Kejang Demam
Kejang Demam
KELOMPOK 6
1. ERIKA (P07120317045)
2. FADHLIA YUNITASARI (P07120317046)
3. IDA KETUT TRI ADITYA (P07120317051)
4. MEGA SILVIA NINGSIH (P07120317056)
5. PURNATIKA (P07120317063)
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Istilah kejang demam digunakan untuk bangkitan kejang yg timbul
akibat kenaikan suhu tubuh. “Kejang demam ialah bangkitan kejang yg
terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal 38C) yang disebabkan oleh
suatu proses ekstrakranium (Hasan, 1995).
2. Anatomi Fisiologi Sistem Persarafan
System saraf terdiri dari :
Sistem saraf pusat (Central Nervous System) terdiri dari :
a. Cerebrum (otak besar)
Cerebrum terdiri dari dua lapisan yaitu : Corteks cerebri dan medulla
cerebri. Fungsi dari cerebrum ialah pusat motorik, pusat bicara, pusat
sensorik, pusat pendengaran / auditorik, pusat penglihatan / visual, pusat
pengecap dan pembau serta pusat pemikiran. Setiap hemisfer cerebri
disebut sebagai ganglia basalis.
Lanjutan
Yang termasuk pada ganglia basalis ini adalah :
Thalamus
Menerima semua impuls sensorik dari seluruh tubuh,
kecuali impuls pembau yang langsung sampai ke kortex
cerebri. Fungsi thalamus terutama penting untuk integrasi
semua impuls sensorik. Thalamus juga merupakan pusat
panas dan rasa nyeri.
Hypothalamus
Hypothalamus merupakan daerah penting untuk
mengatur fungsi alat demam seperti mengatur metabolisme,
alat genital, tidur dan bangun, suhu tubuh, rasa lapar dan
haus, saraf otonom dan sebagainya.
Formation Reticularis
Terletak di inferior dari hypothalamus sampai daerah
batang otak (superior dan pons varoli) ia berperan untuk
mempengaruhi aktifitas cortex cerebri di mana pada daerah
b. Serebellum
Merupakan bagian terbesar dari otak belakang yang menempati fossa cranial
posterior. Terletak di superior dan inferior dari cerebrum yang berfungsi sebagai pusat
koordinasi kontraksi otot rangka.
Nervus cranialis ada 12 pasang :
N. I : Nervus Olfaktorius
N. II : Nervus Optikus
N. III : Nervus Okulamotorius
N. IV : Nervus Troklearis
N. V : Nervus Trigeminus
N. VI : Nervus Abducen
N. VII : Nervus Fasialis
N. VIII : Nervus Akustikus
N. IX : Nervus Glossofaringeus
N. X : Nervus Vagus
N. XI : Nervus Accesorius
N. XII : Nervus Hipoglosus.
Lanjutan
Yang termasuk dalam system saraf simpatis adalah :
1. Pusat saraf di medulla servikalis, torakalis, lumbal dan
seterusnya
2. Ganglion simpatis dan serabut-serabutnya yang disebut
trunkus symphatis
3. Pleksus pre vertebral : Post ganglionik yg dicabangkan dari
ganglion kolateral.
Diagnosa keperawatan I
Resiko tinggi terhadap henti nafas berhubungan dengan perubahan kesadaran, kehilangan koordinasi otot besar dan kecil
Rencana Tindakan :
Gali bersama-sama keluarga berbagai stimulasi yang dapat menjadi pencetus kejang
Rasional : Mengetahui dan dapat menanggulangi sedini mungkin komplikasi yang dapat terjadi
Pertahankan bantalan lunak pada penghalang tempat tidur yang terpasang dengan posisi tempat tidur rendah
Rasional : Memfasilitasi ekspansi dada maksimal, drainage sekret, dan memfasilitasi saat melakukan suction
Atur kepala, tempatkan di atas daerah yang empuk (lunak) atau bantu meletakkan pada lantai jika keluar dari tempat tidur
Rasional : Meningkatkan aliran (drainage), sekret, mencegah lidah jatuh, dan menyumbat
jalan nafas
2.3 Tanggalkan pakaian pada daerah leher, dada, dan abdomen
Rasional : Memfasilitasi usaha bernafas dan ekspansi dada
2.4 Masukkan spatel lidah/jalan nafas buatan atau golongan benda lunak sesuai dengan
indikasi
Rasional : Mencegah tergigitnya lidah dan memfasilitasi saat melakukan suction
Melakukan pengisapan (suction) sesuai indikasi
Rasional : Suhu 38,9-41,1 menunjukkan adanya proses infeksius akut. Pola demam
dapat membantu dalam diagnosis
Pantau suhu lingkungan, batasi / tambahkan penggunaan seprai di tempat tidur
sesuai indikasi
Rasional : Suhu ruangan / jumlah selimut harus dirubah untuk mempertahankan suhu
mendekati normal
Berikan kompres hangat
Rasional : Membantu menurunkan demam dengan efek vasodilatasi air hangat melalui
proses evaporase
Diagnosa keperawatan IV
Kurang pengetahuan (kurang belajar) mengenai kondisi, dan aturan
pengobatan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan persepsi
Tujuan dan kriteria hasil :
Mengungkapkan pemahaman tentang gangguan berbagai rangsang yang
dapat menyebabkan aktifitas kejang, dengan kriteria :
Keluarga dapat mengemukakan kondisi dan pengobatan secara
sederhana.
Rencana Tindakan :
Jelaskan kembali mengenai patofisiologi / prognosis penyakit
Rasional : Memberikan kesempatan mengklarifikasi kesalahan persepsi
dan keadaan penyakit yang ada sesuai dengan yang ditangani
Tinjau kembali obat-obat yang didapat
Rasional : Tidak ada pemahaman terhadap obat-obatan yang dapat
merupakan penyebab kecemasan keluarga
IV. Pelaksanaan
V. Evaluasi
TERIMAKASIH