Anda di halaman 1dari 36

KONSEP

ASUHAN KEPERAWATAN

DERMATITIS
PENGERTIAN
DERMATITIS

Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons


terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan
kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel,
skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis cenderung residif dan

cenderung kronis. (Djuanda Adhi, 2010).


ETIOLOGI

Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya


bahan kimia (contoh: detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (co
ntoh: sinar, suhu), mikro-organisme (bakteri, jamur); dapat pula
dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik
KLASIFIKASI
 Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak ialah dermatitis karena kontaktan eksternal, yang


menimbulkan fenomen sensitisasi (alergik) atau toksik (iritan).
 Dermatitis Atopik
Kelainan kulit kronis, ditandai oleh kulit yang kering, inflamasi dan e
ksudasi, yang kambuh-kambuhan. Disebabkan oleh rinitis alergik,
asma bronkial, reaksi abnormal terhadap perubahan suhu (hawa udara
panas, dingin) dan ketegangan (stress), resistensi menurun terhadap
infeksi virus dan bakteri, lebih sensitif terhadap serum dan obat.
 Neurodermatitis Sirkumskripta= Lichen Simplex Chro
nicus (LSC)
Istilah LSC diambil dari kata likenifikasi berarti penebalan kulit
disertai gambaran relief kulit yang semakin nyata.
Penyebabnya belum diketahui, kelainan sering diawali oleh gatal
yang hebat
 Dermatitis Numularis
Terlihat sebesar uang logam, terdiri atas eritema, edema, kadang-kadang ada

vesikel, krusta atau papul. Tempat predileksi ialah ekstensor ekstremitas


(terutama tungkai bawah), bahu dan bokong.
 Dermatitis Statis
Dermatitis statis merupakan dermatitis varikosum, sebab kausa
utamanya ialah insufisiensi vena. Di sebabkan oleh semua keadaan
yang menyebabkan statis peredaran darah di tungkai bawah.
 Dermatitis Autosensitisasi
Dermatitis akut yang timbul pada tempat jauh dari fokus inflamasi
lokal, sedangkan penyebabnya tidak berhubungan langsung dengan
penyebab fokus inflamasi tersebut.
Patofisiologi ( WOC )
Dermatitis merupakan peradangan pada kulit, pada bagian dermis
ataupun epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat alergen ataupun
zat iritan. Zat tersebut masuk kedalam kulit menyebabkan hipersensitifitas
pada kulit yang terkena tersebut. Masa inkubasi sesudah terjadi sensitisasi
permulaan terhadap suatu antigen adalah 5-12 hari, sedangkan masa
reaksi setelah terkena berikutnya adalah 12-48 jam. Bahan iritan ataupun
allergen yang masuk ke dalam kulit merusak lapisan tanduk, denaturasi
keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air
kulit. Keadaan ini akan merusak sel dermis maupun sel epidermis
sehingga menimbulkan kelainan kulit atau dermatitis.
Manifestasi Klinis
secara umum

1. Gatal
2. Penyebaran setempat, generalisata dan universal
3. Stadium akut
- eritema
- edema
- vasikel atau bula
- erosi dan eksuasi sehingga tampak basah
4. Stadium subakut
- eritema dan edema berkurang
- eksudat mongering menjadi krusta
5. Stadium kronis
- lesi tampak kering
- skuama
- hiperpigmentai
Manifestasi Klinis
Menurut (Djuanda Adhi, 2010)

 Dermatitis kontak
a. Lesi kemerahan pada bagian kulit yang terkontak
b. Dermaititis kontak alergi, gejala tidak muncul sebulum 24-48 jam bahkan
sampai 72 jam
c. Untuk dematitis kontak iritan, gejala terbagi menjadi 2 : Akut dan Kronis. saat akut
dapat terjadi perubahan warna kulit menjadi kemerahan, terasa perih bahkan lecet.
saat kronis gejala di mulai dengan kulit yang mengering dan sedikit meradang
yang akhirnya menebal.
d. Pada kasuus berat, dapat terjadi bula (vesikel) pada lesi kemerahan tersebut.
e. Kulit tersa gatal bahkan terasa terbakar
f. Dermatitits kontak iriatan, gatal dan rasa terbakarnya lebih terasa di bandingan
dengan tipe alergi
 
Manifestasi Klinis
Menurut (Djuanda Adhi, 2010)
 Dermatitis Autopik
1. DA infantil (2 bulan – 2 tahun)
DA sering muncul tahun pertama kehidupan yaitu pada
bulan kedua. Lesi mula - mula tampak di daerah muka (Dahi sampai
pipi). Berupa eritema, Papul - Vesikel pecah karena garukan
sehingga lesi menjadi Eksudatif dan akhirnya terbentuk krusta,
Lesi bisa meluas ke kepala, leher, Pergelangan tangan dan tungkai.
bila anak mulai merangkak, Lesi bisa ditemukan di daerah ekstensor
ekstremitas. Seahun bagian besar penderita sembuh setelah 2 tahun
dan sebagian lagi berlanjut ke fase anak.
Manifestasi Klinis
Menurut (Djuanda Adhi, 2010)

2. DA Anak (2- 10 tahun)


Merupakan lanjuttan bentuk DA infantil ataupun timbul sendiri
(Denovo). Lokasi lesi dilipatan siku/lutut, bagian fleksor pergelangan
tangan, kelopak mata dan leher. ruam berupa papul likenifikasi,
sedikit skuama, erosi, hiperkeratosis dan mungkin infeksi skunder.
DA berat yang lebih 50% permukaan tubuh dapat mengganggu
pertumbuhan.
Manifestasi Klinis
Menurut (Djuanda Adhi, 2010)

3. DA pada Remaja dan dewasa


Lokasi Lesi pada reamaja adalah lipatan siku/ lutut, samping leher, dahi, sekitar
mata.pada dewasa, distribusi lesi kurang karakteristik, sering mengenai tangan dan
pergelangan tangan, dapat pula berlokasi ssetempat misalnya pada bibir (kering,
pecah,bersisik) Vulva,Puting susu/skalp. Kadang-kadang lesi meluas dan paling
parah didaerah lipatan, mengalami likenifikasi. Lesi kering, agak menimbul, papul
datar cenderung berkonfluens menjadi plak. likenifikasi dan sedikit skuama. bisa
didapati ekskoriasi dan eksudasi akibat garukan dan akhirnya menjadi
hiperpigmentasi.umum DA remaja dan dewasa berlangsung lama kemudian
cenderung membaik setelah seusia 30 tahun, jarang smpai usia pertengahan dan
sebagiakecil sampai tua.
Manifestasi Klinis
Menurut (Djuanda Adhi, 2010)

 Neurodermatitis Sirkumskripta
a. Kulit sangat gatal
b. Muncul tunggal di daerah leher, pergelangan tangan, lengan
bawah, paha atau mata kaki kadang muncul pada alat kelamin
c. Rasa gatal sering hilang timbul. sering timbul pada saat santai atau
sedang tidur akan berkurang saat beraktivitas. rasa gatal yang di
garuk akan menambah berat rasa gatal tersebut
d. Terjadi perubahan warna kulit yang gatal, kulit yang bersisisk
akibat garukan atau penggosokan yang sudah terjadi bertahun
Manifestasi Klinis
Menurut (Djuanda Adhi, 2010)
 Dermatitis Numularis
Gatal yang kadang sangat hebat, sehingga dapat menggagu lesi
akut berupa vesikel dan papulo vesikel (0,3-1,0 Cm), kemudian
memmbesar dengan cara berkonfluensi atau meluas kesamping
membentuk 1 lesi karakteristik seperti uang logam (koin)
Eritematosa. sedikit edimatosa, dan berbatas tegas Lambat laun
vesikel pecah terjadi eksudasi, kemudian mengering menjadi
krusta kekuningan. Ukuran lesi bisa mencapai garis tengah
berukuran 5 cm atau lebih, jumlah lesi dapat hanya satu, dapat
pula banyak dan tersebar, bilateral/simetris dengan ukuran
bervariasi dar milliar sampai numular, bahkan plakat tempat
predileksi biasnya terdapat di tungakai bawah, badan lengan
termasuk punggung tangan.
Pemeriksaan Penunjang.
Ada beberapa macam tes alergi, yaitu :
1. Skin Prick Test (Tes tusuk kulit).
Tes ini untuk memeriksa alergi terhadap alergen hirup dan makanan, misalnya
debu, serpih kulit binatang, udang, kepiting dan lain-lain.
2. Patch Tes (Tes Tempel).
Tes ini untuk mengetahui alergi kontak terhadap bahan kimia, pada penyakit
dermatitis atau eksim. Tes ini dilakukan di kulit punggung.
3. RAST (Radio Allergo Sorbent Test).
Tes ini untuk mengetahui alergi terhadap alergen hirup dan makanan.
4. Skin Test (Tes kulit).
Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang disuntikkan.
5. Tes Provokasi.
Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang diminum, makanan,
dapat juga untuk alergen hirup, contohnya debu.
Penatalaksanaan
a.Sistemik
Pada kasus dermatitis ringan diberi antihistamin, atau kombinasi antihistamin-antiserotonin,
antibradikinin, anti-SRS-A, dan sebagainya. Pada kasus berat dapat dipertimbangkan pemberian
kortikosteroid.

b. Topikal
Prinsip umum terapi topikal diuraikan di bawah ini :
•Dermatitis basah (madidans) harus diobati dengan kompres terbuka. Dermatitis kering (sika) diobati dengan
krim atau salep.
•Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah presentase obat spesifik.
•Bila dermatitis akut, diberi kompres. Bila subakut, diberi losio (bedak kocok), pasta, krim, atau linimentum
(pasta pendingin). Bila kronik, diberi salep.
•Pada dermatitis sika, bila superfisial, diberikan bedak, losio, krim, atau pasta; bila kronik diberikan salep.
Krim diberikan pada daerah berambut, sedangkan pasta pada daerah yang tidak berambut. Penetrasi salep
lebih besar dari pada krim.
KONSEP ASKEP

Anda mungkin juga menyukai