Anda di halaman 1dari 38

KONSTRUKSI BAJA I

NIRWANA PUSPASARI,MT.

1
MATERI
MATERI PERKULIAHAN
PERKULIAHAN

PENDAHULUAN

BATANG TARIK

BATANG LENTUR: 1

BATANG LENTUR: 2

KOLOM

ALAT PENYAMBUNG
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

PELAT PENUTUP GELAGAR


Prosedur yang umum untuk perencanaan pelat penutup,
apabila ada pembatasan terhadap tinggi profil yang akan
digunakan, ialah dengan memilih sebuah profil WF (wide
flange = flens lebar) yang berukuran lebih rendah dari pada
ukuran yang diizinkan supaya masih ada ruang yang
tersedia untuk penempatan pelat penutup. Momen inersia
dari pelat penutup yang ditempatkan simetris ditambahkan
pada momen inersia dari profil WF nya sehingga
memberikan suatu nilai jumlah momen inersia sebagai
2
berikut:  
d
I req  I WF  2 A pl  
2
Catatan : req = dibutuhkan / require
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

d adalah jarak titik berat profil kedua pelat penutup


tersebut. Dari persamaan di atas bisa diturunkan rumus
untuk mencari luas pelat yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut:
I req  IWF
Apl  2
d2
Pada penambahan pelat penutup flens yang tidak simetris
diperlukan penentuan letak sumbu netral dari penampang
dan perhitungan dari momen inersia.
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Gb. Pelat penutup pada simple beam yang dibebani seragam


PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Seperti juga pada flens-flens gelagar, maka tidak diperlukan


adanya pengurangan luas untuk lubang-lubang alat
penyambung kalau pengurangan luas yang terjadi adalah lebih
kecil dari 15% luas bruto dari flens.
Pelat penutup yang panjangnya tidak penuh (sebagian)
dipakai pada bentuk baja rol untuk menambah besarnya
tahanan momen, di tempat-tempat yang membutuhkan
tambahan kekuatan dan kemudian dipotong pada tempat yang
tidak dibutuhkan. Panjang dari pelat penutup yang digunakan
biasanya lebih besar dari panjang teoretis yang di dapat dari
hasil perhitungan dan kelebihan panjang ini juga disambung
dengan baik supaya pelat penutup tersebut juga dapat
membantu memperbesar daya tahan terhadap tegangan lentur
dari gelagar atau girder pada titik potongnya.
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Gb. Kebutuhan baut dan paku keling untuk pelat-pelat penutup. Alat
penyambung pada bagian tambahan pelat harus dapat menambah daya
tahan tegangan lentur pada titik potong teoretis. Jarak celah maksimum
dari baut dan paku keling pada pelat tidak boleh melampaui harga-
harga seperti yang ditentukan dalam gambar.
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Gb. Las sudut yang dibutuhkan pada pelat-pelat penutup. Panjang α’


dipakai sebagai panjang minimum untuk menjamin supaya semua
keperluan dalam perencanaan ini bisa dipenuhi.
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

GIRDER PELAT
Girder pelat perlu dipergunakan apabila kapasitas lentur
dari profil yang ada masih belum mencukupi, girder pelat las
biasanya terdiri atas sebuah web (badan profil) dengan pelat-
pelat flens yang disambung pada kedua ujung-ujung dari
badan profil, biasanya digunakan pelat penutup pada flens-
flens yang dipotong pada tempat-tempat tertentu sesuai
dengan kebutuhannya.
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Pada umumnya tinggi dari girder pelat bervariasi antarḁ


sampai dari panjang bentang dan biasanya besaran yang
sering dipakai adalah antara sampai panjang bentang.
Tinggi dari girder pelat tidak boleh melampaui Fy/800 kali
panjang bentang untuk penggunaan pada lantai dan Fy/1000
kali panjang bentang untuk penggunaan sebagai penunjang
atap. Besaran-besaran ini diberikan hanya sebagai pegangan
sebab faktor utama dalam menentukan tinggi dari girder
pelat adalah faktor tegangan geser, tegangan lentur dan
lenturan yang terjadi akibat adanya pembebanan.
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Gb. Sebuah girder pelat


PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Dalam perencanaan girder pelat tidak ada suatu


penyelesaian yang bersifat unik (tunggal). Cara pendekatan
yang umum ialah dengan memperkirakan ukuran dari badan
profil dan flens dan kemudian mengadakan modifikasi pada
penampang yang di dapat sehingga akhirnya diperoleh
besaran yang dibutuhkan.
Prosedur yang umum dilakukan dalam perencanaan
girder pelat ialah dengan memilih suatu penampang
percobaan dengan metode luas flens untuk kemudian
diperiksa dengan metode momen inersia. Menurut metode
luas flens maka sebuah flens dari profil akan menahan
sebagian besar dari momen lentur, sedangkan web atau
badan profil menahan sebagian besar dari gaya geser.
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Luas badan yang dibutuhkan bisa ditentukan dengan


mempergunakan rumus berikut:
V
Aw 
Fv
V adalah gaya geser vertikal yang bekerja pada penampang
dan Fv adalah tegangan geser yang diizinkan pada badan luas
flens yang dibutuhkan bisa ditentukan dengan rumus
berikut: M Aw
Af  
Fb h 6

M adalah momen lentur pada penampang, dan Fb adalah


tegangan lentur yang diizinkan sedang h adalah jarak bersih
antara dua flens.
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Pemeriksaan dengan metode momen inersia memerlukan


perhitungan inersia dari penampang girder. Pengurangan
tegangan diperlukan apabila:
(h/tw) > (760/ Fb )
Girder hybrid adalah girder yang pelat badannya dibuat
dari jenis baja yang berbeda dengan jenis baja dari pelat
flensnya. Pelat girder hybrid boleh dipakai asal gaya aksial
yang ditahannya tidak lebih besar dari 15% hasil perkalian
tegangan leleh flens dengan luas bruto, penampangnya.
Struktur hybrid tidak bisa direncanakan untuk menahan aksi
medan tarik, dan tegangan lenturnya dibatasi sebesar 0,60 Fy.
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Pada waktu memilih pelat badan kita harus


memperhitungkan perbandingan tinggi badan profil
terhadap tebalnya (h/tw). Nilai-nilai perbandingan yang
umum serta kegunaannya bisa kita lihat pada tabel
Perbandingan Plat Badan.
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Kalau hendak dipakai girder pelat tanpa pengaku, maka


harga perbandingan tersebut tidak boleh melampaui:
Tabel Perbandingan Pelat Badan
Nilai perbandingan (F)
Kalau h/tw ≤ maka
Fy = 36 ksi Fy = 50 ksi
640 Batang kelompok
(Fb = 0,66 Fy flange 107 91
Fy

760 Tanpa pengurangan tegangan


Fb = 0,66 Fy) 162 139
Fb

14,000 Tanpa pengaku badan


F y F y  16.5  322 243

2000 Jarak antar pengaku badan, tidak


lebih dari 1 12 d 333 283
Fy

Tanpa pengaku perantara dengan


260 260 260
f v  Fv
Catatan: Apabila tidak ada pernyataan lain berarti nilai-nilai tegangan yang dipakai adalah nilai tegangan leleh untuk
pelat badan.
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

h 1400

Fy  Fy  16,5
tw
Batas perbandingan ini bisa diperbesar menjadi:
h 2000

tw Fy
apabila dipakai pengaku-pengaku dengan jarak yang tidak
melampaui kali tinggi dari girder.
Ukuran dari flens dibatasi berdasarkan perbandingan lebar
terhadap tebalnya seperti yang dapat dilihat dalam
persamaan berikut: bf 95

2t f Fy
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Pengaku-pengaku penahan beban ini dibutuhkan untuk


mencegah terjadinya keruntuhan pada badan profil apabila:
R
 0,75 Fy
t w ( N  2k )
k adalah jarak dari permukaan luas flens ke ujung badan
rusuk. Pengaku-pengaku harus direncanakan sebagai kolom
dan harus memenuhi syarat-syarat sebagai elemen tidak
kaku harus menahan tekanan.
Pada panel-panel yang tidak kaku, bisa diberikan
pengaku perantara untuk menambah kapasitas geser dari
pelat badan. Pada panel yang dilengkapi dengan pengaku,
maka perbandingan panel a/h tidak boleh melampaui 260/
(h/t)2 atau 3.
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Kalau tegangan geser badan kurang dari:


Fy
F v (C v )  0,40 Fy
2,89
dan perbandingan tinggi terhadap tebal badan kurang dari
260, maka tidak diperlukan pengaku perantara pada panel
badan. Cv merupakan fungsi dari ukuran badan dan pengaku
transversal.
Selain girder hibrid, girder lain juga bisa direncanakan
untuk menahan aksi medan tarik. Untuk hal lain, besarnya
tegangan geser yang diizinkan adalah:
Fy  1  Cv 
F v C v    0,40 Fy
2,89  1,15 1  ( a / h ) 2


PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Sebagai tambahan perlu diperhatikan bahwa kombinasi


tegangan geser dan tegangan tarik perlu diperhitungkan
sedemikian rupa sehingga harga tegangan tarik lentur bisa
dibatasi sebesar:  
 fv  Fy
Fv  0,85  0,375
 Fy 
 
Tetapi tidak lebih dari 0,6 Fy.
Apabila perbandingan tinggi terhadap tebal badan profil
melampaui 760 Ftegangan
maka b momen lentur maksimum
pada flens tekan tidak boleh melampaui:
 Aw  h 760 
F’b  Fb 1,0  0,0005  
 
Af  t 
Fb 
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Fb adalah tegangan lentur yang diizinkan sesuai dengan


AISCS. Selanjutnya tegangan maksimum yang terjadi pada
keduua flens dari girder hibrid tidak boleh melampaui harga
yang ditentukan oleh persamaan di atas atau:

Fb'  Fb 
12   Aw /A f 
 3α  α 3


 12  2 Aw /A f  
Fy badan
Dimana α=
Fy flens
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Luas efektif dan pengaku penahan Luas efektif dari pengaku penahan
ujung. Dilengkapi di ujung-ujung beban. Pasang di bawah beban
yang tidak berangka. terpusat apabila
R
 0,75 Fy
t w ( N  2k )
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Syarat-syarat perencanaan:
1. bst 95

t st Fy
2. Penguat-penguat direncanakan sebagai kolom. Tentukan
tegangan aksial yang diizinkan:
Penahan ujung Penahan bagian dalam
2
Aefektif = 2 (bst x tst) + 12 t w 2
Aefektif = 2 (bst x tst) + 25 t w
t st (2bst  t w ) 3
I st 
12
I
r 
A
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Kh,K = 1 anggaplah bisa terjadi translasi sambungan pada


bagian atas dan bawah (konservatif).
Kalau tegangan leleh dari pengaku berbeda dari tegangan
leleh pada badan profil, maka dipakai nilai tegangan
geser yang paling kecil.

3. Tegangan tahan yang sesungguhnya:


V
fa 
Aefektif

Gb. Syarat-syarat untuk pengaku penahan girder


PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

diketahui: a/h, h/t, Fy (dari badan profil baja) apakah a/h < 1
5.34
ya  k = 4,00 +
 a / h 2
4.00
tidak  k = 5,34+
45,000k  a / h 2
Cv 
Fy ( h / t ) 2
apakah Cv > 0,8 190 k
ya  Cv 
h/t Fy
tidak  Cv = Cv
Gb. Perhitungan dari perbandingan tegangan kritis badan Cv
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Perlu diketahui, bahwa semua pengaku yang dipakai


untuk mengatasi kasi medan tarik harus disambung
sedemikian rupa sehingga mampu menyalurkan geseran
total, minimum sebesar:

3
 Fy 
f vs  h  
 340 
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

GELAGAR MENERUS
AISCS menyatakan bahwa, kecuali untuk girder hybrid dan batang-
batang dengan tipe baja A 514, maka untuk gelagar-gelagar menerus
yang bersifat kompak atau gelagar-gelagar rangka kaku yang kompak
9
dan girder-girder, bisa direncanakan sebagai menahan 10 bagian dari
besarnya momen negative yang terjadi akibat beban-beban gaya
gravitasi, apabila besarnya momen positif bertambah sebesar
1
10
bagian dari momen negatif rata-rata. Peraturan-peraturan ini
tidak berlaku untuk jenis struktur kantiliver. Kalau momen negatif
ditahan oleh sambungan antara gelagar dan kolom yang bersifat
kaku, maka pengurangan besar momen sebesar sepersepuluh bagian
dapat dilakukan pada kolom-kolom yang harus menahan kombinasi
beban aksial dan beban lentur, asal saja besarnya tegangan fa tidak
melampaui 0,15 Fa.
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Mengenai besarnya momen maksimum yang terjadi pada


struktur gelagar menerus dan struktur jepit bisa kita lihat
pada gambar berikut:

Momen Momen Primer (momen ujung yang Momen


Maksimum besarnya sama) Redistribusi
M wL2 9 wL2 wL2
=
12 120 13.33
M wL2 wL2 wL2 wL2
 
24 24 120 20
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Momen Momen Primer (momen ujung yang Momen


Maksimum besarnya sama) Redistribusi
M wL2 9 wL2
8 80
M 9 wL2 wL2 9 wL2 wL2 wL2
  
128 14.22 128 160 13.06

Gb. Retribusi momen untuk gelagar-gelagar menerus dan konstruksi jepit


PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

LENTURAN DUA ARAH


Apabila suatu elemen struktur dibebani sedemikian rupa
sehingga terjadi lenturan secara serempak pada kedua
sumbu-sumbu utamanya, maka elemen struktur tersebut
dikatakan mengalami lenturan dua arah. Besarnya tegangan
lentur total pada suatu titik dari penampang tersebut
dinyatakan dalam rumus:

M1 M2
fb  m n
I1 I2
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Bilangan-bilangan 1 dan 2 menunjukkan sumbu-sumbu


utama, sedang m adalah jarak dari suatu titik yang diukur
tegak lurus pada sumbu 1 dan n adalah jarak dari suatu titik
yang diukur tegak lurus pada sumbu dua. Besarnya harga
momen inersia I1 dan I2 terhadap sumbu-sumbu utama dapat
ditentukan sebagai berikut:
2
Ix  Iy  Ix  Iy 
I1      I xy2
2  2 

2
Ix  Iy  Ix  Iy 
I2      I xy2
2  2 
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Ix dan Iy masing-masing menunjukkan besarnya momen


inersia terhadap sumbu x dan sumbu y dan Ixy adalah
perkalian inersia dari penampang. Perkalian inersia dari
sebuah penampang merupakan karakteristik geometris dari
penampang tersebut yang besarnya didefinisikan sebagai:
Integral I xy  f A xy dA

Kalau sumbu-sumbu orthogonal x dan y, atau salah satu


dari sumbu-sumbu tersebut merupakan sumbu-sumbu
simetris, maka perkalian inersia terhadap sumbu-sumbu
tersebut sama dengan nol. Dalam hal ini sumbu-sumbu
utama dari penampang suatu elemen struktur berimpit
dengan sumbu-sumbu pusat berat x dan y.
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Besarnya tegangan lentur ekstrim akibat terjadinya


lenturan dua arah dapat dinyatakan dengan rumus:

Mxy M yx
fb  
Ix Iy
dan resultant dari lenturan sebagai

 T  ( 1 ) 2  ( 2 ) 2
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Pada bentuk-bentuk yang tidak mempunyai sumbu


simetri, sumbu-sumbu utama akan membuat suatu sudut
tertentu terhadap sumbu-sumbu pusat berat x dan y. Untuk
bentuk-bentuk yang tidak simetris ini, besarnya tegangan
total pada suatu titik yang terdapat di dalam penampang
dapat dinyatakan sebagai bherikut:
M x  M y (I xy / I y ) M y  M x(I xy / I y )
fb  y x
I x  (I / I y )
2
xy I y  (I / I x )
2
xy

Mx dan My adalah momen-momen lentur yang disebabkan


oleh beban-beban yang tampak tegak lurus arah kerjanya
terhadap sumbu-sumbu x dan y, dan Ixy adalah perkalian
inersiadari penampang terhadap sumbu-sumbu x dan y.
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Berikut ini diberikan suatu persamaan interaksi yang


dibutuhkan untuk membatasi tingkat-tingkat tegangan yang
bekerja tiap-tiap bidang.

f bx f by
 1
Fbx Fby
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Dalam penggunaan umum, elemen-elemen rangka batang


ringan yang di fabrikasi di bengkel, dikenal sebagai joist baja
dengan badan terbuka.
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS
PELAT PENUTUP GELAGAR GIRDER PELAT GELAGAR MENERUS

LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA


LENTURAN DUA ARAH JOIST BAJA DENGAN BADAN TERBUKA

Gb. Jenis-jenis dari joist baja dengan badan terbuka. Biasanya batang-
batang atas dan bawah rangka terdiri dari besi isku dobel dan batang-
batang miring pada badan terdiri dari batang baja bundar. Joist sejajar
paling umum di pakai.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai