Anda di halaman 1dari 12

GEOGRAFI

PENDUDUK
MOBILITAS
KOTA
SAWAHLUNTO

DEWI (19045008)
ANGGUN
(19045116) DOSEN PENGAMPU: Lailatur
ANDI Rahmi S.Pd, M.Pd
(19045111)
KOTA SAWAHLUNTO
PETA ADMINISTRASI
SAWAHLUNTO
Kota Sawahlunto adalah salah satu kota di
provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Kota yang
terletak 95 km sebelah timur laut kota Padang ini,
dikelilingi oleh 3 kabupaten di Sumatra Barat, yaitu
kabupaten Tanah Datar, kabupaten Solok, dan
kabupaten Sijunjung. Kota Sawahlunto memiliki
luas 273,45 km² yang terdiri dari 4 kecamatan
dengan jumlah penduduk lebih dari 54.000 jiwa.
Ketinggian 250 - 650 m (820 - 2,132 ft) Kepadatan
200/km2 (510/sq mi), Zona waktu WIB (UTC+7),
Kode POS 27400, Kode wilayah +62 754.
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1990 Tentang Perubahan
Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Sawahlunto, Kabupaten
Daerah Tingkat II Sawahlunto/Sijunjung dan Kabupaten Daerah Tingkat
II Solok:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Tanjung Mas
Kabupaten Daerah Tingkat II Tanah Datar.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kecamatan IX Koto
Sungai Lasi Kabupaten Daerah Tingkat II Solok.
3.Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Koto VII dan
Kecamatan Kupitan Kabupaten Daerah Tingkat II Sawahlunto/Sijunjung
(sekarang kabupaten Sijunjung).
4.Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan X Koto Diatas
Kabupaten Daerah Tingkat II Solok.
Mobilitas penduduk adalah gerak atau perpindahan penduduk dari
suatu tempat ke tempat lain atau dari suatu daerah ke daerah lain
dalam jangka waktu tertentu.
Mobilitas yaitu perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah
lain. Mobilitas dibedakan 2 yaitu; mobilitas non permanent (tidak
tetap) dan mobilityas tetap (tetap). Jenis-jenis mobilitas permanent:
1.Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota
2.Transmisi yaitu perpindahan perpindahan penduduk dari pulau yang
padat ke pulau yang kurang padat penduduknya. Transmigrasi diatur
oleh pemerintah.
3.Migrasi yaitu masuknya penduduk dari satu Negara ke Negara lain.
4.Emigrasi yaitu keluarnya penduduk suatu negara untuk masuk ke
negara lain.
5.Remigrasi yaitu kembalinya penduduk ke negara asalnya.
Mobiliats penduduk dapat dibedakan antara mobilitaspenduduk
vertikan dan mobilitas penduduk horinzontal.
Mobiliats penduduk vertical sering disebut dengan perubahan
status, atau perpindahan dari cara-cara hidup tradisional ke cara-cara
hidup yang lebih modern. Dan salah satu contohnya adalah perubahan
status pekerjaan. Seseorang mula-mula bekerja dalam sector pertanian
sekarang bekerja dalam sector non pertanian.
Mobilitas penduduk horizontal tau sering pula disebut dengan
mobilitas penduduk gegrafis adalah gerak (movement) penduduk yang
melintas batas wilayah menuju ke wilayah yang lain dalam periode
waktu tertentu (mantra, 1987).
Faktor –faktor Terjadinya Mobilitas
1. Faktor pendorong
• Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang timbulnya atau berasal dari
daerah asal. Misalnya perpindahan dari desa ke kota karena di desa
lapangan pekerjaannya sedikit. Beberapa faktor pendorong antara lain:
• Kurangnya lapangan pekerjaan di daerah asal.
• Sumber-sumber alam semakin berkurang (pertanian, tambang, dll).
• Alasan pekerjaan atau perkawinan.
• Bencana alam (Gempa Bumi, Banjir, Wabah Penyakit, dll).
• Tidak cocok lagi dengan adat, budaya atau kepercayaan di tempat asal.
• Terdapat tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku.
2. Faktor penarik
• Faktor penarik adalah faktor-faktor yang timbulnya atau berasal dari daerah
tujuan. Misalnya perpindahan dari desa ke kota karena di kota memiliki
fasilitas sarana dan prasarana yang lebih baik atau memiliki kesempatan
pekerjaan yang lebih baik dengan upah tinggi. Beberapa faktor penarik
antara lain:
• Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik.
• Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih baik atau tinggi.
• Rasa bangga di tempat baru.
• Pekerjaan yang lebih baik atau cocok.
• Keadaan lingkungan lebih menyenangkan (banyak hiburan, fasilitas sekolah,
perumahan. dll).
• Terdapat kerabat atau saudara di tempat tujuan.
Dari data yang kami sajikan tersebut berasal dari Badan
Pusat Statistik Sawahlunto di muat dalam 2 buku KOTA
SWAHLUNTO DALAM ANGKA 2018 dan edisi 2015.
Sebagaimana di tampilkan dalam tabel berupa angka
Dari interval 4 tahun 2012 -2015 dapat kita lihat tinggkat
mobilitas penduduk mengalami peningkatan tyang di catat
dalam pencatatan sipil.
Pada interval 5 tahun yaitu 2013 – 2017 mengalami kenaikan
dari 2013- 2016 namun terdapat penurunan mobilitas pada
2017.

Anda mungkin juga menyukai