Kandungan kimia
• Alkaloid purine (metil santin): kafein (ada yg nyebut theine atau teine)
tergantung umur daun kadarnya 2,9 – 4,2 % (daun makin tua kafeinnya makin
sedikit); teobromin (0,15-0,2 %); teofilin (0,02 – 0,04 %)
• Saponin triterpen: diantaranya baringtogenol-C dan R1-baringenol
• Katekin: pada green tea (unfermented tea) 10-25 %. Dalam pucuk teh yg
terfermentasi parsial berubah menjadi oligomer kuinon (teaflavin, asam
teaflavin, tearubigen, atau menjadi polimer flavonoid yg tidak larut air.
• Flavonoid: kuersetin, kaemferol, mirisetin
• Derivat asam kafeat: diantaranya asam klorogenat dan teogalin
• Ion anorganik: terutama fluorida (130-160 mg/kg), juga ada kalium, aluminium
• Minyak atsiri: kandungan utama linalool
Teh hijau (3)
• Penggunaan awal dalam klinik dari teh hijau ini adalah pencegahan kanker dan
penyakit jantung
• Studi kasus mengindikasikan teh hijau menunjukan sifat antikanker untuk kanker
lambung, intestin, pankreas, kolon, paru, dan kanker yang berkaitan dengan
estrogen termasuk kanker payudara.
• Berkumur dengan teh hijau menunjukan penurunan pembentukan karang gigi
(dental plaque) dan menginhibisi pertumbuhan bakteri penyebab caries
• Teh hijau bersifat mengoksidasi lemak, dan diperkirakan dapat digunatan untuk
antiobisitas
• Dalam uji klinik dilaporkan dapat menurunkan kadar gula darah dan fruktosamin
pada penderita diabetes type 2
• Teh hijau diperkirakan dapat membantu untuk pencegahan atau treatmen diare
karena klostridium
• Pada uji dg binatang, teh hijau menunjukan aktivitas antiinflamasi. (3/3/14)
Teh hijau (4)
• Senyawa polifenol pada teh hijau dipercaya yng bertanggung jawab sebagai
khemoprotektif, antiproliferatif dan antioksidan
• Ada studi cukup baru yg melaporkan bahwa senyawa nonpolifenol dari teh hijau
(feofitin A dan B) menunjukan aktivitas antigenotoksik dan anti nflamasi
• Kafein merupakan stimulan SSP dan memiliki efek antidepresif (adenosin
antagonism).
• Senyawa yg aktif sbg antikanker adalah epigalokatekin-3-galat dan
epigalokatekin
• Bubuk teh hijau (1 g/kg bb/hari selama 4 hari, diberikan oral), meningkatkan
aktivitas antitumor doksorubisin (DOX) (2 mg/kg bb/hari selama 4 hari ,ip) pada
mencit yg ditransplantasi dengan Ehrlich ascites carcinoma atau M5076 ovarian
sarcoma cells)
• Penurunan total kolesterol tapi tidak untuk trigliserida atau HDL, terjadi pada
orang yang minum teh hijau sehari 9 cangkir
Biji Trigonella foenum-graecum
Penggunaan
• Berdasar Data klinik: hiperkolesterolemia; DM,
prevention dan treatmen mountain sickness.
• Farmakope: oral menaikan napsu makan; luar:
antiradang, sakit, kelelahan dan oedema kaki.
• Tradisional: afrodisiak, karminatifum, diuretik,
tonikum., abdominal colic, bronchitis, diare, eczema,
gout, fever, impoten, batuk yg kronik, gangguan hati,
luka.
Trigonella (3)
Farmakologi
• Antihiperkolesterolemia: pemberian oral 30 g/kg bb atau 50 g/kg
bb ekstrak etanol (setiap hari selama 4 minggu) pada tikus
hiperkolesterolemia, menurunkan level kolesterol plasma
berturut-turut 18 % dan 25 %. Juga menurunkan konsentrasi
kolesterol pada hati (pada percobaan ini)
• Antihiperglisemia: pemberian oral 250 mg ekstrak air atau metanol
setiap hari pada tikus normal dan tikus diabetes menurunkan
kadar gula darah setelah makan atau setelah diberi glukosa
• Anti-implantasi: pemberian single dose 25 mg/kg bb per oral pada
tikus untuk hari kehamilan pertama sampai hari ke 10,
menunjukan antiimplantasi sekitar 30 %
Trigonella (4)
• Uji klinik: beberapa uji klinik melaporkan efek biji klabet pada level serum
kolesterol dan glukosa pada pasen hiperkolesterolemia dan diabetes ringan
atau sedang;
• Contoh: Pemberian biji Momordica charantia (MC), atau Trigonella foenum-
graecum (TF) atau kombinasinya diuji pengaruhnya pada serum kolesterol,
HDL, LDL, VLDL dan trigliserida. (20 pasen hiperkolesterolaemia non-inslin
dependent diabetes). Subyek diberi 4 mg MC; 50 mg TF atau kombinasi 50 %
kedua bahan uji, diberikan selama 14 hari. Rataan Kadar kolesterol awal 271
mg/dl; diakhir uji terjadi penurunan signifikan (P<0,001) berturut-turut 234,1;
230,6 dan 225,8 mg/dl. Semua parameter lipid lainnya juga turun secara
bermakna.
• Untuk uji yang lebih panjang, 60 pasen diabet diberi 25 g biji setiap hari
selama 24 minggu. Ditemukan tdk ada perubahan pada bb, level liver enzim,
bilirubin, kreatinin, tapi level urea darah turun setelah 12 minggu. Tidak
ditemukan kasus toksisitas pada ginjal dan hati.
Trigonella (7)
Penggunaan:
• Data farmakope: dyspepsia dan inflamasi ringan saluran pernapasan
• Tradisional: aprodisiak, karminativum, tonikum, asma, bronkhitis,
demam, batuk, kolik, infeksi saluran urin
Farmakologi:
• Analgesik dan SSP: Pemberian oral atau ip ekstrak eter kering buah yg
dilarutkan dalam cairan fisiologis tidak menginduksi waktu tidur mencit
yang diberi barbital
• Antimikroba: ekstrak etanol/metanol buah anisi menginhibisi
pertumbuhan berbagai mikroba Staphylococcus aureus (50 ul/plate),
Helicibacter pylori (MIC 100 ug/ml), Candida albicans, Candida krusei,
Candida parapsilosis, Candida tropicalis, Mycrosporum gypseum (MIC
0,097 %)
Anisi (3)
• Inhibisi agregasi platelet: ekstrak metanol buah anis 500 ug/ml menginhibisi
platelete agregasi yang diinduksi kolagen pada platelet manusia
• Toksisitas: Ekstrak etanol 50 % yg diberikan ip pada mencit LD50 = 750 mg/kg.
• Adverse reaction: reaksi alergi yg muncul karena buah anis kadang muncul
pada kulit, saluran pernapasan, dan GIT. Inhalasi bubuk buah anis dapat
muncul reaksi alergi dg manifestasinya sebagai asthma. Kejadian keracunan
anetol dilaporkan terjadi pada anak bisa berupa cyanosis, vomiting dan
kehilangan napsu makan
• Kontraindikasi: untuk orang yg alergi dengan biji anis dan anetol. Penggunaan
untuk orang hamil, anak dibawah 12 tahun adalah kontra indikasi
• Mutagenisitas: Ekstrak etanol 95 % buah anis, 10 mg/plate inactive pada uji dg
S. Typhimurium TA 102. Tapi untuk anetol ada kelompok yg melaporkan
mutagenik, tapi kelompok lain melaporkan tidak mutagenik
Anis (5)
Penggunaan:
• Berdasar uji klinik: ada beberapa
• Farmakope: ekspektoran, gastric n duodenal ulcers, dyspepsia;
antiinflamasi, rematik, artritis, hepatoprotektor, tuberkulosis,
ketidak cukupan adrenokortikoid
• Folk medicine: laksatif, kontraseptip, antiasma, antiviral, peluruh
haid (emmenagogue), galactagogue, karies, batu ginjal, penambah
napsu makan, appendicitis, tetanus, dipteri, gigit ular, haemor
rhoid
Akar manis (3)
Farmakologi
• Sifat anti batuk dan ekspektoran diberikan oleh glisirisin, yg
menaikan sekresi mukus trakhea
• Anti ulcers: Pemberian oral ekstrak air atau etanol akar manis
mengurangi sekresi asam lambung pada tikus, dan menginhibisi
pembentukan gastric ulcers yg diinduksi aspirin, ibuprofen
• Aktivitas spasmolitik ditemukan in vivo (marmot, kelinci, anjing),
dan ini diberikan oleh kandungan flavonoidnya (liquiritigenin dan
isoliquiritigenin)
• Glisirisin dilaporkan mengurangi efek citotoksik CCl4 dan
galaktosamin pada kultur hepatosit tikus, melalui sifat antioksidan
• Fraksi flavonoid akar manis bersifat hepatoprotektor
Akar manis (4)
Klinik:
• Peptic ulcers: Pemberian oral akar manis pada 15 pasen penderita peptic ulcers
mengurangi symptoms dan meningkatkan penyembuhan pada 75 % pasen.
Asam glisiretat (enoxolone) sbg anti ulcers melalui inhibisi 15-
hidroksiprostaglandin dehidrogenase dan suatu prostaglandin reduktase.
Inhibisi kedua enzim tsb menstimulir suatu kenaikan konsentrasi prostaglandin
E dan F2α pada lambung, yang meningkatkan penyembuhan peptic ulcers.
Akar manis (5)
Penggunaan
• Berdasar uji klinik: akar ginseng digunakan sebagai
profilaktik dan restoratif untuk meningkatkan
kemampuan mental dan fisik, ketika kondisi lemas, lelah,
kehilangan konsentrasi.
• Farmakope: pernah digunakan untuk treatment diabetes.
Digunakan untuk impoten, hepatoprotektor, untuk
gangguan GIT spt gastritis, ulcers
• Folk medicine: treatmen gangguan hati, batuk, demam,
tuberkulosa, reumatik, mabuk karena ngidam,
hipotermia, gangguan saraf
Ginseng (4)
Farmakologi
• Mekanisme kerja ginseng diperkirakan lewat
dua jalur.
• Pertama meniliki efek “adaptogenic” yang
menghasilkan peningkatan pertahanan non
spesifik tubuh untuk melawan exogenous stress
factor dan noxious chemicals.
• Kedua, ginseng meningkatkan segala perbaikan
kinerja fisik ataupun mental
Ginseng (5)
Klinik
Antifatigue activity:
• Hasil uji klinik untuk mengukur kemampuan ginseng untuk meningkatkan kinerja dan
antifatigue, umumnya hasilnya masih jadi perdebatan, kebanyakan metode yg
digunakan masih belum sempurna, kontrol kurang diperhatikan, dan tidak
menggunakan ekstrak ginseng standard.
• Penggunaan akar ginseng 2g/hari selama 4 minggu pada 11 kadet (yg diamati produksi
hormon, endurance, metabolism). Hasilnya tidak ada perbedaan yg bermakna antara uji
dan kontrol
• Ada uji klinik (randomized, double-blind, cross-over study), 50 laki, 21-47 tahun.
Hasilnya, kelompok yg mendapat ginseng menunjukan toleransi atas beban kerja lebih
tinggi drpd kontrol/placebo. Pada beban kerja yg sama , konsumsi oksigen, plasma
lactate levels, produksi karbon dioksida, dan heart rate menunjukan kelompok uji lebih
rendah drpd kelompok yang dapat placebo. Hasil ini mengindikasikan bahwa ginseng
menaikan kemampuan kerja peserta uji melalui improving oxygen utilization.
Ginseng (11)
• Ada dua studi lain, atlet diberi ekstrak ginseng terstandar, 100 mg
sehari 2x, selama 9 minggu dilaporkan terjadi perbaikan yang
bermakna dalam kapasitas aerobiknya, dan terjadi penurunan level
laktat pada darah dan heart ratesnya (tapi sayang dalam uji ini tidak
digunakan kontrol atau placebo).
• Ada pengembangan dari uji ini dg menggunakan kontrol-placebo,
double blind trials, hasilnya terjadi perbaikan kapasitas aerobik
pada kelompok uji dibanding kontrol.
• Uji lain dilakukan pada perawat yg kerja malam dan kerja siang
(placebo-kontrol, double-blind cross-over), diberi 1200 mg akar
ginseng. Dilihat kemampuan pengembalian mood kerja,
kemampuan, dan kinerja umum disimpulkan bahwa ginseng
punya anti-fatigue activity
Ginseng (12)
Imunomodulator
• Ekstrak air dan ekstrak terstandar (metode placebo-kontrol,
double-blind).
• 60 volunteers dibagi dalam 3 kelompok, masing-masing 20 orang.
(1) diberi placebo; (2) 100 mg ekstrak air ginseng; (3) 100 mg
ekstrak standar. Diberikan setiap 12 jam selama 8 minggu. Diukur
spt indek fagositosis, jumlah T3 dan T4 lymphocytes setelah 4
dan 8 minggu pemberian, dibanding dg placebo. Kelompok 3
diukur juga kenaikan ratio T4:T8 dan aktivitas natural killer cells.
• Kesimpulan dari uji ini, ekstrak ginseng menstimulir sistem imun
pada manusia, dan ekstrak terstandar lebih efektif dibanding
ekstrak air.
Ginseng (13)
Psychomotor activity:
• Uji klinik (double-blind, placebo-controlled); ekstrak ginseng terstandar
2x 100 mg perhari, 12 minggu) pada 16 individu sehat, diukur kinerja
psikomotoriknya. Disimpulkan ekstrak ginseng menaikan kinerja
psokimotorik pada individu sehat dibanding placebo
Antidiabetes:
• Kesimpulan, akar ginseng memberikan manfaat untuk pasen DM baik
insulin-dependent dan non-insulin depandent diabetic patients.
Impoten:
• Dilaporkan, ekstrak ginseng memperbaiki produksi sperma pada laki,
dan diperkirakan dapat bermanfaat untuk treatmen impotensi.
Ginsenosid dianggap sebagai senyawa aktifnya, dengan meningkatkan
libido.
Ginseng (14)
• Salah satu uji klinik, 90 pasen penderita erectile dysfunction, diberi ginseng saponin
(600 mg perhari). Hasilnya pemberian ginseng memperbaiki libido but not the
frequency of coitus.
Kontraindikasi: none
Precaution:
• Pasen diabetes agar konsultasi dg dokter sebelum menggunakan akar ginseng
• Ada laporan interaksi ginseng dg fenelzin (suatu monoamine oxidase inhibitor)
Karsinogenesis, mutagenesis, fertility:
• Tdk menunjukan karsinogenik, mutagenik in vitro, dan tidak berpengaruh pada fertilitas
Belum ada data untuk wanita hamil, menyusui ataupun anak-anak.
Adverse reaction:
• Dengan menggunakan 5 jenis hewan, disimpulkan tidak menunjukan akut ataupun
kronik toksisitas
Posology:
• Akar kering (0,5-2 g melalui dekok). Bentuk lain dihitung equivalennya