REALITAS
Disampaikan Oleh :
Ns. Sri Supami, S.kep, S.Pd, M.Kes
DEFINISI
Ketidakmampuan klien menilai dan berespon
terhadap realitas.
Ketidakmampuan membedakan rangsangan.
Ketidakmampuan membedakan lamunan
dan kenyataan.
Pikiran logis
Persepsi akurat Kadang-kadang Ggn proses pikir :
Emosi proses pikir terganggu Waham
konsisten Ilusi Halusinasi
dengan Emosi Tidak mampu
pengalaman berlebihan/berkurang mengalami emosi
Perilaku cocok Perilaku yang tidak Perilaku tidak
Hubungan biasa terorganisir
sosial positif Menarik diri Isolasi sosial
1. Biologis
Gangguan perkembangan otak frontal dan
temporal.
Lesi pada korteks frontal, temporal dan
limbik.
Gangguan tumbang pada prenatal,
neonatal, dan anak-anak.
Kembar 1 telur lebih berisiko dari kembar
2 telur.
2. Psikologis
Ibu/pengasuh yang cemas/overprotektive,
dingin, tidak sensitif.
Hubungan dengan ayah yang tidak
dekat/perhatian yang berlebihan.
Konflik pernikahan.
Komunikasi “double bind”
Hidup terisolasi
Waham kebesaran
Klien yakin bahwa ia memiliki kebesaran atau
kekuasaan khusus, diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai kenyataan.
Waham Somatik
Klien yakin bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu atau terserang penyakit, diucapkan
berulangkali tiap tidak sesuai kenyataan.
Waham Curiga
Klien yakin bahwa ada seseorang atau kelompok
yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya,
diucapkan berulang kali tapi tidak sesuai kenyataan.
Waham Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada
didunia/meninggal, diucapkan berulang kali tapi
tidak sesuai kenyataan.
Waham Sisip Pikir
Klien yakin bahwa ada ide pikiran orang lain yang
disisipkan kedalam pikirannya, diucapkan berulang
kali tapi tidak sesuai kenyataan.
Waham Siar Pikir
Klien yakin orang lain mengetahui apa yang dia
pikirkan walaupun tidak dinyatakan kepada orang
tersebut, diucapkan berulang kali tapi tidak sesuai
kenyataan.
Waham Kontrol Pikir
Klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari
luar, diucapkan berulang kali tapi tidak sesuai
kenyataan.
Proses Terjadinya
Perasaan diancam oleh lingkungan, cemas, merasa
sesuatu yang tidak menyenangkan hati
Diagnosa Keperawatan :
1. Gangguan Proses Pikir : Waham
2. Harga Diri Rendah
3. Kerusakan Komunikasi Verbal
Tindakan Keperawatan Pada Waham
Maladaptif
Ilusi
Halusinasi
Halusinasi
Halusinasi adalah persepsi terhadap
suatu stimulus ekternal dimana
stimulus tersebut pada kenyataanya
tidak ada (Stuart Sundeen, 2005).
Jenis-jenis Halusinasi
Halusinasi pendengaran
Klien mendengar suara dan bunyi
yang tidak berhubungan dengan
stimulus nyata dan orang lain tidak
mendengarnya. ( 70 % )
Halusinasi Penglihatan
Klien melihat gambaran yang jelas atau samar-
samar tanpa stimulus yang nyata dan orang lain
tidak melihatnya.( 20 % )
Halusinasi Penghidu/Penciuman
Klien mencium bau yang muncul dari sumber
tertentu tanpa sesuatu yang nyata dan orang
lain tidak menciumnya.
Halusinasi Pengecapan
Klien merasakan makan sesuatu yang tidak
nyata. Biasanya merasakan rasa makanan yang
tidak enak.
Halusinasi Perabaan
Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa
Intensitas dan Proses Terjadinya
Halusinasi (Stuart dan Sundeen, 2007)
Level Karakteristik Perilaku Klien
Tahap 1
Memberi rasa Mengalami ansietas Tersenyum/terta
nyaman/comfo kesepian, rasa wa sendiri
rting bersalah, dan ketakutan Menggerakan
Tingkat Mencoba berfokus pada bibir tanpa suara
ansietas pikiran yang dapat Menggerakan
sedang menghilangkan mata yang cepat
Secara umum ansietas Respons verbal
halusinasi/pen Pikiran dan yang lambat
galaman pengalaman sensori Diam dan
sensori masih ada dalam kosentrasi
merupakan kontrol kesadaran.
suatu
kesenangan NON PSIKOTIK
Tahap II
Isolasi Sosial
Diagnosa Keperawatan :
1. Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
2. Isolasi Sosial
3. Risiko Perilaku Kekerasan
HALUSINASI
Tindakan Keperawatan Pada Klien Halusinasi
Tetapkan hubungan saling percaya
Identifikasi apakah klien sebelumnya telah minum
obat bius atau alkohol
Kaji isi, frekuensi, waktu, intensitas, perasaan dan
tindakan yang berhubungan dengan halusinasi
Jika klien bertanya, nyatakan secara sederhana
bahwa perawat tidak mengalami stimulus yang
sama
contoh : saya percaya anda mendengar suara ......,
tapi saya sendiri tidak mendengarnya
Bantu klien menjelaskan kebutuhan
yang mungkin direfleksikan dalam hal
halusinasi.
Bantu klien mengidentifikasi
hubungan antara halusinasi dan
kebutuhan yang direfleksikan.
Sarankan dan kuatkan penggunaan
hubungan interpersonal dalam
memenuhi kebutuhan.
II. FUNGSI EMOSI
Emosi digambarkan dalam istilah mood dan
afek.
Mood adalah suasana emosi yang memajang,
yang mempengaruhi kepribadian dan fungsi
kehidupan individu.
Afek mengacu pada perilaku: gerakan tangan
dan tubuh, ekpresi wajah dan intonasi suara
diamati ketika individu mengekspresikan dan
mengalami perasaan-perasaan dan emosi.
Adaptif
Afek sesuai dengan mood
Maladaptif
Gangguan emosi dapat dikaji melalui
perubahan afek yaitu :
Afek Tumpul
Afek Datar
Ambivalen
Masalah emosi pada klien skizofrenia :
“Alexithemia” : kesulitan
menentukan dan menjelaskan
emosi.
Apatis : kurangnya perasaan,
emosi, minat dan
perhatian.
Anhedonia : ketidakmampuan
/kurangnya
kemampuan mengalami perasaan
puas, senang, intim dan akrab.
III. FUNGSI MOTORIK
Adaptif
Aktifitas motorik
merupakam manifestasi
fungsi kognitif, persepsi dan
afektif secara simultan.
Aktifitas motorik dapat
terlihat aktifitas fisik klien.
Maladaptif
Perubahan motorik dimanifestasikan dalam :
Peningkatan/penurunan tingkat aktifitas motorik.
Impulsif.
Manerisme
Automatisme
Stereotipi
Kataton
Parkinson (gajala-gejala ektrapiramidal)
Gerakan mata abnormal
Grimasen
Apraksia
Ekopraksia
Cara berjalan abnormal
Masalah keperawatan yang mungkin
Resiko perilaku kekerasam
Keletihan
Kerusakan fisik; mobilitas
Intoleransi aktifitas
Resiko perubahan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh.
IV FUNGSI SOSIAL
Adaptif
Sosialisasi merupakan kemampuan untuk
membentuk hubungan kerja sama dan saling
ketergantungan.