Anda di halaman 1dari 23

Tugas Farmakologi 1

(Anti Fungi)
 Nama kelompok 4:
1. Fatmy Dwitasari (1601065)
2. Hasnul Hidayat (1601066)
3. Hermila Nopianti (1601067)
4. Ica Bela Octavia (1601069)
5. Kamelia Ramadaini (1601071)
Dosen : Ifora, M.Farm, Apt
Waktu presentasi : Kamis 12 maret 2020,
jam 08-00-selesai
Sejarah antibiotik antifungi
Sejarah antibiotik antijamur dimulai ketika ditemukannya
obat antibiotik pertama oleh Alexander Flamming yaitu
penicilin-G. flamming berhasil mengisolasi senyawa
tersebut dari peniciliumchrysogenumsyn. P.Notatum.
Dengan penemuan antibiotik ini membuka sejarah baru
dalam bidang kesehatan karena dapat meningkatkan
angka kesembuhan yang sangat bermakna. Kemudian
terjadilah penggunaan besar-besaran. Antibiotik pada
saat perang dunia untuk pengobatan berbagai macam
penyakit. Masalah baru muncul ketika mulai
dilaporkannya resistensi beberapa mikroba terhadap
antibiotik karena penggunaan antibiotik yang besar-
besaran.
ANTI FUNGI
 Dari segi teraupetik, infeksi jamur pada
manusia dapat dibedakan atas infeksi
sistemik, dermatofit, dan mukokutan.

A. Infeksi sistemik, terbagi lagi menjadi dua


bagian yaitu:
 Infeksi dalam (Internal), contohnya seperti
aspergilosis, kriptokokosis, histoplasmosis,
mukornikosis, parakoksidiodomikosis dan
kandidiasis.
 Infeksi Subkutan, contoh nya seperti
kromomikosis, midetoma dan
sporotrikosis.

B. Infeksi Dermatofit
infeksi ini disebabkan oleh trichopython,
epidermophyton dan microsporum yang
menyerang kulit, rambut dan kuku.
C. Infeksi Mukokutan
infeksi ini disebabkan oleh kandida,
menyerang mukosa dan daerah lipatan
kulit yang lembab. Kandidiasis
mukokutan dalam keadaan kronis
umumnya mengenai mukosa kulit dan
kuku.
 Infeksi jamur sistemik

infeksi jamur sistemik dimulai dari infeksi


lokal atau dari koloni jamur dalam saluran
cerna atau selaput lendir lain yang kemudian
menyebar ke berbagai alat tubuh lain. Jamur
yang dapat menimbulkan infek sisistemik
dibagi dalam dua kelompok patogen,
 • jamur patogen oportunistik
 • jamur patogen sejati
•Jamur patogen oportunistik
•Jamur patogen sejati
terdiri dari organisme yang kurang
virulen dan beradaptasi baik, contohnya hanya merupakan bagian kecil saja dari
ialah spesies Candida dan Aspergillus. organisme yang dapat menimbulkan
Apabila organisme ini masuk ke tubuh infeksi pada pejamu (hospes) tanpa
pejamu (hospes) dengan kondisi yang adanya predisposisi tertentu, contoh
sangat lemah atau Cryptococcus immitis dan Histoplasma
immunocompromised, maka infeksi capsulatum. Organisme ini biasanya
yang terjadi biasanya berat dan tidak dapat menyesuaikan diri untuk hidup
jarang mengancam jiwa. Tetapi spesies dalam tubuh hospes.
Candida biasanya juga menimbulkan
infeksi yang tidak berat
KURAP
Kurap atau tinea adalah infeksi jamur
INFEKSI JAMUR SUPERFISIAL pada kulit yang dapat menyerang hampir
di seluruh bagian tubuh,Gejalanya berupa
PANU ruam merah berbentuk melingkar seperti
Pityriasis vrsicolor atau panu cincin. Ruam terasa gatal dan bila
adalah infeksi jamur yang terdapat di kulit kepala dapat
menyerang oermukaan kulit. Gejala menyebabkan rambut rontok
yang muncul adalah bercak kulit
berwarna terang CANDIDIASIS
(hipopigmentasi),atau kemerahan. Candidiasis dapat terjadi di
Bagian tubuh yang yang sering mulut,kerongkongan,usus,dan vagina.
terserang panu adalah area Gejalanya berbeda-beda,tergantung
leher,pundak,punggung,perut,dan lokasinya. Sebagai contoh,ketika
dada. candidiasis terjadi di mulut,gejalanya
berupa bintik-bintik putih di dalam mulut
dan bibir pecah-pecah.
Gejala Infeksi Jamur
Gejala infeksi jamur sangat beragam, tergantung bagian tubuh
yang terinfeksi, yang meliputi:

 Bintik merah atau ungu di kulit


 Muncul ruam kulit
 Kulit pecah-pecah
 Luka melepuh atau bernanah
 Gatal-gatal
 Rasa sakit di bagian yang terinfeksi
 Pembengkakan di area yang terinfeksi
 Batuk disertai darah atau lendir
 Sesak napas
 Demam
 Penglihatan kabur
 Mata merah dan sensitif pada cahaya
 Air mata keluar berlebihan
 Sakit kepala
 Hidung tersumbat
 Mual dan muntah
Golongan obat antifungi
 Antijamur golongan azole. Ini merupakan antijamur yang berspektrum
luas, artinya dapat membunuh berbagai jenis jamur. Antijamur golongan
azole bekerja dengan cara merusak membran sel jamur. Jika membran sel
jamur rusak, maka sel tersebut akan mengalami kematian. Contoh obat ini
adalah:
Clotrimazole.
Fluconazole.
Ketoconazole.
Itraconazole.
Miconazole.
Voriconazole.
 Echinocadin. Ini merupakan antijamur yang bekerja dengan cara merusak
dinding sel jamur. Jika dinding sel jamur tidak dapat dibentuk maka sel
tersebut akan mengalami kematian. Contoh obat ini adalah:
Anidulafungin.
Micafungin.
 Polyene. Antijamur golongan polyene dikenal juga sebagai obat antimikotik.
Obat ini juga bekerja dengan cara merusak membran sel jamur sehingga
menyebabkan kematian sel tersebut. Contoh obat antijamur polyene adalah:
Nystatin.
Amphotericin B.
OBAT-OBAT ANTI FUNGI
1. Obat Anti Jamur Untuk Infeksi Sistemik
a. Amfoterisin B
amfoterisin A dan B merupakan hasil
fermentasi streptomyces nodosus. Obat ini
berbentuk kristal seperti jarum atau prisma
berwarna kuning jingga.
Amfoterisin B menyerang sel yang sedang
tumbuh dan matang. Antibiotik ini bersifat
fungistatik atau fungisidal tergantung pada
dosis dan sensitivitas jamur yang dipengaruhi.
 Amfoterisin B berikatan kuat dengan
ergosterol yang terdapat pada membran
sel jamur. Ikatan ini akan menyebabkan
membran sel bocor sehingga terjadi
kehilangan beberapa bahan intrasel dan
mengakibatkan kerusakan yang tetap
pada sel.
 Amfoterisin B merupakan obat anti
jamur berspektrum lebar yang bersifat
fungisidal. Obat ini biasanya diberikan
sebagai terapi awal untuk infeksi jamur
yang serius.
 Obat ini digunakan untuk pengobatan
infeksi jamur seperti koksidioidomikosis,
parakoksidioidomikosis, aspergilosis,
kromoblastomikosis dan kandidiosis.
b. Flusitosin
merupakan anti jamur sintetik yang
berasal dari fluorinasi pirimidin dan
mempunyai persamaan struktur dengan
fluorourasil dan floksuridin. Obat ini
berbentuk kristal putih tidak berbau.
 Flusitosin ini merupakan obat anti jamur
berspektrum agak sempit. Obat ini efektif
untuk pengobatan kriptokokosis,
kandidiasis, kromomikosis, torulopsis dan
aspergilosis.
 Flusitosin masuk kedalam sel jamur
dengan bantuan sitosin seaminase dan
dalam sitoplasma akan bergabung dengan
RNA setelah mengalami deaminasi
menjadi 5-fluourasil dan fosforilasi.
 Sintesis protein sel jamur terganggu
akibat penghambatan langsung sintesis
DNA oleh metabolit fluorourasil.
 Fluositosin tersedia dalam sediaan
kapsul 250 dan 500 mg. Dosis yang
dianjurkan antara 50-150 mg/Kg BB/
hari.
c. Imidazol dan Triazol
anti jamur golongan imidazol dan tiazol
merupakan anti jamur berspektrum luas,
kelompok imidazol terdiri dari :
ketokonazol, mikonazol dan klotrimazol.
Sedangkan kelompok triazol tediri dari :
itrakonazol, flukonazol dan vorikonazol.
d. Ekinokandin
obat ini mengandung enzim yang
diperlukan untuk sintesis dinding sel
jamur yaitu komponen 1,3-β-D-glukan.
Hambatn tersebut menyebabkan
kerusakan integritas dinding sel jamur.
e. Terbinafin
merupakan suatu derivat alilamin sintetik
dengan struktur mirip naftitin, obat ini
digunakan untuk terapivdermatofitosis
terutama onikomikosis. Namun pada
pengobatan kandidiasis kutaneus dan
tinea versikolor, terbinafin biasanya
dikombinasikan dengan golongan imidazol
atau triazol karena penggunaannya
sebagai monoterapi kurang efektif.
Terimakasih 
Daftar pustaka
 Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI.
(2007). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta:
Bagian Farmakologi FK UI
 Harvey, R.A & Champe, P.C., 2013, Farmakologi
Ulasan Bergambar Edisi 4. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
 Ikatan Apoteker Indonesia. 2017. ISO Informasi
Spesialite Obat Indonesia. Volume 51 2017 s/d
2018. jakarta: PT ISFI Penerbitan.

Anda mungkin juga menyukai