Anda di halaman 1dari 39

Tumbuhan pilihan

Green tea atau teh hijau


Camellia sinensis
Teh hijau (1)

• Green tea/teh hijau


• Black tea/teh hitam
• Dua-duanya menggunakan pucuk daun teh
• Black tea, diproduksi melalui proses “oksidasi” terlebih dulu pucuk
hasil panen (sering disebut difermentasi dulu). Selama oksidasi enzim
yg ada pada pucuk tsb mengubah banyak senyawa polifenol (yg
merupakan senyawa terapeutik) menjadi senyawa yang kurang aktif.
• Green tea dibuat dengan “steaming” pucuk segar. Berbeda dg black
tea, disini reaksi oksidasi tidak terjadi, karena proses steaming
menginaktivasi enzim yg bertanggung jawab atas proses oksidasi
polifenol.
• Aktivitas antioksidan green tea adalah 6x lebih besar dari black tea
Chinese & Japanese green tea
• Pemetikan pucuk
• Lakukan pelayuan tanpa panas 
penggarangan  black tea
• Chinese green tea, pelayuan dilakukan
langsung dengan penggarangan, sering
disebut sebagai pan-field green tea
• Japanese green tea, pelayuan dengan
menghembuskan uap panas
Teh hijau (2)

Kandungan kimia

• Alkaloid purine (metil santin): kafein (ada yg nyebut theine atau teine)
tergantung umur daun kadarnya 2,9 – 4,2 % (daun makin tua kafeinnya makin
sedikit); teobromin (0,15-0,2 %); teofilin (0,02 – 0,04 %)
• Saponin triterpen: diantaranya baringtogenol-C dan R1-baringenol
• Katekin: pada green tea (unfermented tea) 10-25 %. Dalam pucuk teh yg
terfermentasi parsial berubah menjadi oligomer kuinon (teaflavin, asam
teaflavin, tearubigen, atau menjadi polimer flavonoid yg tidak larut air.
• Flavonoid: kuersetin, kaemferol, mirisetin
• Derivat asam kafeat: diantaranya asam klorogenat dan teogalin
• Ion anorganik: terutama fluorida (130-160 mg/kg), juga ada kalium, aluminium
• Minyak atsiri: kandungan utama linalool
Teh hijau (3)

• Penggunaan awal dalam klinik dari teh hijau ini adalah pencegahan kanker dan
penyakit jantung
• Studi kasus mengindikasikan teh hijau menunjukan sifat antikanker untuk kanker
lambung, intestin, pankreas, kolon, paru, dan kanker yang berkaitan dengan
estrogen termasuk kanker payudara.
• Berkumur dengan teh hijau menunjukan penurunan pembentukan karang gigi
(dental plaque) dan menginhibisi pertumbuhan bakteri penyebab caries
• Teh hijau bersifat mengoksidasi lemak, dan diperkirakan dapat digunatan untuk
antiobisitas
• Dalam uji klinik dilaporkan dapat menurunkan kadar gula darah dan fruktosamin
pada penderita diabetes type 2
• Teh hijau diperkirakan dapat membantu untuk pencegahan atau treatmen diare
karena klostridium
• Pada uji dg binatang, teh hijau menunjukan aktivitas antiinflamasi. (3/3/14)
Teh hijau (4)

• Senyawa polifenol pada teh hijau dipercaya yng bertanggung jawab sebagai
khemoprotektif, antiproliferatif dan antioksidan
• Ada studi cukup baru yg melaporkan bahwa senyawa nonpolifenol dari teh hijau
(feofitin A dan B) menunjukan aktivitas antigenotoksik dan anti nflamasi
• Kafein merupakan stimulan SSP dan memiliki efek antidepresif (adenosin
antagonism).
• Senyawa yg aktif sbg antikanker adalah epigalokatekin-3-galat dan
epigalokatekin
• Bubuk teh hijau (1 g/kg bb/hari selama 4 hari, diberikan oral), meningkatkan
aktivitas antitumor doksorubisin (DOX) (2 mg/kg bb/hari selama 4 hari ,ip) pada
mencit yg ditransplantasi dengan Ehrlich ascites carcinoma atau M5076 ovarian
sarcoma cells)
• Penurunan total kolesterol tapi tidak untuk trigliserida atau HDL, terjadi pada
orang yang minum teh hijau sehari 9 cangkir
Biji Trigonella foenum-graecum

• Trigonella foenum-graecum L. (Fabaceae)


• Sinonim: Trigonella graeca St. Lag; T. jemenensis (Serp.)
Sinsk; Buceras foenum-graecum (L.) All.; F. sativum Med.
• Asal: Daerah mediterania, China, India, Indonesia
• Kandungan kimia: biji banyak mengandung musilago (25-45
%); MA (0,01 %); protoalkaloid trigonelin (sampai 0,37 %),
kholin (0,05 %); saponin (0,6-1,7 %) berupa derivat
diosgenin, yamogenin, tigogenin, sterol meliputi β-
stigmasterol; flavonoid diantaranya orientin, isoorientin,
isoviteksin.
Trigonella (2)

Penggunaan
• Berdasar Data klinik: hiperkolesterolemia; DM,
prevention dan treatmen mountain sickness.
• Farmakope: oral menaikan napsu makan; luar:
antiradang, sakit, kelelahan dan oedema kaki.
• Tradisional: afrodisiak, karminatifum, diuretik,
tonikum., abdominal colic, bronchitis, diare, eczema,
gout, fever, impoten, batuk yg kronik, gangguan hati,
luka.
Trigonella (3)

Farmakologi
• Antihiperkolesterolemia: pemberian oral 30 g/kg bb atau 50 g/kg
bb ekstrak etanol (setiap hari selama 4 minggu) pada tikus
hiperkolesterolemia, menurunkan level kolesterol plasma
berturut-turut 18 % dan 25 %. Juga menurunkan konsentrasi
kolesterol pada hati (pada percobaan ini)
• Antihiperglisemia: pemberian oral 250 mg ekstrak air atau metanol
setiap hari pada tikus normal dan tikus diabetes menurunkan
kadar gula darah setelah makan atau setelah diberi glukosa
• Anti-implantasi: pemberian single dose 25 mg/kg bb per oral pada
tikus untuk hari kehamilan pertama sampai hari ke 10,
menunjukan antiimplantasi sekitar 30 %
Trigonella (4)

• Efek pd gastrointestinal: penggunaan 10 mg/300 g bb; 12,5/300 g bb


atau 100 mg/ 300 g bb ekstrak biji kelabet (fraksi kaya steroid) setiap
hari pada tikus dengan atau tanpa diinduksi menjadi diabetes dengan
streptozotosin, secara bermakna menaikan intake makanan dan motivasi
untuk makan. Treatmen juga menurunkan kolesterol plasma tanpa
merubah level trigliserida.
• Toksikologi: pemberian bubuk biji secara oral pada mencit atau tikus,
berturut-turut 2 g/kg bb dan 5 g/kg bb tidak menimbulkan gejala
keracunan akut dan kematian.
• Dalam uji toksisitas subkronik (90 hari), pada tikus, yg dietnya
mengandung bubuk biji 1 %, 5 % atau 10 %. Setelah autopsi tidak
menunjukan adanya tanda-tanda kerusakan organ, kenaikan enzim hati,
perubahan hematologi.
Trigonella (5)

• Penggunaan fraksi saponin secara im 50 mg/kg bb/day atau dalam


minumannya 500 mg/kg bb pada anak ayam (umur 21 hari), 
menurunkan bb dan menaikan liver enzym. Teramati juga adanya
perubahan patologis organ tertentu spt pada hati.
• Pemberian oral ekstrak etanol atau air biji klabet (dosis tdk spesifik)
mestimulasi kontraksi uterin pada tikus, mencit ataupun marmot yg
sehat atau bunting.
• Uji in vitro dari ekstrak biji 2 % dalam etanol 50 %, menunjukan efek
spermisida dan menghambat kontak sperma manusia
Trigonella (6)

• Uji klinik: beberapa uji klinik melaporkan efek biji klabet pada level serum
kolesterol dan glukosa pada pasen hiperkolesterolemia dan diabetes ringan
atau sedang;
• Contoh: Pemberian biji Momordica charantia (MC), atau Trigonella foenum-
graecum (TF) atau kombinasinya diuji pengaruhnya pada serum kolesterol,
HDL, LDL, VLDL dan trigliserida. (20 pasen hiperkolesterolaemia non-inslin
dependent diabetes). Subyek diberi 4 mg MC; 50 mg TF atau kombinasi 50 %
kedua bahan uji, diberikan selama 14 hari. Rataan Kadar kolesterol awal 271
mg/dl; diakhir uji terjadi penurunan signifikan (P<0,001) berturut-turut 234,1;
230,6 dan 225,8 mg/dl. Semua parameter lipid lainnya juga turun secara
bermakna.
• Untuk uji yang lebih panjang, 60 pasen diabet diberi 25 g biji setiap hari
selama 24 minggu. Ditemukan tdk ada perubahan pada bb, level liver enzim,
bilirubin, kreatinin, tapi level urea darah turun setelah 12 minggu. Tidak
ditemukan kasus toksisitas pada ginjal dan hati.
Trigonella (7)

• Adverse reactions: tercatat adanya alergi karena memakan atau


menghisap biji klabet, efek yg terjadi ini masih dikatagorikan normal.
• Kontraindikasi: Karena menunjukan efek stimulus pada uterus, maka biji
jangan diberikan pada orang hamil
• Drug interactions: Karena dapat menurunkan kadar gula darah, maka
penggunaan kombinasi biji klabet dengan oral antiglikemia atau insulin
hendaknya dalam pengawasan dokter
• Toksisitas khusus: Ekstrak air, kloroform, metanol biji klabet tidak
menunjukan efek mutagenik pada uji menggunakan Salmonella
typhimurium strain TA 98 dan TA 100
• Belum ada informasi efek teratogenik pada anak dalam kandungan, ibu
menyusui atau penggunaan paediatric
• Posology: penggunaan oral: 6 g biji atau untuk preparatnya (spt ekstrak)
eqivalen dg 6 g. 4/3/2013
Anisi Fructus
• Jenis: Pimpinella anisum L. (Apiaceae; dulu Umbelliferae)
• Sinonim: Anisum officinarum Moench; Anisum vulgare
Gaertn; Apium anisum (L.) Crantz; Carum anisum (L.) Baill.;
Pimpinella anisum cultum Alef.; Pimpinella aromatica Bieb.;
Selinum anisum (L.) E.H.L. Krause; Sison anisum Spreng;
Tragium anisum Link
• Lokal: Anis; Anice; Jintan manis; jinten manis
• Kimia: MA 1,5-5,0 %; dg kandungan utama linalool (0,1-1,5
%); metilkavikol (0,5-6,0 %); α-terpineol (0,1-1,5 %); cis-
anetol (<0,5 %); trans-anetol (84-93 %); p-anisaldehid (0,1-
3,5 %)
Anisi (2)

Penggunaan:
• Data farmakope: dyspepsia dan inflamasi ringan saluran pernapasan
• Tradisional: aprodisiak, karminativum, tonikum, asma, bronkhitis,
demam, batuk, kolik, infeksi saluran urin
Farmakologi:
• Analgesik dan SSP: Pemberian oral atau ip ekstrak eter kering buah yg
dilarutkan dalam cairan fisiologis tidak menginduksi waktu tidur mencit
yang diberi barbital
• Antimikroba: ekstrak etanol/metanol buah anisi menginhibisi
pertumbuhan berbagai mikroba Staphylococcus aureus (50 ul/plate),
Helicibacter pylori (MIC 100 ug/ml), Candida albicans, Candida krusei,
Candida parapsilosis, Candida tropicalis, Mycrosporum gypseum (MIC
0,097 %)
Anisi (3)

• Aktivitas antikonvulsan: Pemberian ip 4 mg/kg bb ekstrak etanol kering


yg diencerkan pada pelarut fisiologis pada mencit, menginhibisi konvulsi
yang diinduksi elektroshock. Dengan dosis sama ekstrak ini tdk efektif
menginhibisi konvulsi yang diinduksi dg pentilentetrazole dan stricknin
• Pemberian linalool ip 2,5 g/kg bb pada rodent dpt memproteksi
terjadinya konvulsi yang diinduksi pentilentetrazole dan elektroshock.
• Antiinflamasi: penggunaan eksternal 2 mg ekstrak etanol buah anis
menginhibisi inflamasi telinga yg diinduksi 12-O-tetradekoilforbol-13-
asetat pada mencit.
• Bronkhodilator: buah anis 1 mmol/L memberikan relaksasi yg bermakna
(P<0,05) pada trakhea marmot terisolasi , ini menunjukan bronkhodilator
• Hipotensi: Pemberian iv 50 mg/kg bb ekstrak etanol 50 % buah anis yang
dilarutkan pada cairan fisiologis, menurunkan tekanan darah anjing
Anis (4)

• Inhibisi agregasi platelet: ekstrak metanol buah anis 500 ug/ml menginhibisi
platelete agregasi yang diinduksi kolagen pada platelet manusia
• Toksisitas: Ekstrak etanol 50 % yg diberikan ip pada mencit LD50 = 750 mg/kg.
• Adverse reaction: reaksi alergi yg muncul karena buah anis kadang muncul
pada kulit, saluran pernapasan, dan GIT. Inhalasi bubuk buah anis dapat
muncul reaksi alergi dg manifestasinya sebagai asthma. Kejadian keracunan
anetol dilaporkan terjadi pada anak bisa berupa cyanosis, vomiting dan
kehilangan napsu makan
• Kontraindikasi: untuk orang yg alergi dengan biji anis dan anetol. Penggunaan
untuk orang hamil, anak dibawah 12 tahun adalah kontra indikasi
• Mutagenisitas: Ekstrak etanol 95 % buah anis, 10 mg/plate inactive pada uji dg
S. Typhimurium TA 102. Tapi untuk anetol ada kelompok yg melaporkan
mutagenik, tapi kelompok lain melaporkan tidak mutagenik
Anis (5)

• Dosage forms: bubuk buah kering dipakai


untuk infusa dan sediaan galenik lain
(ekstrak) untuk pemakaian oral atau inhalasi.
• Posology: dosis oral perhari untuk pemakaian
dalam adalah 3 g buah anis atau equivalen
untuk bentuk lain
Glycyrrhizae radix

• Jenis: Glycyrrhiza glabra L. Dan varietasnya atau dari Glycyrrhiza uralensis


Fisch. , Fabaceae
• Sinonim: Liquiritae officinalis Moench (sinonim G. glabra L.)
• Lokal untuk G. glabra L.; licorice, liquorice, racine douce, akar manis,
liquorice root, liquiritae radix
• Lokal untuk G. Uralensis Fisch.; Chinese licorice, chinese liquorice, akar
manis, liquiritae radix
• Kimia utama: Triterpen saponin: Glycyrrhizin (=glycyrrhizic acid, atau
glycyrrhizinic acid) (2-9 %). Glisirisin terdapat sebagai campuran garam
potasium dan kalsium. Ini merupakan suatu glikosida monodesmosida (satu
rantai gula) yg jika dihidrolisa akan menghasilkan dua molekul asam
glukuronat dan aglikon glycyrrhetic (glycyrrhetinic) acid. Glisirisin dianggap
sebagai senyawa aktif utama disamping yg memberi rasa manis (50x
sukrosa). Terdapat juga flavonoid spt: liquiritigenin dan isoliquiritigenin
Akar manis (2)

Penggunaan:
• Berdasar uji klinik: ada beberapa
• Farmakope: ekspektoran, gastric n duodenal ulcers, dyspepsia;
antiinflamasi, rematik, artritis, hepatoprotektor, tuberkulosis,
ketidak cukupan adrenokortikoid
• Folk medicine: laksatif, kontraseptip, antiasma, antiviral, peluruh
haid (emmenagogue), galactagogue, karies, batu ginjal, penambah
napsu makan, appendicitis, tetanus, dipteri, gigit ular, haemor
rhoid
Akar manis (3)

Farmakologi
• Sifat anti batuk dan ekspektoran diberikan oleh glisirisin, yg
menaikan sekresi mukus trakhea
• Anti ulcers: Pemberian oral ekstrak air atau etanol akar manis
mengurangi sekresi asam lambung pada tikus, dan menginhibisi
pembentukan gastric ulcers yg diinduksi aspirin, ibuprofen
• Aktivitas spasmolitik ditemukan in vivo (marmot, kelinci, anjing),
dan ini diberikan oleh kandungan flavonoidnya (liquiritigenin dan
isoliquiritigenin)
• Glisirisin dilaporkan mengurangi efek citotoksik CCl4 dan
galaktosamin pada kultur hepatosit tikus, melalui sifat antioksidan
• Fraksi flavonoid akar manis bersifat hepatoprotektor
Akar manis (4)

• Aktivitas antiinflamasi dan antialergi akar manis dikarenakan adanya aktivitas


seperti kortikosteroid yang diberikan gliserisin dan asam glisiretat (enoxolone).
Senyawa ini bertindak secara tdk langsung melalui potensiasi aktivitas
kortikosteroid
• Antimikroba: In vitro akar manis menginhibisi pertumbuhan berbagai mikroba
seperti Bacillus subtilis, Mycobacterium tuberculosis, Aspergillus spp.,
Staphylococcus aureus, Candida albicans.

Klinik:
• Peptic ulcers: Pemberian oral akar manis pada 15 pasen penderita peptic ulcers
mengurangi symptoms dan meningkatkan penyembuhan pada 75 % pasen.
Asam glisiretat (enoxolone) sbg anti ulcers melalui inhibisi 15-
hidroksiprostaglandin dehidrogenase dan suatu prostaglandin reduktase.
Inhibisi kedua enzim tsb menstimulir suatu kenaikan konsentrasi prostaglandin
E dan F2α pada lambung, yang meningkatkan penyembuhan peptic ulcers.
Akar manis (5)

• Carbenoxolone, suatu derivat asam glisiretat, telah


digunakan dalam klinik untuk bertahun-tahun
dalam penanganan gastric dan duodenal ulcers.
• Pemberian oral deglycyrrhezinated liquorice (380
mg, 3x sehari) pada 169 pasen chronic duodenal
ulcers, efektif seperti antasida atau cimetidin. Hasil
ini mengindikasikan bahwa disamping asam
gliseritat, senyawa lain yg belum teridentifikasi
dalam akar manis berkontribusi juga dalam
aktivitas antiulcers.
Akar manis (6)

• Kontraindikasi: pemberian akar manis kontraindikasi dengan pasen


hipertensi, hipokalemia, chronic renal insufficiency, dan wanita hamil
• Warnings: Penggunaan dalam waktu lama dalam dosis tinggi (>50
g/hari) lebih dari 6 minggu mungkin akan menaikan penimbunan air,
menyebabkan pembengkakan pada tangan dan kaki. Ekresi sodium
dikurangi, sedang eksresi kalium meningkat. Tekanan darah meningkat.
• Precaution: jangan diberikan bersama corticosteroid. Jika batuk tetap
lebih dari 3 hari, agar konsultasikan dg dokter.
• Drug interactions: karena dapat meningkatkan kehilangan kalium,
maka jangan memberikan akar manis untuk waktu yg lama dg thiazide,
glikosida jantung. Karena akar manis mengurangi eksresi sodium dan
air, keefektipan obat dalam treatmen hipertensi akan berkurang.
Akar manis (7)

• Mutagenesis: akar manis tidak mutagenik pada uji in


vitro
• Efek teratogenik: akar manis tidak menimbulkan efek
teratogenik dalam binatang percobaan
• Kehamilan/menyusui: disarankan tidak digunakan pada
wanita hamil/menyusui
• Posology: untuk simplisia dosis harian 5-15 g (equivalen
dengan 200-800 mg glisirisin). Dosis bentuk lain
menyesuaikan/dieqivalenkan. Penggunaan tidak boleh
lebih lama dari 4-6 minggu tanpa pengawasan dokter
Ginseng Radix

• Jenis: Panax ginseng C.A. Meyer (Araliaceae)


• Sinonim: Panax schinseng Nees
• Jenis Panax lain: (diantaranya) P. quinquefolius L.
(American ginseng); P. notoginseng Burk (San-chi
ginseng); P. pseudoginseng Wall. spp. japonicus Hara = P.
japonicus C.A. Meyer; P. notoginseng spp himalaicus
(Himalayan ginseng); semua ini disebut juga ginseng, dan
digunakan juga sbg obat.
• Lokal: ginseng, hakusan, hakushan, hungseng, korean
ginseng, oriental ginseng yakuyo ninzin, yuanshen, yuan-
seng
Ginseng (2)

• Kimia utama: triterpen saponin: lebih dari 30


senyawa triterpen saponin dengan struktur dasar
dammaran dan satu (ginsenoside Ro) derivat asam
oleanolat
• Dammaran saponin merupakan derivat
protopanaxadiol atau protopanaxatriol
• Derivat panaxadiol: misal ginsenosid Rb1; Rb2; Rc;
Rd
• Derivat panaxatriol: misal ginsenosid Re; Rf; Rg1; Rg2
Ginseng (3)

Penggunaan
• Berdasar uji klinik: akar ginseng digunakan sebagai
profilaktik dan restoratif untuk meningkatkan
kemampuan mental dan fisik, ketika kondisi lemas, lelah,
kehilangan konsentrasi.
• Farmakope: pernah digunakan untuk treatment diabetes.
Digunakan untuk impoten, hepatoprotektor, untuk
gangguan GIT spt gastritis, ulcers
• Folk medicine: treatmen gangguan hati, batuk, demam,
tuberkulosa, reumatik, mabuk karena ngidam,
hipotermia, gangguan saraf
Ginseng (4)

Farmakologi
• Mekanisme kerja ginseng diperkirakan lewat
dua jalur.
• Pertama meniliki efek “adaptogenic” yang
menghasilkan peningkatan pertahanan non
spesifik tubuh untuk melawan exogenous stress
factor dan noxious chemicals.
• Kedua, ginseng meningkatkan segala perbaikan
kinerja fisik ataupun mental
Ginseng (5)

• Treatmen dengan ginseng pada kultur sel, isolated organs, maupun


model binatang, sebelum atau selama pemberian stress factor
(secara fisik, kimia, psikologi), ternyata ginseng meningkatkan
kemampuan daya tahan terhadap macam-macam stress factor
tersebut
• Factor stress ini bisa berupa radiasi, virus, tumor, alkohol, CCl4,
hypobaric pressure, cahaya, temperatur, elektrik
• Pemberian ip fraksi saponin ginseng pada tikus, meningkatkan
serum level adrenocorticotropic hormone (ACTH) dan cortosterone
• Ekstrak alkohol ginseng menstimulir efek fagositosis in vitro,
menstimulir produksi interferon, dan meningkatkan aktivitas Killer
Cells
Ginseng (6)

• Perbaikan kinerja fisik dan mental telah


diobservasi pada mencit dat tikus setelah
pemberian ginseng peroral atau ip.
• Kandungan kimia lain pada ginseng (asam
vanilat dan asam salisilat), pernah dilaporkan
juga memiliki aktivitas “antifatigue” pada tikus.
• Aktivitas antioksidan ginseng dilaporkan
berkaitan dengan kandungan ginsenosid dan
flavonoidnya
Ginseng (7)

• Dilaporkan juga bahwa ginsenosid melindungi “pulmonary vascular


endothelium” terhadap kerusakan karena radikal bebas.
• Ekstrak akar ginseng atau ginsenosid Rb1 dan Rg2, diberikan oral menunjukkan
perbaikan dalam “learning ability” mencit yg sebelumnya dibuat negatif dg stress
factor tertentu; juga dapat meningkatkan memori. Mekanisme kerja yg berkaitan
dengan kemampuan ini melibatkan peningkatan sintesa serta pelepasan
asetilkholin dan penurunan level serotonin otak
• Dalam pembuluh darah otak serta koroner, ekstrak akar ginseng menyebabkan
vasodilatasi, dan ini menyebabkan perbaikan peredaran darah pada otak dan
koroner. Aktivitas vasodilatasi oleh ginsenosid ini muncul karena terjadi relaksasi
otot halus pembuluh
• Ginsenosid dilaporkan menghambat efek kontriksi oleh norepinefrin pada
isolated aorta dan menghambat masukan ion kalsium pada membran jaringan
jantung kelinci. Inhibisi masukan ion kalsium pada otot membran berkontribusi
pada mekanisme vasodilatasi
Ginseng (8)

• Sejumlah polipeptida dan glikan yang diisolasi dari akar ginseng


(disebut GP dan Panaxans A-E) menunjukan efek hipoglisemia saat
diberikan ip pada mencit.
• Dua senyawa glikan (panaxan A dan B) dapat menstimulasi “hepatic
glucose utilization” melalui peningkatan aktivitas enzim glucose-6-
fosfat 1-dehidrogenase, fosforilase a, dan fosfofruktokinase
• Panaxan A tidak mempengaruhi plasma insulin level atau insulin
sensitivity, tapi panaxan B menaikan plasma insulin level dg
menstimulir sekresi insulin dari pankreas, dan lebih jauh, panaxan B
meningkatkan insulin sensitivity melalui penambahan insulin
binding pada reseptor.
• Panaxan tidak aktif jika diberikan peroral
Ginseng (9)

• Penggunaan GP (ginseng polipeptida) secara iv atau sc pada mencit


atau tikus, menurunkan glukosa darah dan liver glycogen levels.
• Senyawa lain pada akar ginseng yg menyebabkan hipoglisemia,
pernah dilaporkan juga
• Dilaporkan juga ekstrak ginseng menstimulasi spermatogenesis pada
tikus dan testes kelinci, dan meningkatkan motilitas serta kemampuan
hidup sperma kelinci diluar tubuh.
• Penggunaan Intragastrik atau intradermal ekstrak etanol pada tikus 
menghambat gastric ulcer yg diinduksi oleh stress
• Efek hepatoprotektor akar ginseng dilaporkan oleh beberapa peneliti,
walaupun ada juga yg melaporkan bahwa ginseng tidak memberikan
efek perlindungan tehadap hepatotoksisitas yg di induksi CCl4.
Ginseng (10)

Klinik
Antifatigue activity:
• Hasil uji klinik untuk mengukur kemampuan ginseng untuk meningkatkan kinerja dan
antifatigue, umumnya hasilnya masih jadi perdebatan, kebanyakan metode yg
digunakan masih belum sempurna, kontrol kurang diperhatikan, dan tidak
menggunakan ekstrak ginseng standard.
• Penggunaan akar ginseng 2g/hari selama 4 minggu pada 11 kadet (yg diamati produksi
hormon, endurance, metabolism). Hasilnya tidak ada perbedaan yg bermakna antara uji
dan kontrol
• Ada uji klinik (randomized, double-blind, cross-over study), 50 laki, 21-47 tahun.
Hasilnya, kelompok yg mendapat ginseng menunjukan toleransi atas beban kerja lebih
tinggi drpd kontrol/placebo. Pada beban kerja yg sama , konsumsi oksigen, plasma
lactate levels, produksi karbon dioksida, dan heart rate menunjukan kelompok uji lebih
rendah drpd kelompok yang dapat placebo. Hasil ini mengindikasikan bahwa ginseng
menaikan kemampuan kerja peserta uji melalui improving oxygen utilization.
Ginseng (11)

• Ada dua studi lain, atlet diberi ekstrak ginseng terstandar, 100 mg
sehari 2x, selama 9 minggu dilaporkan terjadi perbaikan yang
bermakna dalam kapasitas aerobiknya, dan terjadi penurunan level
laktat pada darah dan heart ratesnya (tapi sayang dalam uji ini tidak
digunakan kontrol atau placebo).
• Ada pengembangan dari uji ini dg menggunakan kontrol-placebo,
double blind trials, hasilnya terjadi perbaikan kapasitas aerobik
pada kelompok uji dibanding kontrol.
• Uji lain dilakukan pada perawat yg kerja malam dan kerja siang
(placebo-kontrol, double-blind cross-over), diberi 1200 mg akar
ginseng. Dilihat kemampuan pengembalian mood kerja,
kemampuan, dan kinerja umum  disimpulkan bahwa ginseng
punya anti-fatigue activity
Ginseng (12)

Imunomodulator
• Ekstrak air dan ekstrak terstandar (metode placebo-kontrol,
double-blind).
• 60 volunteers dibagi dalam 3 kelompok, masing-masing 20 orang.
(1) diberi placebo; (2) 100 mg ekstrak air ginseng; (3) 100 mg
ekstrak standar. Diberikan setiap 12 jam selama 8 minggu. Diukur
spt indek fagositosis, jumlah T3 dan T4 lymphocytes setelah 4
dan 8 minggu pemberian, dibanding dg placebo. Kelompok 3
diukur juga kenaikan ratio T4:T8 dan aktivitas natural killer cells.
• Kesimpulan dari uji ini, ekstrak ginseng menstimulir sistem imun
pada manusia, dan ekstrak terstandar lebih efektif dibanding
ekstrak air.
Ginseng (13)

Psychomotor activity:
• Uji klinik (double-blind, placebo-controlled); ekstrak ginseng terstandar
2x 100 mg perhari, 12 minggu) pada 16 individu sehat, diukur kinerja
psikomotoriknya. Disimpulkan ekstrak ginseng menaikan kinerja
psokimotorik pada individu sehat dibanding placebo
Antidiabetes:
• Kesimpulan, akar ginseng memberikan manfaat untuk pasen DM baik
insulin-dependent dan non-insulin depandent diabetic patients.
Impoten:
• Dilaporkan, ekstrak ginseng memperbaiki produksi sperma pada laki,
dan diperkirakan dapat bermanfaat untuk treatmen impotensi.
Ginsenosid dianggap sebagai senyawa aktifnya, dengan meningkatkan
libido.
Ginseng (14)

• Salah satu uji klinik, 90 pasen penderita erectile dysfunction, diberi ginseng saponin
(600 mg perhari). Hasilnya pemberian ginseng memperbaiki libido but not the
frequency of coitus.
Kontraindikasi: none
Precaution:
• Pasen diabetes agar konsultasi dg dokter sebelum menggunakan akar ginseng
• Ada laporan interaksi ginseng dg fenelzin (suatu monoamine oxidase inhibitor)
Karsinogenesis, mutagenesis, fertility:
• Tdk menunjukan karsinogenik, mutagenik in vitro, dan tidak berpengaruh pada fertilitas
Belum ada data untuk wanita hamil, menyusui ataupun anak-anak.
Adverse reaction:
• Dengan menggunakan 5 jenis hewan, disimpulkan tidak menunjukan akut ataupun
kronik toksisitas
Posology:
• Akar kering (0,5-2 g melalui dekok). Bentuk lain dihitung equivalennya

Anda mungkin juga menyukai