192) • Nyeri mula-mula di punggung dan kemudian
adalah : disepanjang radiks spinal.

• Nyeri diperberat oleh gerakan, batuk, bersin atau


1. Tumor Ekstradural
mengedan dan paling berat terjadi pada malam hari.
• Gejala pertama umumnya berupa nyeri yang
• Defisit sensorik
menetap dan  terbatas pada daerah tumor.
• Parestesia
Diikuti oleh nyeri yang menjalar menurut pola
dermatom. • Ataksia

• Nyeri setempat ini paling hebat terjadi pada • Jika tumor terletak anterior dapat menyebabkan defisit
malam hari dan menjadi lebih hebat oleh sensorik ringan serta gangguan motorik yang hebat.

gerakan tulang belakang. b. Tumor Intramedular

• Nyeri radikuler diperberat oleh batuk dan • Hilangnya sensasi nyeri dan suhu bilateral yang
mengejan. meluas diseluruh segmen yang terkena, yang pada
giliranya menyebabkan kerusakan pada kulit perifer.
• Nyeri dapat berlangsung selama beberapa hari
• Bila lesinya besar terjadi sensasi raba, gerak, posisi
atau bulan sebelum keterlibatan medula
dan getar.
spinalis.
• Defisit sensasi nyeri dan suhu.
• Fungsi medula spinalis akan hilang sama
• Kelemahan yang disertai atrofi dan fasikulasi
sekali.
• Nyeri tumpul, impotensi pada pria dan gangguan
• Kelemahan spastik dan hilangnya sensasi
spinter pada kedua jenis kelami
getar.

• Parestesi dan defisit sensorik akan


ETIOLOGI

 Tumor Medula Spinalis  Primer


Penyebab tumor medula spinalis primer sampai saat ini belum diketahui secara
pasti. Beberapa penyebab yang mungkin dan hingga saat ini masih dalam tahap
penelitian adalah virus, faktor genetik, dan bahan-bahan kimia yang bersifat
karsinogenik.
 Tumor Medula Spinalis Sekunder
Adapun tumor sekunder (metastasis) disebabkan oleh sel-sel kanker yang
menyebar dari bagian tubuh lain melalui aliran darah yang kemudian menembus
dinding pembuluh darah, melekat pada jaringan medula spinalis yang normal
dan membentuk jaringan tumor baru di daerah tersebut.
PATOFISIOLOGI
INVENTION DESIGN PROCESS
• Talk about the design process
• Did your first build work, or
did you have to change your
ideas? Why?
• Did you have to change the
materials you used as you
tested your invention? Why?

<Insert pictures or drawings of your invention design/building


process>
*you can insert a new slide for these pictures/drawings if you need to!
KOMPLIKASI
1. Kerusakan serabut-serabut neuron
2. Hilangnya sensasi nyeri (keadaan parah)
3. Perdarahan metastasis
4. Kekauan, kelemahan
5. Gangguan koordinasi
6. Menyebabkan kesulitan berkemih atau hilangnya pengendalian
terhadap kandung kemih atau sembelit.
7. Komplikasi pembedahan 
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Selain dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis tumor medula


spinalis dapat ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan penunjang
seperti di bawah ini.
• Laboratorium
• Foto Polos Vertebrae
• CT-scan
• MRI
• Radiologi
PENATALAKSANAAN MEDIS

• Deksamethason : 100 mg
• Penatalaksanaan berdasar evaluasi radiografik
• Radiasi
• Pembedahan
KONSEP DASAR
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

• Data dasar • Nyeri / Kenyamanan


• Riwayat kesehatan
• Pernapasan,
• Aktivitas / istirahat, Gejala
• Hormonal
• Sirkulasi,

• Integritas Ego
• Sistem Motorik

• Eliminasi • Keamanan
• Makanan / cairan • Seksualitas
• Neurosensori
• Interaksi sosial
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Nyeri (akut) / kronis b.d agen pencedera fisik, kompresi


saraf 
• Defisit perawatan diri : higiene, makan toileting dan
mobilitas yang b. d gangguan neurofisiologis.
• Perubahan persepsi sensori b.d perubahan resepsi sensoris,
transmisi dan atau integrasi ( trauma atau defisit
neurologis)
• Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler
ditandai dengan ketidakmampuan untuk bergerak sesuai
keinginan
• Resiko tinggi terhadap ketidakefektifan pola napas b.d
kerusakan neurovaskuler, kerusakan kognitif.
Intervensi Nyeri (akut) / kronis b.d agen pencedera fisik,
kompresi saraf
Kriteria hasil : pasien melaporkan nyeri berkurang, menunjuKkan perilaku untuk
mengurangi kekambuhan atau nyeri
Intervensi :
• Kaji keluhan nyeri
• Observasi keadaan nyeri nonverbal ( misal ; ekspresi wajah, gelisah, menangis,
menarik diri, diaforesis, perubaan frekuensi jantung, pernapasan dan tekanan
darah.
• Anjurkan untuk istirahat denn tenang
• Berikan kompres panas lembab pada kepala, leher, lengan sesuai kebutuhan
• Lakukan pemijatan pada daerah kepala / leher / lengan jika pasien dapat
toleransi terhadap sentuhan
• Sarankana pasien untuk menggnakan persyaratan positif “ saya sembuh “ atau
“ saya suka hidup ini “
• Berikan analgetik / narkotik sesuai indikasi
Defisit perawatan diri : higiene, makan toileting dan
mobilitas yang b.d gangguan neurofisiologis.
Kriteria hasil : kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi, kebutuhan nutrisi dan
cairan terpenuhi, kebutuhan eliminasi terpenuhi, kebutuhan higiene oral, muka
terpenuhi, latihan rentang gerak aktif dan psif dilakukan.
Intervensi :
• Kaji tingkat kemampuan yang berhubungan dalam melakukan kebutuhan
perawatan diri
• Bantu saat pasien makan sesuai kebutuhan
• Lakukan perawatan kateter setiap hari
• Lakukan higiene oral setiap hari
• Lakukan latihan rentang gerak pasif untuk ekstremitas
• Bantu dan ajarkan latihan pembentukan otot sesuai indikasi : boneka untuk
latihan memeras, bola karet.
• Lakukan perawatan kulit : gosok punggung
• Berikan higiene secara total sesuai indikasi
• Berikan bantuan nutrisi sesuai pesanan : konsulkan dengan ahli gizi untuk
menetapkan kebutuhan
• Jelaskan pentingnya perawatan diri
PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI B.D PERUBAHAN RESEPSI SENSORIS,
TRANSMISI DAN ATAU INTEGRASI ( TRAUMA ATAU DEFISIT NEUROLOGIS)
Kriteria hasil : pasien dapat dipertahanakan tingkat kesadaran dan fuingsi persepsinya, mengakui
perubahan dalam kemampuan dan adanya keterlibatan residu, mendemonstrasikan perubahan
gaya hidup.
Intervensi :
• Kaji secar teratur perubahan orientasi, kemampuan bicara, afektif, sensoris dan proses piker
• Kaji kesadaran sensoris seperti respon sentuan , panas / dingin, benda tajam atau tumpul,
keadaran terhadap gerakan dan letak tubuh, perhatkian adanya masalah penglihatan
• Observasi repon perilaku
• Hilangkan suara bising / stimulus yang berlebihan
• Berikan stimulus yang berlebihan seperti verbal, penghidu, taktil, pendengaran, hindari isolasi
secara fisik dan psikologis
• pemberian obat supositoria gna mempermudah proses BAB
• konsultasi dengan ahli fisioterapi / okupasi
GANGGUAN MOBILITAS FISIK B.D KERUSAKAN NEUROMUSKULER
DITANDAI DENGAN KETIDAKMAMPUAN UNTUK BERGERAK SESUAI
KEINGINAN
Kriteria hasil : mempertahankan posisi fungsi dibuktikan oleh tidak adanya
kontraktur, footdrop, meningkatkan kekuatan bagian tubuh yang sakit /
kompensasi, mendemonstrasikan tehnik / perilaku yang memungkinkan
melakuakn kembali aktivitas

Intervensi :
• Kaji rasa nyeri, kemerahan, bengkak, ketegangan otot jari.
• Berikan suatu alat agar pasien mampu untuk meminta pertolongan , seperti : bel atau
lampu pemanggil
• Bantu / lakukan latihan ROM pada semua ekstremitas dan sendi, pakailah gerakan perlahan
dan lembut. Lakukan hiperekstensi pada paha secara teratur
• Letakkan tangan dalam posisi kedalam ( melipat )
• Tinggikan ekstremitas bawah beberapa saat sewaktu duduk atau angkat kaki
• Buat rencana aktivitas untuk pasin sehingga pasien dapat beristirahat tanpa terganggu
• Berikan posisi alih baring setiap 2 jam
• Monitor tanda-tanda vital
• Konsultasikan dengan ahli fisioterapi
RESIKO TINGGI TERHADAP KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAPAS B.D
KERUSAKAN NEUROVASKULER, KERUSAKAN KOGNITIF.
Kriteria hasil: pasien dapat dipertahanakan pola nafas efektif, bebas sianosis, dengan GDA dan tanda-tanda vital dalam
batas normal, bunyi nafas jelas saat dilakukan auskultasi, tidak terdapat tanda distress pernafasan

Intervensi :

• Kaji dan catat perubahan frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan

• Auskultasi bunyi pernafasan

• Angkat kepala tempat tidur sesuai atuiran / posisi miring sesuai indikasi

• Anjurkan utuk bernapas dalam, jika pasien sadar

• Kaji kemampuan dan kualitas batuk

• Monitor tanda-tanda vital

• Waspada bahwa trakeostomie mungkundilakukan bila ada indikasi

• Lakukan penghisapan lendir dengan hati hati jangan lebih dari 10 – 15 detik, catat karakter warna, kekentalan dan
kekeruhan secret

• Pantau pengguanaan obat obatan depresan seperti sedative

• Berikan O2 sesuai indikasi

• Lakukan fisioterapi dada jika ada indikasi 


IMPLEMENTASI
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap-tahap tindakan keperawatan:
Persiapan yang meliputi:
• Review tindakan keperawatan yang diidentifikasikan pada tahap
perencanaan
• Menganalisa pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang
diperlukan.
• Mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan yang mungkin
timbul.
• Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan.
• Mempersiapkan lingkungan yang kondusif sesuai dengan tindakan
yang dilaksanakan.
• Mengidentifikasi aspek hukum dan etika terhadap resiko.
EVALUASI

Evaluasi adalah peran perawat dalam evaluasi untuk melihat sejauh


mana tujuan yang telah dicapai oleh klien setelah mendapat tindakan
atau askep. Evaluasi yang dapat digunakan yaitu evaluasi proses dan
evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah kegiatan yang dilakukan dengan
mengevaluasi selama proses perawatan berlangsung atau menilai dari
respon klien. Evaluasi hasil adalah kegiatan melakukan evaluasi dengan
target tujuan yang diharapkan.
KASUS
PENGKAJIAN
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Tn. YS
• Umur : 42 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Status Perkawinan  : Menikah
• Pekerjaan : Buruh bangunan
• Alamat : Banyubiru, Semarang
RIWAYAT PENYAKIT SAAT INI
Sejak setahun yang lalu, pasien mengeluh kesemutan pada kedua lutut sampai telapak
kaki. Kesemutan timbul terus menerus. Kesemutan dirasa semakin lama semakin parah.
Pasien dipijit kakinya untuk mengurangi gejala namun tidak berkurang. Selain kesemutan,
pasien juga mengeluh ada perbedaan sensasi raba antara pusar ke atas dengan pusar ke
bawah, pusar ke bawah tidak merasakan sensasi apa-apa, baik disentuh, dicubit atau
terkena panas. Rasa baal pada kedua lutut sampai kedua telapak kaki tidak disertai nyeri.
Punggung bawah kanan dan kiri terasa nyeri. Nyeri terasa seperti ada sensasi panas. Nyeri
terasa terus menerus. Nyeri bertambah bila pasien terlalu lama duduk atau tiduran dan
berkurang bila pasien berusaha mengubah-ubah posisi. Kedua tangan dan kaki bisa
digerakan. Pasien bisa berdiri,tetapi hanya bertahan ±1-2 detik saja. Pasien tidak bisa
berjalan. 6 bulan SMRS, pasien mengeluh susah BAK dan BAB. Sensasi keinginan untuk
berkemih dan BAB ada, tapi untuk mengeluarkannya tidak ada kekuatan. Sulit BAK dapat
diatasi dengan pemasangan kateter. Pasien datang ke poliklinik saraf RSUD Ambarawa
dengan keluhan tidak bisa berjalan. Rutin kontrol, namun untuk mengetahui diagnosis pasti
dan pengobatan lebih lanjut, dirujuk ke RSUP Dr. Kariadi. Pasien menjalani rawat inap
selama 11-26 Agustus 2015.Nafsu makan tidak turun. Penurunan berat badan ada, namun
tidak drastis. Demam sebelum keluhan kesemutan dan baal pada kedua tungkai disangkal.
Keluhan nyeri kepala dan pusing disangkal, kejang disangkal. Tidak ada gangguan dalam
PEMERIKSAAN FISIK

• Status Generalis
• Kesadaran : Compos Mentis GCS E4V5M5
• Keadaan umum : tampak sakit sedang
• Tanda Vital
• Tekanan darah : 120/70 mmHg
• Denyut nadi : 82 x/menit
• Pernapasan : 20 x/menit
• Suhu : 36,0oC
ANALISA DATA
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
1 DS Gangguan mobilitas fisik Kerusakan neuromuskuler
-Pasien mengatakan tidak dapat berjalan
- Pasien mengatakan lutut hingga ke telapak
kaki pasien terasa baal dan di sertai dengan
nyeri
-Pasien mengeluh kesemutan pada kedua lutut
sampai telapak kaki
DO
- Pasien dapat menggerakkan kaki tetapi tidak
dapat berjalan
- Pasien hnaya mampu berdiri 1-3 detik saja
2 DS : Resiko kekurangan nutrisi Infeksi tenggorokan
- Pasien mengatakan tidak nafsu makan
- Pasien mengatakan sakit ketika menelan
DO:
- Pasien hanya menghabis kan setengah porsi
makanannya
- Terdapat peradangan dalam tenggorokan
pasien
3 DS: Defisit perawatan diri Gangguan mobilitas
- Pasien mengatakan belum keramas selama
di rawat
DO:
 Rambut pasien tampak berminyak dan kotor
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Gangguan mobilitas fisik b.d Kerusakan neuromuskuler


• Resiko kekurangan nutrisi b.d Infeksi tenggorokan
• Defisit perawatan diri b.d mobilitas
NO Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Rencana tindakan/intervensi
keperawatan
1 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan 2 x 24 1. Kaji rasa nyeri,kebengkakan,ketegangan otot jari
fisik b.d Kerusakan masalah dapat teratasi dengan kriteria 2. Berikan suatu alat agar pasien mampu untuk
neuromuskuler hasil : meminta pertolongan,seperti bel
mempertahankan posisi fungsi 3. Ajarkan teknik ROM
4. Anjurkan untuk tinggikan ekstremitas bawah
dibuktikan oleh tidak adanya
beberapa saat sewaktu duduk
kontraktur, footdrop, meningkatkan 5. Anjurkan pasien untuk ganti-ganti posisi setiap 1
kekuatan bagian tubuh yang sakit / sampai 2 jam sekalai
6. Monitor tanda-tanda vital
kompensasi, mendemonstrasikan
tehnik / perilaku yang memungkinkan
melakuakn kembali aktivitas
 
2 Resiko kekurangan Setelah dilakukan tindakan 1.Sajikan makanan yang mudah dicerna, dalam keadaan
nutrisi b.d Infeksi keperawatan 2 x 24 jam, diharapkan hangat, tertutup, dan berikan sedikit-sedikit tapi sering
tenggorokan tidak terjadi kekurangan nutrisi dengan 2.Bantu pasien makan jika tidak mampu
  kriteria hasil : 3.Ukur intake makanan dan timbang berat badan
1. Terjadi peningkatan berat badan 4. Anjurkan pasien untuk makan sedikit-sedikit tapi sering
sesuai batasan waktu 5.Anjurkan pasien untuk menghindari makanan yang
2. Peningkatan status nutrisi banyak mengandung gas
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang
tepat bagi pasien
7. Monitor hasil lab, seperti glukosa, elektrolit, albumin,
hemoglobin, kolaborasi dengan dokter
3 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan 2 x 24 1. Bantu pasien untuk
b.d mobilitas masalah dapat teratasi dengan kriteria keramas
IMPLEMENTASI

Melakukan tindakan sesuai dengan yang di


intervensikan
Tanggal Pukul No. Diagnosa Catatan (SOAP) Paraf
8/5/2019 16.15 I S : Pasien mengatakan kekakuan sendinya  
berkurang
     
O : Pasien terlihat berusaha menggerakkan
      tubuhnya
A : Tujuan tercapai sebagian
      P : Intervensi dilanjutkan
       
 
    II
S: Pasien masih nyeri saat menelan, namun sudah
    berkurang, rasanya senut-senut, dan hilang-
    timbul saat menelan.

    O: Pasien masih tampak kesakitan saat menelan


    dan masih menunjukkan wajah gelisah.

  17.00 A: Masalah sebagian teratasi

P: Lanjutkan intervensi
8/5/2019 17.30 III S : Pasien mengatakan lebih nyaman dan segar.  
O : Tidak tercium bau, pakaian pasien telah
terganti dan pasien tampak bersemangat
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai