Anda di halaman 1dari 18

KERAJAAN ISLAM DI SULAWESI

KESULTANAN GOA TALLO

Kesultanan Goa Talo ini


terletak di daerah
Sulawesi Selatan

Ibukota Kesultanan
Goa Tallo, Sumba Opu
sebagai negara-kota
berperan penting
dalam perdagngan
regional dan
internasional
SEJARAH BERDIRINYA
Goa dan Tallo
awalnya Kedua raja
Karaeng Matoaya yang
merupakan dari Goa dan
merupakan raja Tallo ke-
dua kerajaan Tallo memeluk
8 dengan gelar Sultan
yang berdiri di agama islam
Abydllah Awalul Islam
Sulawesi pada 22 Mei
Tumenega ri Agama pada
Selatan September
22 September 1605
1605
I Mangngrandangngi
Kerajaan Goa Daeng Manra’bia yang
dan Tallo merupakan raja Gowa
meleburkan ke-14 memeluk islam
pusat dan merubah nama
pemerintahan menjadi Sultan Alaudin
di Sombaopu
SUMBER KERAJAAN

Catatan Tome Pires : Catatan


Tome Pires ini menitikberatkan
kepada kerajaan di Sulawesi
belum memeluk islam

Istana Balla Benteng Ujung


Lompoa Masjid Katangka
Pandang
POLITIK
Saat bersatunya kerajaan,
Raja Goa bernama Daeng
Manrabia menjadi raja
bergelar Sultan Alauddin, dan
Raja Tallo bernama Karaeng
Mantoaya menjadi perdana
menteri bergelar Sultan Kerajaan Goa Tallo
Abdullah melakukan perluasan
politiknya dengan
Kesultanan Goa-Tallo
menaklukan Kerajaan
membina hubungan baik
Bone, Wajo, dan
dengan orang-orang
Supeng
Portugis. Hubungan ini
disebabkan ancaman VOC
yang hendak memonopoli
perdagangan rempah-
rempah di Maluku.
Menghasilkan beras, bahan
makanan lainnya, daging serta
kapur barus
Menjadi pelabuhan regional dan
internasional hal ini didukung
Kehidupan Ekonomi karena letaknya yang strategis
Pelayaran dan perdagangan di
Makassar diatur berdasarkan
hukum niaga Ade’ Alpoing Loping
Bicaranna

Sebagian besar masyarakatnya


Kehidupan Sosial menjadi nelayan dan pedagang
Budaya Islamisasi semakin mantap
dengan adanya para mubalig
yang disebut Datto Tallu (Tiga
Datok : Datok ri Bandang,
Datok ri Patimang, dan Datok ri
RUNTUHNYA KERAJAAN
Terjadi peperangan besar-
Permusuhan antara
besaran 1654-1655 di
Kesultanan Goa dengan
Sumba Opu maupun di
VOC
Maluku

Terjadi pengkhianatan
Perjanjian damai 27 Feb
oleh Aru Palaka yang
1656 yang merugikan
merupakan putra mahkota
pihak VOC
Bone

VOC mendapat bantuan Perang berakhit dengan


tentara dari Aru Palaka ditandatangani Perjanjian
dan menyerang kembali Bongaya di Batavia pada 18
Goa Tallo November 1667
KERAJAAN BONE

Kerajaan Bone terletak di


Sulawesi bagian barat daya ,
Kabupaten Bone, Provinsi
Sulawesi Selatan

Menguasai areal sekitar


2.600 km2
SEJARAH BERDIRINYA

Kerajaan Bone terbentuk pada awal


abad XIV dengan kedatangan
Tomonurung ri Matajeng
MatasilompoE yang mempersatukan
7 komunitas yang dipimpin oleh
Matoa,

Diangkatnya Arung Pone menjadi


Raja Bone I
KEHIDUPAN POLITIK

Melakukan persekutuan
dengan Goa Tallo

Melakukan perjanjian Sopeng dan


Wajo dalam ikatan Tellumpocco

Goa dan Bone mengalami


keretakan hubungan

Kerajaan Bone bersekutu dengan


VOC untuk menaklukan Goa
Kehidupan Sosial

Kerajaan Bone gencar menyebarkan agama islam


sehingga Masyarakat di Kerajaan Bone diatur
dengan ajaran dan hukum agama islam

Kehidupan Ekonomi

Penjadi Pelabuhan
Berorientasi pada internasional yang
Perdagangan dan menghasilkan alam
Pelayaran terutama rempah-
rempah
KERUNTUHAN

Bone melanggar perjanjian


untuk tidak melakukan
perluasan wilayah

Kerajaan Bone melakukan


invasi militer di Tana Toraja
dan Wajo 1897-1900

Gubernur Hindia Belanda


Baroon van Hoevel
mengeluarkan surat
perintah untuk penghapusan
penguasa pribumi Bone
pada Maret 1903
Juli 1905 Belanda
melancarkan searangan
terhadap Bone melalui
KERAJAAN WAJO
SEJARAH BERDIRINYA

Sejarah Awal Kerajaan Wajo masih


samar-samar karena terdapat
beberapa versi yang menceritakan
munculnya nama Wajo Pendirian
Kampung Wajp
yang didirikan
oleh tiga orang
anak raja dari
kampung
tetangga.
Cinotobbi, yang
merupakan
Ketiga pendiri kampung itu keturunan dewa
masing-masing menjadi raja dari
tiga bagian (limp) bangs Wajo:
Battempola, Talonlenreng, dan Tua
SUMBER KERAJAAN

Hikayat Wajo

Hikayat ini berisikan mengenai


perkembangan kerajaan Wajo
KEHIDUPAN POLITIK
Karena Batara wajo yang ke-3
berkelakuan buruk maka raja
wajo tidak lagi diberikan secara
turun-temurun Raja wajo dipilih melalui
pemilihan dari seorang
keluarga raja yang menjadi
arung matoa “raja yang
pertama atau utama”
Kerajaan Wajo memperluas
daerah kekuasaannya
sehingga menjadi kerajaan
Bugis yang besar
Wajo pernah bersekutu
dengan Kerajaan Bone dan
Soppeng dalam perjanjian
Tellumpocco pada 1582
Bersekutu dengan kerajaan
Goa Tallo
KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA
 Kentalnya pengaruh adat dalam
kehidupan sehari-hari rakyat Wajo
 Masuknya pengaruh islam di tahun
1610
 Datok ri Bandang dan Datok ri
Pattimang memberikan pelajaran
agama islam kepada raja Wajp dan
rakyatnya
 Terjadi hubungan kolaboratif komulatif
antara nilai-nilai adat dan agama islam
KERUNTUHAN
Setelah Kesultanan Goa menyerah
kepada VOC dengan diadakannya
perjanjian Bongaya pada tahun
1667

Pada tahun 1670 Kerajaan Wajo


diserang oleh tentara Bone dan
VOC sehingga ibukota Kerajaan
Wajo Rosara Jatuh
Arung matoa to Senger gugur dan
penggantinya terpaksa
menandatangani perjanjian di
Makassar tentang penyerahan
Kerajaan Wajo kepada VOC

Anda mungkin juga menyukai