Anda di halaman 1dari 61

Strategi kompetitif

generik dan strategi


fungsional

Meilinda Lastary
Pretisila Kartika Putri
Hastin Tri Utami
5.1 Strategi
Kompetitif
• Strategi kompetitif adalah pencapaian posisi kompetitif yang
diidamkan dalam industri, tempat dimana industri berada. Tujuan
strategi kompetitif adalah menciptakan keuntungan dan posisi yang
mendukung dalam melawan kekuatan yang menentukan persaingan
industri.
• Suatu perusahaan dikatakan memiliki keunggulan kompetitif ketika
perusahaan tersebut mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki pesaing,
melakukan sesuatu lebih baik dari perusahaan lain, atau mampu
melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh perusahaan lain
• Terdapat dua pertanyaan sentral dalam pilihan strategi kompetitif.
Pertama adalah daya tarik industri untuk keuntungan jangka panjang
dan factor-faktor yang menentukannya. Kedua adalah strategi
kompetitif adalah penentuan dari posisi kompetitif relatif di dalam
industri.
5.2 Manajemen risiko dan
rencana
berkesinambungan bisnis
Manajemen risiko (risk management) dapat dikatakan suatu proses
identifikasi, analisis, penilaian, pengendalian, dan upaya menghindari,
meminimalisir, atau bahkan menghapus risiko yang tidak dapat diterima.
Sedangkan di dalam perusahaan, dapat didefinisikan sebagai suatu proses
perencanaan, pengaturan, pemimpinan, dan pengontrolan aktivitas sebuah
organisasi untuk meminimalisir risiko pendapatan perusahaan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, bisa dikatakan bahwa


manajemen risiko dapat digunakan untuk meminimalisir
dampak buruk yang timbul dari proses kerja di perusahaan
5.3 Etika dan Tata
Kelola
• Definisi GCG menurut Bank Dunia adalah aturan, standar dan
organisasi di bidang ekonomi yang mengatur perilaku pemilik
perusahaan, direktur dan manajer serta perincian dan
penjabaran tugas dan wewenang serta pertanggung
jawabannya kepada investor (pemegang saham dan kreditur).
• Tata kelola organisasi secara baik apakah dilihat dalam
konteks mekanisme mekanisme internal organisasi ataupun
mekanisme eksternal organisasi. Mekanisme internal lebih
fokus kepada bagaimana pimpinan suatu organisasi mengatur
jalannya organisasi sesuai  dengan prinsip­prinsip 
diatas sedangkan mekanisme eksternal lebih menekankan
kepada bagaimana interaksi organisasi dengan pihak
eksternal berjalan secara harmoni tanpa mengabaikan
pencapaian tujuan organisasi.
5.4 Perencanaan
Bisnis
Rencana bisnis atau Business Plan adalah pernyataan formal atas tujuan berdirinya sebuah bisnis, serta alasan
mengapa pendirinya yakin bahwa tujuan tersebut dapat dicapai, serta strategi atau rencana-rencana apa yang
akan dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut.

Perencanaan bisnis sederhana dan begitu berharga merupakan panduan untuk membantu Anda melalui dasar-
dasar. Berikut ini langkah-langkah untuk memulai proses perencanaan Anda :
• Mulailah dengan lapang untuk menguraikan strategi dan konsep dasar untuk bisnis Anda.
Lakukan ini dengan cepat dan tetap sederhana. Hanya sketsa konsep bisnis Anda, yang mencakup proposisi kunci
nilai, gambaran dari masala, pemecahan, solusi untuk masalah, deskripsi pelanggan ideal Anda, dan gambaran
kompetitif.
• Memvalidasi asumsi dalam pitch Anda.
Ketika Anda menguji, memperbarui dan memvalidasi asumsi Anda,dapat dibangun pada langkah 1.
• Membangun perkiraan penjualan sederhana dan anggaran biaya.
Pada tahap ini, penganggaran dan peramalan lebih daripada rinci, tepat perkiraan. Untuk mencari tahu ini, Anda
akan ingin membangun sebuah perkiraan arus kas juga.
• Jadwal tugas dan tonggak penting.
Sangat penting untuk bergerak keluar dari tahap perencanaan dan mulai membangun bisnis Anda. Semakin cepat
Anda bisa memulai, semakin Anda akan belajar sehingga Anda dapat menyesuaikan strategi Anda. Penjadwalan
tugas dan menetapkan tanggung jawab menciptakan accountablity yang dapat Anda melacak dan mengelola.
5.5 Penerapan
Strategi
• Penerapan strategi adalah penugasan atau penugasan kembali kepada
para pemimpin perusahaan, baik pada tingkat corporate maupun tingkat
unit bisnis, unutk mengkomunikasikan dan mengimplementasikan
strategi bersama-sama para karyawan, implementasi strategi juga
melibatkan penembangan kebiksanaan fungsional, struktur oraganisasi,
ikllim yang mendukung strategi dan membantu tercapainya tujuan-tujuan
organisasi.
• Penerapan berlangsung dalam suatu aliran kebiasaan. Pertama, strategi
dipilih oleh manajemen puncak pada tingkat corporate atau kantor pusat
dan manajer tingkat corporate tersebut mengkomunikasikan strategi
yang dipilih kepada para manajer tingkat unit bisnis. Selanjutnya,
manajer unit bisnis memilih strategi khusus untuk unit bisnisnya dan
mengimplemantasikan pada divisi, departemen, dan bagian-bagian yang
berada di bawahnya. Untuk perusahaan yang didesantrilasasi, proses
penerapan strategi adalah serupa dengan perusahaan yang mempunyai
unit-unit bisnis. Pada perusahaan yang mempunyai bisnis tunggal,
manajemen puncak langsung mengkomunikasikan dan
mengimplementasikan strategi pada divisi, departemen, atau bagian di
bawahnya. Proses implementasi memerlukan komunikasi yang efektif dan
5.6 Rencana
Pemasaran
• Perencanaan pemasaran adalah bentuk dari proses manajemen yang
mengarah pada strategi pemasaran dimana tujuan utamanya yaitu untuk
mencapai tujuan pemasaran sehingga marketing plan dilakukan pada
serangkaian proses yang sistematis dan melalui koordinasi untuk
mendapatkan keputusan rencana pemasaran.

• Adapun tujuan marketing plan di antaranya adalah sebagai berikut.


• Mengetahui dan memperbanyak informasi perubahan pasar dan
kompetitor.
• Menciptakan hubungan dan jaringan kerja yang lebih luas dengan
organisasi lain.
• Sebagai bentuk penyesuaian bisnis.
• Meningkatkan keuntungan dengan usaha yang efisien dan efektif.
5.7 Perbaikan Atas
Strategi Pemasaran
Produk
DEFINISI STRATEGI PEMASARAN
PRODUK

• Strategi Produk mengetengahkan cara perusahaan memperoleh


pendapatan.
• Defenisi produk secara luas mencakup barang secara fisik dan
jasa yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
• Perusahaan harus terus menerus meningkatkan produk yang ada
dan mengembangkan produk baru untuk memuaskan pelanggan
setiap waktu.
• Dengan demikian, perusahaan dapat menghasilkan tingkat
pertumbuhan penjualan yang tinggi yang dapat meningkatkan
nilai perusahaan mereka
STRATEGI PEMASARAN
• Berikut ada beberapa strategi pemasaran yang bisa dicoba dalam
rangka melaksanakan perbaikan atas strategi pemasaran produk:
Menggunaka
Ketahui n Social
Target Media
Pasar Anda

Menawarkan
Strategi Produk Secara
Mulut ke Mulut pemasaran Gratis
produk

Menjalin Memberi Memilih


Hubungan Baik Insentif untuk Tempat
dengan Rekomendasi Strategis
Konsumen
5.8 Perbaikan Atas
Strategi Pemasaran
Produk
LANGKAH-LANGKAH SEGMENTASI PASAR

1. Mengidentifi 3. Mengevaluasi 5. Mengidentifikasi


kasi variable daya tarik konsep posisi
Segmentasi dan masing-masing yang memungkin
segmentasi segmen. kan.
pasar. 6. Memilih,
4. Memiih segmen mengembangkan
2. Mengembang segmen sasaran dan meng
kan bentuk komunikasikan
segmen yang konsep penetapan
menghasilkan posisi yang dipilih

maizafikri@rocketmail.com 18
Kriteria pasar sasaran yang Optimal

A. Responsif, pasar sasaran harus responsive terhadap


produk.
B. Potensi penjualan, potensi penjualan harus cukup luas ,
semakin besar pasar sasaran semakin nilainya. Besarnya
bukan ditentukan oleh jumlah populasitapi juga daya beli
dan keinginan pasar.
C. Pertumbuhan yang memadai, pasar tidak dapat dengan
segera bereaksi, pasar tumbuh perlahan-lahan sampai
akhirnya meluncur dengan cepat & mencapai titik
pendewasaan.
D. Jangkauan media, pasar sasaran dapat dicapai dengan
optimalkalau pemasar tepat memilih media untuk
mempromosikan dan memperkenalkan produknya. 19
Tiga langkah memposisikan produk :
1. Mengidentifikasi keunggulan bersaing.
2. Memilih keunggulan bersaing yang tepat.
3. Secara efektif mengkomunikasikan serta
menyampaikan posisi yang dipilih
kepada pasar

20
5.9 Riset Pemasaran
• Definisi Riset Pemasaran
Kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakuan secara
sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian,
pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi hasil
penelitian.
• Tujuan Riset Pemasaran
Mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menjelaskan
secara objektif kenyataan yang ada. Bebas dari pengaruh
keinginan pribadi (political biases).
KONSUMEN

• Riset Pemasaran sebagai penghubung antara:

LINGKUNG VARIABEL
AN PEMASARAN
Proses Riset Pemasaran
Adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan riset
pemasaran.
Kegiatan ini meliputi:
a) Penentuan masalah
b) Merumuskan kerangka teori
c) Formulasi desain riset
d) Kegiatan lapangan dan pengumpulan data
e) Persiapan dan analisis data
f) Pembuatan laporan dan Presentasi
5.10 Brand (Merek) &
Ekuitas Merek
Brand
• ”Nama/atau simbol yang bersifat
membedakan (seperti sebuah logo, cap dan
kemasan) dengan maksud mengidentifikasi
barang atau jasa dari seorang penjual atau
sebuah kelompok penjual tertentu, dengan
demikian membedakannya dengan barang atau
jasa yang dihasilkan oleh kompetitor” (David
Aaker)
• Apalah arti sebuah nama. Setangkai mawar,
dipanggil dengan nama apapun akan tetap
harum (Shakespear)
Next : Bagian dari merek
Benefit of Branding
Differentiation

Link together
Recognition
Repeat purchasing
several different And Loyalty
products or
ranges

Multiple
Image of size
product

Perception :
Source
Famous brand
associated to
large business
Image of
experience Image of Shortcut to
and reliability quality buying
decision
Believe
BRAND EQUITY

TANPA MEREK = Rp 300

DIBERI MEREK ‘AQUA’ = Rp


1000

EKUITAS MEREK ‘AQUA’ = Rp


700
5.11 Marketing
mix
Pengertian Marketing Mix
• Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam
memenuhi target pasarnya.
• Bauran pemasaran adalah sejumlah alat-alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
menyakinkan obyek pemasaran atau target pasar yang
dituju.
The Marketing Mix
Dikatakan marketing mix, karena:
• Marketing objectives (tujuan pemasaran)
• Type of product (jenis produk)
• Target market (target pasar)
• Market structure (struktur pasar)
• Rivals’ behaviour (perilaku pesaing)
• Global issues – culture/religion (isu global, misalnya:
budaya/agama)
• Marketing position (posisi pasar)
• Product portfolio (portofolio produk)
5.12 Hubungan
Pemasaran
Apa itu hubungan pemasaran ?
• Hubungan Pemasaran (Marketing Relationship) adalah cara usaha pemasaran pada pelanggan yang
meningkatkan pertumbuhan jangka panjang perusahaan dan kepuasan maksimum pelanggan. Pelanggan yang
baik merupakan suatu asset di mana bila ditangani dan dilayani dengan baik akan memberikan pendapatan dan
pertumbuhan jangka panjang bagi suatu perusahaan.

• Hubungan Pemasaran (Marketing Relationship) merupakan upaya pengenalan kepada setiap pelanggan secara
lebih dekat, menciptakan komunikasi dua arah dengan konsumen, dan mengelola hubungan yang baik antara
pelanggan dan konsumen.

• Hubungan pemasaran (Marketing Relationship) berarti terjadi perubahan dari sekedar berorientasi pada
penjualan menjadi berorientasi pada pelanggan, dari sekedar memanipulasi pelanggan menjadi melibatkan
pelanggan dalam aktivitas bisnis, dari menjual dan memberi informasi menjadi memperoleh informasi dan
memuaskan pelanggan.

• TechTarget mendefinisikan hubungan pemasaran sebagai strategi mengatur hubungan


pelanggan yang dirancang untuk mendorong lebih kuat dan langgeng antara koneksi

konsumen kepada sebuah merek.


Menurut kotler dan amstrong (2006) dalam membentuk ikatan yang lebih kuat Marketing Relationship :
dengan pelanggan, hubungan pemasaran (relationship marketing) dapat
dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan, yaitu :financial benefit, social benefit,
dan structural ties

a. Financial Benefit Memberi manfaat keuangan dan ekonomis berupa


penghematan biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan, pemberian
voucher, hadiah langsung atau hadiah yang lainnya.
b. Social Benefit Manfaat yang diperoleh adalah untuk membantu
meningkatkan hubungan dengan mempelajari kebutuhan dan
keinginan para pelanggan bahkan memberikan sesuatu yang sifatnya
pribadi.
c. Structural Ties Ikatan struktural akan membantu hubungan yang lebih
kuat dengan pelanggan. Lembaga pendidikan akan selalu membantu
konsumen atau pelanggan untuk memberikan informasi mengenai Sumber : Kotler, Marketing
segala sesuatunya yang akan membantu konsumen atau pelanggan. (2002)
Tujuan dari Prinsip Dasar Dalam Hubungan Pemasaran/CRM
Seperti yang diperlihatkan
disamping, tujuan dari prinsip
dasar hubungan pemasaran
adalah untuk menciptakan
koneksi emosional yang kuat
antara pelanggan dengan
sebuah brand yang dapat
mengarahkan kepada bisnis
berkelanjutan, promosi dari
mulut ke mulut/referral, dan
informasi yang diperoleh dari
pelanggan yang dapat
menghasilkan prospek.
Bagaimana hubungan pemasaran dapat meningkatkan ROI?
Peningkatan keuntungan berkaitan dengan hubungan pemasaran.
Berikut beberapa faktor yang sangat penting:
• Peningkatan kunjungan pelanggan. Orang-orang suka berbisnis dengan siapa yang mereka
kenal dan percayai. Terdapat beberapa alasan kenapa kita berbelanja pada lokasi yang kita rasa
nyaman. Itu adalah hubungan yang kita miliki dengan bisnis atau perwakilan penjualan yang
membuat kita terus kembali.
• Lebih murah untuk menjaga. Satu prinsip yang anda akan pelajari dalam program MBA
manapun adalah biaya memperoleh pelanggan baru lebih mahal dibandingkan
mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Berdasarkan prinsip ini, jelas bahwa anda
dapat meningkatkan ROI anda ketika menerapkan strategi hubungan pemasaran.
• Pengembangan menjadi lebih mudah. Pelanggan setia anda akan lebih cenderung membeli
produk-produk tambahan. Setelah membangun sebuah hubungan, anda memperoleh perhatian
penuh pelanggan anda. Manfaatkan perhatian tersebut ketika meluncurkan produk atau
layanan baru.
• Peningkatan dari mulut ke mulut atau share of voice. Hubungan yang kuat menyebabkan
pelanggan dengan senang hati akan merekomendasikan bisnis/produk anda kepada teman-
teman mereka. Hasilnya, teman-teman mereka tentu saja akan mempetimbangkan
bisnis/produk anda karena rujukan yang berasal dari sumber yang terpercaya.
5.13 Perencanaan
SDM
Pengertian Perencanaan SDM
• Handoko (1997), Perencanaan sumber daya manusia atau perencanaan
tenaga kerja merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis dan lingkungan pada
organisasi di waktu yang akan datang dan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tenaga kerja yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi tersebut.
• Andrew E. Sikula (1981;145) mengemukakan bahwa: “Perencanaan
sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja didefinisikan
sebagai proses menentukan kebutuhan tenaga kerja dan berarti
mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya berinteraksi
dengan rencana organisasi”.
• George Milkovich dan Paul C. Nystrom (Dale Yoder,
1981:173). Perencanaan SDM merupakan proses analisis dan identifikasi
tersedianya kebutuhan akan sumber daya manusia sehingga organisasi
tersebut dapat mencapai tujuannya.
5 KOMPONEN MODEL PERENCANAAN SDM
a. HR Objectives
Tujuan perencanaan SDM adalah sebagai bagian dari unsur-unsur yang mendukung
strategi organisasi dari sisi pengelolaan SDM. Oleh karenanya strategi yang
dikembangkan dalam bidang SDM mutlak harus selaras dengan strategi organisasi.
b. Organization Planning
Dalam jangka waktu ke depan, organisasi memiliki rencana atau program kerja yang akan
dijalankan. Dalam menjalankan program tersebut, perlu dipastikan apakah berdampak pada
adanya kebutuhan SDM. Apabila program kerja tersebut, maka pemenuhan kebutuhan SDM
menjadi hal yang mutlak direncanakan.
c. HR Auditing
Berdasarkan perencanaan kebutuhan SDM, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah
mengaudit kondisi SDM saat ini. Audit SDM dalam konteks perencanaan SDM berfungsi
untuk memastikan apakah secara jumlah SDM yang ada mencukupi sesuai kebutuhan dan
secara kompetensi memiliki kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
d. HR Forecasting
Untuk mengetahui kebutuhan SDM di masa yang akan datang, perlu dilakukan
forecasting/peramalan kebutuhan SDM. Hal ini diperlukan agar pengelola SDM memiliki
gambaran berapa SDM yang dibutuhkan dalam kurun waktu tertentu ke depan (biasanya 1 –
5 tahun). Selain itu, dengan dapat diramalkannya kebutuhan SDM, manajemen dapat
mengalokasikan anggaran untuk biaya pegawai, meliputi biaya rekrutmen, gaji dan
tunjangan-tunjangan, serta perlengkapan dan fasilitas kerja.
e. Action Plan HR Program
Proses perencanaan SDM diakhiri dengan pembuatan action plan atau rencana tindakan.
Action plan ini dapat berisi perencanaan program-program yang bersifat siap dijalankan,
meliputi rencana rekrutmen, mutasi pegawai, diklat, dan penganggaran.
Model perencanaan SDM menurut Andrew Sikula bersifat sirkuler. Setelah action plan,
masukan-masukan yang diperoleh dapat menjadi bahan evaluasi untuk merumuskan
kembali HR objective agar lebih efektif dan efisien dalam mendukung rencana kerja
organisasi.
Proses
Perencanaan SDM
5.14 Perencanaan
Peneliti dan
Pengembangan
Pengertian penelitian Pengembangan :
1. Menurut Borg dan Gall menyebutkan bahwa penelitian pengembangan adalah mengembangkan
suatu produk pendidikan.
2. Menurut Sugiyono berpendapat bahwa penelitian dan pengembangan merupakan suatu metode
yang digunakan untuk mendapatkan suatu hasil produk tertentu, serta menguji keefektifan dari
produk tersebut.
3. Menurut Soenarto penelitian pengembangan bertujuan untuk menghasilkan dan mengembangkan
prototipe, desain, materi pembelajarn, media, strategi, alat evaluasi pendidikan dalam
pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan
merupakan metode yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu seperti desain, materi
pembelajaran, media, strategi, alat evaluasi pendidikan dalam pembelajaran.
Tahapan Penelitian Pengembangan
Tahap-Tahap Research and Development menurut Borg & Gall dalam Haryati (2012) mengembangkan
10 tahapan dalam mengembangkan model, yaitu:
1.Research and information collecting, seperti studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan
yang dikaji, pengukuran kebutuhan, penelitian dalam skala kecil, dan persiapan untuk merumuskan
kerangka kerja penelitian.
2.Planning, merupakan penyusunan rencana penelitian yang berkaitan dengan permasalahan,
penentuan tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, desain atau langkah-langkah penelitian dan
jika mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas;
3.Develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang
akan dihasilkan. Contoh pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen
evaluasi dalam pembelajaran.
4.Preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan awal dalam skala terbatas, dengan
melibatkan 1 sampai dengan 3 sekolah, dengan jumlah 6-12 subyek. Pada langkah ini pengumpulan
dan analisis data dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau angket;
Tahapan Penelitian
Pengembangan :
5. Main product revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang dihasilkan
berdasarkan hasil ujicoba awal.
6. Main field testing, ujicoba utama yang melibatkan khalayak lebih luas. Hasil yang diperoleh dari
ujicoba tersebut dalam bentuk evaluasi terhadap pencapaian hasil ujicoba (desain model) yang
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
7. Operational product revision, yaitu melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil ujicoba
lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang
siap divalidasi;
8. Operational field testing, yaitu langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah
dihasilkan. Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah melibatkan 40 samapi dengan 200
subyek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi dan analisis hasilnya.
9. Final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model yang dikembangkan guna
menghasilkan produk akhir (final);
10. Dissemination and implementation, penyebarluasan produk/model yang dikembangkan kepada
khalayak/masyarakat luas, terutama dalam pendidikan.
5.15
Perencanaan dan
Manajemen
Operasi
5.16
Pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2009:235) proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap, yaitu pengenalan
masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.
a) Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh
rangsangan internal atau eksternal. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu.
Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, para pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang
paling sering membangkitkan minat akan kategori produk tertentu. Para pemasar kemudian dapat menyusun
strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen.
b) Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.
Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan
konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber
informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok:
1. Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan)
2. Sumber komersial (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko)
3. Sumber publik (media massa, organisasi penentu peringkat konsumen)
4. Sumber pengalaman (penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk)
Jumlah dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi itu berbeda-beda bergantung pada kategori
produk dan karakteristik pembeli. Melalui pengumpulan informasi, konsumen tersebut mempelajari
merek-merek yang bersaing serta fitur merek tersebut.
c) Evaluasi Alternatif
Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model terbaru memandang proses evaluasi konsumen
sebagai proses yang berorientasi kognitif, yaitu model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas
produk dengan sangat sadar dan rasional.
d) Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.
Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun, dua faktor yang
berada diantara niat pembeli dan keputusan pembelian, yaitu:
1.Sikap orang lain Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen,
konsumen akan semakin mengubah niat pembeliannya. Keadaan sebaliknya juga berlaku.
2.Faktor situasi yang tidak terantisipasi Faktor ini dapat muncul dan mengubah niat pembelian. Hal ini terjadi mungkin
karena konsumen kehilangan pekerjaan, beberapa pembelian lain yang lebih mendesak, atau pelayanan toko yang
dapat mengurungkan niat pembelian.
e) Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli produk konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu.
(1) Ketidakpuasan pasca pembelian
Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas produk dengan kinerja yang
dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa,
jika ternyata sesuai harapan pelanggan akan puas dan jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas.
(2) Tindakan pasca pembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen
tersebut puas, ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut.
(3) Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian
Jika para konsumen menyimpan produk itu ke dalam lemari untuk selamanya, produk tersebut mungkin tidak begitu
memuaskan, dan kabar dari mulut ke mulut tidak akan gencar. Jika para konsumen tersebut menjual atau
mempertukarkan produk tersebut, penjualan produk baru akan menurun. Para konsumen dapat juga menemukan
kegunaan baru produk tersebut. Jika para konsumen membuang produk tertentu, pemasar harus mengetahui cara
mereka membuangnya, terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan.
5.17 Etika dan Tata
Kelola
Corporate governance adalah seperangkat tata hubungan antara manajemen, direksi,
dewan komisaris, pemegang saham dan para pemangku kepentingan (stakeholders)
lainnya yang mengatur dan mengarahkan kegiatan perusahaan (OECD, 2004). Good
Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan
melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan.
Tata kelola organisasi secara baik apakah dilihat dalam konteks mekanisme mekanisme internal
organisasi ataupun mekanisme eksternal organisasi. Mekanisme internal lebih fokus kepada
bagaimana pimpinan suatu organisasi mengatur jalannya organisasi sesuai  dengan prinsip­prinsip 
diatas sedangkan mekanisme eksternal lebih menekankan kepada bagaimana interaksi organisasi
dengan pihak eksternal berjalan secara harmoni tanpa mengabaikan pencapaian tujuan organisasi.
5.18 Risiko
Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung
atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian,
di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.
Bentuk-bentuk risiko antara lain risiko murni, risiko spekulatif, risiko partikular dan risiko fundamental.
Risiko murni adalah risiko yang akibatnya hanya ada 2 macam: rugi atau break even, contohnya pencurian, kecelakaan
atau kebakaran.
Risiko spekulatif adalah risiko yang akibatnya ada 3 macam: rugi, untung atau break even, contohnya judi.
Risiko partikular adalah risiko yang berasal dari individu dan dampaknya lokal, contohnya pesawat jatuh, tabrakan
mobil dan kapal kandas. Sedangkan risiko fundamental adalah risiko yang bukan berasal dari individu dan dampaknya
luas, contohnya angin topan, gempa bumi dan banjir.
Manajemen Risiko :
Sebagai suatu organisasi, perusahaan pada umumnya memiliki tujuan dalam mengimplementasikan manajemen risiko.
Tujuan yang ingin dicapai antara lain, mengurangi pengeluaran, mencegah perusahaan dari kegagalan, menaikkan
keuntungan perusahaan, menekan biaya produksi dan sebagainya.
Manajemen risiko adalah proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang

dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan .

Anda mungkin juga menyukai