Anda di halaman 1dari 18

ASKEP STROKE

Ns. Vetri Nathalia, M. Kep


DEFENISI
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah
di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga
mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian

stroke adalah defisit neurologi yang mempunyai serangan mendadak dan


berlangsung 24 jam sebagai akibat dari cardiovascular disease (CVD)
ETIOLOGI
1. Trombosis cerebral
 Aterosklerosis
 Hyperkoagulasi pada polysitemia
 Arteritis
 Emboli
2. Haemorhagi
3. Hipoksia umum
4. Hipoksia setempat
PATOFISIOLOGI
Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak.
Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya
pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang
disuplai oleh pembuluh darah yang  tersumbat. Suplai darah ke otak dapat
berubah (makin lmbat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli,
perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia
karena gangguan paru dan jantung). Atherosklerotik sering/ cenderung
sebagai faktor penting terhadap otak, thrombus dapat berasal dari flak
arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang stenosis, dimana aliran
darah akan lambat atau terjadi turbulensi.
CONT...
Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa
sebagai emboli dalam aliran darah. Thrombus
mengakibatkan; iskemia jaringan otak yang disuplai oleh
pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan
kongesti disekitar area. Area edema ini menyebabkan
disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu sendiri.
Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-
kadang sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya
edema pasien mulai menunjukan perbaikan. Oleh karena
thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan
masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh  embolus
menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika
terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding pembukluh
darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika sisa
infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat
menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini
akan menyebabkan perdarahan cerebral, jika aneurisma
pecah atau ruptur.
CONT...
Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur
arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah. Perdarahan
intraserebral yang sangat luas akan menyebabkan kematian
dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebro vaskuler,
karena perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak,
peningkatan tekanan intracranial dan yang lebih berat dapat
menyebabkan herniasi otak.
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak,
hemisfer otak, dan perdarahan batang otak sekunder atau
ekstensi perdarahan ke batang otak. Perembesan darah ke
ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak di
nukleus kaudatus, talamus dan pons.
Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia
cerebral. Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat
reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan
irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral
dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah
satunya henti jantung.
CONT...
Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume
perdarahan yang relatif banyak akan mengakibatkan
peningian tekanan intrakranial dan mentebabkan
menurunnya tekanan perfusi otak serta terganggunya
drainase otak. Elemen-elemen vasoaktif darah yang
keluar serta kaskade iskemik akibat menurunnya
tekanan perfusi, menyebabkan neuron-neuron di daerah
yang terkena darah dan sekitarnya tertekan lagi.
Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis.
Apabila volume darah lebih dari 60 cc maka resiko
kematian sebesar 93 % pada perdarahan dalam dan 71
% pada perdarahan lobar. Sedangkan bila terjadi
perdarahan serebelar dengan volume antara 30-60 cc
diperkirakan kemungkinan kematian sebesar 75 %
tetapi volume darah 5 cc dan terdapat di pons sudah
berakibat fatal.
KLASIFIKASI
1. Menurut patologi dan gejala klinik
 Stroke haemorhagi
 Stroke non haemorhagi
2. Menurut perjalanan penyakit/ stadium
 TIA (trans iskemik attack)
 Stroke involusi
 Stroke komplit
TANDA GEJALA
Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran
Penglihatan ganda atau kesulitan melihat pada satu atau kedua mata
Pusing dan pingsan
Nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang jelas
Bicara tidak jelas (pelo)
Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat
Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh
Ketidakseimbangan
Terjatuh dan hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih .
KOMPLIKASI
1. Hipoksia cerebral
2. Penurunan aliran darah cerebral
3. Embolisme cerebral
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Angiografi cerebral
2. CT-scan
3. Pungsi lumbal
4. MRI
5. Ultrasonografi doppler
6. EEG
7. X-ray
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan :
Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendir
yang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu
pernafasan.
Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk usaha
memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
2. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.
3. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter.
4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan
gerak pasif.
ASKEP TEORITIS (pengkajian)
1. Keluhan utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah kelemahan anggota gerak
sebalah badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi,dan penurunan tingkat kesadaran
2. RKS
Serangan stroke berlangsuung sangat mendadak, pada saat klien sedang melakukan aktivitas ataupun
sedang beristirahat. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah,bahkan kejang sampai tidak sadar,
selain gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain
3. RKD
Adanya riwayat hipertensi, riwayat steooke sebelumnya, diabetes melitus, penyakit jantung,anemia,
riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan anti kougulan, aspirin, vasodilatator,
obat-obat adiktif, dan kegemukan.
4. RKK
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes melitus, atau adanya riwayat stroke
dari generasi terdahulu.
Cont..
5. Nutrisi
Klien makan sehari-hari apakah sering makan makanan yang
mengandung lemak, makanan apa yang ssering dikonsumsi oleh
pasien, misalnya : masakan yang mengandung garam, santan,
goreng-gorengan, suka makan hati, limpa, usus, bagaimana
nafsu makan klien.
6. Minum
Apakah ada ketergantungan mengkonsumsi obat, narkoba,
minum yang mengandung alkohol.
7. Eliminasi
Pada pasien stroke hemoragik biasanya didapatkan pola eliminasi
BAB yaitu konstipasi karena adanya gangguan dalam mobilisasi,
bagaimana eliminasi BAK apakah ada kesulitan, warna, bau,
berapa jumlahnya, karena pada klien stroke mungkn mengalami
inkotinensia urine sementara karena konfusi, ketidakmampuan
mengomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk
mengendalikan kandung kemih karena kerusakan kontrol motorik
dan postural.
Cont..
7. PEMERIKSAAN FISIK
 Kepala

Pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hemato atau riwayat operasi.
 Mata

Penglihatan adanya kekaburan, akibat adanya gangguan nervus optikus (nervus


II), gangguan dalam mengangkat bola mata (nervus III), gangguan dalam
memotar bola mata (nervus IV) dan gangguan dalam menggerakkan bola mata
kelateral (nervus VI).
 Hidung

Adanya gangguan pada penciuman karena terganggu pada nervus olfaktorius


(nervus I).
 Mulut

Adanya gangguan pengecapan (lidah) akibat kerusakan nervus vagus, adanya


kesulitan dalam menelan.
 Dada

Inspeksi : Bentuk simetris


Palpasi : Tidak adanya massa dan benjolan.
Perkusi: Nyeri tidak ada bunyi jantung lup-dup.
Auskultasi : Nafas cepat dan dalam, adanya ronchi,  suara jantung I dan II
murmur atau gallop.
Cont..
 Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, pembesaran tidak ada.
Auskultasi : Bisisng usus agak lemah.
Perkusi: Nyeri tekan tidak ada, nyeri perut tidak ada
 Ekstremitas
Pada pasien dengan stroke hemoragik biasnya ditemukan
hemiplegi paralisa atau hemiparase, mengalami kelemahan
otot dan perlu juga dilkukan pengukuran kekuatan otot,
normal : 5
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perubahan perfusi jaringan otak berhubungan
dengan perdarahan intraserebral, oklusi otak,
vasospasme, dan edema otak
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang
berhubungan dengan akumulasi secret, kemampuan
batuk menurun, penurunan mobilitas fisik sekunder,
dan perubahan tingkat kesadaran.
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
hemipearese atau hemiplagia, kelemahan
neuromoskuler pada ekstremitas
Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan
kerusakan sirkulasi serebral, kerusakan
neuromuskuler, kehilangan tonus otot, kelemahan
Cont..
Perubahan sensori persepsi berhubungan
dengan stress psikologis
Kurang perawatan diri berhubungan
dengan kerusakan neuromuskuler,
kehilangan koordinasi otot, kerurakan
kognitif, nyeri, depresi
Gangguan harga diri berhubungan dengan
perubahan biofisik, psikososial

Anda mungkin juga menyukai