Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 5

1. AFIFAH KURNIA FEBIOLA


10618001
2. ALMARATUSH S PUTRI 10618008
3. AMAJIDA AYU 10618010
4. ANGGA RIFKI P 10618013
5. AVELIANI P.W LEWAR 10618017
6. EARLITA ROSSA M 10618031
7. NURUL HUSNA 10618077
8. SHERLY MELITA 10618088
9. SUGI DEWI WAHYU I 10618092
10. YESSI MAULIDIYAH 10618097
11. YUNANDA RUDIE R 106180100
PROSES PENUAAN DALAM RONGGA
MULUT
DEFINISI UMUM
•Proses penuaan dimanifestasikan dalam berbagai cara dan derajat pada
jaringan dan organ tubuh. Secara manifestasinya adalah berupa desifikasi
jaringan, berkurangnya elastisitas, menurunnya kemampuan reparatif, dan
terganggunya permeabilitas sel.
DEFINISI PENUAAN DALAM RONGGA MULUT
• Gambaran klinis yang dapat dilihat akibat dari proses penuaan adalah mukosa
tampak licin mengkilap (tidak ada stipling pada gingiva), pucat, kering, mudah
mengalami iritasi dan pembengkakan, mudah terjadi pendarahan bila terkena
trauma serta elastisitasnya berkurang.
TEORI PROSES PENUAAN

• Teori Biologis
Teori biologis merupakan penjelasan proses menua yang terjadinya perubahan fisik dan
fungsi. Perubahan di dalam tubuh setiap sel pada saatnya akan mengalami penurunan
kemampuan fungsi sel yang terjadi karena kelebihan usaha dan stress yang menyebabkan
sel-sel tubuh menjadi penurunan fungsi. pada teori ini juga menjelaskan bahwa terjadinya
peningkatan jumlah kolagen dalam tubuh lansia, tidak ada perlindungan terhadap radiasi
dan kekurangan gizi.
• Teori Psikologi
Pada teori psikologi proses penuaan terjadi secara alamiah seiring dengan penambahan usia.
Perubahan pisikologis yang terjadi dapat dihubungkan dengan mental dan keadaan
fungsional. Adanya penurunan dari intelektualitas yang meliputi persepsi, kemampuan
kognitif, memori, dan belajar pada usia lanjut menyebabkan mereka sulit untuk di pahami
dan berinteraksi.
FAKTOR FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
A. FAKTOR GENETIK
•- penuaan dini
•- Risiko penyakit
B.FAKTOR ENDOGENETIK
•- perubahan struktural dan penuaan fungsional
•-kamampuan / skill menurun
C. FAKTOR EKSOGENIK
•- Nutrisi
•- Diet
•-Obat
•-Merokok
PROSES PENUAAN JARINGAN LUNAK
RONGGA MULUT

a. Mukosa
Terjadi perubahan pada struktur, fungsi dan elastisitas jaringan mukosa mulut. Mukosa
mulut terlihat :
– Pucat
– Kering
– Hilangnya Stippling
– Terjadinya Oedema
– Elastisitas jaringan berkurang
– Jaringan mudah mengalami iritasi dan rapuh
– Kemunduran lamina propria
– Epitel mengalami penipisan
– Keratinisasi berkurang
– Vaskularisasi berkurang sehingga mudah atropi
b. Lidah
Tonus lidah mengalami penurunan tapi ukurannya tidak berubah kecuali pada
orang yang kehilangan giginya.
– Papilla lidah berkurang demikian juga ukurannya
– Pengurangan kuncup pengecap yang mengakibatkan penerimaan sensitivitas
terhadap rasa manis, pahit, dan asam
c. Kelenjar Saliva
– Kecepatan aliran saliva rendah
– Biosintesis protein menurun karena sel-sel asinus mengalami atropi sehingga jumlah
protein saliva menurun
– Xerostomia, aliran saliva berkurang karena menurunya jumlah jaringan asihan yang
sebanding dengan ductus dan connective tissue
d. Ligamen Periodontal
Pada serat-serat ligament dan kalsifikasi serat-serat kolagen yang menyebabkan
berkurangnya lebar ligament periodontal
e. Gingiva
Terjadinya penambahan papilla jaringan ikat dan menurunnya keratinisasi epitel
Pergerakkan dent gingival junction ke apical meluas ke Cemento Enamel Junction sering
-disebabkan peradangan, sehingga terbukanya sementum yang menyebabkan karies
pada akar gigi. (*)
PROSES PENUAAN JARINGAN
KERAS RONGGA MULUT
• a. Gigi
* Email
* Erosi : Hilangnya lapisan terluar gigi secara progresif akibat pengaruh bahan-bahan
kimia tanpa adanya pengaruh bakteri atau melarutnya email gigi (kalsium) oleh asam
* Atrisi : Hilangnya substansi gigi secara bertahap pada permukaan atas gigi karena
proses mekanis yang terjadi secara fisiologis akibat pengunyahan. Ini terjadi pada
permukaan atas gigi akibat kebiasaan mengunyah yang salah dan kebiasaan
menggerakkan gigi berulang-ulang, serta kebiasaan menggeser-geser gigi saat tidur
(bruxism)
*Abrasi: Terkikisnya lapisan email gigi sehingga email menjadi berkurang/ hilang
hingga mencapai dentin. Penggunaan gigi secara patologis akibat dari kebiasaan
buruk/ pemakaian zat-zat abrasive secara oral, merokok dengan pipa, mengunyah
tembakau, menyikat gigi secara agresif.
• b. Dentin : Reaksi kompleks dentin pada proses penuaan ialah terjadinya pembentukkan
Dentin Sekunder, yang merupakan kelanjutan dentinogenesis serta reduksi jumlah
odontoblas
Dentin Tersier, respon rangsangan dan odontoblast berdesakan serta tubulus dentin
bengkok
Dentin Sklerotik, karies terhenti/ berjalan sangat lambat dan tubulus dentin menghilang
Dead Tracks (Sal. Mati), tubulus dentin kosong
• c). Pulpa: Reaksi kompleks pulpa pada proses penuaan :
* Peningkatan kalsifikasi jaringan pulpa
* Penurunan komponen seluler dan vaskuler
* Reduksi ukuran ruang pulpa
* Peningkatan kolagen jaringan pulpa
• d). Tulang Alveolar :Terjadi resorbsi dari processus alveolaris, terutama setelah
pencabutan gigi, sehingga tinggi wajah berkurang, Pipi dan Labium Oris tidak terdukung,
Wajah menjadi keriput
Terjadi resorbsi pada caput mandibula, fossa glenoidales membatasi ruang gerak membuka
dan menutup mandibular
Resorbsi tulang alveolar menyebabkan pengurangan jumlah tulang akibat kerusakan tulang
karena adanya peningkatan osteoklast (fungsinya : perusakan tulang) sehingga terjadi
proses osteolisis dan peningkatan vaskularisasi
KELAINAN PADA RONGGA MULUT
LANSIA

• 1) Sindroma mulut terbakar


• Lanjut usia sering mengeluh sakit dan rasa panas terbakar dalam mulutnya
pada umumnya mengenai lidah (glossodiniaglossopirosis)
• 2) Gangguan pengecap

• Implikasi dari hal ini adalah perubahan sensasi rasa dan peningkatan
penggunaan garam atau gula untuk mendapatkan rasa yang sama
kualitasnya . PENYEBABNYA: berkurangnya tunas pengecap. Pada usia 80
tahun, 80 % tunas pengecap pada lidah sudah hilang, Wanita pasca
menopause, manifestasi penyakit sistemik pada lanjut usia disebabkan
kandidiasis mulut dan defisiensi nutrisi teruama defisiensi seng
• 3) Xerostomia
• keadaan yang berhubungan dengan penurunan jumlah produksi saliva dan
perubahan komposisi kimiawi menyebabkan mulut kering. Hal ini
mengakibatkan penurunan kualitas hidup seseorag karena penurunan
sensasi kecap dan kemampuan mengunyah.
• 4) Karies gigi
• Karies gigi merupakan penyakit yang paling banyak ditemukan di rongga
mulut bersama-sama dengan penyakit periodontal, sehingga merupakan
masalah utama kesehatan gigi dan mulut
• 5. Abses Gusi
• Kondisi ini ditandai dengan keluarnya nanah dari gusi (gusi bernanah).
Nanah yang keluar di bagian gusi tampak cairan kental yang warnanya
kuning, putih agak kuning, atau bisa juga kuning agak cokelat. Nanah dapat
muncul jika terjadi inflamasi atau peradangan pada gusi akibat bakteri yang
ada di dalam mulut.
• 6) Gingivitis

• Gingivitis atau radang gusi adalah kondisi yang terjadi karena kurang
terjaganya kebersihan mulut, atau menumpuknya karang gigi. Infeksi akan
terjadi di bagian gusi disebabkan oleh banyaknya bakteri di bagian plak dan
karang gigi. Kondisi akan semakin parah dan serius jika gingivitis tidak
segera ditangani dengan benar, sehingga bisa berkembang menjadi
penyakit lainnya.
PERUBAHAN-PERUBAHAN FISIK YANG TERJADI
SAAT PROSES MENUA
1. Sistim penglihatan : mengecilnya syaraf dan panca indra sehingga respon
lebih lambat
2. Sistim persayarafan : gangguan penglihatan
3. Sistim kardiovaskuler : jantung memompa darah menurun
4. Sistim kulit : kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak
5. Rambut : penurunan pigmen yang menyebabkan rambut menjadi abu-abu
6. Telinga : gangguan pendengaran
7. Sisitim meskulusketal : penurunan masa tubuh
DAFTAR PUSTAKA

• Angraini Dian, dan Wachid Nur. (2018). Status Kesehatan Mulut Dan Asupan Makan
Sebagai Faktor Resiko Underweight Pada Lansia. Jurnal Gizi Klinik Indonesia.Vol 9,
No.4.pp.188-196
• Barnes, I.E, dan Walls, A. (2010). Perawatan Gigi Terpadu Untuk Lansia
(Gerodontology).Jakarta :Penerbit Buku KedokteranEGC
• Martono H dan Pranarka K. 2011. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
• Maryam, S. (2012). Mengenl Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
• Muhith, Abdul dan Sandu, S,. 2016. Pendidikan keperawatan Gerontik. Yogyakarta:
CV Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai