Anda di halaman 1dari 54

Cerebral palsy (CP)

Terdiri dari 2 kata yaitu cerebral =


cerebrum /otak dan palsy = kekakuan.
Sehingga CP dapat diartikan sebagai
kekakuan yang disebabkan oleh hal-hal
yang terletak di otak (Salim, 2007).
Menurut disfungsi motorik:
(1) spastik (subkelompok : spastik
hemiplegia, diplegia, quadriplegia), (2)
diskinetik termasuk sub-kelompok athetoid,
distonik, chorea, ballismus, tremor, (3)
rigid, (4) ataxia dan (5) campuran (Pavone
dan Testa, 2015).
CP Spastik Hemiplegi
adalah spastik yang melibatkan traktus
kortikospinal unilateral yang biasanya
menyerang ekstremitas atas/bawah,
menyerang lengan dan kaki pada salah
satu sisi tubuh (Saputri, 2015).
Anatomi
1. Medulla Oblongata
2. Serebellum
3. Diensefalon
4. Lobus Oksipitaslis
5. Thalamus
6. Lobus Parietalis
7. Serebrum
8. Lobus Frontalis
9. Hipothalamus
10. Lobus Temporalis
11. Ponds Varolli
Cerebrum
Korteks serebri
Korteks serebri adalah struktur di dalam
otak yang memainkan peran kunci dalam
ingatan, perhatian, persepsi kesadaran,
berpikir, bahasa, dan kesadaran secara
sederhana. Korteks serebri dibagi menjadi
empat lobus, yaitu :
Lobus frontalis
Lobus parietalis
Lobus occipitalis
Lobus temporalis
Cerebellum
merupakan pusat koordinasi untuk
keseimbangan dan tonus otot.
Mengendalikan kontraksi otot-otot
volunteer secaraoptimal. Bagian-bagian
dari serebellum adalah lobus anterior,
lobus medialis dan lobus fluccolonodularis
(Purves, 2004).
Area Brodmann
Homunkulus
gambaran topografik yang terdapat pada
daerah sensorik dan motorik, pada kortek
serebri sebagai bayangan cermin yang
berdampingan .Area pergerakan tubuh
dipresentasikan dengan bentuk terbalik di
gyrus precentralis.
Traktus Piramidalis
Traktus Extrapiramidalis
PATOFISIOLOGI CEREBRAL
PALSY SPASTIK HEMIPLEGI
Hemiplegia pada bayi dan anak-anak adalah jenis
Cerebral Palsy yang dihasilkan dari kerusakan pada
bagian (hemisfer) otak yang mengontrol pergerakan
otot. Kerusakan ini dapat terjadi sebelum, selama
atau segera setelah lahir. Dari seluruh anak cereberal
palsy, 87% menyandang hemiplegia (Chasa, 2019).
Cerebral palsy spastik, area otak yang paling
terpengaruh adalah cerebral cortex dan tract
corticospinal. Dalam kondisi ini, kelenturan terjadi
karena hiperaktifitas refleks peregangan yang
dihasilkan dari lesi pada saluran kortikospinalis yang
menyebabkan input fasilitatif yang tidak terkontrol
pada busur refleks tulang belakang (Norton, 2007).
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO CP
SPASTIK HEMIPLEGI

Penyebab Prenatal
- kongenital termasuk malformasi perkembangan kortikal.
- asfiksia
- kelahiran prematur diperkirakan penyebab dari sebagian besar
kasus.Etiologiperinatal atau neonatal pada bayiberat lahir rendah
yang paling sering adalahleukomalacia periventrikular (PVL),
perdarahan periventrikular, daninfark serebral, tetapi pada bayi
berat lahir normal, alasan yang paling umum adalah ensefalopati
hypoxicischemic.Penyebab antenatal cerebral palsy lainnya adalah
kejadian vaskular ditunjukkan oleh pencitraan otak (misalnya, oklusi
arteri serebri), dan infeksi TORCH (toksoplasmosis, rubella,
cytomegalovirus, dan herpes simplex) selama trimester pertama dan
keduakehamilan adalah penyebab cacat perkembangan saraf jangka
panjang. Di negara-negara industri, proporsiCP disebabkan infeksi
TORCH diperkirakan hampir 5%. Penyebab kurang umum dari
cerebral palsy termasukgangguan metabolisme, konsumsi ibu racun,
dan sindrom genetik langka.
Alat Ukur
 Skala Asworth
Asworth scale atau skala asworth digunakan
untuk memeriksa atau menilai tingkat
spastisitas yang dimiliki oleh pasien. Berikut
klasifikasi kriteria asworth scale:
 MMT
Manual muscle test (MMT) merupakan
pengukuran kekuatan otot secara manual
menggunakan tangan tanpa alat khusus.
 Pediatric Balance Scale (PBS)
Pediatric Balance Scale digunakan untuk
menilai kemampuan keseimbangan fungsional
pada anak usia sekolah. PBS terdiri dari 14
item yang dinilai dari skor 0 (fungsi terendah)
hingga skor 4 (fungsi tertinggi) dengan skor
GMFM
Gross Motor Function Measurement
(GMFM) merupakan suatu jenis
pengukuran klinis untuk mengevaluasi
perubahan fungsi gross motor pada
penderita cerebral palsy.
GMFCs
Gross Motor Functional Classification
System (GMFCS) pada kasus Cerebral
Palsy berdasarkan kemampuan pasien
sendiri yang terdiri dari duduk
(keseimbangan tubuh) dan berjalan.
PROBLEMATIKA FISIOTERAPI CP
SPASTIK HEMIPLEGI
Postural tonus : kelemahan pada otot leher satu sisi,
hipotonus pada otot proksimal satu sisi, hipertonus
pada bagian dstal satu sisi.
Axis : leher lemah di satu sisi, axis mata tidak di
tengah, stabilitas proksimal buruk di satu sisi, rotasi
segmental kepala buruk satu sisi, orientasi garis
tengah tubuh buruk, BOS buruk keluar dari axis
lengan dan kaki
Cortical level : visual problem, masalah pada tangan
dan kaki satu sisi, kognisi rendah, somatosensasi
buruk di satu sisi
Associated problem : perbedaan pertumbuhan
tulang, masalah emosional, kejang
Prognosis
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
prognosis penderita cerebral palsy seperti
tipe klinis, keterlambatan dicapainya
tahapan perkembangan bayi (milestones),
adanya reflek patoligi, adanya defisit
intelegensi, sensoris dan gangguan
emosional dan asupan makan. Prognosis
penderita dengan gejala motorik yang
ringan adalah baik; makin banyak gejala
penyertanya (retardasi mental, bangkitan
kejang, gangguan penglihatan dan
pendengaran) dan makin berat gejala
motoriknya, makin buruk prognosisnya.
STATUS KLINIS
KETERANGAN UMUM PENDERITA
Nama : D.A.K
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Siswa
Alamat : Gaden RT 4 / RW 8, Mojogedang,
Karanganyar
No. CM : 8548
DATA-DATA MEDIS RUMAH
SAKIT
Diagnosis medis : CP spastic hemiplegic
dextra.
Catatan klinis : tidak ada catatan klinis,
medika mentosa, hasil lab dan radiologi.
KELUHAN UTAMA DAN RIWAYAT
PENYAKIT SEKARANG
Keluhan utama : Sdr. D.A.K. sudah mampu berdiri dan
jalan secara mandiri namun kaki kanan dalam posisi
jinjit, sudah mampu melakukan ADL secara mandiri
tanpa bantuan.
Riwayat Perkembangan :
a. Riwayat prenatal : saat hamil, usia ibu 22 tahun dan
usia ayah 20 tahun. Tidak ada riwayat trauma.
b. Riwayat Natal : lahir normal pervaginam, usia
kehamilan cukup bulan, BBL 3 kg
c. Riwayat postnatal : saat usia anak 3 bulan, sdr. D.A.K
terkena panas dan kejang, dibawa ke RS PKU. Setelah
itu, sdr. D.A.K lebih dominan menggunakan sisi kiri
daripada kanan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
RIWAYAT KELUARGA DAN
STATUS SOSIAL
Merupakan anak pertama dari 2
bersaudara. Tidak riwayat keluarga dengan
keluhan serupa.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
DAN PENYERTA
Riwayat penyakit dahulu
Terdapat riwayat kejang dan panas pada
usia 3 bulan. Dirawat di RS PKU. Tidak
pernah mendapat terapi apapun sebelum
di YPAC.

Riwayat penyakit penyerta


Tidak ada riwayat penyakit penyerta
PEMERIKSAAN TANDA VITAL
a. Tekanan darah = 95/60 mmHg
b. Denyut nadi = 60 kali / menit
c. Frekuensi Napas = 24 kali / menit
d. Tinggi Badan = 148 cm
e. Berat Badan = -
INSPEKSI / OBSERVASI
Inspeksi Statis
Keadaan umum baik
Ekstremitas atas tampak sedikit abduksi
shoulder dextra, fleksi elbow dextra, palmarfleksi
wrsit dextra dan fleksi phalang dextra
Shoulder dextra tampak lebih tinggi / lebih
elevasi daripada shoulder sinistra
Ekstremitas bawah tampak sedikit fleksi knee
dextra, plantar fleksi ankle dan inverse ankle
Posisi kepala dominan sidefleksi sinistra saat
duduk dan berdiri.
Inspeksi Dinamis
Mampu menggerakan ekstremitas atas dan ekstremitas
bawah secara aktif
Kesulitan saat menggerakan ekstensi hip dextra dan
sinistra
Mampu berdiri, berjalan dan berlari secara mandiri
namun dalam posisi inverse dan plantar fleksi ankle
dextra
mampu berlari namun tidak seimbang
gait analysis : seluruh fase jalan terlewati kecuali toe
off,
gait patterns : Type 3
saat berjalan, terjadi rotasi tungkai kanan.
PALPASI
Terdapat spastis pada wrist dextra dan
ankle dextra
Tidak ada klonus
Terdapat tightness pada fleksor knee
dextra, tendon Achilles dextra, dan m.
illiopsoas dextra
PEMERIKSAAN GERAK DASAR (GERAK
AKTIF/PASIF/ISOMETRIK FISIOLOGIS)
a. Gerak Aktif
NO. Gerak Full ROM Pola gerakan Koordinasi

D S D S D S

1. Fleksi Shoulder + + Baik Baik Baik Baik

2. Ekstensi Shoulder + + Baik Baik Baik Baik

3. Abduksi Shoulder + + Baik Baik Baik Baik

4. Adduksi Shoulder + + Baik Baik Baik Baik

5. Fleksi Elbow + + Jelek Baik Baik Baik

6. Ekstensi Elbow + + Baik Baik Baik Baik

7. Supinasi - + Jelek Baik Jelek Baik

8. Pronasi - + Jelek Baik Jelek Baik

9. Palmar fleksi wrist + + Jelek Baik Jelek Baik

10. Dorsal fleksi wrist - + Jelek Baik Baik Baik


11. Ekstensi phalangs + + Baik Baik Baik Baik

12. Fleksi phalangs + + Baik Baik Baik Baik

13. Fleksi hip - + Baik Baik Baik Baik

14. Ekstensi hip - - Jelek Baik Jelek Baik

15. Abduksi hip - - Baik Baik Baik Baik

16. Fleksi knee - - Baik Baik Baik Baik

17. Ekstensi knee + + Baik Baik Baik Baik

18. Dorsalfleksi ankle + + Jelek Baik Jelek Baik

19. Plantarfleksi ankle - + Jelek Baik Baik Baik


b. Gerak Pasif

NO. Gerak Full ROM Tahanan Keterangan

Dextra Sinistra

1. Fleksi Shoulder + + - Tidak ada


tahanan
2. Ekstensi Shoulder + + - Tidak ada
tahanan
3. Abduksi Shoulder + + + Ada tahanan
diakhir gerakan
4. Adduksi Shoulder + + - Tidak ada
tahanan
5. Fleksi Elbow + + - Tidak ada
tahanan
6. Ekstensi Elbow + + - Tidak ada
tahanan
7. Supinasi - + + Ada tahanan
diakhir gerakan
8. Pronasi - + - Tidak ada
tahanan
9. Palmar fleksi wrist + + + Ada tahanan
diakhir gerakan
10. Dorsal fleksi wrist - + + Tahanan ditengah
-akhir gerakan
11. Ekstensi phalangs + + + Ada tahanan
diakhir gerakan
12. Fleksi phalangs + + + Ada tahanan
diakhir gerakan
13. Fleksi hip - + - Tidak ada
tahanan
14. Ekstensi hip - - - Tidak ada
tahanan
15. Abduksi hip - - - Tidak ada
tahanan
16. Fleksi knee - - - Tidak ada
tahanan
17. Ekstensi knee + + - Tidak ada
tahanan
18. Dorsalfleksi ankle + + - Tidak ada
tahanan
19. Plantarfleksi ankle - + + Ada tahanan
ditengah-akhir
gerakan

c. PEMERIKSAAN GERAK PASIF ACCESSORY


Pemeriksaan tidak dilakukan
Pemeriksaan kekuatan otot
menggunakan MMT
NO. Gerak Nilai

Dextra Sinistra

1. Fleksi Shoulder 5 5

2. Ekstensi Shoulder 5 5

3. Abduksi Shoulder 5 5

4. Adduksi Shoulder 5 5

5. Fleksi Elbow 5 5

6. Ekstensi Elbow 5 5

7. Palmar fleksi wrist 4 5

8. Fleksi hip 5 5

9. Ekstensi hip 3 3

10. Abduksi hip 4 5

11. Fleksi knee 4 5

12. Ekstensi knee 4 5

13. Dorsalfleksi ankle 2 4


NEUROLOGICAL TEST
Pemeriksaan tidak dilakukan
KEMAMPUAN FUNGSIONAL DAN
LINGKUNGAN AKTIVITAS
Kemampuan fungsional
Mampu berjalan mandiri namun kaki dalam posisi jinjit
Mampu berlari mandiri namun kaki dalam posisi jinjit
Mampu makan dan minum mandiri menggunakan tangan kiri
Mampu menulis menggunakan tangan kiri
Mampu jongkok berdiri
Mampu naik tanjakan secara mandiri

Lingkungan aktivitas
Berada di asrama YPAC
Letak toilet tidak jauh dari kamar tidur
Ruang kelas berada di lantai 2
Ruang makan tidak jauh dari kamar tidur
Pemeriksaan spastisitas
menggunakan skala Asworth
NO. GERAK NILAI
D S
1. Fleksi Shoulder 0 0
2. Ekstensi Shoulder 0 0
3. Abduksi Shoulder 1 0
4. Adduksi Shoulder 0 0
5. Fleksi Elbow 1 0
6. Ekstensi Elbow 1 0
7. Supinasi 1 0
8. Pronasi 0 0
9. Palmar fleksi wrist 1 0
10. Dorsal fleksi wrist 2 0
11. Ekstensi phalangs 1 0
12. Fleksi phalangs 2 0
13. Fleksi hip 0 0
14. Ekstensi hip 0 0
15. Abduksi hip 0 0
16. Fleksi knee 0 0
17. Ekstensi knee 0 0
18. Dorsalfleksi ankle 0 0
19. Plantarfleksi ankle 2 0
Pemeriksaan tightness otot
Tightness m. hamstring bilateral (+)
Tightness m. illiopsoas bilateral (+)
Tightness tendon Achilles bilateral (+)
Pemeriksaan keseimbangan menggunakan
Pediatric Balance Scale (PBS)

NO. TES NILAI


1. Berdiri ke duduk 3
2. Duduk ke berdiri 3
3. Transfer 4
4. Berdiri tanpa pegangan 4
5. Duduk tanpa pegangan 4
6. Berdiri dengan mata tertutup 3
7. Berdiri dengan kaki rapat 1
8. Berdiri dengan 1 kaki di depan 0
9. Berdiri dengan 1 kaki 1
10. Berputar 360 ° 3
11. Menengok ke belakang 4
12. Mengambil barang dari lantai 4
13. Menempatkan kaki bergantian di ˗
stepstool
14. Meraih ke depan ˗
Total 34
Pemeriksaan GMFM

Dimensi A 51/51 x 100% = 100%


Dimensi B 60/60 x 100% = 100%
Dimensi C 42/42 x 100% = 100%
Dimensi D 34/39 x 100% = 87,2%
Dimensi E 53/72 x 100% = 73,6%

TOTAL SCORE = 100% + 100% + 100% + 87,2% +


73,6%
5
= 460,8%
5
= 92,16%
DIAGNOSIS FISIOTERAPI
IMPAIRMENT
Body structure :
Kerusakan cortex cerebri hemisphere kiri atas dan
bawah
Postur tubuh condong ke depan
Pemendekan m. illiopsoas bilateral, m. hamstring
bilateral, tendon Achilles dextra
Body function :
Spastisitas
Hipotonus pada shoulder dextra dan hip dextra
Hipertonus pada wrist dextra dan ankle dextra
Gangguan keseimbangan saat berdiri dan berjalan
pada sisi kanan tubuh
FUNCTIONAL LIMITATION
Mampu makan dan minum menggunakan
tangan kiri
Mampu menulis menggunakan tangan kiri
Mampu berjalan dan berlari namun ankle
dextra dalam posisi jinjit

DISABILITY / PARTICIPATION
RESTRICTION
Terdapat restriksi minimal namun tidak
mengganggu aktivitas
PROGRAM FISIOTERAPI
TUJUAN JANGKA PANJANG
Melanjutkan tujuan jangka pendek
Memperbaiki postur berjalan
Meningkatkan kemampuan fungsional
TUJUAN JANGKA PENDEK
Menurunkan spastisitas pada wrist dextra dan ankle
dextra
Meningkatkan tonus pada shoulder dextra dan hip
dextra
Meningkatkan keseimbangan dinamis
Memperbaiki postur saat duduk, berdiri dan berjalan
TEKNOLOGI INTERVENSI
FISIOTERAPI
Myofascial release
Stretching pasif
Strengthening
Koreksi postur
Latihan keseimbangan
RENCANA EVALUASI
Pemeriksaan spastisitas menggunakan
skala Asworth
Pemeriksaan kekuatan otot menggunakan
MMT
Pemeriksaan keseimbangan menggunakan
PBS
Pemeriksaan GMFM
Pemeriksaan fungsional menggunakan
GMFCS
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanam : bonam
Quo ad fungsionam : bonam
(kemampuan berjalan)
Quo ad cosmeticam : bonam
PELAKSANAAN TERAPI
Myofascial release
Myofascial release diberikan pada otot
yang mengalami spastisitas.
Myofascial release diberikan pada area
fleksor elbow dextra, ekstensor elbow
dextra, palmarfleksor wrist dextra,
dorsifleksor wrist dextra, dorsifleksor ankle
dextra dan plantarfleksor ankle dextra.
Stretching pasif
Area yang akan diberikan stretching pasif dalam posisi
netral.
Streching pasif dikombinasikan dengan myofascial
release. Stretching pasif diberikan pada area fleksor
elbow dextra, ekstensor elbow dextra, supinator wrist
dextra, palmarfleksor wrist dextra, dorsifleksor wrist
dextra, dorsifleksor eversi dan plantarfleksor inversi
ankle dextra. Diberikan sebanyak 15 kali pada masing-
masing grup otot.
Stretching pasif diberikan pada abduktor dan fleksor
shoulder dextra dan sinistra, fleksor hip dextra dan
sinistra, ekstensor hip dextra dan sinistra, fleksor knee
dextra dan sinistra. Diberikan sebanyak 15 kali pada
masing-masing grup otot
Strengthening
Penguatan diberikan pada kelompok otot
abduktor shoulder dextra, fleksor shoulder
dextra, adduktor shoulder dextra, fleksor
hip dextra dan sinistra, ekstensor hip
dextra dan sinistra, fleksor knee dextra dan
sinistra, ekstensor knee dextra dan sinistra.
Penguatan pada masing-masing grup otot
diberikan sebanyak 10 kali pengulangan.
Koreksi postur
Koreksi postur yang diberikan pada posisi duduk dan
berdiri
Pada posisi duduk, koreksi postur yang diberikan berupa
mobilisasi bahu dan trunk. Anak diminta untuk
mengangkat lengan kiri (abduksi shoulder sinistra).
Kemudian terapis menarik lengan anak mendekat ke
telinga kiri anak. Gerakan ini diberikan bersamaan
dengan mobilisasi trunk.
Pada posisi berdiri, koreksi postur yang diberikan berupa
posisi berdiri yang tepat. Anak diminta untuk
menapakkan seluruh telapak kaki kanan ke lantai, badan
diminta untuk tegak, dan lengan lurus disamping badan.
Latihan keseimbangan
Latihan keseimbangan diberikan pada
posisi duduk dan berdiri.
Pada posisi duduk, anak diminta untuk
memindahkan beban tubuh ke sisi kanan
dan kiri secara bergantian.
Pada posisi berdiri, anak diminta untuk
berdiri tegak kemudian diminta untuk
memindahkan beban tubuh ke sisi kanan
dan kiri secara bergantian.
EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
a. Pemeriksaan spastisitas menggunakan skala
Asworth
NO. GERAK NILAI
T1 T2 T3 T4 T5 T6
D S D S D S D S D S D S
1. Fleksi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Shoulder
2. Ekstensi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Shoulder
3. Abduksi 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
Shoulder
4. Adduksi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Shoulder
5. Fleksi Elbow 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
6. Ekstensi 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
Elbow
7. Supinasi 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
8. Pronasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9. Palmar fleksi 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
wrist
10. Dorsal fleksi 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0
wrist
11. Ekstensi 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
phalangs
12. Fleksi 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 1 0
phalangs
13. Fleksi hip 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14. Ekstensi hip 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15. Abduksi hip 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16. Fleksi knee 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17. Ekstensi knee 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18. Dorsalfleksi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ankle
19. Plantarfleksi 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0
ankle
b. Pemeriksaan keseimbangan menggunakan
Pediatric Balance Scale (PBS)

NO. TES NILAI


T1 T6
1. Berdiri ke duduk 3 3
2. Duduk ke berdiri 3 3
3. Transfer 4 4
4. Berdiri tanpa pegangan 4 4
5. Duduk tanpa pegangan 4 4
6. Berdiri dengan mata 3 3
tertutup
7. Berdiri dengan kaki rapat 1 1
8. Berdiri dengan 1 kaki di 0 0
depan
9. Berdiri dengan 1 kaki 1 2
10. Berputar 360 ° 3 3
11. Menengok ke belakang 4 4
12. Mengambil barang dari 4 4
lantai
13. Menempatkan kaki ˗ ˗
bergantian di stepstool
14. Meraih ke depan ˗ ˗
Total 34 35
c. Pemeriksaan kekuatan otot
menggunakan MMT
NO. Gerak Nilai
T1 T2 T3 T4 T5 T6
D S D S D S D S D S D S
1. Fleksi 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Shoulder
2. Ekstensi 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Shoulder
3. Abduksi 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Shoulder
4. Adduksi 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Shoulder
5. Fleksi Elbow 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6. Ekstensi 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Elbow
7. Palmar fleksi 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5
wrist
8. Fleksi hip 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
9. Ekstensi hip 3 3 3 3 3 3 3+ 3+ 3+ 3+ 3+ 3+
10. Abduksi hip 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5
11. Fleksi knee 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5
12. Ekstensi 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5
knee
13. Dorsalfleksi 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4
ankle
•Pemeriksaan GMFM

No. Dimensi Nilai

T1 T6

1 Dimensi A 100% 100%

2 Dimensi B 100% 100%

3 Dimensi C 100% 100%

4 Dimensi D 87,2% 87,2%

5 Dimensi E 73,6% 73,6%

TOTAL 92,16% 92,16%


HASIL TERAPI AKHIR
Saudara D.A.K yang berusia 23 tahun dengan
diagnosis medis cerebral palsy spastik hemiplegi
dextra dengan problem utama berupa postur yang
jelek dan keseimbangan yang kurang baik. Tindakan
fisioterapi yang diberikan berupa myofascial release,
stretching pasif, strengthening, koreksi postur dan
latihan keseimbangan. Tindakan fisioterapi diberikan
sebanyak 6 kali tindakan pada tanggal 7, 9, 12, 14, 16,
21 dan 23 Oktober 2019. Setelah pemberian tindakan
fisioterapi tidak terjadi perubahan signifikan pada
postur dan keseimbangan. Namun, pasien sudah
mampu untuk mengontrol postur dalam posisi duduk
dan berdiri lebih lama dibandingkan awal terapi
diberikan.

Anda mungkin juga menyukai